Anda di halaman 1dari 91

PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

NILAI-NILAI DAN
PRINSIP-PRINSIP
ANTIKORUPSI
Oleh: TIM PBAK Jurusan Gizi Poltekkes Aceh
#Alfridsyah #Ampera Miko # Nilawati

11
PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Kompetensi Dasar
1. Peserta mampu menjelaskan nilai-
nilai antikorupsi untuk mengatasi POKOK BAHASAN :
faktor internal penyebab terjadinya Nilai-nilai dan prinsip-prinsip
korupsi dan contohnya antikorupsi.

2. Peserta mampu menjelaskan SUB POKOK BAHASAN :


prinsip-prinsip antikorupsi untuk 1. Nilai-nilai antikorupsi.
mengatasi faktor eksternal 2. Prinsip-prinsip antikorupsi.
penyebab terjadinya korupsi dan
contohnya

2
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

NILAI DAN PRINSIP ANTI KORUPSI

Menurut Romi dkk (2011) faktor penyebab korupsi


adalah: - faktor internal (niat) dan
- faktor eksternal (kesempatan)

Upaya pencegahan korupsi pd dasarnya dilakukan


untuk mengurangi/menghilangkan faktor
penyebab korupsi.
PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 3
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

NILAI DAN PRINSIP ANTI KORUPSI

• Nilai-nilai antikorupsi harus dimiliki oleh setiap individu


untuk menghindari munculnya faktor internal. Sedangkan
• Untuk mencegah faktor eksternal, selain memiliki nilai-nilai
antikorupsi, setiap individu juga harus memahami dengan
mendalam prinsip-prinsip antikorupsi

Nilai-nilai dan prinsip-prinsip antikorupsi harus


tertanam dalam diri individu

Agar terhindar dari perilaku korupsi


PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 4
NILAI-NILAI
ANTI KORUPSI

5
Setelah Sdr mempelajari faktor internal
penyebab korupsi, coba Sdr/ I identifikasi
nilai-nilai apa saja yang harus dimiliki
setiap individu agar faktor internal dapat
diminimalkan atau diberantas sehingga
korupsi tidak terjadi

6
Nilai-nilai Antikorupsi

Kerja keras
Jujur Sederhana
Disiplin Mandiri
Tanggungjawab

Adil Disingkat menjadi:


Berani JuPe ManDi TangKer SeBeDil
Peduli 7
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

1. Jujur
 Menurut Sugiono (2008) Jujur diartikan
sebagai lurus hati, tidak bohong, & tidak
curang

 Tanpa sifat jujur mhs tidak akan dipercaya


dalam kehidupan sosialnya. (nilai dasar
penegakan integritas)
PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 8
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

1. Jujur
 Nilai kejujuran dapat diwujudkan dalam bentuk
tidak melakukan kecurangan akademik,
seperti: - tidak mencontek,
- tidak melakukan plagiarisme
- tidak memanipulasi daftar hadir dll
juga dapat diwujudkan dalam kegiatan
organisasi kemahasiswaan, seperti: membuat
laporan keuangan setiap kegiatan organisasi
dengan jujur

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 9


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

1. Jujur
 Nilai kejujuran harus dipegang teguh oleh
mahasiswa sejak awal  untuk memupuk &
membentuk karakter sedini mungkin dalam
setiap pribadi mahasiswa

Kejujuran dalam bekerja akan membentengi diri


terhadap godaan untuk berbuat curang/bohong

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 10


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

1. Jujur
 Permasalahan yg hingga saat ini masih menjadi
fenomena dikalangan mhs yi: budaya
ketidakjujuran (mencotek, plagiarisme, titip
absen)  fakta menunjukkan bahwa budaya
ketidakjujuran kian menggejala

Perilaku mencontek, plagiarisme & titip absen


merupakan manifestasi ketidakjujuran 
yg pd akhirnya memunculkan perilaku korupsi
PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 11
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

1. Jujur
 Persoalan ketidakjujuran mrpk hal yg
mengkhawatirkan & perlu perhatian serius

apabila budaya ketidakjujuran mhs seperti


mencontek, plagiarisme, titip absen dll tidak
segera diberantas  maka PT menjadi
bagian dari “pembibitan” moral yg detruktif
di Indonesia
PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 12
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

