LENSA KRISTALINA • Transparan • Bikonveks • Terletak di belakang iris di depan vitreus • Terdapat penggantung lensa • Terdiri dari kapsul, epitel, korteks, dan nukleus • Berfungsi memfokuskan cahaya KATARAK • Terganggunya struktur protein lensa secara genetik • Bertambahnya jumlah protein yang tidak larut dalam air faktor usia • Kadar glukosa yang tinggi pada lensa • Radikal bebas KATARAK KARENA USIA • Penyebab tersering gangguan penglihatan • Terjadi akibat multifaktor • Terdiri dari: • Nuklear • Kortikal • Subkapsular posterior PENYEBAB • Turunan • Obat-obatan • Kortikosteroid • Tergantung dosis & lama pemakaian • Dipakai secara sistemik, topikal, subkonjungtival, melalui saluran pernafasan PENYEBAB • Obat-obatan • Phenothiazines (obat psikotropik) • Deposit pigmen pada aksis epitel lensa anterior • Tgt pada dosis & lamanya terapi • Miotik (mengecilkan pupil) • Amiodarone (antiaritmia) • Deposit pigmen di aksis anterior • Statin (simvastatin) • Katarak nuklear PENYEBAB • Trauma • Trauma tumpul • Menempelnya pigmen iris pada permukaan anterior lensa • Dislokasi & katarak • Trauma tajam PENYEBAB • Radiasi • Sinar X • Sinar inframerah • UV • Microwave • Trauma kimia • Trauma basa • Benda asing di dalam lensa (besi, tembaga) • Trauma elektrik PENYEBAB • Gangguan metabolisme • Diabetes mellitus • Galaktosemia • Faktor genetik • Hipokalsemia • Kerusakan kelenjar paratiroid • Penyakit Wilson (degenerasi hepatolentikular) • Faktor genetik PENYEBAB • Riwayat diare berat • Merokok • Komplikasi penyakit mata lain • Uveitis • PEX • Dermatitis atopik EPIDEMIOLOGI • Penyebab utama kebutaan dan gangguan penglihatan di dunia • Tahun 2002 17 juta buta • Tahun 2020 40 juta buta • Perlu jumlah operasi 3X lipat • Indikator : CSR (minimal 2000) • Operasi tindakan utama EPIDEMIOLOGI • Buta berdampak sosioekonomi • 1 orang buta membutuhkan 2 orang produktif membantu kegiatan sehari- hari GEJALA 1. Penglihatan kabur seperti melihat asap 2. Mata sangat sensitif terhadap cahaya yang menyilaukan 3. Sulit melihat saat cahaya remang-remang atau sangat terang 4. Penglihatan berangsur-angsur menurun dan pada suatu saat hanya dapat membedakan terang dan gelap 5. Penglihatan ganda 6. Penglihatan warna yang memudar / menjadi tidak jelas 7. Tampak didalam manik mata berwarna keruh yang semakin tebal hingga akhirnya berubah menjadi putih BEBERAPA FAKTOR YANG AKAN MEMPERTINGGI RISIKO TERKENA KATARAK
• Paparan mata terhadap sinar matahari untuk waktu lama
• Beberapa kondisi kesehatan seperti diabetes atau peradangan pada bagian tengah mata (uveitis) jangka panjang • Meminum obat kortikosteroid berdosis tinggi dalam waktu lama • Pernah menjalani operasi mata • Riwayat katarak dalam keluarga atau keturunan • Pola makan tidak sehat dan kurang vitamin • Konsumsi minuman keras dalam jumlah banyak secara rutin • Merokok PENGOBATAN • Kacamata • Kaca pembesar • Pencahayaan yang lebih terang • Obat-obatan masih dalam penelitian (obat antiradikal bebas) • Operasi INDIKASI OPERASI • Tergantung pada seberapa keruh katarak telah mengganggu aktivitas sehari-hari pasien • Kebutuhan • Izin mengemudi • Menerbangkan pesawat • Mengoperasikan alat-alat tertentu • Indikasi medis • Kelainan mata lain glaukoma, diabetik retinopathy INDIKASI OPERASI • Bila kedua mata pasien sudah terjadi penurunan penglihatan yang bermakna akibat katarak Operasi dilakukan pada mata dengan katarak yang lebih berat
• Bila pasien menderita katarak dan kondisi fisik lemah (kelainan
sistemik yang berat) atau terdapat kelainan mata lain selain katarak Operasi dilakikan pertama pada mata yang berpotensi memberikan hasil yang baik PERSIAPAN OPERASI KATARAK PENDAHULUAN • Tindakan operasi untuk menghilangkan katarak merupakan prosedur yang efektif dan aman • Diperkirakan terdapat 92% pasien akan mencapai BCVA ≥ 6/12 dalam 3 bulan pasca bedah • Komplikasi yang mengancam penglihatan jarang • Persiapan operasi sangat penting untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan saat pembedahan ANAMNESIS • Gejala gangguan penglihatan • Penglihatan buram saat melihat jauh/dekat • Silau (glare) • Miopisasi • Keadaan penglihatan sebelumnya, riwayat ambliopia, juling, riwayat pembedahan/trauma, penyakit mata saat ini, riwayat penggunaan kacamata ANAMNESIS • Pekerjaan, menyetir, hobi, aktivitas sehari-hari • Riwayat penggunaan obat-obatan • Warfarin • Antiplatelet • Obat-obatan topikal • Tingkat pendidikan perawatan pasca bedah PEMERIKSAAN KEADAAN UMUM • Diabetes • Harus dilakukan pemeriksaan gula darah puasa dan 2 jam post prandial • Pembedahan akan aman dilakukan apabila kadar gula darah max 200 mg% • Pada hari operasi obat DM harus dihentikan untuk mencegah hipoglikemia • Hipertensi • Tekanan darah (TD) harus dalam batas normal • Jika TD tidak terkontrol konsul internist • Operasi aman dilakukan bila TD diastolik < 100 mmHg • Pada pasien hipertensi harus dihindari penggunaan phenylephrine dan adrenalin, sebagai penggantinya dapat digunakan cyclopentolate & tropicamide PEMERIKSAAN KEADAAN UMUM • Penyakit jantung • Harus dilakukan pemeriksaan EKG & konsul internist • Operasi dapat dilakukan setelah 6 bulan serangan myocard infark • Hindari penggunaan phenylephrine & adrenalin • Asma • Pasien harus tetap melanjutkan penggunaan obat asma • Kemampuan untuk berbaring terlentang minimal 30 menit PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI • Tajam penglihatan • Dengan/tanpa kacamata • Dengan pinhole • Light perception & projection pada empat kuadran pada katarak matur • Refraksi • Pada ke-2 mata • Jika kekeruhan lensa tidak sesuai dengan keadaan refraksi patologi segmen posterior terangkan prognosis PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI • Tekanan Intra Okular • Dengan tonometer Schiotz pada ke-2 mata • Pasien glaukoma dirujuk • Syringing • Menilai patensi duktus nasolakrimalis • Bila duktus tersumbat rujuk untuk terapi DCR (operasi katarak dilakukan 1 bulan kemudian) • Biometri • Menentukan kekuatan IOL PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI • Bola mata • Dalam, kecil/besar • Kelopak mata • Blepharitis, entropion, ektropion • Nasolakrimalis • Mucocele • Kornea • Kekeruhan (jaringan parut, degenerasi, distrofi) • Bilik mata depan • Kedalaman PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI • Pupil • Reaksi pupil (direct & indirect) • RAPD (+) kerusakan nervus optikus terangkan prognosis visual • Irregular • Pseudo eksfoliasi (materi PEX) • Iris • Neovaskularisasi, atrofi, sinekia, koloboma • Lensa • Tipe katarak, maturitas, luksasi lensa DERAJAT KARATAK
• Tajam penglihatan ≤ 6/60
KATARAK MATUR • Tajam penglihatan ≥ 6/60 KATARAK IMATUR PERSIAPAN PASIEN PERIOPERATIVE • Midriatikum, misalnya tetes mata tropicamide & phenylephrine diberikan sebanyak 2 – 3 kali dengan interval 15 menit. • Periksa kelengkapan lembar persetujuan operasi • Periksa adakah tanda-tanda infeksi pada mata yang akan dioperasi • Tandai mata yang akan dioperasi PERSIAPAN OPERASI • Informed consent (pasien & yang akan merawat pasca bedah) • Penggunaan tetes mata • Menjaga kebersihan mata • Jadwal kontrol • Keterbatasan aktivitas pasca bedah • 2-3 mg setelah operasi tidak boleh kena air TINDAKAN OPERASI • Lebih dari 90% mata katarak saja yang dilakukan operasi mencapai tajam penglihatan pasca bedah dengan koreksi terbaik ≥ 0.5 • Risiko kebutaan akibat operasi katarak 1 : 1000 • Jenis operasi • ICCE sayatan > 12 mm, seluruh komponen lensa diangkat • ECCE sayatan 10 – 12 mm, meninggalkan kapsul posterior • Small incision sayatan < 6 mm, perbaikan tajam penglihatan lebih cepat, koreksi kacamata 2 bulan pasca bedah