Rencana pengaspalan
Lebar aspal = 24 kaki
Pondasi jalan = 32 kaki
Perbaikan2 kecil pelurusan jalan
Pek dimulai = awal th 1968
Estimasi biaya = Rs 550.000 setelah pajak
Estimasi Komponen devisa = Rs 200.000
istirahat
Jalan batuan kota A – B sepanjang 20 mil
Arus kendaraan = 350 kendaraan
Teridiri =
Truk = 220 unit
Bus = 40 unit
Kendaraan penumpang = 90 unit
Truk mengalami kenaikan kira-kira = 12%
Kendaraan penumpang kira-kira = 15%
Perkiraan berkembangnya angkutan truk dan bus setelah diaspal :
selama 5 tahun pertama umur proyek, kira2 = 12%/tahun.
Selama 5 tahun kedua kira-kira = 10%/tahun
Selama 10 tahun terakhir kira-kira = 8%/tahun
Perkiraan berkembangnya angkutan penumpang :
selama 5 tahun pertama umur proyek kira2 = 15%/tahun.
Selama 5 tahun kedua kira-kira = 12%/tahun
Selama 10 tahun terakhir kira-kira = 9%/tahun.
Karena pengaspalan arus angkutan yang
Ditimbulkan 3 tahun pertama kira2 = 10%, 15% dan 20%
Tambahan penjelasan :
Selain pertumbuhan normal, dengan adanya pengaspalan
jalan akan menimbulkan arus angkutan baru.
Pengangkutan yg lebih baik akan mempengaruhi
perkembangan yang lain, misal =
Perluasan pasar produk susu dan buah-buahan di daerah ybs.
Suatu pengamatan mengenai kesempatan2 seperti itu dan
mengenai perkembangan arus angkutan di daerah-daerah
sekitar apabila jalan batuan tsb sudah di aspal,
menunjukkan bahwa selama tiga tahun pertama dari pada
proyek, arus angkutan yg ditimbulkan adalah kira-kira 10%,
15% dan 20% dari angkutan normal.
Diperkirakan tidak ada arus angkutan yang beralih dari jalan2
lain ke jalan tersebut atau sarana angkutan yang beralih.
Berdasarkan asumsi-asumsi ini, arus angkutan rata-rata
perhari pada tahun2 tertentu di masa datang diperkirakan
sbb :
tahun truk bus K penpang Total/ ket
Nrml Tbl Nrml Tbl Nrml Tbl hari
1997 220 - 40 - 90 - 350
12
1999 275 30 50 5 100 10 480
%
2000 310 45 55 10 125 20 565
2001 345 70 65 15 145 30 670
2004 485 100 90 20 220 45 960
2009 780 160 140 30 385 80 1.575
2018 1.660 320 280 60 840 175 3.335
ANALISA HASIL
30 truk x 20 mil x 365 hr x Rp 13,5 0,030
5 bus x 20 mil x 365 hr x Rp 16,5 0,006
10 KP x 20 mil x 365 x Rp 4 0,003
Sub total B 0,039
Manfaat total (A + B) 0,759
Sering kali bahwa semua perbaikan pengangkutan
mendorong pembangunan ekonomi.
Asumsi tsb bisa benar & bisa tidak, bahkan di
antara pebaikan yg mendorong pembangunan ada
yang tdk dapat dibenarkan secara ekonomi.
Artinya :
Mungkin masih ada kesempatan2 investasi lain yg
lbh baik.
Maka setiap proyek harus diselidiki secara sendiri2
& hasilnya tidak dapat digeneralisasi, sehingga
penelitian lebih lanjut bahwa proyek tersebut ada
korelasi2 tertentu yg pasti.
Apakah Perbaikan transportasi mendorong
pembangunan ekonomi?
Syarat bahwa yg paling penting adalah :
a. Pemb ekonomi tdk akan terjadi bila tdk ada
perbaikan pengangkutan.
b. Suber daya yg digunakan utk pemb baru
tentu akan tetap tidak dpt digunakan atau
penggunaanya kurang produktif krn tdk ada
permbaikan transportasi.
c. Esensinya :
1) Bukan pertumbuhan ekonomi baru yang timbul tersebut karena
telah direncanakan seandainya tidak ada perbaikan transportasi.
2) Sumber daya yg digunakan utk produksi baru tidaklah akan
menganggur seandainya tdk ada perbaikan angkutan (mis jalan
raya).
3) Perusahaan yg mengahasilkan produk baru tersebut memang telah
merencanakan sebelumnya dan memilih didekat jalan raya, maka
secara nasional tdk dapat dikatakan bahwa jl raya tersebut
memberikan sumbangan penting dalam mendorong pemb ekonomi
yg baru,
Artinya :
Perpindahan lokasi yang disebabkan oleh jl raya tsb tdk
mengandung manfaat ekonomi, selain hanya rendahnya biaya
pengangkutan saja.
Perpindahan lokasi tertentu saja yg dpt memudahkan lebih
efisiennya produksi tetapi manfaat ini hanyalah merupakan satu
bagian kecil saja drpada output netto keseluruhan.
Dalam melakukan penelitian syarat2
pemahaman tersebut di atas tidak boleh
dilupakan.
Harus dipastikan bahwa meningkatnya jumlah
output terjadi karena perbaikan angkutan.
Perbaikan angkutan mempengaruhi
meningkatnya output/hasil produksi.
Kuncinya apakah “jalan raya & output/hasil
produksi” memiliki hubungan kausal (sebab
akibat)?
Apakah fasilitas angkutan memang
mengakibatkan naiknya produksi?
Jawaban :
Apabila persyaratan2 tsb di atas telah
dipenuhi, maka nilai baru dari pada output
tambahan ini adalah benar-benar pengukur
manfaat ekonomi dari peningkatan
pengangkutan.
Apakah fasilitas pengangkutan merupakan
satu2nya investasi untuk menaikan output?
Jawab :
investasi pengangkutan bukan satu2nya
investasi baru yang dibutuhkan untuk
pendorong naiknya output, tetapi ada
investasi2 bidang lainnya yang dapat
mendorong menaikan produksi.
Hal ini menimbulkan masalah :
“berapa persen manfaat kenaikan produksi
yang ditumbulkan “investasi pengangkutan”
dan “investasi2 lain” ?
Secara teoritis belum ada jawaban yg tepat, hanya bisa
dilakukan dg pendekatan2 al :
a. Pendekatan Pertama :
menghubungkan manfaat total dg investasi total. Tetapi
bukan pengalokasian (penentuan banyaknya)
b. Pendekatan kedua (alternatif):
Mengalokasikan manfaat dengan nisbah (ratio) yang
sama, ttp hakekatnya tidak melakukan pengalokasian.
c. Pendekatan Ketiga :
Menjadikan biaya-biaya investasi lain sbg biaya tahunan
mengurangkan dari manfaat2. namun pendekatan ini
membahayakan seolah-olah semua manfaat dihasilkan
dari investasi angkutan. Akan tetapi ini merupakan
masalah kecil jika investasi bukan pengangkutan hanya
sebagian kecil dri proyek pengangkutan tsb.
Masing-masing cara tersebut adalah tepat untuk keadaan
yang berlainan.
Kasus :
Pertambangan batu bara baru,
Perlu dibangun jalan raya utk mengangkut dr tempat ke
pelabuhan.
Pengguna jl raya diperkirakan 90% angkutan Bt br.
Peralatan tambang & Jl baru tsb merupakan bagian integral
dr pd proyek tambang bt br hakekatnya tdk mempunyai
kegunaan lain.
Pengalokasian manfaat2 kpd investasi jl & investasi
pertambangan tdk mempunyai arti.
Pada pihak lain, sebuah jl dibangun utk memudahkan pemb
yang lain misal pertanian & industri, yg juga membutuhkan
investasi lain, maka pengalokasian manfaat2 kpd berbagai
macam investasi lain akan lebih bermanfaat.
Apabila fasilitas pengangkutan memperluas pasar bagi
komuditi2 yg dihasilkan sebelumnya, maka :
manfaat ekonominya = selisih nilai pasar baru dng
nilai pasar lama dikurang biaya pengangkutan baru,
misal :
Jl. Yg direncanakan
waterhead
Pabrik
semen
Sungai, dari tambang ke waterhead dpt dilayari 6
bl/setahun. Dari waterhead dpt dilayari sepanjang th.
Rencana pemb jalan Panjang = 21 mil, lebar = 18 kaki,
pematang = 32 kaki.
Evaluasi ekonomi membandingkan biaya dan
manfaat :
a. Biaya-biaya :
1) Pemb Jalan,
2) Angkutan jl raya,
3) Pengangkutan gamping dr waterhead ke
pabrik
b. Manfaat-manfaat :
1) Biaya angkutan sungai dari tambang ke
pabrik (yg menjadi tidak ada).
2) Pertanian dan perikanan diperkirakan
muncul.
c. Umur ekonomis = 20 tahun
B. BIAYA DARI JALAN DAN ANGKUTAN JALAN
Biaya modal : pemb jalan dan pengangkutan
batu gamping dr tambang ke pabrik terdiri :
a. Jalan,
b. Truk dr tambang ke waterhead
c. Dermaga di waterhead
d. Alat keruk utk memindahkan gamping dari
truk ke tongkang,
e. Kapal tarik tongkang.