2. Disiplin
• Menurut Sugiono (2008) disiplin adalah ketaatan/
kepatuhan kepada peraturan
• Disiplin adalah kunci keberhasilan.  ketekunan &
konsisten untuk terus mengembangkan potensi diri
membuat individu akan mampu memberdayakan
dirinya dalam menjalani tugasnya
• Individu yang disiplin  tidak akan terjerumus
dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan
dengan cara mudah
PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 13
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

2. Disiplin
• Nilai kedisiplinan

- Mampu mengatur waktu untuk menye-


lesaikan tugas dgn baik
- Patuh pada peraturan yang berlaku
- Mengerjakan tugas tepat waktu

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 14


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

2. Disiplin

• Manfaat disiplin:
- Mhs dapat mencapai tujuan hidup dgn
waktu yg lebih efisien
- Dipercaya
- Diperoleh hasil belajar yg maksimal

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 15


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

2. Disiplin
• Tidak jarang dijumpai perilaku & kebiasaan
mhs yg menghambat/tdk menunjang proses
pembelajaran al:
- Sering dijumpai mhs yg malas
- Terlabat hadir
- Tidak mengerjakan tugas kelompok
- Melaksanakan tugas individu tidak
tepat waktu dll
PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 16
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

2. Disiplin
• Punishment yg tegas harus diberikan tanpa toleransi, al:
- Tidak diizinkan masuk kelas apabila datang terlambat
- Nama tidak dicantumkan apabila tidak mengerjakan tugas
- Tidak diberikan nilai jika memasukan tugas tidak tepat waktu

Hal tsb mrpk sebuah pembelajaran yang sederhana namun


akan berdampak luar biasa kedepannya  kata pepatah
sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit, begitu pula
apabila kebiasaan buruk dibiarkan maka kejahatan
yang lebih besar dapat dilakukan.

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 17


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

2. Disiplin
• Peran dosen: - role model/teladan,
- sabar,
- penuh pengertian.
• Dosen harus mampu mendisiplinkan mhs.
- Membantu mengembangkan pola perilaku mhs, misal: waktu
belajar dirumah, lama mhs harus membaca/mengerjakan
tugas
- Menerapkan peraturan akademik sbg alat & cara menegakkan
disiplin, misal: menerapkan reward and punishment secara adil,
sesegera mungkin & transparan (Siswadi,2009)

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 18


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

3. Tanggung jawab
 Tanggung jawab adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya atau kalau
terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan &
diperkarakan (Sugiono, 2008)

 Pribadi yang utuh & mengenal diri dengan baik


akan menyadari bahwa keberadaanya adalah
untuk melakukan perbuatan baik demi
kemaslahatan sesama manusia
PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 19
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

3. Tanggung jawab
 Seseorang yg memiliki kesadaran bahwa segala
tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukan akan
dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada
Tuhan YME, masyarakat, negara dan bangsa

org tsb tidak akan tergelincir dalam


perbuatan tercela. T

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 20


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

3. Tanggung jawab
 Nilai tanggung jawab
- Mempunyai prinsip & memikirkan arah masa depan
- Memiliki sikap yg menonjolkan generasi penerus
nakes yg berguna dalam mengembangkan profesinya
- Selalu belajar menjadi generasi muda yang berguna,
selain memiliki sikap & kepribadian yang baik
- Mengikuti semua kegiatan yg dijadwalkan
- Menyelesaikan tugas & praktik secara individu &
kelompok dengan baik dan tepat waktu
PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 21
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

3. Tanggung jawab

 Mahasiswa yang memiliki rasa tanggung


jawab akan memiliki kecenderungan
menyelesaikan tugas lebih baik & akan
memperoleh kepercayaan

 Tanggung jawab merupakan nilai penting


yang harus dimiliki oleh mahasiswa

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 22


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

4. Adil
 Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah,
tidak memihak.

 Keadilan adalah penilaian sesuai dengan


apa yang menjadi haknya, yakni dengan
bertindak proporsional dan tidak
melanggar hukum.

