Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Vol. II, in Pneumonia, by Zul Dahlan, edited by Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus
Alwi, Marcellus Simadibrata K. and Siti Setiati, 964. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 2007.
Epidemiologi
• Menempati urutan paling atas pada angka kematian
& kesakitan di Indonesia
• Insidensi tinggi : dewasa muda dan usia lanjut
• Mortalitas 5-12% pada pasien yang dirawat di RS,
25-50% pada pasien ICU
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Vol. II, in Pneumonia, by Zul Dahlan, edited by Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus
Alwi, Marcellus Simadibrata K. and Siti Setiati, 964. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 2007.
Faktor Presdiposisi
• Infeksi Saluran Nafas Atas (ISPA)
• bayi dan anak-anak, usia lanjut
• Alkoholisme
• Perokok
• kekurangan nutrisi
• penderita DM
• penderita payah jantung
• Penyakit Paru Obstruksi Menahun (PPOM)
• gangguan sistem kekebalan karena obat tertentu (penderita
kanker, penerima organ cangkokan)
• gangguan sistem kekebalan karena penyakit (penderita AIDS).
1. NN. ‘Sejauh Mana Kita Harus Mewaspadai Pneumonia’ available at :
http://www.medistra.com/Artikel_Kesehatan/Pneumonia.html ( 2004 )
2. http://www.medicastore.com/Info Penyakit/Pneumonia (2004)
3. Wilson LM. Infeksi pada Parenkim Paru : Pneumonia. Dalam : Price SA, Wilson LM. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses
Penyakit. Jilid II. Edisi 6. jakarta. EGC. 2006. hal. 804 – 10
Klasifikasi Pneumonia
Pneumonia Komuniti
Pneumonia Nosokomial
P Klinis & Epid
Pneumonia Aspirasi
N
Pneumonia pd px
E
Immunocompromised
U
Bakteri penyebab Pneumonia Bakterial
M
Pneumonia Atipikal
O
Pneumonia Virus
N
Pneumonia Jamur
I
A Predileksi Infeksi Pneumonia Lobaris
Pneumonia Interstitial
Bronkopneumonia
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Vol. II, in Pneumonia, by Zul Dahlan, edited by Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus
Alwi, Marcellus Simadibrata K. and Siti Setiati, 966 – 969. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007.
ETIOLOGI Pneumonia
• Infeksi melalui droplet Streptococcus pneumoniae
• Infeksi melalui slang infus Staphylococcus aureus
• Infeksi pada pemakaian ventilator P. aeruginosa dan
Enterobacter
• Gangguan kekebalan
• Penyakit kronik
• Polusi lingkungan
• Penggunaan antibiotika yang tidak tepat karakteristik
kuman berubah
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Vol. II, in Pneumonia, by Zul Dahlan, edited by Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus
Alwi, Marcellus Simadibrata K. and Siti Setiati, 965. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 2007.
Patofisiologi Pneumonia
Mikroorganisme Daya tahan tubuh Lingkungan
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Vol. II, in Pneumonia, by Zul Dahlan, edited by Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus
Alwi, Marcellus Simadibrata K. and Siti Setiati, 964. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 2007.
4 Tahapan Respon
Kongesti Hepatisasi Merah Hepatisasi Kelabu Resolusi
Periode 4-12 jam pertama 48 jam berikutnya 3-8 hari 7-11 hari
Proses • Lobus yang • Paru tampak merah • Paru tampak • Eksudat mengalami
terkena menjadi & bergranula kelabu, kering, lisis & diresorbsi o/
berat, merah, & (hepatisasi = seperti padat karena : makrofag
sembab hepar) karena • sel darah merah • Sehingga jaringan
• Eksudat serosa eritrosit, fibrin, & mengalami lisis kembali pada
masuk ke dalam leukosit PMN mengisi sementara; strukturnya semula
alveoli melalui alveoli leukosit & fibrin
pembuluh darah • Pleura biasa mengalami
yang berdilatasi & memperlihatkan konsolidasi di
bocor eksudat dalam alveoli
fibrinosa/fibrinopuru yang terserang
len
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000073.htm
Perawatan
Indikasi perawatan di Rumah
Sakit (opname): Home-care
• 65 tahun atau anak-anak • Demam aspirin, NSAIDs
• Tidak bisa mengurus diri (ibuprofen atau naproxen),
sendiri di rumah (makan atau acetaminophen.
dan minum) Anak2 jangan berikan
• Mengidap penyakit lain aspirin!
(maslah ginjal atau hepar) • Jangan minum obat batuk
• Telah mengkonsumsi
aintibiotik di rumah dan • Minum banyak air putih
tidak sembuh • Banyak istirahat
• Gejala yang parah
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000073.html
Komplikasi
• Bakterimia akibat tidak teratasinya infeksi --> lesi metastatik --
> meningitis
• Arthritis
• Perikarditis
• Empiema
• Endokarditis bakterialis
• Peritonitis
• ARDS (acute respiratory distress syndrome)
https://www.merckmanuals.com/ho
me/lung-and-airway-
disorders/acute-bronchitis/acute-
Etiologi
• Bronchitis paling sering disebabkan oleh virus
• Dapat disebabkan oleh:
– Mycoplasma pneumoniae
– Chlamydia pneumoniae
– Bordetella pertussis
https://www.merckmanuals.com/home/lu
ng-and-airway-disorders/acute-
bronchitis/acute-bronchitis
Patofisiologi
Hipertrofi kelenjar mukosa
bronkus & peningkatan jumlah
Inflamasi pada
sel goblet dengan infiltrasi sel –
bronkus
sel radang & odema pada
mukosa sel bronkus
Aliran udara
Penyempitan bronkus
berkurang
http://emedicine.medscape.com/a
rticle/297108-overview#a0104
Tanda dan Gejala
• Biasanya dimulai dengan gejala seperti
selesma, lalu mulai timbul batuk yang awalnya
kering lalu berubah menjadi berdahak, dahak
dapat saja berwarna hijau atau bening. Batuk
biasanya sembuh setelah 2 sampai 3 minggu
karena paru butuh waktu untuk memperbaiki
sel epitel bronkus yang rusak.
https://www.merckmanuals.com/ho
me/lung-and-airway-
disorders/acute-bronchitis/acute-
Pemeriksaan penunjang
• X-ray
• Pemeriksaan darah lengkap
• Procalcitonin (untuk membedakan bacterial
dan non bacterial)
• Bronchoscopy
http://emedicine.medscape.com/arti
cle/297108-overview
Diagnosis Banding
• Alpha1-Antitrypsin Deficiency
• Asthma
• Bronchiectasis
• Bronchiolitis
• Chronic Bronchitis
• Chronic Obstructive Pulmonary Disease
• Gastroesophageal Reflux Disease
• Influenza
• Pharyngitis, Bacterial
• Pharyngitis, Viral
• Sinusitis, Acute
• Sinusitis, Chronic
• Streptococcus Group A Infections
http://emedicine.medscape.com/arti
cle/297108-differential
Tatalaksana
• Untuk menurunkan demam dan analgesik
(aspirin, acetaminophen, or ibuprofen)
• Anak KI aspirin (reye’s syndrome)
• Untuk mengurangi wheezing (menggunakan
bronkodilator)
• Untuk antibiotik (azithromycin atau
clarithromycin)
• Untuk batuk tidak dianjurkan digunakan, namun
jika batuk mengganggu tidur, dapat
emnggunakan expectorant
https://www.merckmanuals.com/ho
me/lung-and-airway-
disorders/acute-bronchitis/acute-
Komplikasi & Prognosis
KOMPLIKASI PROGNOSIS
• Pneumonia • Orang sehat sembuh
• Hepatitis dengan AB/ sembuh sendiri
• Encephalitis disebabkan oleh virus
• Arthralgia • Orang tua, infant, perokok,
pasien dengan gangguan
• Skin lesions paru/ jantung beresiko
• Hemolytic anemia lebih besar mengalami
komplikasi
http://www.drugs.com/health-guide/acute-bronchitis.html
BRONKIOLITIS
• Ditandai dengan adanya inflamasi pada
bronkiolus, yang umumny disebabkan oleh
virus
Tatalaksana
• Pada ps dengan imunosupresi beri amfoterisin B atau liposomal
amfoterisin B secara iv selama 2 minggu dan sampai gejala
membaik
• Dilanjutkan flukonasol (400 mg/hari) selama 8 minggu kemudian
flukonasol (200 mg/hari) seumur hidup
• Pada ps yg normal sebelumnya bisa respon dengan flukonasol
selama 6-12 bulan, sbg alternatif bisa dengan itrakonazol
Tatalaksana
• Diberikan amfoterisin B IV 0,5-0,7 mg/kg sehari selama 2-4 minggu atau
flukonazol
Fishman AP, Elias JA, Fishman JA, Grippi MA, Senior RM, Pack AI, editors. Fishman’s pulmonary
diseases and disorders. 4th ed vol 2. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2008.
ETIOLOGI FLU BURUNG
• Genus virus influenza A,
dari famili
Orthomyxovirus
• Enveloped, (-) stranded
RNA virus
• Glikoprotein permukaan
(antigen utama) :
– Hemagglutinin (HA)
– Neuraminidase (NA)
• Jenis yang menginfeksi
manusia : (H5N1)
Fishman AP, Elias JA, Fishman JA, Grippi MA, Senior RM, Pack AI, editors. Fishman’s pulmonary
diseases and disorders. 4th ed vol 2. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2008.
ETIOLOGI FLU BURUNG
• Virus dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan kemampuannya
untuk menyebabkan penyakit di unggas:
– High pathogenicity→menyebabkan hampir 100% mortalitas dalam 48
jam
– Low pathogenicity→tidak menyebabkan penyakit yang berat
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia [Internet]. Laporan kasus flu burung ke-194 [uploaded Sep 26,
2013; cited June 2, 2015]. Available at: http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=SNR.13100006
Penularan
• kontak langsung membran mukosa dengan sekret atau ekskreta
infeksius dari unggas yang terinfeksi.
• Jalur masuk : saluran respiratorik dan
• konjungtiva
• Masa inkubasi : ≤ 7 hari
MANIFESTASI KLINIS
• Influenza like illness (ILI) atau Penyakit Serupa Influenza (PSI)
dengan gejala demam, sakit tenggorokan, batuk, pilek, nyeri otot,
sakit kepala, lesu.
• Beberapa laporan kasus menyebutkan adanya konjungtivitis, diare,
bahkan ada satu kasus dengan meningitis.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency
/article/007263.htm
SARS (Severe Acute Respiratory
Syndrome)
• Merupakan bentuk serius dari pneumonia
• Etiologi:
– SARS Virus dari famili coronavirus
• Cara transmisi:
– Melalui droplet airborne transmission
• Virus ini dapat hidup bulanan atau tahunan
saat temperatur dingin (below freezing)
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/007192.htm
Tanda dan Gejala
• Khas:
– Batuk
– Susah bernapas
– Demam diatas 38 derajat Celcius
• Umum:
– Menggigil
– Sakit kepala
– Nyeri otot
• Kurang umum:
– Batuk berdahak
– Diare
– Pusing
– Mual muntah
– Rinore
– Radang tenggorokan
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/007192.htm
Pemeriksaan Penunjang
• Cek darah lengkap
• Foto toraks
• CT Scan
• Tes antibodi
• PCR Test
TATALAKSANA
• Di isolasi di rumah sakit
• Antibiotik untuk bakteri yg menyebabkan pneumonia
• Antivirus (belum diketahui keefektifannya)
• Steroid dosis tinggi
• Oksigen, breathing support
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/007192.htm
Prognosis
• Angka kematian : 9-12%, pada usia >65 tahun angka meningkat
sampai 50%
• Kemungkinan komplikasi:
– Gagal paru
– Gagal hepar
– Gagal jantung
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/007192.htm
Abses Paru
• Etiologi :
– Kelompok bakteri anaerob (terutama pd orang dengan
immunocompetent & diakibatkan pneumonia aspirasi)
• Bacteriodes melaninogenus, bacteriodes fragilis, peptostretococcus
species, bacillus intermedius, prevotella melaninogenica
– Kelompok bakteri aerob, predominan pd orang dgn
immunocompromised
• Gram positif: sekunder oleh sebab selain aspirasi
– Staphylococcus aureus, streptococcus microaerophillic,
streptococcus pyogenes, streptococcus pneumonia
• Gram negatif: biasanya merupakan sebab nosokomial
– Klebsiella pneumonia, pseudomonas aureginosa, e.colli,
haemophillus influenza
• Tanda & gejala :
– Dpt berjalam lambat/ mendadak/ akut
– Akut: terjadi kurang dari 4-6 minggu
– Umumnya pasien punya riwayat perjalanan penyakit 1-3 minggu
– Gejala awal: badan terasa lemah, tidak nafsu makan, penuruna berat badan,
batuk kering, keringat malam, demam intermitten bisa disertai menggigil
dengan suhu tubuh 39,4 atau lebih
– Sputum berbau amis & bewarna anchovy
– Ada keluhan nyeri dada & batuk dada dpt dari ringan hingga masif
• PF :
– Lab: leukosit tinggi 10.000-30.000/ mm kubik dengan hitung jenis bergeser ke
kiri & sel PMN yg banyak terutama neutrofil yg imatur
• Tatalaksana :
– Antibiotik: klindamisin 3x600 mg IV sampai ada perbaikan
– 4x300 mg oral/ hari atau diberikan amoksisilin asam klavulanat 2x875 mg
– Antibiotik parenteral diganti ke oral bila pasien tidak panas lagi klindamisin
300-600 mg 3x/hari atau flagyl 3x500 mg/hari
Chest X-Ray
• Prognosis :
– Tergantung dari respon inflamasi, keadaan umum pasien, letak abses, serta
luas kerusakan, dan respon pengobatan
– Pada era antibiotika sekarang penyembuhan sudah mencapai 90-95%
– Faktor yang memperjelek (mortalitas 65-75%)
• Kavitas besar
• Penyakit dasar
• Status immunocompromised
• Umur tua
• Empinema
• Komplikasi :
– Lokal penyebaran infeksi melalui aspirasi lewat bronkus atau penyebaran
langsung melalui jaringan sekitarnya
– Kurang drainase ruptur kesegmen lainnya dengan adanya penyebaran
infeksi Staphylococcus, ruptur rongga pleura (piotoraks)
– Abses otak, hemoptisis masif, ruptur pleura viseralis
– Adanya resisten akibat pengobatan 6 minggu, menyebabkan kerusakan
permanen, atau bronkiektasis, kor pulmonal, dan amiloidosis
– Kronik bisa menyebabkan anemia, malnutrisi, kaheksia, gangguan cairan dan
elektrolit, serta gagal jantung pada manula
Daftar pustaka
• Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Vol. II, in Pneumonia, by Zul Dahlan, edited by Aru W.
Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K. and Siti Setiati, 1609 –
1618. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 2007.
• Rahajoe NN, Supriyanto B, Setyanto DB, ed. Buku Ajar Respirologi Anaka. Edisi pertama.
Jakarta: IDAI, 2008.
• Goering, Richard V; Dockrell, Hazel M; Zuckerman, Mark; Chiodini, Peter L; Roitt, Ivan M.
"Mims' Medical Microbiology." In Lower Respiratory Tract Infections, 218. China: Elsevier,
2013.
• http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000073.htm
• https://www.merckmanuals.com/home/lung-and-airway-disorders/acute-bronchitis/acute-
bronchitis
• http://emedicine.medscape.com/article/297108-overview
• http://emedicine.medscape.com/article/297108-differential
• http://www.drugs.com/health-guide/acute-bronchitis.html
• Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Vol. III, edited by Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus
Alwi, Marcellus Simadibrata K., Siti Setiati, 2268 – 2272. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014.
Daftar pustaka
• Murray & Nadel’s Textbook of Respiratory Medicine ed. 5 section H Ch. 31 “Viral
Infection” pg. 661-698.
• https://www.merckmanuals.com/home/lung-and-airway-
disorders/pneumonia/overview-of-pneumonia
• Fishman AP, Elias JA, Fishman JA, Grippi MA, Senior RM, Pack AI, editors. Fishman’s
pulmonary diseases and disorders. 4th ed vol 2. New York: The McGraw-Hill
Companies, Inc.; 2008.
• World Health Organization. Overview of the emergence and characteristics of the
avian influenza A(H7N9) virus
• World Health Organization, Pedoman pelayanan kesehatan anak di rumah sakit
rujukan tingkat pertama di kabupaten/ WHO ; alihbahasa, Tim Adaptasi Indonesia.
– Jakarta : WHO Indonesia, 2008 . Halaman 123-128
• World Health Organization, Pedoman pelayanan kesehatan anak di rumah sakit
rujukan tingkat pertama di kabupaten/ WHO ; alihbahasa, Tim Adaptasi Indonesia.
– Jakarta : WHO Indonesia, 2008
• http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/007263.htm
• http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/007192.htm