penelitian ini melakukan evaluasi dan membandingkan keberhasilan klinis dari LANAP vs ENAP dan juga untuk
menilai aliran darah pada kedua teknik menggunakan ultrasound Doppler flowmetry.
BAHAN DAN METODE
Sebanyak 15 subjek dipilih (7 pria dan 8 wanita ; usia antara 35 dan 60 tahun) mengalami
periodontitis kronis namun sehat secara sistemik, dengan :
1. ± 20 gigi permanen
2. Kedalaman pocket
3. Attachment gingiva ≥ 5 𝑚𝑚
4. Dua gigi di setiap kuadran baik berakar tunggal atau berakar ganda dengan hasil radiografi bone
loss (horizontal / vertical)
Uji yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji acak terkontrol. Pada setiap pasien, dua
kuadran dirawat dengan LANAP (196 gigi) dan dua kuadran lainnya dirawat dengan ENAP (192
gigi). Setiap kunjungan, pasien diperiksa di 6 lokasi per gigi ( kecuali M3) :
1. Indeks plak
2. Indeks gingiva
3. Perdarahan saat probing
4. Kedalaman pocket diukur dari margin gingiva ke dasar pocket
5. attachment level ditentukan di semua lokasi dengan mengukur jarak dari CEJ ke
dasar pocket
PROSEDUR LANAP
a. Probing
b. Aktivasi dengan laser dioda
c. Menempatkan ujung fiber
optik pada sulkus
d. Irigasi dengan saline
e. Root planing
f. Splinting
Parameter Radiografi
Pengukuran jaringan keras dengan RVG diambil pada awal, 6, 9, dan bulan 12 pasca operasi.
Pengukuran linier dilakukan dengan menempatkan grid pada gambar radiografi pada komputer digital.
Jumlah pengisian tulang diperkirakan dengan menghitung jumlah grid pada perubahan radiopak dari
awal dan bulan 12 pasca operasi.
Pengukuran Aliran Darah
Penilaian aliran darah dilakukan di semua lokasi yang dioperasikan dengan UDF dengan
mesin Ultrasound Samsung dengan probe tranduser dengan kapasitas 10MHZ.
Pasien disarankan untuk tidak melakukan aktivitas fisik, tidak merokok, atau mengunyah
sebelum pemeriksaan.
• Buat sayatan bevel internal dengan blade no.15 dari puncak margin
gingiva ke pangkal dari pocket mengikuti kontur gingiva.
3.
• Dinding pocket dikeluarkan dan jaringan granulasi dihilangkan dengan
kuret.
4.
1. Pemberian anestesi
lokal dengan 2% 2. Dilakukan
lignokain. pengeroposan tulang di 3. Aplikasi laser pertama
sekitar masing-masing menggunakan laser
gigi untuk menentukan semikonduktor InGaAsP 940-nm
tingkat puncak alveolar. (BIOLASE EPIC 10 Inc.,
CROMWELL, USA) dengan ujung
E3 serat optik fleksibel, panjang
9 mm dan diameter 300 μm
yang ditempatkan sejajar
dengan permukaan gigi
LANAP (Group B)
4. Troughing dilakukan di
sekitar masing-masing gigi
dengan sinar laser 5. Dua aplikasi 30 detik
berkekuatan 1.5 W, 150 ms, dibuat dalam arah yang
dalam mode pulse dengan berlawanan, dengan total
interval 1 ms waktu on / 1 waktu iradiasi 60 detik untuk 6. Scaling dan root
ms, off 30 detik per aplikasi setiap gigi. Interval 20 detik planing dilakukan
dan frekuensi 20 Hz dengan antara iradiasi diberikan
gerakan sapuan, untuk dengan irigasi saline dengan scaler
menghilangkan hanya epitel intermiten untuk relaksasi ultrasonik dan kuret
pocket yang sakit termal dari jaringan.
LANAP (Group B)
Amoksisilin 500 mg, tiga kali sehari, dan ibuprofen 400 mg, tiga kali sehari, disarankan untuk jangka
waktu 5 hari.
Pasien kemudian dipanggil kembali pada hari kesembilan, dan 1, 3, 6, 9, dan 12 bulan pasca operasi.
Ada peningkatan tulang yang signifikan secara statistik pada kelompok LANAP bila dibandingkan dari awal
sampai 12 bulan pasca operasi. Penguatan tulang tidak signifikan pada kelompok ENAP.
Ada peningkatan yang signifikan secara statistik dalam tingkat revaskularisasi pada kedua kelompok bila
dibandingkan dari awal hingga hari kesembilan pasca operasi.
Ada pengurangan yang lebih besar dalam semua parameter klinis dalam kelompok LANAP dari awal
kunjungan tindak lanjut dibandingkan dengan kelompok ENAP, yang signifikan secara statistik.
Tingkat revaskularisasi lebih tinggi pada kelompok ENAP dibandingkan dengan kelompok LANAP bila
dibandingkan dari awal hingga hari kesembilan setelah operasi.
Hasilnya disajikan di bawah tabel dan grafik berikut dengan berbagai judul (Tabel 1, 2, dan 3).
DISKUSI
ENAP LANAP
Penurunan yang signifikan secara statistik PD berkurang dari 7-9 mm menjadi 2-4 mm
pada nilai PI dan GI bila dibandingkan Ada kenaikan CAL 6 mm jika dibandingkan dari
dari awal ke tindak lanjut kunjungan baseline hingga 12 bulan pasca operasi.
berikutnya. Potensi untuk regenerasi dikarenakan :
Penurunan PD yang signifikan secara -Tanpa merusak jaringan yang berdekatan
statistik di kedua kelompok bila -Menciptakan penghalang fisik untuk mencegah
dibandingkan dari awal hingga 12 bulan turunnya pertumbuhan epitel
pasca operasi mungkin karena -Menutup lubang poket dengan bekuan fibrin
mendapatkan perlekatan jaringan lunak Bthermal, dan
pada gigi. -Merangsang pelepasan sel-sel pluripoten dari
PDL dan tulang alveolar
Studi histologis telah mengkonfirmasi
keterikatan ini kemungkinan besar
karena epitel junctional yang panjang.
Ultrasound Doppler Flowmetry (UDF) KEUNTUNGAN UDF
Digunakan untuk merekam perubahan dalam Mengevaluasi darah dalam daerah gingiva
GBF pada ENAP dan LANAP pada awal dan yang terbatas
pada hari kesembilan pasca operasi.
Transduser : 20–25 MHz digunakan untuk Memungkinkan untuk mendeteksi aliran
menggambarkan aliran darah periodontal. darah dalam area yang terakses
Transmisi dengan frekuensi tinggi melalui Konstruksi logam di rongga mulut tidak
udara tidak memungkinkan, tetapi dapat terbatas atau kontradiksi untuk pemeriksaan
melewati bahan padat atau cairan. Sehingga aliran darah di gingiva atau pulpa gigi
digunakan gloved filler yang diisi air untuk
mencapai transmisi yang tepat. Metode ditoleransi dengan baik oleh pasien,
Studi Color Doppler menggambarkan area dan
vaskular dengan kode warna pembuluh Pemeriksaan dapat diulang beberapa kali
darah sebagai bentuk titik bulat / oval atau dan memungkinkan kontrol perubahan
linear / silindris. mikrosirkulasi dari waktu ke waktu
Jumlah bentuk kode warna menunjukkan
jumlah pembuluh darah di wilayah studi.
FASE PENYEMBUHAN