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 23


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

4. Adil
 Nilai keadilan
- Memberikan pujian tulus pd yg berprestasi, memberi saran
perbaikan pd yg tdk berprestasi
- Memilih kawan tidak berdasarkan latar belakang sosial
- Ketika ada teman yg berselisih, dapat bertindak bijaksana,memihak
yg benar secara proporsional
- Memberikan pelayanan perawatan yg sama kepada semua klien
- Tidak mengurangi dosis obat yg diberikan pd klien
- Adil terhadap dirinya sendiri seperti belajar maksimal
- Adil terhadap diri sendiri juga dapat diterapkan dengan cara hidup
seimbang

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 24


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

4. Adil
 Pribadi yg adil  akan menyadari bahwa
apa yg dia terima sesuai dengan jerih
payahnya.

tidak akan menuntut untuk mendapatkan


lebih dari apa yg ia sudah upayakan.

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 25


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

4. Adil
 Bagi mahasiswa, karakter adil ini perlu sekali
dibina sejak masa perkuliahan agar
mahasiswa dapat mempertimbangkan &
mengambil keputusan secara adil dan benar.
 Jika ia seorang pimpinan, ia akan memberikan
kompensasi yg adil kepada bawahannya sesuai
dengan kinerjanya, ia juga ingin mewujudkan
keadilan & kemakmuran bagi masyarakat &
bangsanya

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 26


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

5. Berani
 Orang yang memiliki karakter kuat:
 berani menyatakan kebenaran, mengaku
kesalahan, bertanggung jawab & berani
menolak kebatilan.
 tdk akan mentoleransi adanya
penyimpangan & berani menyatakan
penyangkalan dengan tegas

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 27


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

5. Berani
 Berani berdiri sendirian dalam kebenaran
walaupun semua kolega & teman
sejawatnya melakukan perbuatan yg
menyimpang
 Tidak takut dimusuhi & tidak takut tidak
memiliki teman kalau ternyata mereka
mengajak kepada hal yg menyimpang

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 28


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

5. Berani
 Nilai keberanian
-- Berani bertanya pada dosen jika tidak mengerti
- Berani mengemukakan pendapat ketika berdiskusi/maju
ke depan untuk menyelesaikan tugas yg diberikan
- Melaporkan temannya yg membuat tugas/makalah copy
paste
- Melaporkan teman yg berbuat curang ketika ujian seperti:
mencontek, membuat ringkasan untuk mencontek atau
diskusi saat ujian,

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 29


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

5. Berani
- Melaporkan jika dirinya sendiri/teman mengalami
intimidasi/kekerasan
- Mengakui kesalahan yg dilakukan & bertanggung
jawab untuk memperbaiki kesalahan serta berjanji
tidak mengulangi kesalahan yg sama
- Mengajukan saran untuk perbaikan PBM dengan cara
yg santun
- Menulis artikel, pendapat, opini dimajalah dinding,
jurnal dll
- Berani menolak ajakan tawuran serta perbuatan
tercela

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 30


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

5. Berani

 Pengetahuan yang mendalam menimbulkan


keyakinan kuat yang sangat diperlukan
untuk menerapkan nilai keberanian
sehingga mahasiswa menjadi percaya diri
dan menguasai masalah yang dihadapi.
 Mahasiswa memerlukan keberanian untuk
mencapai kesuksesan.
PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 31
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

6. Peduli
o Peduli adalah mengindahkan, memperhati-
kan, dan menghiraukan (Sugiono, 2008)
o Pribadi dengan jiwa sosial tinggi (memiliki sifat
kasih sayang)  tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak
benar  justru ia berupaya untuk menyisihkan
sebagian penghasilannya untuk membantu
sesama.
PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 32
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

6. Peduli
o Nilai kepedulian mahasiswa harus mulai
ditumbuhkan sejak berada di kampus.
o Nilai kepedulian
- Berusaha memantau jalannya PBM & sistem pengelolaan
sumber daya di kampus
- Memantau kondisi infrastruktur lingkungan kampus
- Jika ada teman yg tertimpa musibah, mhs dengan
sukarela membantu

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 33


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

6. Peduli
- Tidak merokok
- Membuang sampah pada tempatnya
- Menghargai & menghormati teman, dosen, &
karyawan
- Terlibat aktif dalam kegiatan yg diselenggarakan
BEM/HIMA
- Tidak mengkonsumsi minuman beralkohol/NAPZA
- Bersikap ramah, peduli, & suka menolong terhadap
masyarakat sekitar.
PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 34
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

7. Kerja Keras
 Bekerja keras didasari dengan adanya
kemauan.
 Kemauan identik dengan keteladanan,
ketekunan, daya tahan, daya kerja,
pendirian, pengendalian diri, keberanian,
ketabahan, keteguhan, dan pantang
mundur.

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 35


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

7. Kerja Keras
 Individu beretos kerja akan selalu
berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan
publik sebesar-besarnya  ia tdk akan
mau memperoleh sesuatu tanpa
mengeluarkan keringat

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 36


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

7. Kerja Keras
 Nilai Kerja keras
- Belajar dengan sungguh-sungguh untuk meraih cita-cita
- Memanfaatkan waktu luang untuk belajar
- Bersikap aktif dalam belajar, misalnya bertanya kepada dosen
tentang materi yg belum dipahami
- Tidak mudah putus asa dalam mengerjakan tugas yg diberikan
- Tidak tergantung kepada orang lain dalam mengerjakan tugas
- Rajin mengikuti kegiatan ekstrakulikuler untuk meningkatkan
prestasi diri
- Tidak membuang waktu untuk melakukan sesuatu yg tidak berguna

Dosen memiliki peran penting agar setiap


usaha kerja keras mhs tidak sia-sia

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 37


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

7. Kerja Keras

 Bekerja keras merupakan hal yang penting


guna tercapainya hasil yang sesuai
dengan target.
 Namun, bekerja keras akan menjadi sia-
sia jika tanpa adanya pengetahuan.

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 38


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

8. Sederhana

 Pribadi yg berintegritas tinggi adalah individu


yg menyadari kebutuhannya & berupaya
memenuhi kebutuhannya dengan semestinya
tanpa berlebihan.
 Gaya hidup mahasiswa merupakan hal yg
penting dalam interaksi dengan masyarakat
disekitarnya

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 39


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

8. Sederhana
 Hidup sederhana:
- Membiasakan untuk tidak hidup boros yg tidak sesuai dengan
kemampuannya
- Memprioritaskan kebutuhan diatas keinginannya
- Tidak tergoda untuk hidup dengan gelimang kemewahan
- Ilmu pengetahuan adalah kekayaan utama yg menjadi modal
kehidupan

Menyadari bahwa mengejar harta tidak akan ada habisnya


karena nafsu keserakahan akan selalu menimbulkan keinginan
untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 40


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

8. Sederhana
 Nilai kesederhanaan
- Tawadhu (rendah hati)  mau mengakui kelebihan
orang lain jauh dari sifat gila hormat, ambisi
pangkat/jabatan.
- Berpakaian sopan & sesuai aturan yg ditetapkan
- Merasa cukup dengan yg ada, bukan lantaran
pasrah, melainkan telah berusaha menyempurnakan
usaha
- Tidak sombong/menonjolkan diri sekalipun
mempunyai kelebihan

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 41


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

8. Sederhana
- Menyelaraskan antara kebutuhan/keinginan
dengan kemampuan secara realistis &
proporsional
- Bersabar serta berprasangka baik
- Selalu bersyukur dengan apa yg ia miliki, tetapi
tetap selalu mengusahakan yg terbaik yg bisa
dilakukan
- Tidak sombong ketika dipuji, & tidak rendah diri
ketika dikritik
PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 42
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

8. Sederhana
 Manfaat hidup sederhana pada mhs:
- Mhs dibina untuk memprioritaskan kebutuhan diatas
keinginan
- Mengatasi masalah kesenjangan sosial, iri, dengki,
tamak, egois, & sikap lainnya
- Menghindarkan dari keinginan yg berlebihan

Gaya hidup sederhana perlu dikembangkan sejak


mahasiswa
PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 43
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

9. Mandiri
 Mandiri artinya tidak banyak bergantung pada orang
lain dalam berbagai hal.
 Manfaat kemandirian:
- Membentuk karakter yg kuat pada diri individu untuk menjadi
tidak tergantung terlalu banyak pd orang lain
- Mengoptimalkan daya pikir guna bekerja secara efektif
- Jejaring sosial yg dimiliki pribadi yg mandiri dimanfaatkan
untuk menunjang pekerjaannya ((bukan untuk mengalihkan
tugasnya)
- Tidak akan menjalin hubungan dengan pihak yg tidak bertanggung
jawab demi mencapai keuntungan sesaat

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 44


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

9. Mandiri
 Kondisi mandiri bagi mhs dapat diartikan
sebagai proses pendewasaan diri, artinya tidak
bergantung pada orang lain dalam melaksanakan
tugas & tanggung jawabnya

Hal tsb penting untuk masa depan mhs, 


dimana mhs harus mengatur kehidupannya &
orang yg berada di bawah tanggungjawabnya
PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 45
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

9. Mandiri

 Ciri mhs mandiri/dewasa memiliki sikap 3 R.


- Realible  dapat diandalkan
- Responsible  bertanggung jawab terhadap
apa yg diperbuat serta siap menanggung
risiko
- Reasonable  beralasan, setiap yg dilakukan
dilandasi dengan dasar pemikiran & tujuan yg
jelas.

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 46


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

9. Mandiri
 Nilai kemandirian dapat diwujudkan al:

- Mengerjakan soal ujian sendiri


- Mengerjakan tugas-tugas akademik secara
mandiri
- Menyelenggarakan kegiatan kemahasiswaan
secara swadana

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 47


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

9. Mandiri
 Mahasiswa mandiri/dewasa juga harus memiliki
sifat-sifat positif seperti:
- Sense of reality and emotional stability
- Mampu menghadapi tantangan dengan baik,
walaupun gagal tidak pernah menyerah
- Mampu bersyukur di masa-masa sulit
- Dapat menentukan keputusan dan berpikir bijak
dalam keadaan terdesak

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 48


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

9. Mandiri
- Dapat mengontrol amarah serta memiliki
toleransi dan optimisme tinggi
- Berpikir seribu kali sebelum melakukan
sesuatu dan tidak gegabah serta berpikir
matang sebelum bertindak
- Memiliki prinsip hidup yang kuat serta mampu
menutupi kekurangannya dengan kelebihan
yang dimiliki
- Memiliki solidaritas yang tinggi terhadap
teman dan orang yang membutuhkan
PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Nilai dan Prinsip Antikorupsi 49
Kesimpulan

Nilai-nilai
anti korupsi

faktor internal
penyebab
korupsi

50
PRINSIP-PRINSIP
ANTI KORUPSI

51
Setelah bpk/ibu mempelajari faktor
eksternal penyebab korupsi, coba
bpk/ibu diskusikan prinsip-prinsip apa
saja yang harus ada dalam setiap
kegiatan agar faktor tersebut dapat
diminimalkan atau diberantas sehingga
korupsi tidak terjadi

52
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

FAKTOR EKSTERNAL

Aspek Organisasi

Sikap masyarakat terhadap korupsi

Aspek ekonomi

Aspek politik atau tekanan kelompok

Aspek hukum

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI


Transparansi

Akuntabilitas Kewajaran
PRINSIP-
PRINSIP
ANTI-
KORUPSI

Kontrol
kebijakan
kebijakan
53
1. Akuntabilitas

 Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan


dan pelaksanaan kerja
 Prinsip akuntabilitas membutuhkan perangkat
pendukung baik berupa:
- Perundang-undangan (de jure) &
- Komitmen & dukungan masyarakat (de facto)
baik pada level budaya (individu dengan
individu) maupun pada level lembaga.
54
Bagaimana mengukur akuntabilitas?

1. Akuntabilitas harus dapat diukur dan


dipertanggungjawabkan melalui
mekanisme pelaporan dan
pertanggungjawaban atas pelaksanaan
semua kegiatan.
2. Evaluasi atas kinerja administrasi,
proses pelaksanaan, dampak dan
manfaat yang diperoleh masyarakat
baik secara langsung maupun manfaat
jangka panjang dari sebuah kegiatan.
55
Contoh kegiatan sipenmaru di Poltekkes.
Prinsip akuntabilitas diwujudkan dengan
membuat pelaporan & pertanggungjawa-
ban, yang tidak hanya diserahkan kepada
Direktur Poltekkes dan Badan PPSDM
Kesehatan, melainkan juga kepada semua
pihak, khususnya kepada lembaga-
lembaga kontrol seperti ItJen Kemenkes
yang membidanginya serta kepada
masyarakat.
Dan Poltekkes juga mengadakan evaluasi bukan hanya terhadap
pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan tersebut, tetapi juga dievaluasi
dampak terhadap kelangsungan PBM, kelulusan, dan masa tunggu bekerja.
◦ 56
◦Prinsip akuntabilitas harus mulai diterapkan oleh
mahasiswa dalam program kegiatan
kemahasiswaan


