Anda di halaman 1dari 37

Asuhan Keperawatan

Pada DHF (Dengue


Haemorhagic Fever)
dan Hepatitis
KELOMPOK 4
Tujuan Pembelajaran
O Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan Dengue
Haemorrhagic Fever (DHF)
O Mahasiswa mampu mengetahui etiologi Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)?
O Mahasiswa mampu mengetahui pathway terjadinya Dengue Haemorrhagic
Fever (DHF)?
O Mahasiswa mampu mengetahui manifestasi klinik Dengue Haemorrhagic
Fever (DHF)?
O Mahasiswa mampu mengetahui penaganan farmakologi dan non-
farmakologi Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)?
O Mahasiswa mampu mengetahui Asuhan keperawatan Dengue Haemorrhagic
Fever (DHF)?
O Mahasiswa mampu mengetahui yang dimaksud dengan Hepatitis?
O Mahasiswa mampu mengetahui etiologi Hepatitis?
O Mahasiswa mampu mengetahui pathway terjadinya Hepatitis ?
O Mahasiswa mampu mengetahui manifestasi klinik Hepatitis?
O Mahasiswa mampu mengetahui komplikasi Hepatitis?
O Mahasiswa mampu mengetahui Asuhan keperawatan Hepatitis
DHF (Dengue Hemorhagic
Fever)
O Demam dengue/DF dan demam berdarah/DBD
(Dengue Hemorhagic Fever/DHF) penyakit
infeksi yang disebabkan oleh virus dengue
dengan tanda dan gejalah klinis demam, nyeri
otot atau nyeri sendi yang disertai leukopenia,
ruam, trombossitopenia, dan hemoragik. Pada
dbd terjadi perembesan plasma yang disertai
dengan hemokonsentrasi (peningkatan
hematokrit) atau penumpukan cairan dirongga
tubuh. (Nurarif & Kusuma, 2015)
(Placeholder2).
Klasifikasi derajat DBD
menurut WHO:
Derajat 1 Demam disetai gejalah tidak khas dan satu-satunya manifestasi
perdarahan adalah uji torniquet positif

Derajat 2 Derajat 1 disertai perdarahan spontan dikulit atau perdarahan


lain

Derajat 3 Ditemukan nya tanda dan gejalah kegagalan sirklasi yaitu nadi
cepat dan lembut, tekanan nadi menurun (≤20 mmHg) atau
hipootensi disertai kulit dingin, lembab, dan pasien menjadi
gelisah

Derajat 4 Syok berat, nadi tak teraba dan tekanan darah tak dpat diukur
Etiologi
O Virus dengue termasuk genus Flavirus, keluarga
Flaviridae. Terdapat 4 serotip virus yaitu DEN-1, DEN-2,
DEN-3, DEN-4. Keempatnya ditemukan di indonesia
dengan DEN serotipe terbanyak.
O Infeksi salah satu serotip akan menimbulkan antibodi
terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan
antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat
kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan
yang memadai terhadap serotip tersebut.
O Seseorang yang tinggal didaerah endemis dengue dapat
terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya.
Keempat serotip virus dengue dapat ditemukan di
berbagai daerah di indonesia. (Nurarif & Kusuma, 2015)
Manifestasi Klinik
O Tanda dan gejala yang timbul bervariasi berdasarkan derajat
DHF, dengan masa inkubasi antara 13-15 hari. Adapun
tanda dan gejala menurut WHO (1975) dikutip dari (Mansjoer,
2000).
O Demam tinggi mendadak dan terus menerus 2-7 hari
O Manifestasi perdarahan, paling tidak terdapat uji
tourniquet positif, seperti perdarahan pada kulit
(petekie,ekimosis, epistaksis, hematemesis, hematuri, dan
melena)
O Pembesaran hati (sudah dapat diraba sejak permulaan sakit)
O Syok yang ditandai dengan nadi lemah, cepat disertai
tekanan darah menurun (tekanan sistolik menjadi 80 mmHg
atau kurang dan diastolik 20 mmHg atau kurang) disertai
kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung
hidung, jari dan kaki, penderita gelisah timbul sianosis
disekitar mulut.
Adapun gambaran klinis lain yang tidak khas dan biasa
dijumpai pada penderita DHF menurut (Mansjoer, 2000)
adalah:

O Keluhan pada saluran pernafasan seperti


batuk, pilek, sakit waktu menelan.
O Keluhan pada saluran pencernaan: mual,
muntah, anoreksia, diare, konstipasi
O Keluhan sistem tubuh yang lain: nyeri atau sakit
kepala, nyeri pada otot, tulang dan sendi, nyeri otot
abdomen, nyeri ulu hati, pegal-pegal pada saluran
tubuh dll.
O Temuan-temuan laboratorium yang mendukung
adalah thrombocytopenia (kurang atau sama dengan
100.000 mm3) dan hemokonsentrasi (peningkatan
hematokrit lebih atau sama dengan 20 %).
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan darah  Pemeriksaan serologi
Beberapa pemeriksaan serologis yang
Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan biasa dilakukan pada. klien yang
dijumpai : diduga terkena DHF adalah :
O IgG dengue positif (dengue blood) • uji hemaglutinasi inhibisi (HI test),
O Trombositipenia • uji komplemen fiksasi (CF test),
• uji neutralisasi (N test),
O Hemoglobin meningkat >20%
• IgM Elisa (Mac. Elisa),
O Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat) • IgG Elisa.
O Hasil pemeriksaan kimia darah • Melakukan pengukuran antibodi
menunjukkan hipoproteinema, pasien dengan cara HI test
hiponatremia, hipokalemia (Hemoglobin Inhibiton test) atau
dengan uji pengikatan komplemen
O Ureum dan pH darah mungkin meningkat (komplemen fixation test)
O Waktu perdarahan memanjang  Pemeriksaan radiology
O Pada analisa gas darah arteri  Foto thorax : pada foto thorax mungkin
dijumpai efusi pleura.
menunjukkan asidois metabolik PCO2
 Pemeriksaan USG : pada USG
<35-40 mmHg, HCO3 rendah. didapatkan hematomegali dan
O Pemeriksaan laboratorium urine : pada splenomegal.
pemeriksaan urine dijumpai albumin
ringan.
Penanganan Farmakologi dan
Non-Farmakologi
1. Farmakologi
O Paracetamol
World Health Organization tahun 2011, merekomendasikan obat pilihan
pertama untuk demam adalah parasetamol untuk menurunkan demam, karna
biasanya pasien DBD akan mengalami gejala demam dari hari pertama 1-7
hari (Sabrina, 2014).
O Infus RL untuk menghindari dehidrasi karena biasanya pasien DBD mengalami
mual dan muntah-muntah yang kemungkinan akan mengakibatkan dehidrasi.
O Metoklorpamid untuk mual muntah 3x sehari 10 mg injection (setelah infuse,
obat pertama yang diberikan selanjutnya adalah Metoklorpamid ini agar obat
yang lain dapat diberikan melalui oral
O Imbos Force yaitu Vitamin 1x/hari untuk menambah daya tahan tubuh pasien.
Karena penyakit DBD disebabkan virus sehingga membutuhkan pertahanan
daya tahan tubuh yang baik.
O Lameson untuk inflamasi liver dosis 4 mg 2 kali sehari Pasien DBD biasanya
juga akan mengalami inflamasi hati dan ginjal, sehingga lameson merupakan
salah satu pilihan untuk terapi.
(Keterangan: Jika Mual Muntah Terjadi Terus Menerus, Obat-Obat Tersebut Tidak
Dapat Diberikan Secara Oral Maka Obat-Obat Tersebut Diberikan Melalui Rute
Injeksi).
Penanganan Farmakologi dan
Non-Farmakologi
2. Non-farmakologi (Sabrina, 2014)
O Anjurkan pasien minum cairan dalam jumlah yang banyak untuk mencegah
dehidrasi dan menjaga asupan nutrisi
O Untuk perlindungan, gunakan obat anti nyamuk yg mengandung DEET saat
mengunjungi daerah endemi Dengue (Saat pulang ke Rumah) dan atau
gunakan celana panjang dan baju lengan panjang
O Buang sampah pada tempatnya dan perbaiki tempat penyimpanan air
misalnya tempat penampungan.
O Batasi paparan nyamuk dengan tidak membiarkan air tergenang dan berada
di area terbuka sebelum matahari terbit dan terbenam dan cegah
perkembangbiakan nyamuk melalui pemberian dan penyemprotan berkala
insektisida.
O Anjurkan untuk pasien menghindari konsumsi minuman beralkohol,
minuman ringan (soft drink, makanan yang berempah dan kopi) karena
semua makanan atau minuman ini dapat mengiritasi kandung kemih, segera
buang air kecil jika keinginan itu timbul dan mencuci tangan dan alat kelamin
sebelum dan sesudah berhubungan seksual serta menjalani hidup bersih
dengan mencuci anus dan bagian genital sekurang-kurangnya sekali sehari,
terutama sesudah BAB.
Pencegahan DHF
1. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan
nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah. Sebagai contoh:
O Menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu.
O Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali.
O Menutup dengan rapat tempat penampungan air.
O Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan lain
sebagainya.
2. Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan
cupang), dan bakteri (Bt.H-14)
3. Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan:
O Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna untuk
mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.
O Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti,
gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
O Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan
cara-cara di atas, yang disebut dengan ”3M Plus”, yaitu menutup, menguras, menimbun.
Selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur
larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot dengan
insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik berkala
dan disesuaikan dengan kondisi setempat.
Asuhan Keperawatan DHF
1. Pengkajian Fokus
O Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua,
pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua.
O Keluhan utama
Alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF datang ke rumah
sakit adalah panas tinggi dan pasien lemah.
O Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak dengan disertai menggigil
dan saat demam kesadaran kompos mentis. Panas turun terjadi antara
hari ke-3 dan ke-7, dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai
keluhan batuk pilek, nyeri, mual, muntah, anoreksia, diare atau
konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri ulu hati dan
pergerakan bola mata terasapegal, serta adanya manifestasi perdarahan
pada kulit, gusi (grade III, IV),melena atau hematemasis.
O Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF, anak biasanya
mengalami serangan ulangan DHF dengan type virus yang lain.
O Riwayat imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemumgkinan akan
timbulnya komplikasi dapat dihindarkan.
Lanjutan..
O Riwayat gizi
Status gizi anak yang menderita DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan
status gizi baik maupun buruk dapat berisiko, apabila ada faktor predisposisinya.
Anak yang menderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah,dan nafsu
makan akan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut dan tidak disertai pemenuhan
nutrisi yang mencukupi, maka anak dapat mengalami penurunan berat badan
sehingga status gizinya menjadi kurang.
O Kondisi lingkungan
Sering terjadi pada daerah tropis, padat penduduknya dan lingkumgan yang
kurang bersih (seperti yang mengenang dan gantungan baju yang di kamar).
O Pola kebiasaan
Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan berkurang,
dan nafsu makan menurun.
O Eliminasi BAB: kadang-kadang anak mengalami diare atau konstipasi.
Sementara DHF grade III-IV bisa terjadi melena
O Eliminasi BAK: perlu dikaji apakah sering kencing, sedikit atau banyak, sakit atau
tidak. Pada DHF grade IV sering terjadi hematuria.
O Tidur dan istirahat : anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami sakit
atau nyeri otot dan persendian sehingga kualitas dan kuantitas tidur maupun
istirahatnya kurang.
O Kebersihan: upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan
cenderung kurang terutama untuk membersihkan tempat sarang nyamuk
aedesaegypti.
Pemeriksaan fisik
Meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi dari ujung rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan
tingkatan grade DHF, keadaan fisik anak adalah :
- Kesadaran : Apatis
Kepala : Bentuk mesochepal
Mata : simetris, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, mata Anemis
Telinga : simetris, bersih tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran
Hidung : ada perdarahan hidung / epsitaksis
Mulut : mukosa mulut kering, bibir kering, dehidrasi, ada perdarahan pada rongga mulut, terjadi
perdarahan gusi.
Dada:
O Inspeksi : simetris, ada penggunaan otot bantu pernafasan
O Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan
O Perkusi : Sonor
O Palpasi : taktil fremitus normal
Abdomen :
O Inspeksi : bentuk cembung, pembesaran hati (hepatomegali)
O Auskultasi : bising usus 8x/menit
O Perkusi : tympani
O Palpasi : turgor kulit elastis, nyeri tekan bagian atas
Ekstrimitas : sianosis, ptekie, echimosis, akral dingin, nyeri otot, sendi tulang.
Genetalia : bersih tidak ada kelainan di buktikan tidak terpasang kateter
Sistem integumen
O Adanya peteki pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat
dingin dan lembab. Kuku sianosis atau tidak.
O Kepala dan leher
Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy),
mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis) pada
grade II,III, IV. Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering,
terjadi perdarahan gusi, dan nyeri telan. Sementara tenggorokan
mengalami hyperemia pharing dan terjadi perdarahan telingga (grade
II, III, IV).
O Dada
Bentuk simetris dan kadang-kadang sesak. Pada fhoto thorax terdapat
adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan, (efusi pleura),
rales, ronchi, yang biasanya terdapat pada grade III dan IV.
O Abdomen
Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegali) dan asites.
O Ekstremitas
Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang.
Asuhan keperawatan DHF
Hepatitis
Defnisi
Hepatitis adalah peradangan hati. Peradangan ini mungkin
disebabkan oleh virus, toksin, atau kimia (termasuk obat).
Jaundis biasanya berkembang, dan hati melunak. Gejala
lain bergantung pada agen penyebab dan tingkat
kerusakan organ. Ada beberapa tipe hepatitis, seperti virus,
toksik, kronis, dan alkoholik.
O Berdasarkan jenisnya, hepatitis terdiri atas 3 yaitu:

Hepatitis Virus

Hepatitis toksik

Hepatitis alkoholik
Hepatitis Virus
O Hepatitis virus terjadi di seluruh dunia. Hepatitis ini
adalah infeksi yang ditularkan melalui darah (blood
borne infection) paling umum di AS dan sebagian
banyak dunia. Tipe hepatitis paling umum adalah
hepatitis A virus (HAV), hepatitis B virus (HBV),
hepatitis C virus (HCV), hepatitis D virus (HDV), dan
hepatitis E virus yang menyebabkan hepatitis A
sampai E, masing-masing. Agen ke-6, hepatitis F
virus, dan agen ke-7, hepatitis G virus plus TT virus,
telah teridentifikasi, tapi tidak menyebabkan
hepatitis. Meskipun manifestasi infeksi sama untuk
hepatitis A sampai E, kondisi berbeda terkait masa
inkubasi, cara penularan, keparahan, dan
pencegahan.
Etiologi, Faktor Risiko, Penularan

O Etiologi hepatitis A sampai E yang menyebabkan


hepatitis virus akut semua dikarakteristikkan
pada kadar molekuler. Semua hepatitis, kecuali
hepatitis B adalah virus RNA. Hepatitis B adalah
virus DNA.
Patway
Pencegahan
O Pencegahan hepatitis virus bergantung secara primer
pada bentuk virus dan cara penularan.
O Menjaga kebersihan personal dengan baik dan
sanitasi yang tepat adalah cara terbaik mencegah
infeksi HAV. Klien berisiko seharusnya dinasihati untuk
mencuci tangan setelah BAB atau mengganti popok
dan juga sebelum makan atau memasak. Untuk
infeksi HBV dan HCV, cara profilaksis adalah sama.
Kondom lateks seharusnya dipakai sebelum hubungan
seks, pemakai obat-obatan seharusnya diingatkan
terhadap pemakaian bersama jarum, obat dan
syringe. Klien berisiko seharusnya dihindari dalam
pemakaian alat personal secara bersamaan seperti
pisau cukur atau sikat gigi.
Jenis-jenis Hepatitis Virus
1. Hepatitis A
O Termasuk klasifikasi virus dengan transmisi secara enterik. Tidak memiliki
selubung dan tahan terhadap cairan empedu. Virus ini ditemukan didalam
tinja. Berbentuk Kubus simetrik dengan diameter 27-28 nm, untai tunggal
(single stranded), molekuk RNA linier: 7,5 kb; termasuk picomavirus,
subklasifikasi hepatovirus. Menginfeksi dan berreplikasi pada primata non-
manusia dan galur sel manusia.
O Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala,
sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah,
demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan.
Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Penderita hepatitis A akan
menjadi kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan
C, infeksi hepatitis A tidak akan berlanjut menjadi kronik.
O Masa inkubasi 15-50 hari, (rata-rata 30 hari). Tersebar di seluruh dunia
dengan endemisitas yang tinggi terdapat di negara=negara berkembang.
Penularan terjadi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi
tinja penderita hepatitis A, misalnya makan buah-buahan atau sayuran
yang tidak dikelola atau dimasak sempurna, makan kerang setengah
matang, minum es batu yang prosesnya terkontaminasi.
Lanjutan..
2. Virus hepatitis B
O termasuk yang paling sering ditemui. Distribusinya tersebar di seluruh dunia,
dengan prevelensi sering di USA <1%, sedangkan di Asia 5-15%. Maka
inkubasi berkisar 15-180 hari, (rata-rata 60-90 hari). Viremia berlangsung
selama beberapa minggu sampai bulan serelah infeksi akut.
O Sebagai penderita hepatitis B akan sembuh sempurna dan mempunyai
kekebalan seumur hidup, tapi sebagian lagi gagal memperoleh kekebalan.
Sebanyak 1-15% penderita dewasa, 90% neonatus dan 50% bayi akan
berkembang menjadi hepatitis kronik dan viremia yang persisten. Orang
tersebut akan terus-menerus membawa virus hepatitis B dan bisa menjadi
sumber penularan. Penularannya melalui darah atau transmisi seksual.
Dapat terjadi lewat jarum suntik, pisau, tato, tindik, akupuntur atau
penggunaan sikat gigi bersama yang terkontaminasi, transfusi darah,
penderita hemodialisis dan gigitan manusia. Hepatitis B sangat berisiko bagi
pecandu narkotika dan orang yang mempunyai banyak pasangan seksual.
O Gejala hepatitis B adalah lemah, lesu, sakit otot, mual dan muntah, kadang-
kadang timbul gejala flu, faringitis, batuk, fotobia, kurang nafsu makan, mata
dan kulit kuning yang didahului dengan urin berwarna gelap. Gatal-gatal di
kulit, biasanya ringan dan semenara. Jarang ditemukan demam.
O Untuk mencegah penularan hepatitis B adalah dengan menghindari
hubungan badan dengan orang yang terinfeksi, hindari penyalahgunaan obat
dan pemakaian bersama jarum suntuk. Menghindari pemakaian bersama
sikat gigi atau alat cukur, dan memastikan alat suci hama bila ingin bertato
melubangi telinga atau tusuk jarum.
Lanjutan..
3. Hepatitis C
O adalah penyakit infeksi yang bisa tak terdeteksi
pada seorang selama puluhan tahun dan
perlahan-lahan tapi pasti merusak organ hati.
O Biasanya orang-orang yang menderita penyakit
hepatitis C tidak menyadari bahwa dirinya
mengidap penyakit ini, karena memang tidak ada
gejala-gejala khusus. Beberapa orang berfikir
bahwa mereka hanya terserang flu. Gejala yang
biasa dirasakan antara lain demam, rasa lelah,
muntah, sakit kepala, sakit perut atau hilangnya
selera makan.
Lanjutan..
4. Virus Hepatitis D
Virus Hepatitis D (HDV ) atau virus delta adalah virus
yang unik, yakni virus RNA yang tidak lengkap, memerlukan
keberadaan virus hepatitis B untuk ekspresi dan
patogenisitasnya, tetapi tidak untuk replikasinya. Penularan
melalui hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah.
Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai
gejala yang ringan (ko-infeksi) atau sangat progresif.

5. Hepatitis E
Gejala mirip hepatitis A, demam, pegal linu, lelah,
hilang nafsu makan dan sakit perut. Penyakit ini akan sembuh
sendiri (self-limited), kecuali bila terjadi pada kehamilan,
khususnya trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan
hepatitis E melalui air yang terkontaminasi feces.
Manifestasi Klinis
O Klien dengan hepatitis virus semua mengalami inflamasi hati
dan perubahan patologis lain yang sama. HBV, HCV, dan
hepatitis D biasanya paling berat, meskipun mugkin asimtomatik
pada beberapa klien. Onset gejala rentang dari mendadak
sampai samar-samar tapi berbahaya menurut periode inkubasi
dan tingkat infekvitas. Manifestasi hepatitis virus adalah
sistemik dan bervariasi dari satu klien ke klien lain.
O Manifestasi yang terjadi selama fase lebih awal (prodromal)
termasuk jaundis, lesu, iritabel, nyeri otot, nyeri sendi, anoreksia,
mual, muntah, nyeri perut (disebabkan oleh tegangan kapsul
Glisson di sekitar hati akibat inflamasi), diare atau konstipasi.,
panas, dan gejala lain seperti flu. Panas disebabkan oleh
keluarnya pirogen dalam proses inflamasi. Letih dan lemas
akibat berkurangnya metabolisme energi oleh hati. Gatal, akibat
akumulasi garam empedu dalam kulit, tipikal ringan dan
sementara mungkin lebih hebat pada onset dan berakirnya.
Jaundis, disebabkan kegagalan eksresi bilirubin terkonjugasi,
mungkin ada mungkin tidak ada, ketika ada, pertama terlihat di
sklera mata dan membran mukosa.
Prognosis
O Dalam 3-6 minggu, hampir semua klien dengan
hepatitis virus akut menunjukkan hasil normal
pada tes fungsi hati; namun, perjalanan klinis,
morbiditas, dan mortalitas hepatitis virus
bervariasi. Kebanyakan kasus, klien sembuh
dalam 3-16 minggu, meskipun hasil tes fungsi
hati abnormal untuk waktu lebih lama. Banyak
klien sembuh sepenuhnya. Angka kematian
kurang dari 1%; angka ini tercatat lebih tinggi
pada lansia.
Manajemen Hasil
O Manajemen Medis
Gejala akut hepatitis umumnya mereda dalam 2 -3 minggu.
Perbaikan laboratorium dan klinis pada hepatitis A terjadi 9
minggu dan hepatitis B dan C pada 16 minggu komplikasi berat
berkembang pada klien hepatitis kurang dari 1%. Klien dengan
mual dan muntah berat serta kesulitan menjaga keseimbangan
cairan perlu dirawat di RS jika terjadi perburukan progresif.
O Mengurangi Letih
Disarankan istrahat untuk manifestasi klinis berat. Istrahat total
tidak perlu tapi dianjurkan sesuai kebutuhan berdasar lama
prodromal awal, fase penyakit tidak jaundis, ketika infeksi lebih
aktif dan ada penurunan metabolisme oleh hati. Kembali ke
aktivitas normal selama periode pemulihan seharusnya
bertahap. Jika gagal menggangu istirahat, antihistamin, emolien,
dank rim lemak mungkin diresepkan.
O Menjaga Keseimbangan Nutrisi dan Elektrolit
Tidak ada cara diet khusus yang diindikasikan, tapi banyak klien
menemukan diet tinggi karbohidrat, rendah lemak, tinggi kalori
lebih mudah dicerna dan cocok. Makanan dengan porsi kecil
tetapi sering dan tinggi kalori direkomendasikan
Lanjutan..
O Mengurangi Pengaruh Hepatitis
Sedikit obat yang tersedia untuk pengobatan hepatitis virus. Antibiotic tidak diresepkan.
Antiemetic mengontrol mual dan muntah, tapi phenothiazine seharusnya tidak digunakan
karena biotranformasinya di dalam hati oleh karena itu berpotensi toksik.
O Sekuestran Asam Empedu
Pemberian sekuestran asam empedu cholestyramin (Questran) atau colestipol (Colestid) dapat
mengurangi gatal terkait dengan peningkatan kadar asama empedu akibat dari penyakit hati
kolestatik berat.
O Imunoglobulin
Imunoglobulin, meskipun tidak digunakan untuk pengobatan hepatitis virus namun dianjurkan
untuk memberikan profilaksis bagi keluarga dan teman. Jika diberikan awal, imunoglobulin
standar (preparat protein yang cakap bertindak sebagai antbodi, sebelumnya disebut imuno
serum globulin) mungkin mencegah hepatitis A atau mengurangi keparahan klinis. HAN tidak
tinggal lama di darah; oleh karena itu, tidak ada status karier sehat bagi HAV sebagaimana ada
bagi HBV.
O Vaksin
Vaksin tersedia untuk meningkatkan kekebalan terhadap HAV dan HBV. Vaksin utnuk HEV
sedang diuji. Di samping imunoglobulin, diberikan profilaksis pada orang-orang yang terpapar
dengan klien terinfeksi.
O Medikasi untuk Dihindari
Dokter memberikan sedikit medikasi kepada klien dengan hepatitis. Pengobatan seperti
chlorpromazine, aspirin, asetaminofen, dan berbagai sedative diberikan tidak sesering mugkin
karena hepatotoksik
Komplikasi Hepatitis
1. Hepatitis Fulminan
Hepatitis fulminan menyebabkan penyakit berat dan fatal dalam
1%-2% dari semua kasus dan dan mencapai 20% kejadian kasus
pada wanita hamil. Hepatitis fulminan melibatkan gejala progresif
termasuk kuning, ensefalopati hepatikum, dana sites. Angka
kematian bervariasi dengan usia tapi mendekati 90%-100%,
khususnya pada klien dengan usia di atas 60 tahun.
2. Hepatitis Kronis
Hepatitis kronis ada ketika peradangan hati berlanjut di luar periode
3-6 bulan. Hepatitis virus akut pada akhirnya mungkin mengarah
pada hepatitis kronis, dengan pengecualian hepatitis A dan E.
3. Hepatitis B Kronis
Hepatitis B kronis secara primer memengaruhi laki-laki; hampir 400
juta orang diseluruh dunia dan 1,25 juta d AS terinfeksi. Hepatitis B
kronis mengikuti HBV akut sekitar 5% dari orang dewasa di AS. Klien
yang positif HbsAg dan HbeAg dipertimbangkan pada fase replikasi
tinggi dibandingkan dengan positif HbsAg dan HbeAb ( fase replikasi
rendah ).
Lanjutan..
4. Hepatitis C Kronis
Hepatitis C kronis mengikuti Hepatitis C akut pada 50%-
70% kasus. Banyak kasus hepatitis c teridentifikasi pada
klien asimtomatik yang tidak diketahui riwayat hepatitis c
akut. Mereka terungkap memiliki hepatitis c kronis ketika
donor darah atau tes skrining laboratorium rutin.
Hepatitis c kronik cenderung lambat dan tersembunyi
progresif dengan sekitar seperempat kasus akhirnya
berkembang ke sirosis tahap akhir.
5. Hepatitis Autoimun
Penyakit hati autoimun umumya penyakit wanita muda
dan dicirikan dengan inflamasi hepatick dengan sel
plasma dan fibrosis tapi dapat terjadi pada kedua
gender dan segala usia.
Hepatitis Toksik
O Toksin dan obat-obatan dapat menyebabkan lesi
patologis bervariasi luas pada hati. Beberapa agen
menyebabkan hepatitis toksik, sedangkan lainya
menyebabkan nekrosis, kolestasis atau kanker. Tipe
dan tingkat hepatitis di hasilkan oleh toksin bergantung
pada derajat paparan, sifat kimia hepatotoksin, dan
genetic. Paling umum agen penyebab adalah metabolit
toksik yang dibentuk oleh enzim metabolism obat dalam
hati. Terjadi nekrosis hati dalam 2 atau 3 hari setelah
paparan akut terhadap hepatotoksin terkait dosis.
Namun, beberapa minggu mungkin lolos sebelum gejala
reaksi idiosinkratik muncul. Orang yang mengalami tipe
hepatotoksin menunjukkan hasil tes fungsi hati
abnormal.
Hepatitis Alkoholik
O Hepatitis alkoholik mungkin akut atau kronis.Hal ini disebabkan oleh
nekrosis parenkim dari menelan alcohol berat.Meskipun kadang dapat
kembali normal, kondisi ini adalah penyebab sirosis paling sering.Fakta
ini penting karena kematian diantara orang dewasa di AS.
O Manifestasi klinis hepatitis alkholik biasanya berkembang setelah
mabuk berat. Pada pengkajian diperoleh anoreksia, mual, nyeri perut,
splenomegali, hepatomegali, jaundis, asites, demam, dan
ensefalopati.pemeriksaan laboratorium tipikal menunjukan anemia,
leukositosis, dan kenaikan kadar serum bilirubin. Pada biopsi hati
didapatkan jaringan hepatic berlemak.Hepatitis akibat asupan alcohol
berlebihan membawa prognosis buruk, terutama jika klien terus-
menerus minum alkohol.
O Intervensi keperawatan termasuk memberikan vitamin dosis tinggi,
diet tinggi karbohidrat, pemberian asam folat dan suplemen thiamine,
serta cairan parenteral sebagaimana yang diperintahkan. Pemberian
formula cairan mungkin bermanfaat meningkatkan asupan kalori.
Steroid terkadang memiliki efek bermanfaat, meskipun pemakaiannya
tetap kontroversi.
Asuhan keperawatan
Hepatitis
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai