Definisi Etiologi
• Kumpulan gejala defisit neurologis • Diakibatkan adanya sumbatan
akibat gangguan fungsi otak akut pembuluh darah oleh trombus /
baik fokal maupun global yang emboli yang mengakibatkan sel
mendadak, disebabkan oleh otak mengalami gangguan
berkurangnya atau hilangnya aliran metabolism, karena tidak
darah pada parenkim otak, retina mendapatkan suplai darah, oksigen
atau medulla spinalis, yang dapat dan energi.
disebabkan oleh penyumbatan
arteri maupun vena, yang
dibuktikan dengan pemeriksaan
imaging dan/atau patologi.
Panduan Praktik Klinis Neurologi ,Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia 2016
Gangguan fokal yang muncul
Stroke Iskemik mendadak :
• Kelumpuhan sesisi/kedua sisi, kelumpuhan satu extremitas, kelumpuhan
otot-otot penggerak bola mata, kelumpuhan otot-otot untuk proses
menelan, wicara dan sebagainya
Tanda dan Gejala
• Gangguan fungsi keseimbangan
• Gejala tergantung dari daerah
• Gangguan fungsi penghidu
otak yang terkena.
• Tanda dan gejalanya yang • Gangguan fungsi penglihatan
KIE Prognosis
• Penjelasan Sebelum MRS (rencana rawat, • Ad vitam : dubia adbonam
biaya, pengobatan, prosedur, masa dan • Ad Sanationam : dubia adbonam
tindakan pemulihan dan latihan,
manajemen nyeri, risiko dan komplikasi) • Ad Fungsionam : dubia adbonam
• Penjelasan mengenai stroke iskemik,
risiko dan komplikasi selama perawatan
• Penjelasan mengenai factor risiko dan
pencegahan rekurensi
• Penjelasan program pemulangan pasien
(Discharge Planning)
• Penjelasan mengenai gejala stroke, dan
apa yang harus dilakukan sebelum
dibawa ke RS
Pemeriksaan Penunjang DD
PEMERIKSAAN RADIOLOGI: • Stroke perdarahan subarachnoid
• CT scan kepala: gambaran hiperdense • Stroke iskemik
• MRI kepala: lebih sensitif dari CT scan • Subdural hematoma
• MR angiografi serebral aneurisme atau malformasi • TIA
vaskuler
• Tumor otak
• X ray thorax
• Meningitis
• Migraine
PEMERIKSAAN LAB:
• Px GD bisa meningkat karena hiperglikemia
• Px darah lengkap untuk mencari kelainan hemostatik
• Px faktor pembekuan darah (indikasi)
• Px toksisitas (indikasi)
Stroke Hemoragik
Etiologi
• Hipertensi
• Diabetes
• Merokok
• Dislipidemia
Epidemiology
• Insiden TIA dipengaruhi oleh : Laki – Laki cenderung lebih tinggi
• Usia dibandingkan perempuan, dan
• Jenis kelamin meningkat dengan bertambahnya usia.
• Suku bangsa
Faktor Resiko
1. Umur : Pada umur > 85 tahun sedikit menurun.
2. Jenis kelamin : laki – laki mempunyai faktor risiko TIA dan stroke rata – rata 1,25 kali
dibandingkan perempuan.
3. Hipertensi : berkonstribusi sebagai faktor risiko terbesar 50% tergantung pada usia pasien.
4. Fibrilasi atrial : risiko TIA dan stroke pada AF nonvalvular adalah sekitar 3,5% pertahun
dengan dua pertiga kasus akibat kardioemboli.
5. Diabetes melitus (DM) : merupakan risiko TIA dan stroke potensial, dengan risiko relatif 1,8
– 3,0. DM dihubungkan dengan perkembangan aterosklerosis, hipertensi, obesitas, dan
kadar lipid darah yang abnormal.
6. Merokok : sekitar 18% TIA dan stroke dihubungkan dengan merokok aktif dan risiko ini
meningkat pada perokok berat.
7. Konsumsi Alkohol : dalam jumlah besar dapat meningkatkan kejadian hipertensi,
penurunan darah ke otak, serta meningkatkan kejadian stroke.
Patofisiologi
• Patofisiologi TIA hampir sama dengan stroke iskemik
• Akibat berkurang/berhentinya aliran darah pada pembuluh
darah serebral secara sementara timbul gejala neurologis
fokal.
• Hal ini disebabkan oleh oklusi parsial/total akibat trombosis
emboli akut/stenosis pembuluh darah akibat adanya plak
arterosklerosis.
Pemeriksaan penunjang
Definisi Etiologi
• Kelainan fungsi otak secara menyeluruh yang • Acute glomerulonephritis
disebabkan oleh kegawatdaruratan hipertensi • Renovascular hypertension
• Withdrawal from hypertensive agents (eg,
clonidine)
• Encephalitis, meningitis
• Pheochromocytoma, renin-secreting tumors
• Eclampsia and preeclampsia
• Head trauma, cerebral infarction
• Collagen-vascular disease
• Vasculitis
Ensefalopati Hipertensi
DD PP
• Acute central nervous system (CNS) event • DMSA
• Acute thrombotic stroke • MRI
• Cerebral embolus • CT-Scan
• CNS mass lesion • EEG
• Encephalitis
• Intracranial hemorrhage
• Renal failure
• Eclampsia
• Head Trauma
• Hepatic Encephalopathy
• Pheochromocytoma
• Subarachnoid Hemorrhage Surgery
• Subdural Hematoma Surgery
• Uremic Encephalopathy
Tatalaksana
Farmakologi Gizi
• Labetalol 300mg/hr. dimulai dari • Hindari alcohol, rokok dan kopi
20mg dinaikkan sampai 80mg
• Turunkan kadar kolesterol,
• Fenildopam 0,003 mcg/kg/min tingkatkan HDL: alpukat dsb
IV sampai 1,6 mcg/kg/min.
(gagal ginjal kronis) • Ganti minyak goreng dengan
• Sodium nitroprusside 0,3-0,5 olive oil
mcg/kg/min I V • Awasi natrium sodium intake,
dinaikkan hingga 1-6 diet rendah garam
mcg/kg/min
Komplikasi
• Coma
• Death
• Stroke
• Nephropathy
• Myocardial ischemia or
infarction
• Nephropathy
• Retinopathy
• Peripheral vascular disease
Trauma Kepala (Hematom
epidural dan subdural)
LI 5
Trauma kepala
Hematom epidural Hematom subdural
Perdarahan terjadi pd lap antra tlg tengkorak dgn duramater Perdarahan terjadi antara lap dura dgn arakhoid
Sumber perdarahan adlh robek arteri meningea media Hematom ini perlu tenaga > bsr dibndgkn hematom epi
Gejala: Gejala:
• Pean kesadaran singkat, diikuti dgn perbaikan kesadaran yg tdk • Kompresi korteks serebri/pergeseran midline
selalu mecapai level awal, slnjtnya pean kesadaran kembali bbrp
jam
• Defisit neurologis(hemiparesis kontralateral, dilatasi pupil
ipsilateral, distres pernapasan, kematian)
Evakuasi secepatnya pada pas dgn GCS <9 dgn pupil anisokor Evaluasi hematoma subdural secepatnya
Definisi Etiologi
• Pendarahan diantara araknoid dan • Sering terjadi akibat:
pia mater. • Ruptur aneurisma
• Spontaneous (primary) • Malformasi arteriovenosa (angioma)
subarachnoid hemorrhage • Jarang terjadi
biasanya dikarenakan ruptur • Trauma
aneurisma • Kelemahan PD akibat infeksi
• Pendarahan dapat berhenti sendiri • Misal: emboli septik dari endocarditis
/ secara spontan infektif (aneurisma mikotik)
• Koagulopati
• Aneurysmal hemorrhage dapat
terjadi kapan saja, terutama pada
umur 40-65 tahun.
https://www.msdmanuals.com/professional/neurologic-disorders/stroke/subarachnoid-hemorrhage-sah
Perdarahan Subarachnoid
https://www.msdmanuals.com/professional/neurologic-disorders/stroke/subarachnoid-hemorrhage-sah#v1035232
Infark Cerebral
LI 7
INFARK CEREBRAL
DEFINISI PENYEBAB KLASIFIKASI
Kematian neuron-neuron, • Pembuluh darah mengalami Berdasarkan penyebabnya,
oklusi → iskemia jaringan otak infark dibagi menjadi:
sel glia, dan pembuluh → edema dan kongesti
darah yang disebabkan oleh 1. Infark Anoksik: karena
disekitarnya → trombosis
kekurangan oksigen,
berkurangnya pasokan serebri
• Penyumbatan pembuluh darah walaupun aliran normal.
oksigen dan nutrisi Misalnya pada asfiksia
otak oleh bekuan darah, lemak,
dan udars → Emboli 2. Infark Hipoglikemik:
• Berkurangnya cerebral blood apabila kadar glukosa
flow → oklusi pembuluh darah darah dibawah batas kritis
→ iskemik → kegagalan pompa untuk waktu yang lama.
natrium kalium yang
menyebabkan transpor oksigen
Misalnya pada koma
terganggu dan memicu agregasi hipoglikemik
trombosit 3. Infark Iskemik: terjadinya
• Penumpukkan asam laktat gangguan aliran darah yang
akibat metabolisme an-aerob → menyebabkan
infark → edema cerebral dan berkurangnya aliran
peningkatan tekanan oksigen dan nutrisi
intrakranial
SUMBER: Muttaqin, Arif. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Salemba medika:
Jakarta. 2008
GEJALA FAKTOR RISIKO PEMERIKSAAN FISIK
• Kehilangan memori • Hipertensi • Infark sirkulasi anterior total:
• Tidak dapat berkonsentrasi • Penyakit kardiovaskular- hemiparesis, afasia, apraksia.
• Hemiparesis dan Hemiplegia embolisme serebri yang berasal • Infark sirkulasi anterior parsial:
• Distria dari jantung gangguan visuospasial
• Disfagia • Kolesterol tinggi • Infark serebri lakunar:
• Labilitas emosional • Obesitas Hemiparesis yang
• Kehilangan kontrol diri • Peningkatan hematokrit mempengaruhi wajah, lengan,
• Menarik diri dari lingkungan • DM dan tungkai
• Diplopia • Merokok • Infark sirkulasi posterior:
• Gangguan pendengaran dan gangguan motorik sensori
keseimbangan tubuh bilateral atau kolateral, dan
gangguan gerakan mata.
PEMERIKSAAN
TATA LAKSANA KOMPLIKASI
PENUNJANG
• Pemeriksaan Paket Stroke: • Mengobati keadaan akut: • Cefalgia
peningkatan viskositas darah mengontrol tekanan darah • Epilepsi
>5,1, TAT, AA, PAF, • Hipoksia serebral
Fibrinogen • Terapi Konservatif • Herniasi otak
• Penurunan HDL <60 mg/Dl a. Antikoagulan: mencegah
• Sinar X Thoraks: kardiomegali terjadi atau memberatnya
dan infiltrat paru trombosis atau emboli
• USG: mendeteksi gangguan b. Peningkatan TIK:
aliran darah karotis dan Hiperventilasi dengan
kemungkinan memperbaiki ventilator PaCO2 30-35
kausa stroke mmHg, infus manitol 20% 100
• CT-Scan: mengetahui letak ml atau 0,25-0,5 g/kgBB
SUMBER: Muttaqin, Arif. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Salemba medika:
edema, dan hematoma
Jakarta. 2008
Cedera Pada Medulla Spinalis
LI 8
Cedera Pada Medulla Spinalis
Definisi Anamnesis
• Trauma medula spinalis adalah cedera Keluhan utama yang sering muncul
pada tulang belakang baik langsung adalah nyeri, kelemahan dan
maupun tidak langsung, yang kelumpuhan
menyebabkan lesi di medula spinalis
sehingga menimbulkan gangguan ekstremitas, inkontinensia urine dan
neurologis, dapat menyebabkan inkontinensia alvi, nyeri tekan
kecacatan menetap atau kematian.
otot,hiperestesia tepat di atas daerah
trauma, dan deformitas pada daerah
trauma. Tanyakan Riwayat trauma yang
pernah dialami
Cedera Pada Medulla Spinalis
Grade Tipe Gangguan medula spinalis
Mekanisme Cedera ASIA
• Kompresi oleh tulang, ligamen, herniasi A Komplit Tidak ada fungsi motorik dan
diskus intervertebralis, dan hematoma. sensorik sampai S4-S5
• Regangan jaringan berlebihan, biasanya B Inkomplit Fungsi sensorik masih baik
terjadi pada hiperfleksi tapi motorik terganggu sampai segmen
• Edema medula spinalis yang timbul sakral S4-S5
segera setelah trauma mengganggu aliran C Inkomplit Fungsi motorik terganggu
darah kapiler dan vena dibawah level, tapi otot-otot motorik utama
• Gangguan sirkulasi atau sistem arteri masih punya kekuatan < 3
spinalis anterior dan posterior akibat D Inkomplit Fungsi motorik terganggu
kompresi tulang dibawah level, otot-otot motorik utama
punya kekuatan > 3
E Normal Fungsi motorik dan sensorik
normal
Manifestasi Klinis
• Antara C1 sampai C5 Respiratori paralisis dan kuadriplegi, biasanya pasien
meninggal
• Antara C5 dan C6 Paralisis kaki, tangan, pergelangan; abduksi bahu dan fleksi
siku yang lemah; kehilangan refleks brachioradialis
• Antara C6 dan C7 Paralisis kaki, pergelangan, dan tangan, tapi pergerakan
bahu dan fleksi siku masih bisa dilakukan; kehilangan refleks bisep
• Antara C7 dan C8 Paralisis kaki dan tangan
• C8 sampai T1 Horner's syndrome (ptosis, miotic pupils, facial anhidrosis),
paralisis kaki
• Antara T11 dan T12 Paralisis otot-otot kaki di atas dan bawah lutut
• T12 sampai L1 Paralisis di bawah lutut
• Cauda equina Hiporeflex atau paresis extremitas bawah, biasanya nyeri dan
usually pain and hyperesthesia, kehilangan control bowel dan bladder
• S3 sampai S5 atau conus medullaris pada L1 Kehilangan kontrol bowel dan
bladder secara total
Cedera Pada Medulla Spinalis
PP Tatalaksana
• X-Ray Spinal Konservatif dan Simtomatis
• CT Scan Spinal 1. Airway
• MRI Spinal 2. Breathing
• Mielografi 3. Circulation
4. Immobilisasi :
• cervical collar’
• Baringkan penderita dalam posisi
terlentang (supine) pada tempat/alas
yang keras
Tatalaksana
• Operatif
• Dekompresi dan stabilisasi Spinal
• Rehabilitasi
5. Stabilisasi Medis
• Periksa vital signs
• Pasang ’nasogastric tube’
• Pasang kateter urin
• Segera normalkan ’vital signs’.
6. Mempertahankan posisi normal vertebra (”Spinal Alignment”)
Amnesia Pasca Trauma
LI 9
Post-traumatic amnesia
• is the time after a period of unconsciousness when the injured person
is conscious and awake, but is behaving or talking in a bizarre or
uncharacteristic manner.
• Symptoms :
• Confusion, agitation, distress and anxiety
• Uncharacteristic behaviours such as violence, aggression, swearing, shouting.
• Inability to recognise familiar people
• Tendency to wander
• In some cases people may be very quiet, docil, loving and friendly
• last for a few minutes, hours, days, weeks or even, in rare cases,
months.
https://www.headway.org.uk/about-brain-injury/individuals/effects-of-brain-injury/post-
traumatic-amnesia/
• merusak lobus temporal medial & diencephalon medial. Amnesia neurologis kesulitan berat
mempelajari hal baru setelah kejadian trauma kapitis (amnesaia anterogad).
• kesulitan dalam mengingat fakta dan peristiwa sebelum peristiwa amnesia (amnesia retrogad)
• Posttraumatic amnesia dipertimbangkan sebagai suatu marker yang sensitif untuk tingkat
keparahan trauma kapitis, dan sebagai suatu prediktor outcome yang berguna. Russel dan Smith
telah membuat suatu taksonomi keparahan trauma kapitis berdasarkan PTA sebagai berikut:
• trauma kapitis ringan jika PTA kurang dari 1 jam
• trauma kapitis sedang jika PTA antara 1 dan 24 jam
• trauma kapitis berat jika PTA 1 dan 7 hari
• trauma kapitis sangat berat jika PTA lebih dari 7 hari.
• PP TOAG / tes orientasi dan amnesia gavelstone Scoring
NRS / Neurobehavioral Rating Scale
• Th/ Mengrangi Resiko Kerusakan, Pasien senyama mungkin, cegah stimlasi teralu banyak,
Rehabilitasi Amnesia
https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/09/Bahan-Ajar-2-_-Amnesia-
Pasca-Trauma.pdf
Tumor Primer
LI 10
Tumor otak primer
• Epidemiologi : • Pemeriksaan : CT scan/MRI
• perempuan > : laki2 dengan kontras
• Mayoritas tumor primer : astrosit • Tatalaksana :
47% dan meningioma 26%
• Terapi simtomatik
• Tanda & gejala : • Terapi definitif
• Nyeri kepala • Terapi paliatif
• Diplopia, papiledema
• Kejang (jika lesi di cortex)