◦Dengan harapan bahwa integritas atau kesesuaian
antara aturan dengan pelaksanaan kerja pada diri
mahasiswa dapat semakin ditingkatkan

57
TUGAS KELOMPOK 1

◦BUATLAH SKENARIO RENCANA UNTUK


MELATIH MAHASISWA MENERAPKAN
PRINSIP AKUNTABILITAS DALAM KEGIATAN
KEMAHASISWAAN DI KAMPUS
2. Transparansi
Transparansi: prinsip yang mengharuskan semua
proses kebijakan dilakukan secara terbuka, sehingga
segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh
publik.

Transparansi menjadi pintu masuk sekaligus kontrol bagi


seluruh proses dinamika struktural kelembagaan.

 Dalam bentuk yang paling sederhana, transparansi


mengacu pada keterbukaan dan kejujuran untuk saling
menjunjung tinggi kepercayaan (trust )
58
Perlunya keterlibatan masyarakat dalam proses
transparansi:

Proses penganggaran yang bersifat bottom up,


mulai dari perencanaan, implementasi, laporan
pertanggungjawaban dan penilaian (evaluasi)
terhadap kinerja anggaran.
Proses penyusunan kegiatan. Hal ini terkait pula
dengan proses pembahasan tentang sumber-sumber
pendanaan (anggaran pendapatan) dan alokasi
anggaran (anggaran belanja).
59
 Proses pembahasan tentang pembuatan rancangan
peraturan yang berkaitan dengan strategi penggalangan
dana, mekanisme pengelolaan kegiatan mulai dari
pelaksanaan tender, pengerjaan teknis, pelaporan finansial
dan pertanggungjawaban secara teknis.
 Proses pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan yang
berkaitan dengan kepentingan publik dan yang lebih khusus
lagi adalah kegiatan yang diusulkan oleh masyarakat
sendiri.
 Proses evaluasi terhadap penyelenggaraan kegiatan yang
dilakukan secara terbuka dan bukan hanya
pertanggungjawaban secara administratif, tapi juga secara
teknis dan fisik dari setiap out put kegiatan.

60
Kontrol masyarakat sangat diperlukan
Proses Perencanaan
Program Pembangunan,
Anggaran Pendapatan
dan Anggaran Belanja Negara
atau Daerah

Evaluasi dan Penilaian Implementasi


Kinerja Anggaran
Kontrol Alokasi Sektor,
Out Come Jangka Pendek Masyarakat Pelaksanaan,
& Jangka Panjang serta Pengawasan Format

Laporan Pertanggungjawaban
Out Put
(Teknisi Fisik dan Administrasi)

61
Contoh: sipenmaru di Poltekkes dilaksanakan
dengan memperhatikan 5 proses transparansi.
Proses pengganggaran melibatkan peran aktif
jurusan dengan memperhatikan kuota, daya
tampung dan anggaran yang tersedia, baru
dirapatkan untuk verifikasi tingkat Direktorat
sebagai bahan penyusunan kegiatan, kemudian
dibahas biaya apa saja yang boleh dipungut oleh
masing-masing jurusan dengan mengacu pada
kebijakan yang berlaku,
Penentuan kelulusan ditetapkan mengacu pada kebijakan yang berlaku.
Hasil kegiatan tersebut dibuat laporan serta dipertanggungjawabkan
oleh Direktur Poltekkes kepada Kepala PPSDM Kesehatan serta diperiksa
oleh ItJen Kemenkes dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
62
Dalam bentuk yg paling sederhana, keterikatan interaksi
antar dua individu atau lebih mengharuskan adanya
transparansi mengacu pd keterbukaan & kejujuran untuk
saling menjunjung tinggi kepercayaan karena
kepercayaan, keterbukaan, & kejujuran mrpk modal awal
yg sangat berharga bagi mhs untuk dapat melanjutkan
tanggungjawabnya pd masa kini dan masa mendatang
(Kurniawan, 2010)

Mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan ke 5 proses


transparansi tsb dalam kehidupan sehari-hari, baik
sebagai individu maupun sebagai bagian dari masyarakat,
organisasi, atau institusi.
63
TUGAS KELOMPOK 2

BUATLAH SKENARIO RENCANA UNTUK


MELATIH MAHASISWA MENERAPKAN
PRINSIP TRANSPARANSI DALAM KEGIATAN
KEMAHASISWAAN DI KAMPUS
3. Kewajaran (Fairness)

 Prinsip fairness ditujukan


untuk mencegah terjadinya
manipulasi dalam
penganggaran, baik dalam
bentuk mark up maupun
ketidakwajaran lainnya
64
lima langkah penegakan prinsip fairness

1. Komprehensif dan disiplin: mempertimbangkan


keseluruhan aspek, berkesinambungan, taat asas, prinsip
pembebanan, pengeluaran dan tidak melampaui batas (off
budget).
2. Fleksibilitas: adanya kebijakan tertentu untuk efisiensi
dan efektifitas.
3. Terprediksi: ketetapan dalam perencanaan atas dasar
asas value for money dan menghindari defisit dalam
tahun anggaran berjalan. Anggaran yang terprediksi
merupakan cerminan dari adanya prinsip fairness di
dalam proses perencanaan pembangunan.
65
4. Kejujuran : tidak adanya bias perkiraan
penerimaan maupun pengeluaran yang
disengaja, yang berasal dari pertimbangan
teknis maupun politis. Kejujuran bagian pokok
dari prinsip fairness.
5. Informatif : adanya sistem informasi
pelaporan yang teratur dan informatif sebagai
dasar penilaian kinerja, kejujuran dan proses
pengambilan keputusan. Sifat informatif ciri
khas dari kejujuran.
66
Contoh: dalam sipenmaru dilaksanakan
sesuai usulan dari jurusan, dilakukan
verifikasi oleh direktorat dan seleksi
sesuai kriteria. Penentuan kuota mhs
baru yg diterima sesuai ketentuan, tetapi
bila pendaftar menurun pada saat daftar
ulang atau tidak mencapai kuota yang
sudah ditentukan akan dirapatkan kembali
untuk pengisian kuota yang belum
terpenuhi melalui jalur lain.
Kuota yang belum tercapai diisi dengan pemanggilan calon mahasiswa
cadangan yang sudah disiapkan dari kuota yang tersedia. Calon
mahasiswa yang diterima termasuk cadangan yang sesuai kriteria,
diumumkan secara on line maupun tidak.
67
◦Prinsip kewajaran bertujuan untuk mencegah praktek
ketidakwajaran/penyimpangan dalam segala level
kehidupan  prinsip kewajaran dapat menggiring setiap
kegiatan khususnya yg berkaitan dengan penganggaran
agar berjalan secara wajar, jujur, dan sesuai dengan
prosedur yg telah disepakati bersama

◦Dapat diterapkan oleh mahasiswa agar dapat bersikap


lebih waspada dalam mengatur beberapa aspek
kehidupannya seperti: penganggaran, perkuliahan,
sistem belajar, maupun dalam organisasi & memiliki
kualitas moral yg lebih baik
68
TUGAS KELOMPOK 3

◦BUATLAH RENCANA/ LANGKAH-LANGKAH


DALAM PENGELOLAAN ANGGARAN
INSTITUSI BAPAK DAN IBU DENGAN
MENERAPKAN PRINSIP KEWAJARAN
4. Kebijakan Antikorupsi

 Mengatur tata interaksi agar tidak terjadi penyimpangan


yang dapat merugikan negara dan masyarakat.
 Tidak selalu identik dengan undang-undang (UU) antikorupsi,
namun bisa berupa UU kebebasan mengakses informasi, UU
desentralisasi, UU anti-monopoli, maupun lainnya yang dapat
memudahkan masyarakat mengetahui sekaligus mengontrol
terhadap kinerja dan penggunaan anggaran negara oleh
para pejabat negara.

69
Aspek Kebijakan Anti-Korupsi

Pembuat
Isi

Kebijakan Antikorupsi

Kultur Pelaksana

70
Aspek Kebijakan ….

•Isi kebijakan: Komponen penting.


