Anda di halaman 1dari 40

Sanitasi Stasiun Kereta Api

Bogor

Kelompok 6 :
Dani Syahputra
Diana Oktariana
Robiato Nailius
Sofiatul hasanah
Tri Utami R
Definisi Tempat-tempat Umum
• Tempat-tempat Umum merupakan suatu tempat
dimana umum (semua orang) dapat masuk ke
tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan
kegiatan baik secara insidentil maupun terus
menerus (Suparian, 1997)
• Tempat-tempat umum merupakan suatu tempat
kegiatan bagi umum yang di selenggarakan oleh
badan pemerintah, swasta, maupun perorangan,
baik secara insidentil maupun terus-menerus
(Reksosibroto 1978),
Jenis Tempat Umum
• Stasiun
• Salon kecantikan
• Hotel
• Kolam renang
• Terminal
• Bandar udara
• Sekolah
• Pasar
• Rumah makan
• dll
Stasiun Kereta Api

Menurut Undang Undang No.29 Tahun 2011


tentang persyaratan teknis bangunan stasiun
kereta api,
• Stasiun kereta api merupakan prasarana
kereta api sebagai tempat pemberangkatan
dan pemberhentian kereta api. Dan untuk
proses interaksi dan aktivitas bagi pengguna
transportasi kereta api yang menunggu
jadwal keberangkatannya.
Definisi Sanitasi Stasiun
• Sanitasi Stasiun Kereta Api adalah suatu
usaha untuk mengawasi dan mencegah
kerugian akibat dari stasiun kereta api
terutama yang berkaitan dengan timbulnya
atau menularnya suatu penyakit.
Syarat Lokasi
• Menurut Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor: PM 29 tahun 2011 tentang
Persyaratan Teknis Bagunan Stasiun Kereta
Api, Pembangunan stasiun kereta api
lokasinya sesuai dengan pola operasi
perjalanan kereta api, menunjang
operasional sistem perkeretaapian, tidak
mengganggu lingkungan, memiliki tingkat
keselamatan dan keamanan berdasarkan
ketentuan yang berlaku.
Syarat Lokasi
Gedung Kegiatan Pokok
• Lokasi sesuai dengan pola operasi perjalanan
kereta api.
• Menunjang operasional sistem perkeretaapian.
• Tata letak ruang sesuai dengan alur proses
kedatangan dan keberangkatan penumpang
kereta api serta tidak mengganggu pengaturan
perjalanan kereta api.
• Tidak mengganggu Iingkungan.
• Terjamin keselamatan dan keamanan operasi
kereta api.
Syarat Lokasi
Gedung Kegiatan Penunjang & Gedung Jasa
Pelayanan Khusus

• Lokasi sesuai dengan pola operasi stasiun kereta api.


• Tata letak ruang tidak menggangu alur proses
kedatangan dan keberangkatan penumpang kereta
api dan pengaturan perjalanan kereta api.
• Menunjang kegiatan stasiun kereta api dalam rangka
pelayanan penggunajasa stasiun.
• Terjamin keselamatan dan keamanan operasi kereta
api.
Peraturan Tentang Stasiun Kereta

Api
Peraturan Menteri Perhubungan (PMP No. 29/ Tahun 2011 tentang
persyaratan teknis bangunan stasiun kereta api)
• PMP No. 33/ Tahun 2011 tentang Jenis, Kelas, dan Kegiatan di Stasiun
Kereta Api
• Peraturan Pemeritah Republik Indonesia (PPRI No. 56/ Tahun 2009
tentang penyeleng-garaan perkeretaapian)
• PPRI No. 69 Tahun 1998 tentang Prasarana dan Sarana Kereta Api
• Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 852/MENKES/SK/IX/2008
tentang strategi nasional sanitasi total berbasis masyarakat
• Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: PM 9 Tahun 2011 tentang
standar pelayanan minimum untuk angkutan orang dengan kereta api
• Keputusan Menteri Kesehatan RINomor 288/MENKES/SK/III/2008
tentang pedoman penyehatan sarana dan bangunan umum
• Pedoman Umum Hygiene Sarana dan Bangunan Umum
• Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor: PM 91 Tahun 2011 tentang
penyelenggaraan perkeretaapian khusus
• Permen LH No.7 Tahun 2011
Kondisi dan Sarana Sanitasi Secara
Umum
1. Syarat bangunan pokok stasiun
2. Tempat parkir
3. Pembuangan sampah
4. Ruang tunggu
5. Toilet
6. Kantin
Syarat Bangunan Pokok Stasiun
Ruang lingkup
a. Gedung Stasiun Kereta Api
1) Gedung Untuk Kegiatan Pokok;
2) Gedung untuk Kegiatan Penunjang; dan
3) Gedung untuk Kegiatan Jasa Pelayanan Khusus.
b. Instalasi pendukung
1) Instalasi Listrik;
2) Instalasi Air; dan
3) Pemadam Kebakaran.
c. Peron
1) Peron Tinggi;
2) Peron Sedang; dan
3) Peron Rendah.
Gedung Stasiun Kereta Api
1. Fungsi Gedung Stasiun Kereta Api
• Gedung stasiun kereta api merupakan bagian
dari stasiun kereta api yang digunakan untuk
melayani pengaturan perjalanan kereta api dan
pengguna jasa kereta api
2. Jenis gedung :
• Gedung untuk kegiatan pokok
• Gedung untuk Kegiatan penunjang
• Gedung untuk Kegiatan jasa pelayanan
khusus
Gedung untuk Kegiatan Pokok
• Hall
• Perkantoran kegiatan stasiun.
• Loket karcis
• Ruang tunggu
• Ruang informasi
• Ruang fasilitas umum
• Ruang fasilitas keselamatan
• Ruang fasilitas keamanan
• Ruang fasilitas penyandang cacat dan
lansia.
• Ruang fasilitas kesehatan.
Gedung untuk Kegiatan Penunjang
• Pertokoan
• Restoran
• Perkantoran
• Perpakiran
• Perhotelan
• Ruang lain yang menunjang langsung
kegiatan stasiun kereta api.
Gedung untuk Kegiatan Jasa
Pelayanan Khusus
• Ruang tunggu penumpang
• Bongkar muat barang
• Pergudangan
• Parkir kendaraan
• Penitipan barang
• Ruang atm
• Ruang lain yang menunjang baik secara
langsung maupun tidak langsung kegiatan
stasiun kereta api.
Syarat Teknis Bangunan
• Konstruksi, material, disain, ukuran dan kapasitas
bangunan sesuai dengan standar kelayakan,
keselamanan dan keamanan serta kelancaran sehingga
seluruh bangunan stasiun dapat berfungsi secara
handal.
• Memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan
gedung dari bahaya banjir, bahaya petir, bahaya
kelistrikan dan bahaya kekuatan konstruksi.
• Instalasi pendukung gedung sesuai dengan peraturan
perundangundangan tentang bangunan, mekanikal
elektrik, dan pemipaan gedung (plumbing) bangunan
yang berlaku
• Luas bangunan ditetapkan untuk:
Gedung kegiatan pokok dihitung dengan formula
sebagai berikut:

L = 0,64 m²/orang x V x LF

Keterangan: L = Luas bangunan (m²)


V = Jumlah rata-rata penumpang per
jam sibuk dalam satu
tahun (orang)
LF = Load factor (80%).
• Gedung kegiatan penunjang dan gedung jasa pelayanan
khusus di stasiun kereta api, ditetapkan berdasarkan
kebutuhan.
• Menjamin bangunan stasiun dapat berfungsi secara
optimal dari segi tata letak ruang gedung stasiun,
• Komponen gedung meliputi:
1. gedung atau ruangan;
2. media informasi (papan informasi atau
audio);
3. fasilitas umum, terdiri dari:
a. ruang ibadah;
b. toilet;
c. tempat sampah; dan
d. ruang ibu menyusui.
4. Fasilitas keselamatan
5. Fasilitas keamanan;
6. Fasilitas penyandang cacat atau lansia;
7. Fasilitas kesehatan
Persyaratan Operasi Gedung Kegiatan
Pokok
• Pengoperasian gedung stasiun harus sesuai
dengan alur proses kedatangan dan
keberangkatan penumpang kereta api serta tidak
mengganggu pengaturan perjalanan kereta api.
• Menjamin bangunan stasiun dapat berfungsi
secara optimal dari segi tata letak ruang gedung
stasiun, sehingga pengoperasian sarana
perkeretaapian dapat dilakukan secara nyaman.
• Pengoperasian gedung stasiun sesuai dengan jam
operasional kereta api dan ketersediaan sumber
daya manusia.
Persyaratan Operasi Gedung Kegiatan
Penunjang & Gedung Jasa Pelayanan Khusus
• Tidak mengganggu pergerakan kereta api.
• Tidak mengganggu pergerakan
penumpang dan/atau barang.
• Menjaga ketertiban dan keamanan.
• Menjaga kebersihan lingkungan.
• Tidak mengganggu bangunan dan
Iingkungan sekitar stasiun serta
disesuaikan dengan daya tampung dan
kebutuhan
Persyaratan Teknis Instalasi
Pendukung
• Persyaratan Penempatan, ditempatkan di area yang strategis dan
terjangkau dan memenuhi persyaratan instalasi air dengan
memperhatikan letak tata ruang gedung yang tidak mengganggu
pergerakan penumpang dan operasional kereta api.
• Persyaratan Pemasangan instalasi pendukung
– Instalasi air bersih
– Sistem air bersih dipasang dengan mempertimbangkan
sumber air bersih, kualitas air bersih, sistem distribusi
dan penampungannya;
– Standar komponen dan peralatan air bersih sesuai
ketentuan di bidang gedung dan bangunan.
– Instalasi air kotor
– Sistem pembuangan air limbah dan/atau air kotor
dipasang dengan mempertimbangkan jenis dan tingkat
bahaya.
– Standar komponen dan peralatan instalasi air kotor
sesuai ketentuan di bidang lingkungan hidup.
• Persyaratan Operasi instalasi pendukung
– Instalasi air bersih
– Ketersediaan air bersih harus mampu memenuhi
kebutuhan operasi stasiun dan kereta api.
– Sistem distribusi air bersih dalam bangunan Stasiun
Kereta Api harus memenuhi debit air dan tekanan
minimal yang disyaratkan.
– Instalasi air kotor
– Pertimbangan jenis air limbah dan/atau air kotor
diwujudkan dalam bentuk pemilihan sistem
pengaliran/pembuangan dan penggunaan peralatan
yang dibutuhkan.
– Pertimbangan tingkat bahaya air limbah dan/atau air
kotor diwujudkan dalam bentuk sistem pengolahan dan
pembuangannya.
– Air limbah yang mengandung bahan beracun dan
berbahaya tidak boleh digabung dengan air Iimbah
domestik.
– Air limbah yang berisi bahan beracun dan berbahaya
(83) harus diproses sesuai dengan ketentuan yang
• Komponen instalasi air
– Pipa air;
– Peralatan instalasi;
– Penampungan air; dan
– Fasilitas dan peralatan instalasi air
lainnya

