a. Birokrasi Hegelian
“Birokrasi adalah jembatan penghubung antara negara (pemerintah) dengan masyarakatnya”
- Peran yang sekilas terlihat ganjil ini dapat kita pahami jika kita mengingat bahwa Hegel memberikan dua
karakter pokok pada masyarakat sipil. Pertama, setiap anggota masyarakat sipil berusaha mengejar kepentingan
pribadinya. Mereka mengerahkan kekuatan reflektifnya dalam pertukaran pasar dan komodifikasi alam setelah
dirinya keluar dari kepompong “feodalistis” keluarga. Dalam rangka memenuhi tujuan tersebut, anggota
masyarakat sipil lainnya dipandang sebagai sarana untuk meraih tujuan pribadi. Akan tetapi, dan ini karakter
pokok kedua dari masyarakat sipil, dalam rangka memenuhi kepentingan pribadinya tersebut mau tidak mau
anggota masyarakat sipil haruslah memuaskan kebutuhan dari anggota masyarakat sipil lainnya. Kepentingan
diri yang bersifat timbal balik menjadi basis dari interaksi masyarakat sipil. Ini menujumkan tesis dari Adam
Smith bahwa pengejaran kepentingan diri akan menciptakan tatanan sosial
b. Birokrasi Marxis
Didasari teori perjuangan kelas, krisis kapitalisme dan pengembangan
komunisme, Karl Marx berpendapat tentang birokrasi sbb:
1. Birokrasi adalah negara atau pemerintah itu sendiri;
2. Birokrasi merupakan instrumen yang digunakan oleh
kelas yang dominan untuk melaksanakan
kekuasaan dominasinya atas kelas sosial lainnya;
3. Dalam masyarakat komunis kelak (tiada kelas sosial, semua
sama), birokrasi menjadi tiada arti karena fungsi birokrasi
dijalankan oleh semua anggota masyarakat.
• Dari perspektif kelas, kaum birokrat menempati posisi yang ambigu.
Di satu sisi, mereka bukanlah bagian dari kelas sosial manapun
karena posisinya yang non-organis, yakni tidak terkait secara
langsung dengan proses produksi, di mana proses produksi inilah
yang secara konstitutif mendefinisikan identitas kelas yang tegas:
atau borjuis atau proletar. Di sisi lain, posisi sedemikian membuat
mereka memiliki posisi yang relatif otonom, sehingga konflik
dengan “pemiliknya” (kaum borjuis) menjadi dimungkinkan,
meskipun konflik tersebut bagaimanapun tidak dapat melewati batas
tertentu yang dideterminasi dari hubungan produksi dan kekuatan
produksi