Anda di halaman 1dari 3

Sejarah Dental Veneer

Veneer adalah restorasi yang dibuat pada permukaan fasial gigi anterior untuk mengatasi
problema estetik, seperti misalnya perubahan warna & morfologi gigi, gigi rotasi, diastema,
fraktur (terbatas), bahkan gigi post endo.

Veneer diciptakan oleh Dokter Charles Pincus yang berasal dari California pada tahun 1928
yang digunakan untuk mengubah penampilan gigi sementara dari seorang aktor di industri
film. Dr Pincus menempelkan veneer yang tipis dengan bubuk adesif gigi tiruan (Kumar et
al., 2012).

Di bawah ini adalah sejarah perkembang Veneer (Kumar et al., 2012) :

1. 1955. Penelitian oleh Dr Michael Buonocore mencari metode sederhana untuk


menambah adhesi dari veneer terhadap permukaan enamel dengan resin.
2. 1970. Penggunaan light cured composite untuk melakukan direct veneer. Faunce
menjelaskan prefebricated resin acrylic veneer sebagai alternatif direct composite
resin bonding. Sebelum veneer direkatkan, permukaan gigi dietsa dengan bahan asam
kemudian direkatkan dengan resin composite
3. 1975. Rochette memperkenalkan penggunaaan silane coupling agent dengan veneer
berbahan porselen untuk memperbaiki insisif yang fraktur.
4. 1980. veneer berbahan porselen mulai populer karena penampilannya yang natural
sesuai dengan gigi asli dengan teknik etsa dan metode bonding terbaru,
5. 1983. Horn melaporkan hasil yang baik dari penelitiannya tentang penggunaan light
cure resing luting agent untuk perlekatan yang baik dan kenyamanan. Simonsen dan
Calamia mendemonstrasikan bahwa etsa dari permukaan dalam porselen veneer
membuat veneer lebih merekat pada permukaan gigi yang telah dietsa dan lebih baik
dari resin komposit atau resin akrilik.
6. 1984. Studi oleh Calamia mengungkapkan perlekatan dari porselen yang di etsa
adalah melalui perlakuan sebelumnya dengan silane
7. 1986. Nicholls J menunjukkan bahwa kekuatan tarik terutama bertanggung jawab atas
terlepasnya veneer yang disemen dengan resin microfilled.
8. 1987. Heymann HO mendemonstrasikan teknik indirect veneer menggunaan resin
komposit.
9. 1988. Reid J.S. melakukan studi tentang modifikasi layering warna pada veneer
berbahan porselen sehingga tidak hanya melapisi gigi, tapi veneer terlihat lebih
natural sesuai dengan gigi asli.
10. 1989. Graber melakukan studi komparasi mengenai direct composite veneer dan
indirect porcelain veneer dengan kesimpulan restorasi indirect dengan porselen akan
menggantikan direct composite veneer dengan beberapa keunggulannya pada
berbagai kasus di masa depan.
11. 1991. Herbert Victor melakukan penelitian mengenai hue value chroma pada bagian
servikal, badan dan permukaan insisal dari ceramic veneer. Perbedaan warna untuk
menjadikan veneer lebih natural adalah dengan menggunakan tint dan opaquers.
12. 2000. Dumfahrt melakukan evaluasi pada veneer berbahan poreselen dengan hasil
ketahanan 97% dalam kondisi baik dalam 5 tahun, 91% pada 10 ,5 tahun. Kegagalan
meningkat ketika veneer sebagian melekat pada dentin. Oklusi merupakan faktor
utama terjadinya kegagalan. Integritas marginal dan diskolorisasi menjadi buruk
ketika margin restorasi berada dalam dentin. Perlekatan yang lemah dari veneer
porselen adalah perlekatan semen dengan dentin. Gusi berdarah ketika di probing dan
peningkatan resesi terjadi ketika preparasi margin terletak sejajar margin gingiva atau
subgingiva.
13. 2000. Peumans mengungkapkan perlekatann optimal didapat jika preparasi benar
tepat pada enamel.
14. 2001. Hager Bertil memperkenalkan pernggunan procera all ceram untuk pasien
dengan diskolorasi gigi
15. 2004. Magne mendemonstrasikan penggunaan veneer porselen dengan diagnostic
mock up.
16. 2005. George P. Cherukara dkk mencari teknik efektif preparasi bagian enamel untuk
menjaga bagian enamel yang tersisa cukup banyak.
17. 2006. Zarone dkk mendemonstrasikan bahwa preparasi chamfer lebih dianjurkan
untuk insisif sentral dan preparasi window lebih pas digunakan untuk caninus.
18. 2006. Barghi dkk melakukan studi dengan hasil etsa gel asam hidrofluorida lebih
merekatkan/kuat perlekatannya dibanding dengan etsa berbahan cair.
19. 2007. Sailer dkk melaporkan Triceram lebih baik stabilitas warnanya dibanding
dengan Initial (GC) dan Cercon Ceram(DeguDent).
Veneer makin berkembang hingga kini baik dari segi teknik maupun bahan yg digunakan.
Telah banyak dilakukan penelitian klinis dan membuktikan bahwa veneer terutama dari
bahan porcelain ataupun composite resin dapat bertahan cukup lama dengan hasil yg
memuaskan

Pustaka

Kumar, N. Srivastava, S. Majundar DS, Loomba, K. 2012. Veneer in Restorative Dentistry.


Asian Journal of Oral Health & Allied Science. Vol 2. Issue 1 p 17-19

Anda mungkin juga menyukai