Anda di halaman 1dari 34

Radiografi Thorax

Ayu Mahanisa S.
Kirana Sita P.
Radiografi
Sarana penunjang
diagnostik yang
memanfaatkan sinar X
Prinsip Kerja
Radiografi
• Prinsip kerja Digital radiografi (DR) yaitu menangkap sinar-X tanpa
menggunakan film. Sebagai ganti film sinar-X, digunakan sebuah
penangkap gambar digital untuk merekam gambar sinar-X dan
mengubahnya menjadi file digital yang dapat ditampilkan atau dicetak
untuk dibaca dan disimpan sebagai bagian rekam medis pasien.
Arah dari sinar x pertama kali melalui tubuh pasien menunjuk
pandangan yang diambil. Ventrodorsal (VD) menunjukkan
pasien berbaring dalam posisi telentang dan sinar-x memasuki
pasien di bagian perut dan keluar melalui bagian belakang
pasien. Jika pasien berbaring dalam posisi Dorsovental (DV),
sinar x masuk melalui bagian belakang tubuh dan keluar ke
perut.

Tanda /marker digunakan untuk menandai anatomi kanan dan


kiri harus digunakan untuk menunjuk yang benar atau sisi kiri
tubuh atau untuk mengidentifikasi ekstremitas.
Faktor yang
mempengaruhi
1. Miliamperage (Ma)
Standar satuan jumlah (flux) elektron yang keluar dari katoda
menuju anoda untuk menghasilkan sinar-X di dalam tabung
sinar-X

2. Second / waktu / lamanya paparan (S)


Terdiri dari waktu mengalirnya arus dari katoda ke anoda dan
waktu untuk menghasilkan sinar-X dalam setiap exposure /
paparan

3. Miliamperage second (MaS)


Perkalian antara MA dan S. Nilai mAs tanpa menggunakan
grid untuk thoraks yaitu 5 mAs
4. Bahan anoda
Terbuat dari bahan metalik, bahan anoda yang menerima pancaran
elektron dari katoda akan menghasilkan pancaran sinar-X

5. Kilovoltage peak (KVP)


Kualitas film yang dihasilkan ditentukan oleh Kilovoltage peak (kVp)
yang merupakan energi yang dihasilkan oleh sinar X untuk
melakukan penetrasi melalui bagian tubuh sehingga akhirnya
mencapai permukaan film.

6. Focal spot-film distance (FFD)


Jarak fokus spot tabung sinar-X dengan permukaan film, semakin
kecil FFD maka densitas film akan semakin meningkat karena
intensitas sinar-X akan meningkat
Densitas
radiografi• Area hitam (densitas tinggi)
• Derajat kehitaman film yang
ditentukan oleh banyaknya menunjukkan adanya interaksi dengan sinar-X
kristal perak yang terbentuk • Area abu-abu (densitas sedang)
akibat berinteraksi dengan menunjukkan adanya sedikit/sebagian
sinar-X yang dapat mencapai interaksi antara organ dengan sinar-X
film setelah melalui tubuh
hewan • Area putih (densitas rendah)
menunjukkan tidak adanya interaksi dengan
sinar-X (diatenuasikan oleh jaringan/organ
hewan)
Opasitas gambar
radiografi
Ada 2 istilah
1. Radiolucent digunakan untuk bentuk suatu objek yang sedikit
mengabsorbsi radiasi. Pada gambaran radiografi akan berwarna hitam
2.Radiopaque digunakan untuk menunjukkan bahan/organ yang menahan
banyak radiasi. Pada gambaran radiografi akan berwarna putih
Kontras radiografi

• Kontras tinggi apabila gambar yang Faktor utama yang mempengaruhi


dihasilkan hitam atau putih, kondisi ini kontras radiografik
tidak menunjang dengan baik ke arah
suatu pembacaan karena organ yang • Ketika KVP meningkat, daya tembus
berbeda kan diekspresikan dengan warna meningkat, menyebabkan kontras
yang sama film akan rendah/menurun sehingga
banyak gradasi bayangan abu-abu
• Radiografik dibuat dengan menghasilkan (high latitude)
banyaknya gradasi bayangan abu-abu
diantara hitam (udara) dan putih (tulang) • Ketika KVP menurun, daya tembus
menurun, menyebabkan kontras film
akan tinggi/meningkat sehingga
sedikit gradasi bayangan abu-abu
(low latitude)
Posisi Radiografi Thorax
Posisi RL Recumbency
Posisi DV Recumbency
Lebih sedikit distorsi posisi siluet jantung.
Dapat meningkatkan evaluasi lapangan paru-paru pada beberapa pasien
Bantuan pada pasien dengan efusi pleura.
Posisi VD Recumbency
Posisi LL Recumbency
Interpretasi Radiografi
Thorax
Indikasi pemeriksaan radiografi thorax
pada kondisi :
• Batuk
• Dyspnoea
• Penyakit cardiovaskular
• Trauma thorax
• Neoplasia
• Lesio dinding thorax
• Regurgitasi
• Lain-lain
Prinsip umum exposure pada radiografi
thorax
• Kilovoltase tinggi (kV) Milliamperseconds rendah (mAs)
• mA tinggi dengan waktu paparan rendah

Minimum sudut pandang (view) yang digunakan pada kondisi klinis yang
berbeda :
• Right lateral recumbency dan dorsoventral view = jantung
• Right lateral recumbency dan ventrodosal view = paru-paru
• Left lateral, right lateral, dan ventrodorsal view = metastasis pada paru-
paru
Dilihat dari bentuk dan panjang dari columna
vertebralis dan posisi jantung dapat dibedakan
bahwa

• Kucing : posisi jantung lebih landai dan bentuk


vert. lebih panjang
• Anjing : posisi jantung lebih tegak dan bentuk
vert. lebih kotak
Perbedaan posisi diafragma dan opasitasjantung saat inspirasi dan
ekspirasi pada anjing
LATERAL
VIEW
DORSOVENTRAL
VIEW
VENTRODORSAL VIEW
 LARYNX
 Standar pandangkarena letaknya yang berada dibelakang dan dibawah
dari sudut dagu.
 Larynx terdiri dari bagian kartilago dan tulang hyoid. Pada posisi DV,
Larynx sejajar dengan os vertebrae cervicalis, sehingga sulit terlihat.

 TRACHEA
 Posisi trachea lebih mudah terlihat dari standar pandang lateral yang
arahnya sejajar dengan os vertebrae cervicalis dan thoracalis.
 Trachea di daerah mediastinum cranial terletak disebelah kanan midline
(garis tengah), kemudian menjadi kesentral/tengah pada carina.
PERUBAHAN PATOLOGI TRACHEA YANG DAPAT
TERLIHAT DARI GAMBARAN RADIOGRAFI
• Displasia trachea akibat inflamasi ataun eoplasiad ileher (posisi DV).
• Trachea collapse akibat lumen trachea menyempit oleh fat/lemak yang
berlebihan (posisi L).
• Kalsifikasi trachea di cincin trachea pada hewan yang lebih tua.
• Obstruksi trachea akibat benda asing.
• Neoplasia trachea oleh pembesaran lymphonodulus
Bronkhus
• Pada pulmo normal, percabangan dapat terlihat dengan jelas dengan
gambaran radiolucent karena tersusun atas kartilago.
• Pada abnormalitas akan timbul peribronkhial pattern yang terjadi karena
peningkatan visibilitas bronkus karena perubahan bentuk dan ukuran
lumen dan vaskularisasi menjadi samar karena timbulnya eksudat,
penebalan mukosa bronkus, fibrosis, dan bronchitasis.
Alveolus
• Abnormalitas gambaran alveolus disebut air bronchogram.

Akumulasi cairan di alveolus disebabkan karena adanya


airspace

Alveolar oedema

Alveolar : radiopaque & the air filled bronchioles


remain visible
Pengukuran Jantung

1. Intercostal space method (Horisontal Plane)


2. Apex to vertebrae colummn distance in line with
carina (Vertical Plane)
3. Vertebrae Heart Size (VHS)
1. Intercostal space method (Horisontal Plane)

Dimensi Normal Jantung:


a. Horizontal plane: <3.5 Jarak intercostal:
• brachiocephalic breeds (pug, boxer, shih tzu)
• immature dogs
• small breeds
b. <3 intercostal spaces
for "average dog"
c. <2.5 intercostal spaces
for deep chested
breeds (GS, doberman, Collie)
2. Apex to vertebrae columna distance in line with carina
(Vertical Plane)

Dimensi Normal Jantung:


Vertical plane:
• Biasanya A sekitar 1/3 hingga
1/4
dari A + B, dan B sekitar 2/3
hingga 3/4
dari A + B.
• Ketika pembesaran jantung
terjadi pada bidang ini, trakea
cenderung sejajar dengan kolom
vertebral dan jarak vertikal dari
apex jantung ke carina meningkat.
3. Cardiac size using Vertebrae Heart Size
(VHS)
VHS adalah teknik untuk mengukur
lebar dan tinggi jantung dan
membandingkannya dengan panjang
vertebrae.
• Pengukuran tidak tergantung pada
respirasi
• Tidak tergantung pada posisi jantung
di dalam rongga dada
• Tidak ada perbedaan antara left dan
VHS = W (vert) + L (vert)
right recumbency.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai