Anda di halaman 1dari 21

Forensik

Kedokteran Gigi
Shafira Gina Andriana
1606830581
FKG UI 2016

Forensik Kedokteran Gigi Kelompok C


Outline
Definisi Forensik Odontologi
1
2
Topik 1
Sejarah Forensik Odontologi

Ruang Lingkup Forensik


Odontologi
Definisi Forensik Odontologi
Definisi Forensik Odontologi
Berasal dari perpaduan Bahasa Romawi dan Yunani1 :
- Forensik = Bahasa Romawi  Forensic, mengandung arti “peradilan”
- Odontologi = Bahasa Yunani  Odons, artinya “gigi”
Logos, artinya “Ilmu pengetahuan”

Forensik odontology :

ilmu pengetahuan mengenai gigi geligi meliputi semua upaya pemanfaatan


pemeriksaan gigi, komponen mulut, dan wajah untuk kepentingan peradilan dan
identifikasi1

Referensi :
1. Kedokteran Kepolisian. Buku Pegangan Odontologi Forensik POLRI. Jakarta: Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia Pusat Kedokteran dan Kesehatan; 2003.
1–19 p.
Definisi Forensik Odontologi

Menurut Keizer Neilsen (1970) yang dikutip dari Cameron dan Sims, 1974 :

“Forensik odontology adalah cabang kedokteran gigi yang mengurusi kepentingan


peradilan, berususan dengan penanganan & pemeriksaan pada bukti fisik berupa
gigi disertai evaluasi yang tepat” 2,3

Referensi :
2. Evans S, Carabott R. Forensic Odontology: An Essential Guide. 1st ed. Adams C, Carabott R, Evans S, editors. The British Journal of Psychiatry. Hoboken: Wiley; 2014. 1–2 p.
3. Balachander N, Babu NA, Jimson S, Priyadharsini C, Masthan KMK. Evolution of forensic odontology: An overview. J Pharm Bioallied Sci. 2015;7(April):S176–80.
Definisi Forensik Odontologi

Menurut Cameron dan Sims (1974),

“Forensik odontology membantu otoritas hokum dengan memeriksa bukti gigi dalam
kondisi yang berbeda, Subjek secara keseluruhan dibagi menjadi 3 bidang utama :
sipil/noncriminal, criminal, dan penelitian” 4

Referensi :
4. Rai B, Kaur J. Evidence-Based Forensic Dentistry. Copenhagen: Springer; 2013. 1–6 p.
Definisi Forensik Odontologi
Menurut ketua dan penemu JBR Group, forensic odontology, India (Dr. Balwant Rai) 4 :

Misi utama forensic odontology adalah untuk mensupport permintaan forensik


identifikasi gigi (1 dari sejumlah bidang utama dalam dental forensic).

Bidang-bidangnya termasuk identifikasi gigi, perkiraan usia, penentuan jenis kelamin,


cheiloscopy dan palatoscopy, biomarker molekuler, analisis bitemark, penyalahgunaan
dan penelantaran manusia, malpraktek dan kelalaian dental, antropologi dan arkeologi

Referensi :
4. Rai B, Kaur J. Evidence-Based Forensic Dentistry. Copenhagen: Springer; 2013. 1–6 p.
Sejarah Forensik Odontologi
SEJARAH FORENSIK
ODONTOLOGI3,5

66 M
1193 1453
(Kasus permaisuri Romawi)

Melibatkan pengamatan identifikasi forensic Identifikasi Earl of


anomali gigi pada individu (ciri pertama di India Shrewsburry (korban
khas dari gigi) dan dental - Raja Kanauji, Jai Chan pertempuran)
alignment
 identifikasi melalui  menggunakan gigi,
- Mencocokkan antara kepala prostesa yang mengidentifikasi
yang dipenggal dengan gigi  adalah orang yg akrab
apakah benar teridentifikasi dengan korban
milik Lollia Paulina
SEJARAH FORENSIK
ODONTOLOGI3,5

1477 1758

Identifikasi Charles the Bold, Duke of Identifikasi korban perang Perancis dan
Burgundy yang terbunuh dalam India di dekat Fort Duquesne, yaitu Peter
pertemburan Nancy Halket

 Identifikasi dairi susuan gigi korban Identifikasi melalui gigi tiruan dan
(melihat spacing di giginya, karena korban tengkorak dari pendapat anak korban
telah kehilangan beberapa gigi)
SEJARAH FORENSIK
ODONTOLOGI3,5

1776 1814

Peran ikut serta dokter pertama kali pada Penggunaan pertama kali seorang dokter gigi
forensik sebagai saksi ahli

Identifikasi Dr. Joseph Waren (korban pertempuran : Kasus Ny. Janet Mc Alister di Skotlandia
Breed’s Hill di Boston) dikarenakan seorang dosen anatomi Dr. Granville
Kondisi : Wajah tidak dapat diidentifikasi karena dan 2 muridnya didakwa atas pencurian jasad
luka kepala yang fatal untuk urusan Pendidikan medis

 dilakukan identifikasi oleh dokter gigi, Paul  Dilakukan identifikasi melalui protesa jasad
Revere melalui prostesa kecil yang dulu ia buatkan yang tertinggal di ruang bedah dan drg. Terkait
untuk korban mencocokkannya
SEJARAH FORENSIK ODONTOLOGI 4,6
1849 1850 1887

Pertama kali adanya keyakinan Kasus Dr. John Webster Godon (di Paris)
berdasarkan bukti fisik dari gigi. (pembunuhan Dr. Parkman). merekomendasikan penggunaan
Identifikasi dari mahkota gigi Identifikasi dari gigi tiruan yg gigi untuk identifikasi orang hialng
dari korban hangus yg diidentifikasi oleh drg. yg  tergantung pada catatan dental
tersisa membuat gigi tsb yg disimpan oleh dokter gigi

1932 1898 1897

Perekomendasian Dr. Amoedo menulis tesis tentang nilai Kasus Bazar de la Charite (126 korban yg
identifikasi kedokteran gigi mengenai medicolegal terbakar)
menggunakan lip  Diakui sebagai bapak forensic Diidentifikasi oleh Dr. O. Amoedo dan 2 doktergigi
prints oleh odontology secara universal perancis Drs. Devenport dan Brault  peristiwa
Edmond Locard diterbitkan di konten pertama dalam forensic
kedokgi tentang bencana massal
SEJARAH FORENSIK ODONTOLOGI 4,6

1967 1946 1937

Keizer Nielsen mengemukakakn Penggunaan program komputerisasi Pertama kali menggunakan bukti
pendapat mengenai defisini untuk mengurutkan 500 catatan dental forensic peradilan pembunuhan
dorensik odontologi  oleh Welty dan Glasgow dengan bitemark

1972/1973 1973

Penerbitan oleh International Reference Organization in Harvey mengemukakan bahwa penampilan fisik bitemark
Forensic Medicine and Sciences (I.N.F.O.R.M) berupa berubah seiring bertambah waktu, dan faktor penyebab
ringkasan 1.016 referensi mengenai identifikasi gigi dan yang mempercepat perubahan tsb sebagian besar belum
forensic odontology yang disusun oleh Dr. William, diketahui
mencakup kasus >120 tahun
Ruang Lingkup Forensik
Odontologi
Ruang Lingkup Forensik Odontologi

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT KEDOKTERAN


DAN FORENSIK1

Non Kriminal / Perdata Kriminal / Pidana Penelitian / Research


 Malpraktek  Identifikasi dari gigi geligi  Menentukan golongan
 Kelalaian / Neglect  Orang yang hidup darah korban
 Identifikasi Fragmen /  Orang yang mati  Menentukan usia korban
Serpihan tubuh manusia  Bekas gigitan  Menentukan ras korban
 Identifikasi orang hidup  Pada makanan  Perkiraan jenis kelamin
(contoh : pada orang yang  Pada tersangka  Kebiasaan-kebiasaan
hilang ingatan)  Pada korban : tertentu
 Identifikasi pada - Karena perbuatan sendiri  Pekerjaan
kecelakaan massal - Karena perbuatan orang
lain
Referensi :
1. Kedokteran Kepolisian. Buku Pegangan Odontologi Forensik POLRI. Jakarta: Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia Pusat Kedokteran dan Kesehatan; 2003.
1–19 p.
Ruang Lingkup Forensik Odontologi

Pasal 133, pasal 244, pasal 242, pasal 130, dan pasal 50 dari KUHP7

 Identifikasi ras korban maupun  Identifikasi korban melalui habit  Identifikasi wajah korban dari
pelaku menggunakan giginya rekonstruksi tulang rahang dan
: dari gigi geligi dan antropologi  Identifikasi korban dari pekerjaan tulang facial
ragawi menggunakan gigi  Identifikasi wajah korban
 Identifikasi jenis kelamin korban  Identifikasi golongan darah  Identifikasi korban melalui
: melalui gigi geligi dan tulang rahang korban : bitemarks
serta antropologi ragawi  melalui saliva  Identifikasi korban melalui
 Identifikasi usia korban  Melalui pulpa gigi eksklusi pada korban massal
 Janin : melalui benih gigi  Identifikasi DNA korban dari saliva
 Melalui gigi desidu dan jaringan/sel didalam oral
 Melalui gigi campuran  Identifikasi korban melalui
 Melalui gigi permanen prostesa

Referensi :
7. Lukman D. Ilmu Kedokteran Gigi Forensik Jilid 2. 2nd ed. Jakarta: Sagung seto; 2006. 1–2 p.
Ruang Lingkup Forensik Odontologi

Buku Evidence Based Forensic Dentistry 4

 Identifikasi gigi  Cheiloscopy (lip print) dan


 Catatan dental (dokumen legal) palatoscopy (patternrugae
 Identifikasi bencana massal palatine)
 Perkiraan usia  DNA profiling
 Bite mark • Gigi
 Pelecehan anak • Jaringan tulang
 Rekonstruksi wajah dan • Rambut
superimposisi • Sampel biopsy
 Penentuan jenis kelamin • Saliva
• Jar. Tubuh lainnya

Referensi :
4. Rai B, Kaur J. Evidence-Based Forensic Dentistry. Copenhagen: Springer; 2013. 1–6 p.
Ruang Lingkup Forensik Odontologi

Identifikasi melaui gigi Perkiraan usia Bitemark


• Metode cepat dan reliable • Komparasi gigi dengan chart • Identifikasi kasus seksual
• Dilihat dari satu set foto perkembangan gigi  atau kekerasan fisik pada
postmortem, dental chart dan akurasinya 2,3 tahun anak2, pemerkosaan
radiography • Cara analisis : perkembangan (bitemark berada disekitar
• Indikasi : jika ada perubahan gigi dan erupsi, mempelajari payudara), homoseksual
postmortem, cedera jaringan, degradasi gigi, dan mengukur • Cara analisis : evaluasi dari
dan kurangnya sidik jari perubahan biokimia dan dental impression 3D dan
• Paling vital  satu-satunya yang struktur gigi dicocokkan pada dental cast
tersisa pada jasad, tahan tersangka
terhadap kondisi ekstrem (suhu
tinggi hingga 1600C)

Referensi :
4. Rai B, Kaur J. Evidence-Based Forensic Dentistry. Copenhagen: Springer; 2013. 1–6 p.
Ruang Lingkup Forensik Odontologi

Facial rekonstruksi dan Penentuan jenis kelamin Cheiloscopy dan


superimpos • Metode : dilihat dari jaringan palatoscopy
• Dilihat dari foto-foto pulpa  ada atau tidaknya • Lip prints : dilihat dari jejas
antemortem untuk kromosom X yg tertinggal di TKP
memungkinkan wajah • Metode pulpa gigi brtahan • Rugae palatine : tahan
membutuhkan superimposisi hingga 4 minggu setelah terhadap kecelakaan
fraktur tulang dan gigi  dicari kematian ekstrem (kebakaran,
adanya titik-titik persamaannya • DNA lebih baik gigi yang non- kecelakaan pesawat) 
antar foto antermortem resto>gigi resto rugae tidak akan berubah
semasa hidup

Referensi :
4. Rai B, Kaur J. Evidence-Based Forensic Dentistry. Copenhagen: Springer; 2013. 1–6 p.
Thanks!
Daftar
CreditsPustaka

1. Kedokteran Kepolisian. Buku Pegangan Odontologi Forensik POLRI. Jakarta: Markas Besar
Kepolisian Negara Republik Indonesia Pusat Kedokteran dan Kesehatan; 2003. 1–19 p.
2. Evans S, Carabott R. Forensic Odontology: An Essential Guide. 1st ed. Adams C, Carabott R,
Evans S, editors. The British Journal of Psychiatry. Hoboken: Wiley; 2014. 1–2 p.
3. Balachander N, Babu NA, Jimson S, Priyadharsini C, Masthan KMK. Evolution of forensic
odontology: An overview. J Pharm Bioallied Sci. 2015;7(April):S176–80.
4. Rai B, Kaur J. Evidence-Based Forensic Dentistry. Copenhagen: Springer; 2013. 1–6 p.
5. Schrader BA. History and Scope of Forensic Odontology [Internet]. Forensic Odontology.
Elsevier Inc.; 2018. 19–23 p. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/B978-0-12-805198-
6.00002-5
6. Hinchliffe JA. Forensic dentistry. Clinical Forensic Medicine, 3rd Edition. 2009. 193–204 p.
7. Lukman D. Ilmu Kedokteran Gigi Forensik Jilid 2. 2nd ed. Jakarta: Sagung seto; 2006. 1–2 p.

Anda mungkin juga menyukai