Anda di halaman 1dari 36

Pemicu 6 Sistem Saraf & Kejiwaan

“Pasangan Senasib Sepenanggungan”


Kelompok 7
7 Juni 2017
Kelompok 7 Tutor:
dr. Dewi Indah
• Ryan Juliansyah 405130048
Lestari, MKK
• Prima Putri Pentana 405130113
• Ongku Saripa Hasibuan 405140005
• Priesca Pricilia Nathasya 405140073 (Penulis)
• Anggi Arini 405140096
• Simran Jeet Kaur 405140100
• Katherine Chia 405140145
• Riyanti Devi Widia N 405140159
• Jeffrey Eka Wijaya 405140167 (Ketua)
• Amelia 405140226
• Fortune De Amor 405140230 (Sekretaris)
• Clara Jessica Johansyah 405140247
Pasangan Senasib Sepenanggungan
Seorang perempuan usia 32 tahun datang ke poliklinik bersama dengan suaminya. Pasien mengeluh
pusing berputar sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai mual, muntah, dan telinga berdenging
yang hilang timbul. Pusing memberat saat perubahan posisi. Tak ada keluhan kesemutan sekitar
mulut atau adanya gangguan penglihatan.
Pada pemeriksaan fisik: tampak sakit berat, tidak dapat membuka mata, tekanan darah 110/60
mmHg, frekuensi nadi 78 kali/menit, frekuensi napas 18 kali/menit, tanda rangsang meningeal (-)
dan nistagmus (-).
Suami pasien berusia 35 tahun juga datang untuk berobat dengan keluhan nyeri kepala sisi kiri.
Keluhan hilang timbul sejak 2 bulan, tapi memberat sejak 3 hari terakhir. Setiap kali serangan
timbul terasa sakit sekali, disertai mual dan muntah. Setelah serangan, nyeri hilang sama sekali.
Diluar serangan nyeri kepala, tak ada keluhan sejenis lainnya.
Pemeriksaan fisik: tekanan darah 125/75 mmHg, frekuensi nadi 76 kali/menit, temperatur 36,5◦C,
injeksi konjungtiva (+), hiperlakrimasi. Tanda rangsang meningeal (-) dan tidak ada defisit
neurologis lainnya.

Apa yang dapat dipelajari dari kasus diatas?


Unfamiliar Terms 5. Bagimana interpretasi PF & PP ps ♀?
Injeksi konjungtiva: 6. Apa PP lanjutan utk ps ♀?
Mata merah krn pelebaran P.D arteri 7. Apa yg menyebabkan nyeri kepala
konjungtiva posterior oleh karena hilang timbul sejak 2 bln & memberat
pengaruh mekanis, alergi, infeksi. sejak 3 hari lalu pd ps ♂ ?
Rumusan Masalah 8. Mengapa stlh serangan, rasa nyeri
1. Mengapa ps ♀ pusing memberat saat hilang sama sekali?
perubahan posisi? 9. Apa hub. mual & muntah dgn keluhan
2. Mengapa ps ♀ tdk dpt membuka ps ♂ ?
mata? 10. Bagimana interpretasi PF & PP ps ♂ ?
3. Mengapa pd ps ♀ telinganya
berdengung & hilang timbul?
4. Mengapa pd ps ♀ tdpt mual muntah
dan apa hubungannya dgn pusing
berputar?
Curah Pendapat 5. Ps ♀ sakit berat, tdk dpt membuka
1. Keseimbangan berhubungan dgn saraf mata, TD Normal, nadi normal,
vestibulokoklear  ada gangguan  saat rangsang meningeal (-), nistagmus (-)
perubahan posisi  pusing memberat 6. CT Scan, MRI, Px Neurologis
2. Ada gangguan di okulomotor (Romberg, N. Kranialis)
3. Berhubungan dgn saraf di telinga 7. Berhubungan dgn irama sirkadian
(vestibulokoklear)
(nyeri kepala tipe cluster)  nyeri
4,9. a. depolarisasi seluler  stimulasi kepala pd 1 sisi, hiperlakrmasi, injeksi
aktivasi neuron nosiseptif pada PD dura
konjungtiva (+)
 aktivasi saraf trigeminus  nyeri
kepala. 8. Berhubungan dgn pemicu terjadinya
Selama perjalanan jaras nyeri dari nyeri kepala, pd saat ada pemicu 
trigeminovaskular ke korttex sensorik  nyeri (cahaya, makanan yg
sinaps di nukleus salivatorius superior mengandung tiramin, alkohol)
daerah batang otak  mual & muntah. 10. Injeksi konjungtiva (+), hiperlakrimasi
b. Berhubungan dgn saraf di telinga
(vestibulokoklear)
MIND MAP
-Pusing berputar -Gangguan di sistem keseimbangan  vertigo
-Mual, muntah -Tek. Intrajugular me↑ ← p↑an TIK
-Telinga berdenging -Gangguan di saraf vestibulokoklear
-Pusing memberat saat perubahan -Hidrops  rusak sel rambut telinga
posisi

