Anda di halaman 1dari 6

1.

Tahap Pra Konstruksi

a. Studi dan Perencanaan


Kegiatan studi dan perencanaan Pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Husein
Sastranegara yang telah dilakukan adalah penyusunan Basic Design.

b. Penyediaan Lahan
Kebutuhan lahan untuk pengembangan terminal penumpang Bandar Udara Husein Sastranegara
ini adalah sebesar 9.100 m2 yang terdiri dari 3.000 m2 dari lahan gedung terminal eksisting dan
penambahan lahan baru dari bekas lahan parkir PT. DI sebesar 6.100 m2 (proses pengadaan
tanah dilandasi oleh MOU antara PT Angkasa Pura II (Persero) dan TNI AU.

2.Tahap Konstruksi

a. Penerimaan Tenaga Kerja


Penerimaan tenaga kerja untuk pelaksanaan kegiatan pematangan lahan, konstruksi, jalan,
saluran drainase, pemasangan pagar keliling, dan lain-lain diperkirakan membutuhkan tenaga
kerja mencapai ± 135 orang.

Tenaga kerja yang dibutuhkan meliputi manajer proyek, mandor, administrasi dan buruh
bangunan/tukang. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli akan dilakukan melalui lembaga
professional. Sedangkan untuk kebutuhan mandor dan buruh bangunan akan dilakukan melalui
kontraktor pelaksana yang apabila memang terdapat masyarakat sekitar yang berminat sebagai
tenaga kerja akan diutamakan. Pelaksanaan konstruksi dilakukan oleh kontraktor yang telah
bekerja sama yang ditunjuk melalui proses lelang. Untuk proses pembangunan ini diperkirakan
membutuhkan tenaga kerja yang meliputi:

b. Mobilisasi Peralatan dan Material


Alat berat yang digunakan terdiri dari jenis backhoe, vibrator dan alat borpile dengan jumlah
ritasi sekitar 2 rit/hari karena alat berat ini hanya diangkut pada tahap awal dengan
menggunakan truk trailler, selanjutnya standby di lokasi kegiatan selama tahap konstruksi. Alat
berat yang digunakan untuk mengangkut material seperti molen dan truk diperkirakan ritasi
sebanyak 2 rit/hari. Peralatan diatas akan diangkut melalui Jl. Pajajaran, Jl.AbdulRahman Saleh,
Jl. Garuda,Jl. Sudirman/Jl. Soekarno-Hatta.

Sedangkan prakiraan jumlah material yang dibutuhkan yang meliputi pasir, bata, batu kali,
semen, besi, pipa PVC, dan lain-lain akan diangkut dengan truk ukuran medium dan diatur
jadwalnya pada saat lalu lintas relatif sepi.
a. Pembuatan dan Operasional Base Camp
Base camp merupakan tempat aktivitas para pekerja sebanyak 135 orang dan gudang
peralatan serta gudang material, lokasi base camp direncanakan disekitar lokasi kegiatan dan
masih di kawasan Bandar Udara Husein Sastranegara. Luas lahan dan bangunan yang
dibutuhkan untuk pembuatan base camp disesuaikan dengan ketersediaan lahan dan jumlah
pekerja.

b. Pelaksanaan Konstruksi Bangunan

- Tahap I: Pengembangan Terminal Penumpang


1) Pemancangan Pondasi
Pondasi yang akan digunakan adalah jenis borpile dengan kedalaman pancang disesuaikan
dengan hasil sondir, mengingat lokasi kegiatan berada di kawasan bandar udara dan
operasional bandar udara tetap berjalan selama kegiatan berlangsung maka dipilih metode
pemasangan pondasi yang dianggap paling sedikit memberikan dampak terhadap operasional
bandar udara.
2) Pembangunan Konstruksi dan Arsitektur
Struktur bangunan merupakan campuran antara konstruksi baja dan konstruksi beton
bertulang.

- Tahap II: Renovasi Terminal Penumpang Eksisting


Secara umum pembangunan tahap II ini relatif sama tahapan pembangunannya dengan tahap
I akan tetapi karena dalam area pembangunan tahap II ini terdapat bangunan terminal
penumpang eksisting, maka dalam tahapan awalnya dilakukan pembongkaran bangunan
terminal eksisting tersebut.

c. Pembangunan Utilitas Terminal

1) Sistem Penyediaan Air Bersih


Air bersih yang digunakan untuk keperluan operasional bandar udara berasal dari deep well
dengan kapasitas 250 m3 perhari. Air tersebut ditampung dalam ground reservoir
berkapasitas 600 m3 dan top reservoir dengan kapasitas 50 m3. Sistem pendistribusian air
bersih menggunakan sistem pemompaan dan gravitasi. Air dari main ground reservoir
dipompakan secondary ground reservoir terus dipompakan ke top reservoir. Dari top
reservoir didistribusikan ke setiap outlet dengan sistem gravitasi dan pada lantai1 dan 2
dibantu dengan booster pump.

2) Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik


Berdasarkan laporan perencanaan, estimasi nilai besaran air limbah domestik berkisar
200m3/hari (80 % dari kebutuhan air bersih). Pengolahan limbah digunakan 2 buah STP
(sewage treatment plant) dengan kapasitas masing-masing 120 m3/hari.

Proses Sewage Treatment Plant (STP) melalui tahapan proses sebagai berikut :

• Equalization Tank
Pada equalization tank dipasang alat comminutor dan airblower guna menghancurkan dan
mengaduk raw material.

• Aeration Compartment
Proses menurunkan Biological Oxygen Demand (BOD) dengan cara menyerap, oksidasi dan
decomposing.

• Sedimentation Compartement
Proses pemisahan antara cairan dengan endapan lumpur, dimana air yang mengalir dari bak
pengendapan sudah baik kualitasnya.

• Disinfection Compartment
Proses pembubuhan khlor untuk desinfection effluent yang masih mengandung bakteri.
Setelah melalui beberapa proses di atas, kualitas air limbah sudah memenuhi syarat air
buangan dengan nilai BOD < 20 mg/liter dan Suspended Solid (SS) 30 mg/l. Selanjutnya
untuk memanfaatkan kembali air tersebut di atas dilengkapi dengan beberapa sistem tahapan
penyaringan.
3) Sistem Pengelolaan Sampah
Sampah yang akan timbul perhari maksimum diperkirakan sekitar 2.937 L atau 1.137 kg
dengan asumsi rata-rata produksi sampah per-orang hari adalah sebesar 2,3 L atau 0,88 kg.
Untuk pengelolaan sampah akan dibuat bak penampungan sementara dengan volume 4 m3.
Secara periodik sampah diangkut ke TPS yang terletak masih dalam kawasan Bandar Udara
Husein Sastranegara.

4) Penyediaan Listrik
Penyediaan sumber daya listrik untuk bangunan ini dilayani dari pusat daya listrik PLN
sebesar 250 kW dengan back up system dari power house internal yang berbahan bakar solar
dengan kapasitas direncanakan250 kW.

5) Sistem Telekomunikasi (Sistem Telepon dan Tata Suara)

• Sistem Telepon

Direncanakan menampung 400 saluran untuk komunikasi external dan internal guna
mendukung kegiatan fasilitas di bandar udara. Kapasitas tersebut disediakan PT. Telkom
yang didistribusikan ke bandar udara melalui PABX berkapasitas 40/400 expandable dengan
saluran utama/trunk line dari junction terminal RK PT. Telkom.

• Sistem Tata Suara


Sistem tata suara yangdigunakan berfungsi untuk:
Paging mic dilengkapi chime/gong/alarm, cassette deck, tuner, mixer pre amplifier dan power
amplifier. Sound Pressure Level (SPL) direncanakan berdasarkan standar bangunan di
Indonesia berkisar antara 70-80 dB, dengan memperhitungkan faktor-faktor kerugian,
fungsional, jarak, maka direncanakan digunakan type ceiling speaker terpakai berkapasitas
1,5 – 3 watt dengan SPL 90 dB.

6) FIDS (Flight Information Display Sistem)


FIDS merupakan display monitor berukuran besar yang berisi jadwal keberangkatan dan
kedatangan pesawat beserta kota tujuan. Peralatan ini mutlak disediakan di bandar udara
sebagai informasi penerbangan bagi kepentingan penumpang, pengantar, dan penjemput.

7) Sistem Tata Udara dan Ventilasi


Sistem tata udara pada bangunan ini menggunakan sistem split. Sistem tata udara ini dapat
mengkondisikan udara dari satu atau lebih ruangan sekaligus dengan satu sistem yang
mandiri.
Sistem ventilasi mekanik diperlukan untuk daerah-daerah yang tidak dikondisikan (tidak
menggunakan sistem tata udara), seperti misalnya toilet, gudang dan sebagainya. Untuk
daerah-daerah tersebut udara segar yang dibutuhkan untuk pergantian udara diambil 4 – 20
pergantian udara per jam. Di samping itu, untuk daerah tangga kebakaran yang digunakan
untuk evakuasi penghuni apabila terjadi kebakaran diperlukan catu udara dengan suplai air
yang memadai.
Apabila terjadi kebakaran, catu udara yang dialirkan akan mengakibatkan tekanan di dalam
sumur tangga lebih positif dibandingkan sekelilingnya, sehingga dapat mencegah masuknya
asap hasil kebakarankedalam sumur tangga, diperlukan catu udara dengan suplai air yang
memadai. Selisih tekanan antara di dalam dan luar sumur tangga dipertahankan minimum
0,1” WG (25 Pa). Untuk mempertahankan delta tekanan tersebut dibutuhkan “Pressurized
Fan”.

8) Sistem Pengelolaan Limbah B3


Limbah-limbah yang bersifat B3 seperti oli bekas dan limbah yang berasal dari bengkel akan
dikumpulkan dan disimpan dalam tempat penyimpanan sementara (TPS) limbah B3,
pengelolaan limbah B3 ini mengikuti peraturan perundangan yang berlaku.

9) Sistem Penanggulangan Kebakaran


Penanggulangan kebakaran dalam gedung terminal dilakukan dengan melengkapi bangunan
dengan system proteksi aktif yang dapat bekerja secara otomatis (detector, sprinkler) ataupun
secara manual (fire hydrant).

10) Fasilitas Parkir, Terminal Kargo dan Pergudangan


Fasilitas parkir, terminal kargo dan pergudangan merupakan fasilitas utama yang harus
disediakan. Luas area parkir dan cargo eksisting sekitar 8.000 m2. Fasilitas tersebut dikelola
oleh TNI AU, yang dikelola oleh Pusat Koperasi Prajurit TNI AU (PUSKOPAU) Unit
Bandar Udara Husein Sastranegara. Sementara itu untuk kebutuhan parkir diperlukan ruang
parkir pada tahun 2017 dimana jumlah area parkir diperlukan sebesar;
Luas Lahan Parkir = jumlah penumpang jam puncak x 17,5 m2
= 1.440 x 17,5 m2
= 25.200 m2
Pemenuhan lahan parkir ini akan dipenuhi secara bertahap sesuai dengan peningkatan jumlah
penumpang.

3. Operasi

a. Penerimaan Tenaga Kerja


Dalam pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Husein Sastranegara ini akan
meningkatkan kapasitas terminal yang secara langsung membutuhkan tenaga kerja.
Penambahan tenaga kerja ini terbagi dalam 2 bagian yaitu penambahan tenaga kerja langsung
PT Angkasa Pura II (Persero)Kantor Cabang Bandar Udara Husein Sastranegara dan
penambahan tenaga kerja tidak langsung dari tenant (orang yang nyewa kios di lokasi
terminal penumpang untuk usaha), operator penerbangan dan pihak lainnya.
Dalam pemenuhan kebutuhan tenaga kerja langsung untuk pengelolaan Terminal Penumpang
Bandar Udara Husein Sastranegara akan dilakukan dengan metode perekrutan pegawai sesuai
SOP yang ada di PT Angkasa Pura II (Persero). Jumlah kebutuhan tenaga kerja operasional
yang akan direkrut 173 orang. Dibawah ini adalah kebutuhan tenaga kerja pada tahap
operasional Terminal Bandar Udara Husein Sastranegara. Selama kegiatan penerimaan
tenaga kerja dikoordinasikan dengan Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.

b. Pengoperasian Fasilitas Sisi Udara


Berdasarkan kajian Detail Engineering Design, kapasitas operasional Landasan Bandar Udara
Husein Sastranegara Bandung saat ini memiliki kapasitas pelayanan pergerakan pesawat
sebanyak 15a/cmovement per jam dengan pesawat terbesar sejenis medium body (Boeing
B737 series dan Airbus A320) dan pesawat-pesawat yang lebih kecil: MA 60, ATR 72-500,
Fokker dll. Sedangkan fasilitas sisi udara diuraikan dalam tabel 2-5 dan tabel 2-6.
Kapasitas apron saat ini adalah sebanyak 8 pesawat setara B737-400 atau 7 pesawat setara
Airbus A320 per satuan waktu.
Untuk pergerakan pesawat pada tahun 2017 diperkirakan 150 a/c movement per hari atau
40.000 a/c movement per tahun.
Rute penerbangan eksisting meliputi penerbangan domestik dan internasional yang dilayani
oleh maskapai penerbangan seperti Garuda Indonesia, Air Asia, Lion Air, Merpati Nusantara,
Silk Air, Susi Air dengan rute penerbangan seperti gambar 2-11

Anda mungkin juga menyukai