• Pemadam Kebakaran
Fungsi sebagai fasilitas pemadam
kebakaran jika terjadi gejala atau
kebakaran di gedung stasiun kereta api
Persyaratan Teknis Peron
• Fungsi Sebagai tempat yang digunakan untuk
aktifitas naik turun penumpang kereta api.
– Jenis.
• Peron tinggi.
• Peron sedang.
• Peron rendah.
– Persyaratan Penempatan.
• Di tepi jalur (side platform).
• Di antara dua jalur (island platform)
Persyaratan Teknis Pembangunan Peron

• Tinggi
– Peron tinggi, tinggi peron 1000 mm, diukur dari kepala
rei;
– Peron sedang, tinggi peron 430 mm, diukur dari kepala
rei; dan
– Peron rendah, tinggi peron 180 mm, diukur dari kepala
reI.
• Jarak tepi peron ke as jalan reI
• Peron tinggi, 1600 mm (untuk jalan rellurusan) dan 1650 mm
(untuk jalan rei lengkungan);
• Peron sedang, 1350 mm; dan
• Peron rendah, 1200 mm.
• Panjang peron sesuai dengan rangkaian terpanjang kereta
api penumpang yang beroperasi.
• Lebar peron dihitung berdasarkan jumlah
penumpang dengan menggunakan
formula sebagai berikut:
0,64 𝑚2 /𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔× 𝑉 ×𝐿𝐹
b= 𝑙
Keterangan:
b = Lebar peron (meter)
V = Jumlah rata-rata penumpang per jam
sibuk dalam satu tahun (orang)
LF= Load factor (80%).
I = Panjang peron sesuai dengan
rangkaian terpanjang kereta api
penumpang yang beroperasi (meter).
• ketentuan lebar peron minimal
No Jenis Peron Diantara dua jalur Di tepi jalur
(island platform) (side platform)

1. Tinggi 2 meter 1, 65 meter


2. Sedang 2,5 meter 1,9 meter
3. Rendah 2,8 meter 2,05 meter

• catatan: Hasil perhitungan tidak boleh kurang


dari ketentuan.
• Lantai peron tidak menggunakan material yang licin.
• Peron sekurang-kurangnya dilengkapi dengan:
lampu;
papan petunjuk jalur;
papan petunjuk arah; dan
batas aman peron.
• Persyaratan Operasi
Hanya digunakan sebagai tempat naik turun
penumpang dari kereta api.
Dilengkapi dengan garis batas aman peron
– Peron tinggi, minimal 350 mm dari sis; tepi luar
ke as peron;
– Peron sedang, minimal 600 mm dari sisi tepi
luar ke as peron; dan
– Peron rendah, minimal 750 mm dari sisi tepi
luar ke as peron.
Tempat Parkir
• Terdapat tempat parkir kendaraan
umum yang bersih
• Tidak terdapat sampah berserakan,
genangan air, dan lain-lain.
• Tersedia penerangan yang cukup dan
tidak menyilaukan
• Terdapat tempat pembuangan sampah
yang tertutup dan kedap air
Pembuangan Sampah
• Harus tersedia tempat sampah tertutup dan kedap air
• Diletakkan didalam dan di luar stasiun
• 1 tempat sampah untuk radius 20 m
• Peletakkan tempat sampah
– didekat pintu keluar stasiun
– didekat ruang tunggu stasiun
– diruang kerja pegawai stasiun
– di toilet stasiun
– di tempat ibadah stasiun
• Sampah harus diambil setiap hari dan dipindahkan ke TPS
• Tujuan adanya tempat sampah adalah untuk menjaga kebersihan
dan kelestarian di dalam maupun di luar stasiun, serta
menciptakan rasa nyaman pada pengunjung maupun pegawai
stasiun.
Ruang Tunggu

• Ruangan bersih
• Tempat duduk bersih dan bebas dari kutu
busuk.
• Penerangan yang cukup dan tidak
menyilaukan.
• Tersedia tempat sampah dan terbuat dari
benda yang kedap air.
• Lantai terbuat dari bahan kedap air, tidak
licin, dan mudah dibersihkan.
Toilet
• Persyaratan Ruang :
– Ruang untuk buang air besar (WC)
» Lebar minimum 80 cm
» Panjang minimum 150 cm
» Tinggi plafon minimum 220 cm
– Ruang untuk buang air kecil (Urinoir)
» Lebar mininum 70 cm
» Tinggi urinoir minimum 40 cm
– Ruang cuci tangan dan cuci muka (Wastafel)
» Lebar 80 cm, dengan lebar bak cuci 50 cm
» Tinggi bak cuci minimum 70 cm
» Jarak bak cuci dan dinding 90 cm
» Dilengkapi cermin
Toilet
• Sirkulasi Udara
Mempunyai kelembaban 40 - 50 %, dengan taraf pergantian
udara yang baik yaitu mencapai angka 15 air-change per jam
(dengan suhu normal toilet 20-27oC)
• Pencahayaan
Sistem pencahayaan toilet umum dapat menggunakan
pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Iluminasi
standar 100 - 200 lux.
• Konstruksi Bangunan
– Lantai, kemiringan minimum lantai 1 % dari panjang atau
lebar lantai.
– Dinding, ubin keramik yang dipasang sebagai pelapis
dinding, gysum tahan air atau bata dengan lapisan tahan
air.
Kantin
• Makanan dan minuman harus dalam keadaan segar
dan besih.
• Penyajian terhindar dari pengotoran lalat dan
serangga lainnya.
• Tersediannya tempat penampungan sampah
sementara yang tertutup, kedap air dengan jumlah
yang cukup.
• Air yang digunakan harus memenuhi syarat.
• Karyawan harus memperhatikan kesehatan dan
kebersihan dirinya.
• Disekitar tempat berjualan harus selalu dalam
keadaan bersih.
Inspeksi Sanitasi Stasiun Kereta Api

1. Pencahayaan
2. Suhu dan kelembaban
3. Angka kuman
4. Kebisingan
Pencahayaan
• Penerangan pada bagian luar yaitu di tempat
parkir, pintu masuk dan pintu keluar stasiun
memerlukan penerangan yang cukup dan tidak
menyilaukan.
• Penerangan pada bagian dalam (ruang tunggu)
minimal 10 fc.
• penerangan dalam kereta yang tercantum dalam
Lampiran II Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor: PM 9 Tahun 2011, dengan ketentuan
jumlah lampu yang berfungsi minimal 95% sesuai
dengan standar teknis dan standar operasi.
• Alat ukur: Lux meter
Suhu dan Kelembaban

• Baku mutu suhu yang dianggap nyaman


untuk ruangan sesuai Kepmenkes no.261
tahun 1998 adalah 18 – 26o
• Standar Baku Mutu sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan No 261 tahun
1998 dimana kelembaban yang ideal
berkisar 40 - 60 %
• Alat ukur: thermohigrometer atau
psicrometer
Angka Kuman Udara

• Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI


No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 dalam
keputusan tersebut dinyatakan bahwa
angka kuman kurang dari 770 koloni/m3
udara, bebas kuman pathogen.
• Alat ukur: midget impinger dan air
sampling pump
Kebisingan

• Berdasarkan Permenkes
No.78/Menkes/Per/XI/1978 nilai
ambang batas untuk kebisingan di
stasiun adalah 60 – 70 dB.
• Alat ukur: sound level meter
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai