Anda di halaman 1dari 33

MODUL IV

PENDALAMAN MATERI
ORIENTASI, MOBILITAS, SOSIAL DAN KOMUNIKASI (OMSK)
ANAK TUNANETRA

PPG Dalam JABATAN


Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Tahun 2018
2

PEMBELAJARAN
2
Teknik Orientasi dan
mobilitas
Teknik Orientasi dan mobilitas

Capaian Pembelajaran Mata


Kegiatan
menguasai konsep teoritis dan layanan program OMSK, peserta didik
tunanetra.

sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan


Setelah mengkaji berbagai literature, diskusi, berlaih peserta dapat:(1)Mendeskripsikan
teknik pendamping awas.(2)Mendeskripsikan teknik jalan mandiri.(3)Mendeskripsikan tekni
berjalan dengan tongkat.
Pokok-pokok Materi
Teknik jalan dengan pendamping awas, Teknik jalan mandiri tanpa
alat bantu, Teknik tongkat
PPG Dalam JABATAN
Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan 3
Tinggi
PEMBELAJARAN 2
URAIAN MATERI

PPG Dalam JABATAN


Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Tahun 2018
1. JALAN DENGAN
PENDAMPING AWAS
Pada bagian ini Anda akan belajar dan
berlatih bagaimana mendampingi
seorang tunanetra berjalan. Teknik yang
akan Anda pelajari meliputi :
a. Tehnik membuat kontak;
b. Melalui jalan sempit atau tempat
yang padat orang;
c. Berjalan melalui pintu tertutup;
d. Teknik naik dan turun tangga;
e. Duduk di kursi;
f. Masuk mobil; dan
g. Berbalik arah.
Silahkan putar film OM yang telah Anda
download kemudian perhatikan.
Buatlah catatan setiap langkah-langkah
penting!
Tehik Membuat Kontak
 Membuat kontak antara pendamping dengan tunanetra, lebih dahulu
pendamping menyentuh punggung telapak tangan tunanetra.
 Kontak dapat dilakukan oleh pendamping awas ataupun tunanetra.
 Jika tunanetra yang mengajak, tunanetra dapat mengajak
pendamping baik dengan lisan maupun dengan sentuhan tangan,
sedangkan jika pendamping awas yang melakukan kontak, maka
pendamping dapat menyentuh pungggung tangan tunanentra dan
dibarengi dengan ajakan lisan.
 Kemudian tunanetra segera memegang lengan pendamping dengan
erat, tetapi relax sedikit di atas sikut. Ibu jari tunanetra berada di
sebelah luar dan jari-jari yang lain berada di sebelah dalam lengan
pendamping.
 Lengan bawah tunanetra paralel dengan tanah dan lengan atas paralel
dan dekat tubuhnya sendiri.
 Posisi tunanetra berada setengah langkah di belakang pendamping
dan di samping pendamping. Bahu lurus dan sejajar di belakang bahu
pendamping.
.

PPG Dalam JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun
6
2018
Melalui jalan
sempit atau
tempat yang
padat orang
• Bila tunanetra bersama pembimbing melalui jalan
yang sempit, maka agar perjalannya lancar,
tunanetra tidak tersangkut-sangkut, pendamping
menggerakkan siku ke arah belakang ke arah
tengah-tengah punggung.
• Ini adalah merupakan isyarat kepada tunanetra
kalau akan melalui tempat yang sempit atau tempat
• Setelah perjalanan melampaui tempat yang sempit atau yang banyak orang (padat suasannya), untuk
tempat yang padat, pendamping menarik sikunya ke selanjutnya tunanetra memanjangkan lenganya,
sehingga jarak tunanetra dan pendamping menjadi
samping kembali dan tunanetra juga posisinya kembali satu langkah, agar tunanetra tidak menginjak/
ke posisi semula dan berada di samping pendamping menendang tumit pembimbing.
dengan jarak setengah langkah di belakang pendamping
kembali.
• Jadi pada waktu melalui jalan sempit tersebut tunanetra
PENDALAMAN MATERI
harus benar-benar berada satu langkah penuh di ORIENTASI, MOBILITAS, SOSIAL DAN 7
belakang pendamping. KOMUNIKASI (OMSK) ANAK TUNANETRA
Berjalan melalui
pintu tertutup

• Bila perjalanan pendamping dan tunanetra akan melalui


pintu, pendamping memberitahukan kepada tunanetra
agar jaraknya dipersempit sampai menjadi satu baris
dengan pendamping.
 Jika pintu membukanya ke arah yang berlawanan dengan pegangan • Kemudian pendamping menyebutkan tentang variasi
tunanetra, tunanetra pegangannya ganti dengan tangan yang bebas dan terbukanya pintu.
tangan yang tadi untuk berpegangan dilepas kemudian posisi berdirinya • Kemudian pendamping menyebutkan tentang variasi
di belakang pendamping seperti bila melalui jalan sempit dan tangan terbukanya pintu. Misalnya : pintu membuka ke kiri atau
tunanetra yang tadi untuk berpegangan utnuk menahan pintu. ke kanan, membukanya menjauh kita atau mendekati
 Misalnya jika tunanetra pegangannya ada sebelah kanan, sedangkan kita (ke luar atau ke dalam).Waktu membuka pintu,
pintu membukanya ke arah kiri, maka pegangan tunanetra ganti dengan yang membuka pendamping, tunanetra membantu
tangan yang kanan. Pendamping dapat membuka dengan tangan kanan menahan dengan meletakkan telapak tangan yang
atau dengan tangan kiri, tetapi bagi tunanetra yang selanjutnya menutup
bebas pada tengah-tengah daun pintu, agar
pintu, bila pintu membuka ke arah kiri menutup juga dengan tangan kiri,
kalau membukanya ke arah kanan, tunanetra menutupnya juga dengan pendamping tidak kewalahan melayani pintu.
tangan kanan. Bila telah lewat pintu posisi pegangan tunanetra segera PENDALAMAN MATERI 8
ORIENTASI, MOBILITAS, SOSIAL DAN KOMUNIKASI (OMSK) ANAK TUNANETRA
kembali seperti biasa.
Teknik naik dan turun tangga
(2) Berat badan tunanetra bertumpu pada ujung telapak kaki dan tetapi
berada satu tangga di belakang pendamping sampai naik tangga
tersebut habis, sehingga pada waktu mencapai tempat yang datar siku
pendamping terasa memberi isyarat pada tunanetra, bahwa tangga naik
sudah habis.
(3)Pada waktu turun tangga,
caranya juga sama dengan
waktu naik tangga.
Pendamping juga lebih
dahulu memberi tahukan
kalau mau turun tangga.
Kemudian berhenti di tepi
tangga sebentar, baru
seterusya turun. Tunanetra
mengikuti pendamping
dengan posisi satu tangan
(1) Waktu akan naik tangga suatu gedung atau rumah di belakang pendamping
pendamping awas memberi tahu tunanetra bahwa akan naik seperti ketika naik tangga,
tangga, kemudian kalau sudah dekat tapi tangan sampai siku pendamping
pendamping berhenti. Tunanetra mengikuti berhenti dengan terasa memberi isyarat
mengambil jarak setengah langkah di belakang kalau turun tangga sudah
pendamping. sampai di tempat yang
datar.
Bila siku pendamping terasa naik, tunanetra maju setengah
langkah lagi dan selanjutnya adalah melangkah naik
mengikuti pendamping.
PENDALAMAN MATERIORIENTASI, MOBILITAS, SOSIAL 9
DAN KOMUNIKASI (OMSK) ANAK TUNANETRA
Seterusnya tunanetra mengecek kursi dengan menyapukan tangannya ke seluruh
permukaan kursi, sandaran dan tempat duduknya benar-benar kosong ataukah
ada benda di atasnya. Bila tak ada benda di atasnya, tunanetra selanjutnya
berputar, berdiri membelakangi kursi dengan meluruskan atau menyentuhkan
bagian belakang kakinya pada pinggiran kursi, baru untuk duduk sambil
berpegangan pada kedua sisi (tepi) kursi sebelum duduk. Mungkin juga
pendamping dan tunanetra datangnya dari belakang kursi. Maka bila demikian
pendamping harus merabakan tunanetra pada bagian belakang kursi. Tunanetra
seterusnya meraba sandaran dan tempat duduk dengan sebelah tangan tetap
memegang sandaran kursi. Tehnik duduknya sama dengan kalau datangnya dari
depan kursi.

Jika akan duduk di kursi, pendamping lebih dahulu harus meyakinkan pada
tunanetra tentang bentuk, ukuran dan kondisi dari pada kursi cukup kuat atau
tidak. Jika datang dari depan kursi, pendamping membawa tunanetra sejauh
setengah langkah dari bagian depan kursi dan menerangkan posisi dan jarka kursi
terhadap tunanetra. Kemudian tunanetra melepaskan pegangannya dna maju ke
depan sampai tulang kering kakinya menyentuh pinggiran depan kursi.

Duduk di kursi
Bila di ruang makan di mana terdapat kursi yang bermeja, caranya sama dengan kalau dari belakang kursi. Yang penting bagaimana posisi tunanetra di
depan meja itu, seudah lurus atau belum, sudah terasa enak atau belum dan sebagainya. Untuk mengontrol ini, tunanetra dapat merentangkan
tangannya ke bagian pinggir meja sesudah duduk. Sedang untuk mengatur letak kursi agar cukup enak untuk duduk, sebelum duduk tunanetra dapat
mengontrol dengan memegang kursi dan tangan sebelahnya lagi meraba meja, bila jarak meja dan kursi terlalu rapat dapat ditarik direntangkan agar
dapat untuk duduk dengan enak.
PENDALAMAN MATERIORIENTASI, MOBILITAS, SOSIAL DAN 10
KOMUNIKASI (OMSK) ANAK TUNANETRA.com
Masuk mobil

Setelah sampai di depan pintu mobil, pendamping menjelaskan posisi pintu mobil,
membukanya ke sebelah kanan atau kiri, kemudian tangan tunanetra dipegangkan
pada handlenya supaya tunanetra membuka sendiri.
Setelah pintu terbuka tangan tunanetra yang satunya mengontrol pinggiran atas pintu
mobil, terus meraba tempat duduk untuk mengetahui posisi tempat duduk dan
mengontrol ada benda-benda di atasnya atau tidak.
Setelah tunanetra yakin kalau tempat duduk benar-benar kosong, barulan tunanetra
masuk dan duduk.
Jika tunanetra akan naik bus umum yang pintunya agak besar dan tinggi, maka
tangan tunanetra dipegangkan pada besi pegangan yang ada di pintu atau dekat
pintu, selanjutnya dengan tehnik trailing (merambat) pada tepi sandaran tempat
duduk tunanetra akan dapat menemukan tempat duduk yang masih kosong.
11
 Tunanetra bila
memegangnya pada
pendamping sudah terlalu
lama mungkin merasa
capai, sehingga ingin
memindahkan
pegangannya dengan
berganti tangan yang
sebelah.
Memindahkan pegangan tangan
 Hal ini dapat dilakukan dengan lebih dahulu bertanya kepada pendamping, apakah sisi yang sebelah yang akan digunakan
untuk pindah itu suasananya aman atau tidak. Kalau pendamping menjawab kalau keadaan aman, tunanetra dapat pindah
pegangan dengan cara tangannya yang bebas berpegangan pada tangan pendamping yang semula dipegang.
 Tangan yang pertama kali berpegangan dilepas dan sambil menggeser ke belakang pendamping untuk memegang tangan
pendamping yang bebas. Kemudian tangan yang untuk pegangan kedua dipindahkan ke tangan pendamping yang dipegang
oleh tangan pertama, setelah itu tangan yang pertama kali berpegangan dilepas dan tangan yang kedualah yang memegang
tangan pendamping pada sisi yang sebelahnya tadi.
PPG Dalam JABATAN
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 12
Tahun 2018
Berbalik arah
• Jika pendamping dan tunanetra dalam perjalanan menemui jalan buntu atau mungkin karena sesuatu hal yang
menyebabkan mereka harus berbalik arah, ini dapat dilakukan dengan cara, pendamping berhenti sebentar,
• Kemudian berputar 45 derajad dari posisi semula menghadap ke arah tunanetra demikian pula tunanetra juga berputar 45
derajad ke arah pendamping, sehingga tunanetra dan pendamping berhadap-hadapan posisinya. Tangan tunanetra yang
bebas kemudian memegang tangan pendamping yang bebas.
• Selanjutnya pendamping berjalan ke arah yang berlawanan dengan arah semula dan tunanetra melepaskan tangan yang
pertama kali memegang pendamping dan berjalan seperti biasa.
2. Jalan mandiri
tanpa alat bantu
A. Trailing (Menyusuri)
Jalan mandiri tanpa alat bantu

Trailing adalah kegiatan dengan menggunakan punggung jari manis dan kelingking untuk
menyusuri permukaan yang datar, seperti dinding, meja lemari dan sebagainya untuk
menentukan posisi diri, mengetahui sesuatu tempat dan untuk menentukan arah yang
sejajar dengan benda-benda yang ditrailing.

PPG Dalam JABATAN


Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Tahun 2018
B. Squaring Off
(Menertibkan)
Jalan mandiri tanpa alat bantu

 Squaring off adalah sikap berdiri lurus sesempurna mungkin dengan menggunakan tubuh dan bagian-bagiannya untuk menentukan
posisi di suatu tempat (misalnya di ambang pintu) dan di samping itu meletakkan posisi tubuh sejajar dengan garis pengarah,
sehingga tunanetra mengetahui posisi awal dan garis arah menuju suatu benda.
 Pada waktu tunanetra mengadakan squaring off pada ambang pintu tangan direntangkan sampai menyentuh tiang kusen, kemudian
tubuhya menyesuaikannya. Squaring off dapat juga pada tembok dengan merapatkan punggung dan tumit keduanya pada tembok.
 Cara lain ialah dengan merapatkan betis pada pinggiran tempat tidur, merapatkan pantat pada pinggiran meja dan sebagainya.
 Dalam kegiatan ini yang penting harus selalu ingat bahwa seluruh tubuh harus mengikuti penyesuaian yang dilakukan oleh bagian-
bagiannya.

PPG Dalam JABATAN


Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Tahun 2018
C. Upper Hand and Fore Arm (Tangan di
atas menyilang tubuh)
Jalan mandiri tanpa alat bantu

1. Tahnik ini diciptakan guna melindungi badan bagian atas dan kepala dari benturan-benturan benda-benda yang tinggi,
seperti : pintu yang setengah teruka, sudut bangunan yang menonjol, tiang dan sebagainya.
2. Cara tangan kanan atau kiri diangkat ke depan/atas setinggi bahu/dada menyilang badan, sikut membentuk sudut kira-kira
120 derajad, telapak tangan menghadap ke depan dan ujung jari segaris dengan bahu dengan rilek.
3. Tehnik ini digunakan dalam lingkungan yang sudah betul-betul dikenal, misalnya di rumah sendiri atau di kantor, sehingga
tunanetra dapat menggunakan tehnik ini dengan tepat pada satu atau dua langkah terakhir saja.

PPG Dalam JABATAN


Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Tahun 2018
Lower Hand and Fore Arm (Tangan di
bawah menyilang tubuh)

1. Tehnik ini digunakan untuk melindungi tubuh bagian bawah, yaitu daerah perut dan pangkal paha, supaya tidak
terbentur pada benda-benda seperti : kursi, meja, tempat jemuran handuk dan sebagainya.
2. Caranya, tangan kanan atau kiri ke arah bawah disilangkan badan, telapak tangan pada tengah-tengah tubuh
mengharap badan (punggung telapak tangan ke luar).
3. Jarak telapak tangan dan tubuh kira-kira 20 centimeter.
4. Tehnik ini penddunannya seperti teknik upper hand and fore arm, yaitu di tempat yang betul-betul sudah dikenal
oleh tunanetra.
19

Menentukan Arah (Direction taking)


1.Teknik ini digunakan untuk memperoleh garis pengarah dari suatu benda
atau bunyi agar tunanetra dapat berjalan lurus dan dapat sampai ke tujuan
dengan tepat.
2.Caranya, tunanetra berdiri sejajar dengan garis pengarah yang menuju ke
tempat tujuan.
3.Teknik ini mirip dengan teknik trailing, jadi tunanetra dapat menentukan
arah dengan menggunakan permukaan rata dari benda-benda seperti
bangku, papan tulis, dan sebagainya, sebagai alat bantu orientasi dan
mobilitas.
Pencari Benda Jatuh
(Dropped Objects)
Tunanetra kalau mempunyai sesuatu benda yang jatuh penting
sekali untuk mendengarkan dan menghadapkan muka ke arah
sumber bunyi itu berhenti. Sebab dengan berbuat begitu akan
mudah untuk mengadakan pencarian. Kemudian segera berbalik ke
arah bunyi, untuk menemukan kembali. Untuk mencari benda yang
Kemudian tangan mencari dengan teknik membuat lingkaran kecil jatuh ini ada dua cara: Pertama, dengan jalan membunkukkan
berupa rabaan ke tempat benda yang jatuh, makin meluas sampai
badan ke arah benda dengan sikap tangan melindungi muka (upper
benda ketemu. Kedua, dengan jongkok badan tegak lurus, agar
kepala tidak membentur sesuatu benda yang mungkin ada di dekat hand yang disesuaikan dengan situasi).
tunanetra. Setelah memegang lantai/anah, telapak tangan diletakkan
terbuka rata di lantai untuk mencari dengan cara yang sistimatis,
dengan cara meraba mulai dari lingkaran kecil yang semakin meluas
atau dengan merabakan kedua belah telapak tangan digerakkan ke
arah samping, kemudian kembali ke tengah-tengah badan dengan
diulang-ulang makin menjauh ke depan sampai benda dapat PPG Dalam JABATAN
ditemukan kembali. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 20
Tahun 2018
Pengenalan Ruangan (Search Pattern)

Pengenalan Ruangan (Search Pattern)


1. Bagaimana dengan tunanetra dapat mengenal suatu ruangan dengan
mendetail dan menyeluruh, sehingga dapat mengetahui keadaan sesuatu
ruangan berapa luasnya dan benda-benda apa saja yang ada dalam ruangan
itu? Untuk mengetahui hal ini ada dua cara:
2. Pertama, dengan cara Perimater Method (mengelilingi ruangan), untuk
mengetahui berapa kira-kira luas ruangan.
3. Untuk ini tunanetra dapat menentukan titik tolak (vacal point) lebih dahulu,
misalnya menggunakan pintu, sehingga setiap gerakan tunanetra dapat
bertitik tolak pada pintu itu. Mula-mula tunanetra berdiri pada vacal point,
kemudian dengan trailing mengelilingi ruangan menurut arah jarum jam
sampai kembali ke vacal point.
4. Kedua, ialah dengan Grid System (menjelajahi ruangan). Tujuang
menggunakan teknik ini adalah untuk mengetahui keadaan ruangan secara
menyeluruh. Caranya : Tunanetra dapat berjalan diagonal dari sudut yang
satu menyeberang ke sudut yang lain atau dapat juga menyeberang dari
dinding yang satu ke dinding yang lain, sehingga seluruh ruangan dapat
dijelajahi. 21
Shaking Hand (Berjabat tangan)

Shaking Hand (Berjabat tangan)


1. Kesulitan sering dialami oleh dua orang tunanetra yang ingin saling berjabat tangan.
2. Bila tunanetra bermaksud jabat tangan dengan orang awas, mungkin sudah tidak problem, sebab orang yang awas dapat melihat
tunanetra, tetapi bila tunanetra dengan tunanetra bermaksud akan berjabat tangan ini merupakan suatu kesulitan, karena sama-sama
tidak melihat.
3. Bila antara tunanetra dengan tunanetra ingin berjabat tangan hendaknya kedua tunanetra itu saling mengulurkan tangannya ke depan
tingginya jangan sampai melewati dada, kemudian digerakkan ke kanan dan ke kiri atau ke kiri terus ke kanan.
4. Jika kedua telapak tangan tersebut sudah bersentuhan, barulah berjabat tangan.
5. Untuk orang awas yang ingin berjabat tangan dengan tunanetra, maka sentuhkanlah punggung telapak tangan pada punggung telapak
tangan tunanetra, kemudian baru jabat tangan. PENDALAMAN MATERIORIENTASI, MOBILITAS, SOSIAL DAN 22
KOMUNIKASI (OMSK) ANAK TUNANETRA
3. Teknik tongkat

Teknik di luar
ruangan (out
Teknik trailing
door technique)
1. Teknik ini sebetulnya adalah teknik diagonal yang
1. Teknik ini dapat digunakan di daerah yang sudah dikenal
digunakan untuk trailing.
maupun yang belum dikenal oleh tunanetra. Panjang tongkat
2. Tujuan penggunaan teknik ini agar tunanetra mampu
harus sudah diukur yang sebaik-baiknya dengan tunanetra
berjalan di dalam ruangan yang sudah dikenal dan dengan yang memakainya.
teknik ini tunanetra dapat berjalan lurus dalam mencapai 2. Panjangnya yang paling ideal adalah setinggi tulang dada
tujuan tertentu tunanetra yang memakainya. Panjangnya yang paling ideal
3. Caranya posisi tongkat sama dengan teknik diagonal, adalah setinggi tulang dada tunanetra yang memakainya.
tetapi posisi tip/ujung tongkat menempel pada permukaan
datar yang ada pada tembok atau mungkin pagar batu
yang datar pada pinggiran yang horisontal dan vertikal.
PENDALAMAN MATERIORIENTASI, MOBILITAS, SOSIAL DAN 23
KOMUNIKASI (OMSK) ANAK TUNANETRA
teknik yang harus dikuasai
dengan baik oleh tunanetra,
1 yaitu :
(a) Mengenai cara memegang tongkat (grip);

2
(b) Lebar busur ke kiri dan ke kanan harus selalu
sama dan stabil (arc consistent;

3
Sebelum melangkahkan kaki, tunanetra harus
mengecek dulu tempat yang akan diinjak untuk
berjalan (clearing before walk);
4
(d) Posisi tangan lentur di depan pada tengah-
tengah badan (arm resting on body);

5
(e)Gerak tongkat dan langkah kaki ada koordinasi
yang harmonis (coordination/keep in step). Teknik- PENDALAMAN MATERIORIENTASI,
teknik itu mencakup teknik sentuhan dan teknik 2 MOBILITAS, SOSIAL DAN KOMUNIKASI 24
sentuhan. (OMSK) ANAK TUNANETRA
(b)

• :(a) Lebar Busur: (d) Posisi tangan: Posisi


• Cara memegang tongkat Lebar busur ke pergelangan tangan di
(grip) Cara memegang grip kiri dan ke kanan
tengah-tengah badan,
diharapkan tidak tegang, sehingga kalau
tetapi harus relax seperti harus selalu menyentuh/menabrak
orang yang sedang sama atau stabil sesuatu benda atau terkait
berjabat tangan. sehingga dapat tidak menusuk perut dan
• Dari yang benar-benar bagian busurnya akan
berfungsi dalam melindungi kaki
menyentuh benda itu lebih
memegang tongkat in kiri dan kanan (tip
dulu.
adalah jari telunjuk yang tepat lurus
untuk menahan tongkat
dan ibu jari, untuk dengan bahu)
menekan pegangan atau tidak boleh terlalu (c) Mengecek sebelum melangkah
grip. Sedang jari-jari yang (clearing) Sebelum melangkahkan
lebar ke kiri atau
lain fungsinya hanya kaki, tunanetra harus mengecek lebih
sebagai pembantu saja. ke kanan. Posisi dulu tempat yang akan diinjak untuk (e) Gerak tongkat dan
• Posisi tongkat harus rapat pergelangan berjalan. Bila menyentuh sesuatu langkah kaki ada koordinasi
pada telapak tangan tangan juga tidak harus benar-benar diperhatikan yang harmonis.
dengan telunjuk lurus pada apakah jenis benda itu. Cara
bagian tongkat atau grip
boleh terlalu ke
mengecek : Ujung tongkat (tip)
yang datang (rata); tepi/sisi kiri atau
digeserkan dari samping kiri ke
kanan, terlalu ke samping kanan (atau sebaliknya),
atas atau ke kemudian digeserkan kembali ke
bawah depan pada tengah-tengah badan,
selanjutnya ditarik digeser menuju
tengah-tengah ke dua telapak kaki.
25
1.Teknik sentuhan (Touch technique) Teknik ini digunakan juga waktu akan
menyeberang jalan
1. Teknik dua sentuhan ini pada dasarnya adalah
sama dengan teknik sentuhan, perbedaanya hanya
pada penggunaan dan geseran tongkat saja.
2. Teknik dua sentuhan digunakan untuk berjalan di
jalan/tempat yang kasar, dimana kalau tongkat
2.TEKNIK DUA digeser busrnya akan kerap tersangkut/menusuk
jalan atau tanah, sehingga gerakan tongkat ke kiri

SENTUHAN (TWO dan kanannya tidak dengan digeser, melainkan


sedikit diangkat ujungnya dari tanah (jangan lebih

TOUCH dari 10 sentimenter diatas tanah), dan disentuhkan


ke sebelah kiri dan kanan di depan telapak kaki
jaraknya sama dengan teknik sentuhan.
TECHNIQUE) 3. Tujuan penggunaan teknik ini untuk berjalan
mengikuti shore line, mencari belokan, jalan
masuk, jalan yang bahaya (kasar) dan untuk
mengecek posisi tubuh berada di pinggir atau tidak.
4. Teknik sentuhan maupun teknik dua sentuhan ini
tidak selalu digunakan sepanjang perjalanan, tetapi
hanya digunakan dalam hal-hal seperti tersebut
PPG Dalam JABATAN ditas.
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi 26
Tahun 2018
Teknik Menggeserkan Tip (Slide
Technique)

Prosedur teknik ini juga sama dengan prosedur kedua teknik tersebut
diatas. Perbedaannya juga hanya pada penggunaan geseran waktu
menggerakan tongkat.
Teknik ini digunakan pada jalan/trotoar/tempat yang rata/licin
permukaannya dengan menggunakan ujung tongkat ke kiri atau ke
kanan pada jalan/trotoar/tanah yang rata, sehingga semua benda,
lubang baik besar maupun kecil dapat tersentuh oleh bagian busur
tongkat dan akhirnya tidak ada sesuatu halangan pun yang tidak
tersentuh oleh bagian busur dari geseran tongkat sebelumnya.
Berjalan dengan teknik menggeserkan tip yang besar, akan
membawa tunanetra sampai ke tempat tujuan dengan aman dan
sleamat karena semua halangan akan terdeteksi.
PPG Dalam JABATAN
Kementerian Riset, Teknologi dan 27
Pendidikan Tinggi
1. Tujuan penggunaan teknik ini, agar tunanetra mampu
berjalan naki dan turun tangga dengan aman dan selamat
sampai habis seluruh tangga yang sedang dilalui.
2. Sebelum naik atau turun tangga tu harus mengadakan
penertiban dulu (squaring off) pada pinggir tangga yang
pertama untuk naik atau turun, dengan menggunakan ujung
ke dua telapak kaki, dirasakan pada bagian pinggir tangga
(lurus dengan tangga). Setela squaring off, tunanetra
mengecek tinggi angga dan lebar tangan serta posisinya
sudah di tengah-tengah jalan atau belum, untuk menghindari
3. TEKNIK NAIK DAN kalau tangga naik atau turunnya tidak menggunakan
pegangan agar tunanetra tidak terjun ke samping tangga.
TURUN TANGGA (UP 3. Tetapi kalau disamping kiri/kanan ada pegangan, tunanetra

AND DOWN STAIR lebih baik naik atau turun mendekati pegangan. Tunanetra
dapat naik atau turun denga sebelah tangan memegang
TECHNIQUE) ) tongkat dan sebelumnya berpegangan pada pegangan
tangan.

Cara mengecek tunanetra menggeserkan ujung tongkatnya dari sisi kiri ke sisi kanan, kemudian digeser kembali ke tengah dan ditarik ke ara
kaki, seperti waktu mencek pada awal perjalanan. Jika tunanetra sudah yakin bahwa posisinya sudah benar dan siap akan naik, tunanetra
hendaknya menggunakan teknik tongkat menyilang tubuh dengan ujung tongkat disentuhkan pada pinggiran tangga yang kedua dan tegak agak
diangkat sehingga ujung tongkat kira-kira hanya 5 centimeter berada di bawah bibir tangga ke dua. Kemudian mulai naik dengan posisi tangga
dan ujung tongkat yang tidak berubah sampai terasa tangga naik habis, karena bila tangga naik habis ujung tongkat tidak menyentuh tangga lagi.
Bila turun tekniknya juga sama, hanya ujung tongkat disentuhjkan pada tangga ke dua pada bagian bibirnya kemudian sedikit menggantung dan
bila tangga turun nanti sudah habis, ujung tongkat akan menyentuh lantai, selanjutnya tunanetra berjalan dengan teknik menggeserkan tip (slide
technique). Untuk berjalan naik dan turun tangga yang lebar permukaan tangganya tidak sama, tiap-tiap tangga harus dicek, sehingga tiap
PPGmelangkah
Dalam JABATANsatu tangga, tunanetra tidak boleh lupa mengecek, jadi naik atau turunnya satu tangga demi satu tangga.
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi 28
Tahun 2018
RANGKUMAN
Teknik yang akan Anda pelajari meliputi:

a)Teknik membuat d) Teknik naik dan


kontak turun tangga

b) Melalui jalan
sempit atau tempat
yang padat orang; e) Duduk di kursi;
RANGKUMAN

c) Berjalan melalui f) Masuk mobil; dan


pintu tertutup Berbalik arah.

PENDALAMAN MATERIORIENTASI, MOBILITAS, SOSIAL DAN 29


KOMUNIKASI (OMSK) ANAK TUNANETRA
4

RANGKUMAN
Teknik jalan mandiri
meliputi:

05 06 07 08

TRARILLING LOWER HAND UPPER HAND MENENTUKAN ARAH

Teknik jalan mandiri meliputi:


PENDALAMAN MATERIORIENTASI,
MOBILITAS, SOSIAL DAN KOMUNIKASI 31
(OMSK) ANAK TUNANETRA
Teknik jalan mandiri
meliputi:

05 06 07 08

MENCARI BENDA BERJABAT MENERTIBKAN PENGENALAN


JATUH TANGAN RUANGAN

Teknik jalan mandiri meliputi:


PENDALAMAN MATERIORIENTASI,
MOBILITAS, SOSIAL DAN KOMUNIKASI 32
(OMSK) ANAK TUNANETRAm
Thank You for Watching!
Any Questions?

PENDALAMAN MATERI

ORIENTASI, MOBILITAS, SOSIAL DAN KOMUNIKASI (OMSK) ANAK TUNANETRA

PPG Dalam JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai