PEMBENTUKAN KATA
1. Inflektif: kata2 dalam bahasa berfleksi (mengalami
perubahan bentuk sehubungan dengan waktu,
subjek dll) harus disesuaikan bentuknya dengan
kategori gramatikal yang berlaku. Pembentukan kata
dalam hal ini berhubungan dengan afiks / imbuhan
(prefiks, sufiks, dan infiks)
2. Derivatif: pembentukan kata baru, kata yang
identitas leksikalnya tidak sama dengan kata dasar.
Seperti sing menjadi singer.
Derivatif / Isytiqaq
Isytiqoq berasal dari kata syaqq: membelah.
Ibnu Jinni: proses kreatif dalam bahasa dengan
cara mengubah kata dari dari satu bentuk (akar
kata) ke bentuk lain (turunannya).
As-Suyuthi: pola-pola (wazan) dalam isytiqaq bisa
melebih 1000 wazan. Artinya, kita bisa mengubah
kata dasar علمmenjadi 1000 kata turunannya,
dengan makna yang berbeda.
Ya’qub: membuat bentuk kata dari menjadi yang
lain dengan berbagai perubahan, namun tetap
memiliki hubungan makna.
Isytiqaq ada 2
Isytiqaq Shaghir: Isytiqaq kabir:
Adalah derivasi biasa, Permainan bahasa atau
sebagaimana yang proses pembentukan kata
dikatakan oleh dua tokoh dengan cara membolak-
di atas. balikkan posisi hurufnya.
Contoh hamida dan
madaha. Keduanya
bemakna memuji.
Contoh lain, kalama –
kamila – lakama – lamaka
– makala – dan malika.
Pembentukan kata
3. Taulid 4. Naht
Menambahkan makna baru Menggabungkan dua kata
bagi suatu kata. Contoh, kata setelah proses pembuangan
الهاتفyang menurut kamus sebagiannya yang disesuaikan
adalah orang yang terdengar sehigga menjadi kata baru
suara, tetapi tidak terlihat yag bermakna baru. Contoh
orangnya. Nah, pada saat ini, bacaan ال حول وال قوة اال باهلل
kata tersebut dipakai untuk menjadi حوقل. Juga, ماهيةdari
arti telepon. Contoh lain maa isim istifham dan hiya.
adalah kata السيارةyang
merupakan bentuk
mubalaghah dari kata سار
Tataran Sintaksis
1. Struktur Sintaksis:
Fungsi Sintaksis: Subjek Predikat Objek Kata Keterngan
Kategori Sntks: nominal verba ajektifa adverb numerelia
Peran Sntks: Pelaku Penderita Penerima
Jenis Frase;
a. F. Eksosentrik: tidak mempunyai perilaku sintaksis yang
sama; di pasar
b. F. Endosentrik: salah satu unsurnya memiliki perilaku
sintaksis yg sama , dapat menggantikan kedudukan
keseluruhannya; saya (sedang) membaca komik. Frase ini
juga dikenal dengan frase subordinatif.
Lanjut …
c. Frase Koordinatif: Frase apositif: frase
komponen koordinatif yang kedua
pembentukannya terdiri komponennya saling
dari dua koponen atau merujuk sesamanya.
lebih yang sama dan Seperti pak ahad, guru
sederajat: dua tiga hari, saya
hilir mudik, tua muda,
makin terang makin baik
dll Frase dapat diperlua s
komponennya: kereta api, kereta api
ekspres
4. klausa
Klausa: satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata
berkonstruksi predikatif yang belum diberikan
intonasi final
Jenis Klausa:
1. Kausa bebas: klausa yang memiliki unsur2
lengkap yang berpotensi menjadi kalimat
2. Klausa terikat: klausa yang tidak berpotensi
menjadi kalimat yang ditandai dengan konjungsi seperti
ketika, kalau dll. Klausa ini dikenal dengan klausa
subordinatif atau kalausa bawahan.
5. Kalimat
Kalimat adalah susunan kata yang teratur yang berisi
pikiran yang lengkap. Dengan kata lain, kalimat
adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen
dasar yang jika berupa kalausa akan dilengkapi dengan
konjungsi, dan diberi intonasi final.
Macam-macam antonim:
1. Mutlak : Hidup – mati
2. Relatif : Jauh – Dekat, Besar – Kecil
3. Relasional : Menjual – Membeli , Suami – Istri
4. Hierarkial : Gram – Kilogram ,
Relasi Makna
Polisemi: kata yang memiliki makna lebih dari satu
seperti kepala. Dalam polisemi, biasanya makna
pertama yang ada dalam kamus adalah makna yang
sebenarnya.
Homonimi: bentuk katanya sama tapi beda makna,
seperti bisa. Homonimi ada dua; homofon (sama
bunyi) dan Homografi (tulisan sama, ucapan beda).
Hiponimi: hubungan semantik antara sebuah bentuk
ujaran yang maknanya tercakup dalam makna lain,
seperti, merpati yang masuk kategori burung.
Perubahan Makna
Perkembangan dalam bidang ilmu dan teknologi:
seperti kata sastra yang asal maknanya tulisan/huruf,
berkembang menjadi makna bacaan, lalu buku yang
baik isinya, pada akhirnya karya bahasa yang
imajinatif – kreatif. (contoh lain sayyaroh - hatif)
Perkembangan sosial: saudara hanya bermakna orang
yang lahir dari kandungan yang sama, tetapi kini bisa
dipakai untuk menyebut orang lain. Sarjana dulu
hanya bermakna orang cerdik dan pandai, sekarang
bermakna orang yang lulus dari perguruan tinggi.
Perubahan Makna
Perkembangan pemakaian kata: garap awalnya khusus
pada kegiatan pertanian, kini bisa digunakan dengan
makna mengerjakan – membuat. Bajak/membajak
juga khusus dipertanian, kini bisa dimaknai mencari
keuntungan dengan cara tidak benar.
Pertukaran tanggapan indra. Kata pedas yang
seharusnya ditangkap oleh indra perasa, kemudian
ditangkap oleh indra pendengar: kata2nya sangat
pedas. Kata manis juga ditangkap oleh indra perasa,
kemudian ditangkap oleh indra penglihatan:
senyumnya sangat manis.
1. Tataran Fonologi
a. Fonetik: Pengertian, alat ucap, proses fonasi, dan
klasifikasi bunyi
b. Unsur suprasegmental: Tekanan, nada, & Jeda
2. Tataran Morfologi: kata, pembentukan kata, proses
morfemis
3. Tataran Sintaksis: Struktur Sintaksis, kata, frase,
kalusa, kalimat
4. Semantik
a. Hakikat Makna
b. Jenis makna: Makna Leksikal – Gramatikal, Makna
dasar –redaksional, makna refrensial – non refrensial
c. Relasi Makna: sinonim – antonim
d. Perubahan Makna
5. Tataran Linguistik Non-Struktur: Sosiolinguistik –
Pragmatik
6. Latihan Analisis Kebahasaan