-Nyeri kepala sisi kiri


-Saat muncul sakit sekali, tdk -Pe ↑TIK DD:
mual muntah -Pelebaran P.D Arteri -Tension Headche
-Injeksi konjungtiva (+) Konjungtiva Posterior -Migren
-Hiperlakrimasi -Berhubungan dgn irama -Arterits kranial
-Nyeri kepala hilang timbul sirkadian & pemicu -Neuralgia trigeminal
-Cluster Headche
LI
Menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, tanda & gejala,
klasifikasi, diagnosis, px fisik, PP, tatalaksana (farmako non
farmako), prognosis, komplikasi:
1. Tension headache
2. Migren
3. Neuralgia trigeminal
4. Cluster headache
5. Vertigo
6. Arteritis Kranial
LI 1 Tension Type Headache (TTH)
Serangan nyeri kepala berulang, berlangsung dalam
hitungan menit sampai hari, sifat nyeri biasanya berupa
rasa tertekan atau diikat, dari ringan sampai berat,
biasanya bilateral, tidak memberat dgn aktifitas fisik
rutin.

Faktor Pencetus
 Stres
 Kecemasan
 Depresi
 Bekerja dalam posisi yg canggung / bertahan pada
satu posisi dalam waktu yg lama

Sumber : Munir B. Neurologi dasar. Sagung Seto.


Tension Type Headache (TTH)
PATOFISIOLOGI
 Posisi yg dipertahakan lama, posisi tidur yg salah  Kontraksi M.Splenius kapitis,
M.Temporalis, M.Maseter, M.Sternokleidomastoideus, M.Trapezius, M.Servikalis
posterior, & M.Levator skapule  nyeri kepala

 Ketegangan/stres  kontrkasi otot di sekitar tulang tengkorak vasokontriksi PD


 aliran darah berkurang  terhambatnya oksigen & menumpuknya hasil
metabolisme  nyeri

 Semua impuls rasa nyeri di kepala akan disalurkan ke korteks serebri oleh N. V dan
saraf cervical 1-3

Sumber : Munir B. Neurologi dasar. Sagung Seto.


TTH EPISIODE TIPE INFREQUENT
Tension Type Headache (TTH)
1. Minimal 10 episode serangan dengan rata2
< 1 hari/bulan (<12 hari/tahun) dan
memenuhi kriteria 2 – 5 Kriteria Diagnosis
2. Dapat berlangsung 30 menit – 7 hari
3. Nyeri kepala memiliki paling tidak 2 gejala
khas TTH EPISODE FREQUENT
– Bilateral Mirip seperti TTH episodik tipe
– Terasa menekan atau mengikat infrequent tapi punya frekuensi yang
– Intensitas ringan – sedang lebih sering pada kriteria 1  paling
– Tidak diperberat dengan aktivitas rutin tidak terdapat 10 episode serangan dalam
seperti berjalan dan naik tangga 1 – 15 hari/bulan selama paling tidak 3
bulan ( 12 – 180 hari/tahun)
4. Tidak ditemukan keluhan :
– Mual dan muntah
– Fotofobia atau fonofobia
5. Bukan nyeri kepala sekunder
Kriteria Diagnosis Tension Type Headache (TTH)

TTH KRONIK
1. Nyeri kepala yang terjadi ≥ 15 hari/bulan dan berlangsung > 3 bulan (≥180 hari / tahun)
2. Nyeri kepala harus memenuhi kriteria :
1. Berlangsung beberapa jam atau secara terus menerus
2. Nyeri kepala memiliki minimal 2 karakteristik berikut :
• Lokasi bilateral
• Terasa menekan atau mengikat
• Intensitas ringan – sedang (dapat mengganggu aktivitas tetapi pasien masih dapat
beraktivitas)
• Tidak memberat dengan aktivitas fisik rutin : berjalan atau naik tangga
3. Tidak didapatkan :
– Lebih dari 1 keluhan ini : fotofobia, fonofobia, mual dan muntah
4. Bukan nyeri kepala sekunder
GEJALA Tension Type Headache (TTH)
 Nyeri kepala dirasakan seperti kepala berat,
pegal, rasa kencang atau seperti diikat PX NEUROLOGIS
sekeliling kepala.
Adanya pericranial tenderness 
 Nyeri kepala terutama pada dahi, pelipis,
belakang kepala atau leher. nyeri tekan pada otot perikranial
 Nyeri tidak berdenyut, tidak ada mual, (otot frontal, temporal, masseter,
fotofobia dan fonofobia. sternokleiomastod, splenius, dan
 Bila berlangsung lama pada perabaan dapat trapezius) pada waktu palpasi
ditemukan daerah-daerah yang membenjol manual
keras berbatas tegas dan nyeri tekan.
 Nyeri dapat menjalar sampai bahu.
 Nyeri (tekan) kepala bilateral yg berulang  DD
spt ada benda yg berat di kepala, memburuk
pada sore hari  Migrain
 Durasi sakit 30 menit – bbrp hari  Nyeri kepala sekunder (Infeksi,
 Tanpa disertai kelemahan ataupun gejala Tumor Otak)
neurologis lainnya, tidak dipicu oleh kegiatan  Temporomandibular Joint Disease
fisik tertentu. Sumber : Munir B. Neurologi dasar. Sagung Seto.
TERAPI FARMAKOLOGI Tension Type Headache (TTH)
Pada Serangan Akut
1. Analgetik TERAPI NONFARMAKOLOGI
Ibuprofen 800 mg/hari
1. Terapi behaviour
Acetaminophen 1000 mg/hari
- Stress management
aspirin 1000 mg/hari
- Terapi relaksasi
2. Muscle Relaksan
3. Relaksan otot yg bisa digunakan : 2. Fisioterapi
esperison HCL, baklofen, diazepam - Relaksasi, pijatan, kompres hangat, dingin

KOMPLIKASI
Sumber : Munir B. Neurologi dasar. Sagung Seto.
TTH akut bisa berkembang menjadi TTH kronik

PROGNOSIS
 Prognosis baik dengan penatalaksanaan yg baik  90% pasien dapat disembuhkan
 Episode TTH prognosis > baik Kronik TTH karena danya faktor komorbid lain
seperti : gangguan psikiatri dan migrain
LI 2 MIGREN
DEFINISI
ETIOLOGI
Kelainan kompleks ditandai sakit kepala
berulang, unilateral, pada beberapa kasus  Diduga bersifat neurovaskular
dikaitkan dgn adanya aura yg timbul  Faktor genetik
sebelum nyeri kepala atau setelahnya
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
Keadaan dasar neuron hyper-excitability
 Migren tanpa aura
trhdp pencetus tertentu  vasodilatasi
 Migren dgn aura
 Prostaglandin  rangsang
 Sindrom periodik pd anak yg umumnya pelepasan sitokin proinflamasi 
menjadi prekursor migren
vasodilatasi berikutnya  peregangan
 Migren retinal
& peransangan reseptor nyeri
 Komplikasi migren
 Probable migren

Sumber: Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid II. Edisi IV
MANIFESTASI KLINIS
MIGREN
 Prodromal
 Aura
- pulih menyeluruh dlm < 60 mnt
- ex : gangguan visual homonim, parestesia PX FISIK
unilateral, kesemutan atau kelemahan, afasia
 Takikardia/ bradikardia
 Nyeri kepala
 Hipertensi/ hipotensi
- berdenyut unilateral ,terutama pd daerah
fronto-temporal  Injeksi konjungtiva
- dlm hitungan jam sampai hari  Reaksi pupil yg < baik trhdp cahaya
- nyeri terjadi secara bertahap  Defisit hemisensorik atau hemiparetik
(pd migren kompleks)
- memberat pd malam hari
- gejala penyerta: mual/muntah,
fotofobia/fonofobia, aura
 Postdromal

Sumber: Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid II. Edisi IV
KLASIFIKASI MIGREN
Migren tanpa aura
 Sekurang-kurangnya 5 nyeri kepala
berlansung selma 4-72 jam (belum
diobati atau sudah diobati namun belum Migren dgn aura
berhasil)  Aura tipikal : gejala visual dan/atau
 Nyeri kepala setidaknya memiliki 2 sensoris, dan/atau berbahasa yg
gejala sbb: berkembang secara bertahap
unilateral, berdenyut, intensitas nyeri  Durasi tdk boleh > 1 jam
sedang-berta, diperparah aktivitas fisik  Pulih sempurnaberhubungan dgn migren
 Selama nyeri kepala disertai 1 dari gejala kepala yg memenuhi kriteria migren
berikut: tanpa aura
mual dan/atau muntah atau fotofobia dan
fonofobia
 Tdk berkaitan dgn penyakit lain

Sumber: Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid II. Edisi IV
Tatalaksana (farmakologi) MIGREN
Tujuan terapi :
 mengurang serangan
 kalaupun muncul, serangan
tdk terlalu berat & tdk
menganggu kehidupan

• Ergot alkaloids and triptans are


contraindicated
in patients with hypertension or
other cardiovascular disease and
should not be used together.

Sumber : Simon RP, Aminoff MJ, Greenberg DA. Clinical Neurology. International Edition.
MIGREN

Migraine during pregnancy should


be treated only with narcotic
analgesics, although sumatriptan is
safe in the first trimester.
Acetaminophen is sometimes
helpful but other antimigraine drugs
may be teratogenic or cause
complications
in pregnancy.

Sumber : Simon RP, Aminoff MJ, Greenberg DA. Clinical Neurology. International Edition.
LI 3 NEURALGIA TRIGEMINAL
EPIDEMIOLOGI
DEFINISI  15 kasus tiap 100.000 org dg
 Tic doloreux predisposisi perempuan : laki2 1,5-2 : 1
 Nyeri unilateral yg mengikuti distribusi  Pd 90% terjadi > 40 th
sensorik saraf kranialis V  Umumnya 60-70th

ETIOLOGI
 Klasik  idiopatik
 Simtomatik aneurisma, tumor,
inflamasi meningeal kronik/ iritasi
saraf radiks trigeminal sepanjang pons

Sumber: Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid II. Edisi IV
NEURALGIA
TRIGEMINAL

http://www.change-pain.com/
NEURALGIA TRIGEMINAL

PATOFISIOLOGI
• Fungsi utama sensorik
• Idiopatik
– Kompresi vaskular (lilitan a/v pd area masuk trigeminus ke pons) 
demielinisasi fokal n. trigeminus (neuralgia trigeminal klasik)
– Nyeri neuropatik merupakan tanda utama jejas pd daerah serat aferen
nosiseptif yg tdk termielinisasi/ hny memiliki lapisan mielin yg tipis

Sumber: Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid II. Edisi IV
NEURALGIA TRIGEMINAL
MANIFESTASI KLINIS
PEMERIKSAAN FISIK
 Nyeri unilateral spt tertusuk
(mengunyah/aktv lain)  Sensasi wajah
 Sering di sisi kanan  Kekuatan maseter
 Sindrom pretrigeminal neuralgia  Reflek kornea N
 Nyeri terlokalisir
 Karakteristik nyeri
 Jumlah serangan bervariasi
 Pencetus & zona nyeri
 Spasme otot sisi yg terkena
 Timbul pd stadium lanjut MS

Sumber: Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid II. Edisi IV
NEURALGIA TRIGEMINAL

DIAGNOSIS IHS
• Serangan nyeri paroksismal bbrp detik
DIAGNOSIS – 2 menit dg melibatkan 1 atau >
cabang n. trigeminus & memenuhi
 CT-scn atau MRI  I bila sulit kriteria B & C
membedakan yg klasik dg simtomatik • Nyeri plg sedikit memenuhi 1 kriteria
 MRI  kompresi akar saraf trigeminal – Kuat, tajam, superfisial/ rasa menikam
o/ PD yg berkelok2 aberrant vessels pd – Dispresipitasi dr trigger area/ o/ faktor
yg klasik & tampak lesi struktural spt pencetus
tumor yg simptomatik. • Jenis serangan streotipik pd tiap
individu tertentu
• Tidak ada defisit neurologis
• Tidak berikatan dg gguan lain

Sumber: Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid II. Edisi IV
NEURALGIA TRIGEMINAL
FARMAKOLOGI
 Karbamazepin 100-600 mg/hr PO TATALAKSANA
 Pregabalin 150-300 mg/hr PO
 Gabapentin 1200-3600 mg/hr PO
BEDAH
 Baclofen 60-80 mg/hr PO
 I U/ NYERI NITRACTABLE
 Fenitoin 200-400 mg/hr PO
 Gamma knife radiosurgery
 Lamotrigine 100-400 mg/hr PO
 Radiofrequency electrocoagulation
 Topiramat 150-300 mg/hr PO
 Injeksi gliserol
 Oxcarbamazepine 300-2400 mg/hr PO
 Ballon microcompression
 Microvascular decompression

Sumber: Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid II. Edisi IV
DEFINISI
LI 4 CLUSTER HEADACHE
Sakit kepala jenis primer dgn tipe ETIOLOGI
serangan sakit kepala yg parah, Penyebab pasti belum diketahui, tetapi bbrp pemicu
mendadak, berulang di daerah meliputi : injeksi subkutan histamin, stress, alergi,
periorbital unilateral. gangguan pola tidur perokok berat, alkohol, dll.