Kebijakan antikorupsi akan efektif apabila
di dalamnya terkandung unsur-unsur
yang terkait dengan persoalan korupsi.
sebagai fokus dari kegiatan.

•Pembuat kebijakan: Kualitas isi


kebijakan tergantung pada kualitas dan
integritas pembuatnya. 71
Aspek Kebijakan ….

•Pelaksana kebijakan: Kebijakan yang telah


dibuat dapat berfungsi apabila didukung oleh
aktor-aktor penegak kebijakan; yaitu kepolisian,
kejaksaan, pengadilan, pengacara, dan lembaga
pemasyarakatan.
•Kultur kebijakan: Eksistensi sebuah kebijakan
terkait dengan nilai-nilai, pemahaman, sikap,
persepsi, dan kesadaran masyarakat terhadap
hukum atau undang-undang antikorupsi. Lebih
jauh kultur kebijakan ini akan menentukan tingkat
partisipasi masyarakat dalam pemberantasan
korupsi. 71
◦Contoh: sipenmaru di Poltekkes, kebijakan/aturan
penerimaan mahasiswa baru yang isinya tergambar
dalam aturan-aturan seleksi penerimaan mahasiswa baru
dilaksanakan sesuai dengan buku pedoman, dimana
pembuat kebijakan penerimaan mahasiswa baru tersebut
adalah Badan PPSDM Kesehatan, dan apabila
penyelenggaraan tidak sesuai aturan yang ditetapkan, hal
tersebut akan menjadi temuan ItJen Kemenkes. Seluruh
perangkat pelaksana sipenmaru di Direktorat
menjalankan sesuai dengan aturan-aturan yang sudah
ditentukan.
72
TUGASKELOMPOK 4
SILAKAN IDENTIFIKASI DAN JELASKAN
KEBIJAKAN APA YANG SAAT INI BERLAKU DI
INSTITUSI BAPAK IBU YANG TERKAIT
DENGAN UPAYA UPAYA PENCEGAHAN
TERJADINYA KORUPSI
APA ISINYA
SIAPA PEMBUATNYA
SIAPA PELAKSANANYA
BAGAIMANA EKSISTENSI KEBIJAKAN TSB
5. Kontrol Kebijakan

Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan


yang dibuat betul-betul efektif dan mengeliminasi
semua bentuk korupsi.

73
Model Kontrol Kebijakan

Evolusi

KEBIJAKAN

Reformasi

74
Model Kontrol Kebijakan

 Partisipasi:
Melakukan kontrol terhadap kebijakan dengan ikut
serta dalam penyusunan dan pelaksanaannya.
 Evolusi:
Mengontrol dengan menawarkan alternatif kebijakan
baru yang dianggap lebih layak.
 Reformasi;
Mengontrol dengan mengganti kebijakan yang
dianggap tidak sesuai.
75
Contoh reformasi: jika pelaksanaan ujian
seleksi penerimaan mahasiswa baru aturan
yang berlaku belum efisien. Misalnya uji tulis
menggunakan paper base test masih terdapat
kecurangan, maka penyelenggaraan
selanjutnya perlu dipertimbangkan untuk
computer base test atau one day service.

76
Perbedaan kontrol terhadap
kebijakan tergantung pada
sistem yang terbangun.
Dalam sistem demokrasi
yang sudah mapan
(established), kontrol
kebijakan tersebut dapat
dilakukan melalui
partisipasi, evolusi, &
reformasi.
77
TUGAS KELOMPOK 5

◦BERIKAN CONTOH DAN PENJELASAN


PELUANG / KESEMPATAN APA YANG BAPAK
DAN IBU AKAN BERIKAN KEPADA
MAHASISWA DALAM RANGKA MEREKA
TURUT MENGONTROL KEBIJAKAN YANG
DITERAPAKN INSTITUSI BAPAK DAN IBU.
Prinsip-
prinsip anti
korupsi

faktor eksternal
penyebab
korupsi

78
◦Tugas kelompok :
◦Diskusikan salah satu contoh kegiatan PBM/
penelitian/pengabdian masyarakat yang
menerapkan lima prinsip anti korupsi, yang
meliputi: akuntabilitas, transparansi,
kewajaran, kebijakan, dan kontrol kebijakan.
Apabila belum diterapkan, bagaimana
sebaiknya?
◦ 80
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai