Tutorial Insisivus 1
(Modul 2) Prosedur Pembuatan GTP
Instruktur : drg. Eni Rahmi,Sp.Prost
Anggota :
Afifurrahman (1711412017)
Brilianti vica dewi (1711411008)
”
Rhealina asfia (1711412024)
Oryza shafira aldi (1711411005)
Anisa raudhatul husna (1711411009)
Andina angraini (1711411014)
Nabilla dayuning harisman (1711411019)
Mutia oktori yelfitri (1711412014)
Raudhah ramadiyantika (1711412015)
Nabilla ramadhanty (1711412022)
Skenario 2
Prosedur yang Panjang...
Hari ini drg Algine merencanakan melanjutkan perawatan gigi tiruan penuh Pak
Elastosio. Pada kunjungan sebelumnya telah dilakukan pencetakan fisiologis
sehingga dia dapat membuat basis dan biterim. Diatas meja, Pak elastosio melihat
beberapa alat seperti benang , lempengan aluminium, lampu spiritus, lengkungan
lilin merahyang terpasang pada model rahang, dan alat dari logam yang belum
pernah dilihatnya. Drg.Algine menjelaskan alat-alat tersebut akan digunakan
pada kunjungan hari itu. Yaitu mengukurtinggi wajah dan menentukan hubungan
rahang atas dan bawah.
Drg juga menjelaskan masih banyak prosedur akan dikerjakan di lab sebelum
gigi tiruan dipasang dalam mulut seperti pemasangan model kerja pada alat di
atas meja tadi yang ternyata bernama artikulator. Pak elastosio bingung
mengapa prosedur pembuatan gigi tiruannya sangat panjang. Sebelum pak
elastosio pulang, drg algine mencocokan warna gigi dengan menggunakan
shade guide.
Terminologi
Relasi sentrik
- Menengadahkan kepala pasien
- Menelan ludah
- Meletakan ujung lidah ke palatum mole
- Operator membantu memundurkan RB pasien
11. Apa fungsi benang pada skenario?
Untuk mengukur kesejajaran biterim atas dengan garis chamfer sehingga
dibentangkan benang dari tragus hingga ke alanasi
12. Bagaimana prosedur pemasangan model pada Setelah semua syarat diperhatikan dengan
artikulator? benar,lengan atas artikulator dan model
rahang atas dilekatkan dengan gips putih
Olesi kedua lengan artikulator yang akan diberi gips
dengan vaselin Setalah gips pada lengan atas
mengeras,artikulator dibalik sehingga lengan
Pasang karet gelang pada pertengahan artikulator bawah artikulator berada di atas. Lilin plastisin
dilepas,kemudian diberi gips untuk melekatkan
Model dan oklusal rim yang telah difiksasi diletakkan model rahang bawah dengan lengan bawah
pada artikulator dengan artikulator
meletakannya memakai lilin plastisin pada lengan Setalah gips mengeras dan dingin,karet
bawah artikulator gelang dan fiksasi klusal rim dilepaskan.
Posisi model dan oklusal rim yang harus tepat dengan
pedoman berikut :
Lengan horizontal atas dan bawah harus sejajar dengan
lantai
Pin vertikal harus terpasang tepat pada lekukan tengah dan
ujung pin berkontak dengan meja insisal artikulator
dibawahnya
Pin horizontal harus dipasang tepat pada lekukannya,dan
ujung pin harus tepat berada pada perpotongan garis
median oklusal rim dengan bidang oklusal anterior
Dataran oklusal rim harus sejajar atau berhimpit dengan
karet gelang yang dipasang pada artikulator
Garis median model harus berhimpit dengan garis median di
artikulator
13. Apa yang harus diperhatikan dalam penentuan shade guide?
Pengamat ( usia, keadaan, nutrisi )
Sumber cahaya ( diusahakan netral : cahaya matahari )
Dimensi warna :
- value : kualitas warna terang-gelap
- chroma : warna kuat-lemah
- hue : membedakan warna satu dengan yang lainnya
- translusensi
- metamerisme
Skema
Laki-laki
drg
Melakukan
pembuatan GTP
Prosedur
pembuatan
Pemasangan
Basis GT &
pada Try in finishing insersi
biterim
artikulator
Penggunaan Artikulator
• Untuk mendiagnosis keadaan oklusi di kedua gigi alami dan buatan.