PATOFISIOLOGI
• Tdk diketahui dgn jelas, ada bbrp mekanisme yg mungkin dpt menjelaskan:
Hemodinamik
• Terjadi dilatasi vaskular yg mencetuskan perubahan sekunder untuk neuronal
discharge yg primer.
Saraf trigeminal Sumber :
Munir B.
• Saraf trigeminal bertanggung jwb terhdap neuronal discharge yg bs menyebabkan Neurologi
Cluster headache. Substansi P neuron membawa impuls sensori dan motorik dlm dasar.
divisi saraf maksillaris dan opthalmic. Sagung
Seto.
KLASIFIKASI CLUSTER HEADACHE
1. Episodik
terjadi setiap hari slm 1 minggu-1 TANDA & GEJALA
tahun diikuti oleh remisi tanpa nyeri  Sakit kepala sangat berat, mendadak,
yg bbrp minggu sampai bbrp tahun. unilateral wajah, durasi serangan 10 menit-3
2. Kronik jam per episode, karakter seperti “dibor”,
seolah2 mau di dorong keluar, distribusi divisi
terjadi setiap hari slm >1thn dgn tdk 1 dan 2 n.trigeminus, ada fase remisi (2bln-
ada remisi atau dgn periode tanpa nyeri 2thn)
berlangsung <2minggu.
 Lakrimasi atau injeksi konjungtiva
 Hidung tersumbat atau rhinore
 Edema kelopak mata ipsilateral
 Miosis atau ptosis ipsilateral
 Keringat pada dahi dan wajah ipsilateral
 Letih/ lemas
Sumber : Munir B. Neurologi dasar. Sagung Seto.
CLUSTER HEADACHE
DD
 Herpes zoster
PF
 Sinusitis
o PF dan PN normal
 SAH
o Kecuali lakrimasi, injeksi
konjungtiva, miosis,  Temporal arteritis
ptosis muncul saat  Trigeminal neuralgia
serangan Prognosis
PP  Umumnya CH adalah masalah seumur hidup
• CT scan  Akibat potensialnya : serangan berulang, remisi
• MRI/MRA berkepanjangan, kumungkinan transformasi dr
cluster episodik ke cluster kronik dan
sebaliknya.
Sumber : Munir B. Neurologi dasar. Sagung Seto.
TATALAKSANA CLUSTER HEADACHE
Farmakologis
• Th/ pd serangan akut
1. Oksigen (8L/menit selama 10 menit
atau 100% NRBM)
2. 5-hydroxytryptamine-1 (5HT-1)
reseptor agonis, seperti triptans atau Nonfarmakologis
alkaloid ergot dengan metoclopramide • Tindakan invasif dengan
3. Triptan subkutan lebih efektif, pengeblokan saraf
dikarenakan cepatnya onset. dosis yg • prosedur operasi saraf ablasif
digunakan pada umumnya 6mg
subkutan yg dpt diulang dlm 24jam
dengan dosis max 12mg.
4. Administrasi intranasal lidocaine tetes
(1 mL larutan 10% ditempatkan pada
swab disetiap lubang hidung selama 5
menit)

Sumber : Munir B. Neurologi dasar. Sagung Seto.


LI 5 VERTIGO
 Vertigo : ilusi ketika seseorang merasa dirinya bergerak/ berputar terhadap
sekitarnya atau lingkungan yang bergerak terhadap dirinya
 Vertigo perifer  lesi pd telinga dalam dan nervus vertibularis, vertigo sentral
 batang otak, serebrum, serebelum

Gejala dan tanda Perifer Sental


Gejala vertigo Berat Ringan
Mual dan muntah Berat Ringan
Gangguan pendengaran Sering Jarang
Defisit neurologis - Sering
Nistagmus undireksional Bidireksional, vertikal, rotatoar atau dapat berupa
downbeat/ upbeat nistagmus
Head impulse Positif Negatif
kompensasi cepat Lambat
VERTIGO
Diagnosis banding vertigo sentral berdasarkan durasi

Durasi serangan vertigo Diagnosis banding


Detik-menit TIA sistem vertebrobasilar
Migren vestibular
Paroksismal brainstem attack pd multiple sclerosis
Epilepsi vestibular
Jam-beberapa hari Infark batang otak
Perdarahan batang otak
Multiple sclerosis dengan keterlibatan batang otak
Beberapa hari- beberapa minggu Malformasi Arnlod Chiari
Infark/perdarahan/tumor/intoksikasi pada
paramedian pontomedullary
VERTIGO

 Pd fase akut vertigo dimana defisit neurologis tidak ditemukan maka


dianjurkan melakukan pemeriksaan:
head impulse test, nistagmus, test of skew. Pd vertigo sentral  head impulse negatif,
nistagmus bidireksional, test of skew positif
 Tatalaksana
Terapi simtomatik dengan betahistin, flunarizin, sinarizin. VRT
 Untuk nistagmus sentral
upbeat nistagmus : baklofen 5-10mg, 4 aminopiridin 10mg, downbeat nistagmus: 4
aminopiridin 10mg, 3,4 diaminopiridin 10-20mg, klonazepam 0,5 mg
VERTIGO

Vertigo Verstibular Perifer

 Tjd saat otokrania (kalsium karbonat yg terbentuk di makula utrikulus)


terlepas dan masuk ke kanalis semisirkularis  sensasi berputar saat
perubahan posisi. Lokasi tersering adlh kanalis semisirkularis posterior
 Gejala BPPV KSS posterior: pusing berputar berdurasi singkat, intensitas
berat, disertai mual muntah, biasanya pagi hari, dipicu perubahan posisi
kepala terhadap gravitasi spt berbaring, bangun dari tidur, berguling,
membungkuk, manuver Dix- Hallpike positif
 BPPV KSS horizontal: head roll test atau log roll test positif (dilakukan
bila manuver dix hallpike menimbulkan nistagmus horizontal)
VERTIGO
Vertigo Perifer Vertigo Sental
Nistagmus -Kombinasi nistagmus horizontal -Kombinasi nistagmus vertikal, horizontal
dan torsional dan torsional
-Inhibisi dengan fiksasi penglihatan -Tidak mengalami inhibisi dengan fiksasi
ke satu obyek penglihatan
-Unidireksional -Bidireksional
Gangguan Ringan- Sedang Berat
keseimbangan
Mual muntah Berat Bervariasi
Gangguan sering jarang
pendengaran, tinitus
Defisit neurologi jarang sering
non auditorik
Latensi pada Hingga 20 detik Hingga 5 detik
manuver diagnostik
VERTIGO
BPPV : terapi
• Komunikasi, informasi, edukasi merupakan hal yang penting, pasien diberikan
penjelasan bahwa BPPV tidak berbahaya dan prognosisnya baik.
• Medikamentosa dengan tujuan untuk memperbaiki ketidak seimbangan
vestibuler melalui modulasi transmisi daraf.
1. Golongan antihistamin depenhidramin
2. Golongan histaminergik  betahistin: dosis 4x6mg/hari
3. Golongan calcium antagonis  flunarizin 2-3x10mg
4. Golongan anticholinergik  metoclopropamid 3x10mg
LI 6 ARTERITIS KRANIAL

 Giant cell arteritis, also known as temporal arteritis, is a systemic vasculitis that
affects medium-sized and large arteries, especially branches of the external
carotid artery.
 It is characterized pathologically by subacute granulomatous inflammation
(consisting of lymphocytes, neutrophils, and giant cells).
 Inflammation of the pain-sensitive wall produces headache, and arterial stenosis
leads to ischemia.
 Giant cell arteritis affects Caucasians most often, women twice as frequently as
men, and is uncommon before 60 years of age.

Sumber : Simon RP, Aminoff MJ, Greenberg DA. Clinical Neurology. International Edition.
TANDA & GEJALA ARTERITIS KRANIAL
 Nonspecific headache
 Unilateral/bilateral
 often fairly severe TATALAKSANA
 Localized to the scalp, especially over  Initial therapy is with prednisone 60
the temporal arteries to 100 mg/d orally
 Pain or stiffness in the jaw during  The dose is decreased,usually after 1
chewing (jaw claudication) to 2 months, depending on the clinical
response.
DIAGNOSIS  Alternatif treatment : intravenous
The diagnosis is made by biopsy of methylprednisolone (500-1,000 mg
an affected temporal artery, which is every 12 hours for 2 days), with
characteristically thickened, prednisone substituted thereafter
nonpulsatile, dilated, and tender.
Sumber : Simon RP, Aminoff MJ, Greenberg DA. Clinical Neurology. International Edition.

Anda mungkin juga menyukai