• Merencanakan prosedur gigi berdasarkan hubungan antara gigi alami dan
gigi tiruan yang berlawanan. misalnya evaluasi kemungkinan oklusi seimbang.
• Untuk membantu dalam pembuatan restorasi dan penggantian
prostodontik.
• Untuk memperbaiki dan memodifikasi restorasi yang selesai.
• Untuk mengatur gigi tiruan
pemilihan warna dan penyusunan anasir
gigi
Beberapa konsep dasar tentang warna harus dipahami. Satu warna dapat
dijelaskan dalam empat parameter.
• Warna.
• Kejenuhan atau kroma.
• Kecemerlangan atau nilai.
• Tembus cahaya.
Hue Ini menunjukkan warna tertentu yang dihasilkan oleh panjang
gelombang cahaya tertentu. Ini harus selaras dengan warna kulit pasien
atau akan menghasilkan tampilan tiruan untuk gigi palsu.
Saturasi atau Chroma Ini adalah jumlah warna per satuan luas objek.
Dengan kata lain, ini menunjukkan intensitas warna. Objek dengan warna
sangat jenuh tidak memiliki kedalaman.
Brilliance or Value Ini menunjukkan terang atau gelap suatu objek. Ini
sebenarnya adalah pengenceran warna dengan eitherblack atau putih
untuk menghasilkan warna yang lebih gelap atau lebih terang. Pada
orang dengan warna kulit terang, gigi dengan warna lebih terang harus
dipilih dan sebaliknya.
Translucency Ini adalah properti dari objek yang memungkinkan sebagian
cahaya melewatinya. Enamel memiliki kecemerlangan dan transparansi
yang tinggi; karenanya, gigi tiruan juga harus menunjukkan sifat yang sama
untuk penampilan alami. Rona dan kecemerlangan suatu gigi dipengaruhi
atau ditentukan oleh faktor-faktor berikut:
- Umur
- kebiasaan
- corak
- warna mata
PRINSIP PENGATURAN GIGI
Incisor Sentral Maxillary
• Sumbu panjang gigi sejajar dengan sumbu vertikal bila dilihat dari depan.
• Sumbu panjang gigi miring ke bawah jika dilihat dari samping. • Ujung insisal gigi kontak bidang oklusal secara merata.
Incisor Lateral Maxillary
• Sumbu panjang gigi dimiringkan ke arah garis tengah bila dilihat dari depan.
• Sumbu panjang gigi miring ke bawah jika dilihat dari samping. Kemiringan lereng lebih besar dari pada incisor sentral.
• Tepi insisal 2 mm di atas permukaan bidang oklusal. Dan ujungnya miring ke arah garis tengah.
Maxillary Canine
• Sumbu panjang gigi sejajar dengan sumbu vertikal jika dilihat dari depan. Kemiringan mesial ringan seharusnya meningkatkan
estetika.
• Sumbu panjang gigi sejajar dengan sumbu vertikal jika dilihat dari samping.
• Ujung cuspal taring menyentuh bidang oklusi.
Maxolar Pertama Premolar
• Sumbu panjang gigi sejajar dengan sumbu vertikal bila dilihat dari depan.
• Sumbu panjang sejajar dengan sumbu vertikal jika dilihat dari samping.
• Buccal cusp menyentuh bidang oklusal dan cusp palatal diposisikan sekitar 0,5 mm di atas bidang oklusal.
Maxillary Second Premolar
• Sumbu panjang gigi sejajar dengan sumbu vertikal jika dilihat dari depan.
• Sumbu panjang gigi sejajar dengan sumbu vertikal jika dilihat dari samping juga.
• Baik bukal dan palatal harus menyentuh bidang oklusal.
Maxillary First Molar
• Sumbu panjang gigi dimiringkan secara bucal bila dilihat dari depan.
• Sumbu panjang gigi dimiringkan secara distal bila dilihat dari samping.
• Cusp mesio-palatal saja harus menyentuh bidang oklusal. Susunan ini menimbulkan kurva lateral.
Maxillary Second Molar
Hal ini diatur mirip dengan molar pertama kecuali di tingkat yang lebih tinggi.
• Sumbu panjang gigi dimiringkan secara bukal bila dilihat dari depan.
• Sumbu panjang gigi dimiringkan secara distal bila dilihat dari samping.
• Titik puncak mesio-palatal harus merupakan titik terdekat dengan bidang oklusal.
Mandibular Central Incisor
• Sumbu panjang gigi sejajar dengan sumbu vertikal jika dilihat dari depan.
• Sumbu panjang gigi agak miring secara labial jika dilihat dari samping.
• Tepi gigi insisal harus 2 mm di atas bidang oklusi.
Mandibular Lateral Insisor
• Sumbu panjang gigi sejajar dengan sumbu vertikal bila dilihat dari depan.
• Sumbu panjang gigi sedikit miring secara labial bila dilihat dari samping tetapi tidak terlalu curam
seperti gigi seri sentral.
• Tepi gigi insisal harus 2 mm di atas bidang oklusi.
Mandibular Canine
• Sumbu gigi yang panjang sedikit miring secara lingual jika dilihat dari depan.
• Sumbu panjang gigi sedikit miring ke mesial jika dilihat dari samping.
• Ujung taring sedikit lebih dari 2 mm di atas bidang oklusal.
Mandibular First Premolar
• Sumbu panjang gigi agak landai jika dilihat dari depan.
• Sumbu panjang gigi sejajar dengan sumbu vertikal jika dilihat dari samping.
• Lingual cusp berada di bawah bidang oklusal dan cusp bukal harus 2 mm di atas bidang oklusal.
Mandibular Second Premolar
• Sumbu panjang gigi agak landai jika dilihat dari depan.
• Sumbu panjang gigi sejajar dengan sumbu vertikal jika dilihat dari samping.
• Kedua cusps berada 2 mm di atas permukaan bidang oklusal.
Mandibular First Molar
• Sumbu panjang gigi sedikit miring secara lingual bila dilihat dari depan.
• Sumbu panjang gigi dimiringkan ke depan saat dilihat dari samping.
• Semua cusps berada di atas level bidang oklusal dengan cusps mesial dan lingual lebih rendah
dari cusps distal dan bukal.
Mandibular Second Molar
• Sumbu panjang gigi sedikit miring secara lingual bila dilihat dari depan.
• Sumbu panjang gigi dimiringkan ke depan saat dilihat dari samping.
• Semua cusps berada di atas level molar pertama dengan cusps mesial dan lingual lebih rendah
dari cusps distal dan bukal. Kunci Oklusi Ini menunjukkan hubungan gigi atas dan bawah selama
fungsi.
prosedur try in GT malam
Syarat-Syarat yang harus dipenuhi modeler malam dari pembuatan gigi tiruan
penuh adalah:
Meniru jaringan lunak seakurat mungkin, tidak berlebihan
Tepi-tepi labial dan bukal harus mengisi vestibulum
Lekukan harus memberi tempat perlekatan membrana mukosa, seperti
frenulum
Sayap Gigi Tiruan harus harmonis dengan pipi dan bibir serta lidah
Bagian palatum harus meniru palatum pasien, termasuk rugae.
Fungsi Bentuk permukaan poles gigi tiruan mempengaruhi retensi dan
estetika dari gigi tiruan. Permukaan malam di sekeliling gigi dikenal sebagai
“bagian seni” dari permukaan poles, dan untuk keperluan estetika harus
meniru bentuk jaringan disekeliling gigi asli. Setiap bentuk ukiran gusi yang
berlebihan atau tampak tiruan akan terasa aneh. Tetapi sedikit penonjolan
akar untuk meniru gigi asli dapat dibuat. Bentuk basis antara gigi dan tepi
gigi tiruan harus dibuat agar dapat membantu retensi yang diberikan oleh
gaya mekanis dari otot dan jaringan.
Daerah yang dimodelir :
1. Bagian anatomis : dibentuk sama dengan tebal tepi cetakan. Membuat bagian ini sedikit
lebih tebal masih dapat diterima, untuk mengimbangi kemungkinan pengasahan basis pada
waktu dipoles.
2. Bagian bukal dan labial : dibuat tebal pada RA dan RB.
3. Bagian palatal : dibuat tipis,untuk menyediakan ruang yang cukup bagi lidah.
4. Sayap lingual RB : harus setipis mungkin kecuali daerah tepinya (harus cukup tebal).
5. Permukaan lingual RB : dibuat agak cekung tetapi kecekungannya tidak sampai di bawah
permukaan lingual gigi.
6. Permukaan palatal RA : harus dibuat sama tebal yaitu 2,5 mm.
7. Prominance: dibuat menyerupai jaringan pendukung asli.
8. Servikal: dibuat menyerupai jaringan pendukung asli.
9. Distal RA: sampai tuberositas maksilaris.
Ada 2 cara memodelir malam :
A. Cara Langsung Membentuk kontur gusi secara langsung dilakukan dalam
dalam mulut pasien pada saat dilakukan uji coba geligi tiruan malam.
1. Ketebalan sayap dikurangi dan diganti dengan malam lunak lalu tempatkan
kembali dalam mulut pasien.
2. - Untuk bagian fasial : pasien diminta untuk mengerut-ngerutkan bibirnya dan
pipinya kita gerakkan. - Untuk bagian lingual : pasien diminta menggerakkan
lidahnya kesemua arah. Dengan demikian malam lunak akan mengikuti bentuk
otot saat berfungsi dan ketebalannya sesuai dengan ruangan vestibulum dalam
keadaan berfungsi.
3. Setelah tampak hasilnya baik, secara hati-hati geligi tiruan malam dikeluarkan
satu persatu dari mulut pasien dan segera dicelupkan dalam air es agar
permukaan malam lunak tidak mengalami perubahan. Hasilnya akan lebih akurat
daripada yang secara tidak langsung.
B. Cara tidak langsung Membentuk kontur gusi secara tidak langsung yang paling sering dan lazim dilakukan:
1. Fiksir pinggiran landasan geligi tiruan dengan malam pada model kerja sambil disesuaikan dengan bentuk cetakan akhir
rahang.
2. Lunakkan lempeng lilin (lebar 1 cm) di atas lampu spiritus sampai lunak dan bisa dibentuk.
3. Tekankan lilin lunak tersebut pada bagian bukal dan labial dari geligi tiruan atas dan bawah sampai sekitar leher gigi dan
bentuk dengan tekanan jari (keret penghapus yang dibentuk).
4. Tunggu lilin sampai mengeras, kemudian dengan lecron/wax carver/ pisau malam, dipotong lilin disekitar garis servikal
dengan sudut 45˚. Ketika mengukir harus diperhatikan : Tonjolan-tonjolan akar, dengan mengukir b entuk-bentuk huruf V.
Daerah servikal jarang ada ”step” pada kontur gusi antara gigi kaninus dan premolar 1 atas. Kontur gusi anterior berbeda-beda,
gigi kaninus atas yang terpanjang, gigi insisivus lateral atas yang terpendek.
5. Daerah interproksimal harus sedikit cembung, meniru daerah-daerah interdental papilla sehingga higienis serta mencegah
pengendapan sisa-sisa makanan dan plak.
6. Penyelesaian bagian posterior : ATAS : daerah bukal sampai menutupi tuberositas (sedikit cembung) dan daerah palatal
sampai garis ”A-H” yaitu antara mukosa bergerak dan tak bergerak. BAWAH : daerah bukal bila resorpsi sampai minimal,
biasanya didaerah molar di buat cekung dan daerah lingual dibuat cekung untuk ruang gerak lidah.
7. Bentuk rugae pada langit-langit.
8. Bentuk postdam pada model kerja.
9. Haluskan semua permukaan luar geligi tiruan malam dengan melewatkan di atas apa/ digosok dengan kain sutra sampai
kilat.
10. Buat stippling seperti keadaan jaringan yang sehat dengan menggunakan sikat yang berbulu kaku.
11. Bila keadaan rahang pasien sangat protrusive, sayap labialnyadibebaskan dan di buatkan lidah-lidah. Linggir regio gigi
anterior atas dari model rahang diradir sedikit, sehingga ketika geligi tiruan dipakai akan menekan gusi dan kelihatan gigi
seolah-olah keluar dari gusi (estetik lebih baik).
12. Bila bagian lingual dan palatal terlalu tebal dapat mengganggu bicara dan bila bagian lingual geligi tiruan terlalu mencuat
maka lidah dapat mengangkat geligi tiruan sehingga geligi tiruan tidak stabil.
13. Sayap labial harus duduk dengan baik sekitar frenulum labialis, dibuat labial notch.
prosedur remounting & oclusal griding