Anda di halaman 1dari 21

Peran sistem informasi Manajemen

Perusahaan PT. Wiranas Laundry


 Berdasarkan hasil analisis sistem, pengelolaan sumber daya manusia di PT. Wiranas
laundry and dry cleaning service masih menggunakan cara manual, belum
terkomputerisasi, dan belum terintegrasi antar cabang. Hasil ujicoba sistem informasi
sumber daya manusia yang baru menunjukkan bahwa dengan Orange HRM dapat
memberikan kemudahan serta lebih efektif dan efisien dalam mengelola sistem
informasi sumber daya manusia di PT. Wiranas laundry and dry cleaning service.
 Sumber daya manusia merupakan sumber fisik, sedangkan sistem dan teknologi informasi
merupakan sumber teknis. Sistem konseptual yang digunakan untuk mengelola sumber da
ya manusia di perusahaan disebut juga sistem informasi sumber daya manusia atau Huma
n Resource Information System (HRIS). Tanpa ada peran dari sistem informasi sumber da
ya manusia, perusahaan akan merasa kesulitan dalam mengelola sumber daya manusia. Sa
lah satu perusahaan yang memiliki sistem informasi sumber daya manusia adalah perusah
aan yang bergerak dibidang jasa laundry yaitu PT. Wiranas laundry and dry cleaning servi
ce. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran sistem informasi s
umber daya manusia yang ada, melakukan analisis permasalahan sistem informasi sumber
daya manusia yang ada, dan memberikan alternatif solusi atau rekomendasi sistem inform
asi sumber daya manusia yang baru di PT. Wiranas laundry and dry cleaning service. Pen
gelolaan sistem informasi sumber daya manusia di PT. Wiranas laundry and dry cleaning
service masih menggunakan cara manual dan belum terkomputerisasi serta masih berjalan
sendiri di setiap cabang dan tidak ada integrasi sistem antar cabang dengan pusat. Tepatny
a belum ada sistem yang mengelola sumber daya manusia berbasis jaringan. Pengumpula
n data karyawan melalui jasa pengiriman ke kantor pusat di Malang untuk dilakukan pend
ataan dan pencatatan data karyawan, penyimpanan data karyawan menggunakan arsip, pe
meliharaan data karyawan menggunakan duplikasi arsip dengan pendataan dan pencatatan
kembali, dan keamanan data belum terproteksi dengan sistem keamanan komputer.
 Hal ini mengakibatkan sering terjadi keterlambatan informasi yang dilaporkan dan
kualitas informasi yang dihasilkan menjadi kurang akurat, tepat waktu (up to date), dan
relevan. Penulis melakukan implementasi sistem informasi sumber daya manusia
berbasis jaringan agar perusahaan dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
baik sekarang maupun dimasa mendatang. Penulis menggunakan aplikasi atau
perangkat lunak berbasis jaringan dengan Orange HRM. Orange HRM merupakan
sebuah solusi atas pengelolaan sumber daya manusia yang ditujukan bagi seluruh jenis
perusahaan bisnis dibidang produksi barang atau jasa baik perusahaan besar maupun
kalangan usaha kecil dan menengah (UKM) dengan menyediakan sistem yang
fleksibel, mudah digunakan, biaya murah dan berbasis jaringan sehingga dapat
digunakan secara online dan dapat diakses melalui internet maupun intranet (jaringan
LAN) atau dalam satu komputer saja. Orange HRM terdiri dari modul modul misalnya
modul admin, modul pim, modul ess, modul cuti, modul waktu kerja, bahkan hingga
modul perekrutan karyawan baru sehingga mempermudah dalam mengelola sumber
daya manusia di perusahaan.
 PT. Wiranas laundry and dry cleaning service dengan menggunakan aplikasi Orange
HRM serta melakukan pendekatan implementasi sistem dengan pendekatan konversi
paralel. 1. Tahap Implementasi Tahapan implementasi sistem informasi sumber daya
manusia yang akan direkomendasikan oleh penulis sebagai berikut: a. Persiapan
hardware b. Persiapan software c. Persiapan database d. Pengetesan sistem e. Konversi
sistem 2. Orange HRM Orange HRM terdiri dari beberapa modul-modul yaitu modul
admin, modul PIM, leave, time recruitment, dan KPI 3. Pendekatan yang diterapkan
pada Implementasi HRIS Menurut Jogiyanto (2001:586), konversi sistem merupakan
proses untuk meletakkan sistem baru supaya siap mulai untuk digunakan. Alasan
penulis menggunakan pendekatan konversi paralel karena mampu memberikan proteksi
yang tinggi bagi organisasi apabila terjadi kegagalan pada sistem yang baru. Apabila
sistem yang baru terjadi kegagalan maka sistem yang lama masih dapat beroperasi.
 Gambaran Sistem Informasi Sumber Daya Manusia yang Ada Perekrutan dan
penerimaan karyawan terdiri dari beberapa kegiatan yaitu: 1. Calon karyawan datang ke
kantor cabang terdekat dan mengajukan surat lamaran untuk menjadi karyawan. Surat
lamaran harus dilengkapi dengan data identitas diri berupa fotokopi KTP dan KK. 2.
Bagian personalia melakukan pencatatan data calon karyawan tersebut dan selanjutnya
melakukan proses perekrutan karyawan dengan pelaksanaan tes kerja untuk mengetahui
apakah calon karyawan tersebut layak dan diterima menjadi karyawan. 3. Calon
karyawan menjalani tes kerja selama tiga bulan pertama didampingi oleh karyawan
senior dan tiga bulan selanjutnya dilakukan sendiri. 4. Penerimaan Karyawan dilakukan
apabila calon karyawan tersebut layak dan sesuai kriteria kebutuhan perusahaan
sehingga calon karyawan tersebut berhak diterima kerja sesuai kontrak kerja yang telah
disepakati. Pengelolaan presensi dan data karyawan terdiri dari beberapa kegiatan yaitu:
 1. Karyawan baru maupun lama diwajibkan menyerahkan data identitas diri kepada bagian
personalia atau pimpinan cabang setempat. Data identitas diri yang diserahkan selanjutnya dikirim
melalui jasa pengiriman pos ke kantor pusat di Malang jika karyawan tersebut bekerja di kantor
cabang yang berada di luar kota Malang
 2. Data karyawan yang diterima oleh bagian personalia selanjutnya dimasukkan dan disimpan
pada arsip khusus data karyawan. Selanjutnya berdasarkan data karyawan tersebut bagian
personalia melakukan dua kegiatan yaitu membuat daftar presensi karyawan dan membuat laporan
data karyawan. Laporan data karyawan yang telah dibuat selanjutnya diserahkan kepada direktur
sebagai dasar pembuatan keputusan dan kebijakan perusahaan.
 3. Lembar presensi karyawan dibuat berdasarkan data karyawan yang bekerja di pusat maupun
setiap cabang. Tujuan dari membuat lembar presensi yaitu untuk memperoleh data kehadiran
karyawan setiap hari dan sebagai dasar penentuan gaji yang harus dibayarkan setiap bulan.
 4. Lembar presensi karyawan tersebut dikumpulkan dan direkap setiap satu bulan oleh bagian
personalia. Selanjutnya bagian personalia membuat laporan presensi karyawan yang berisi tentang
kehadiran, cuti, dan lembur karyawan selama satu bulan. Pengelolaan gaji karyawan terdiri dari be
berapa kegiatan sebagai berikut: 1. Laporan presensi karyawan yang berisi tentang kehadiran, cuti,
dann lembur karyawan yang telah dibuat oleh bagian personalia diserahkan kepada bagian adminis
trasi dan keuangan. 2. Berdasarkan laporan presensi karyawan yang telah diterima selanjutnya bag
ian administrasi dan keuangan melakukan dua kegiatan yaitu perhitungan gaji karyawan dan mem
buat laporan gaji karyawan 3. Selesai melakukan perhitungan gaji yang akan dibayarkan ke karya
wan selanjutnya membuat slip gaji. Slip gaji diserahkan ke karyawan beserta sejumlah uang sesuai
nominal yang tertera pada slip gaji. 4. Laporan gaji karyawan dilaporkan kepada direktur sebagai d
asar pembuatan keputusan dan kebijakan perusahaan
 perhitungan gaji karyawan dan membuat laporan gaji karyawan. 3. Selesai melakukan
perhitungan gaji yang akan dibayarkan ke karyawan selanjutnya membuat slip gaji. Slip
gaji diserahkan ke karyawan beserta sejumlah uang sesuai nominal yang tertera pada
slip gaji. 4. Laporan gaji karyawan dilaporkan kepada direktur sebagai dasar pembuatan
keputusan dan kebijakan perusahaan. Gambar 1. Flowchart Sistem Informasi Sumber
Daya Manusia di PT. Wiranas laundry and dry cleaning service Sumber: Penulis, 2014
Analisis Masalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia yang Ada Penulis menarik
kesimpulan sementara berdasarkan hasil analisis permasalahan sistem yang terdiri dari
identifikasi masalah dan kelemahan sistem informasi sumber daya manusia yang ada
saat ini pada PT. Wiranas laundry and dry cleaning service, yaitu:
 perhitungan gaji karyawan dan membuat laporan gaji karyawan. 3. Selesai melakukan perhitungan
gaji yang akan dibayarkan ke karyawan selanjutnya membuat slip gaji. Slip gaji diserahkan ke
karyawan beserta sejumlah uang sesuai nominal yang tertera pada slip gaji. 4. Laporan gaji
karyawan dilaporkan kepada direktur sebagai dasar pembuatan keputusan dan kebijakan
perusahaan. Gambar 1. Flowchart Sistem Informasi Sumber Daya Manusia di PT. Wiranas laundry
and dry cleaning service Sumber: Penulis, 2014 Analisis Masalah Sistem Informasi Sumber Daya
Manusia yang Ada Penulis menarik kesimpulan sementara berdasarkan hasil analisis
permasalahan sistem yang terdiri dari identifikasi masalah dan kelemahan sistem informasi
sumber daya manusia yang ada saat ini pada PT. Wiranas laundry and dry cleaning service, yaitu:
 1. Belum diimplementasikannya sistem informasi sumber daya manusia berbasis komputer dan
jaringan. Pengelolaan data karyawan terpisah antar cabang dan tidak efektif karena jumlah
karyawan sudah mencapai seratus orang.
 2. Proses perekrutan karyawan dimulai dari calon karyawan datang ke cabang terdekat dan
menyerahkan surat lamaran beserta identitas diri seperti fotokopi KTP dan KK. Promosi yang
dilakukan perusahaan untuk mencari tenaga kerja sangat kurang sehingga perusahaan akan
mengalami kesulitan dalam memperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan
serta pelamar juga mengalami kesulitan mencari lowongan pekerjaan.
 3. Proses pengelolaan data karyawan masih dilakukan secara manual dimulai dari pengumpulan
data karyawan baru yang diterima kantor cabang dilaporkan dan dikirimkan melalui jasa
pengiriman pos ke kantor pusat Malang untuk dilakukan pendataan dan pencatatan data karyawan.
Penyimpanan data menggunakan arsip khusus karyawan sehingga membutuhkan kapasitas
penyimpanan fisik yang cukup banyak untuk menampung berkas-berkas data karyawan. Kesulitan
melakukan akses untuk memperoleh informasi data karyawan karena data karyawan yang
tersimpan masih tidak teratur dan belum lengkap.
Peran Sistem Informasi pada Universitas
Katholik Widya Mandala
 Katalog merupakan daftar bahan pustaka/wakil dari dokumen yang dimiliki oleh
perpustakaan yang disusun secara sistematis yang digunakan untuk penelusuran atau
temu kembali, sedangkan kata Induk adalah menunjukkan badan atau instansi pemilik
dokumen atau bahan pustaka. Menuruk Kamus istilah perpustakaan dan dokumentasi
(1992), Katalog Induk adalah katalog beberapa bagian perpustakaan atau beberapa
perpustakaan dengan penunjukkan tempat; dapat berupa katalog pengarang, katalog
subjek dari semua buku yang dimiliki, atau katalog buku-buku pilihan yang terbatas
pada subjek atau jenis bahan tertentu. Menyadari bahwa tak akan pernah ada
perpustakaan yang dapat berdiri sendiri dalam memenuhi semua kebutuhan
pemakainya, tanpa bergantung pada perpustakaan atau pusat informasi lain, maka
Jaringan Perpustakaan APTIK yang sejak awal berdirinya merupakan wadah kerjasama
antar perpustakaan dengan tujuan penghematan biaya, tenaga dan waktu dengan cara
pemanfaatan koleksi bersama (resource sharing) memutuskan untuk saling bertukar
informasi dengan saling mengirimkan accession list (daftar tambahan koleksi) dari
masing-masing anggotanya agar anggota jaringan dapat mengetahui koleksi yang
dimiliki dari masing-masing anggota untuk keperluan peminjaman antar perpustakaan
(inter library loan) walaupun sangat sulit dalam pelaksanaannya.
 Pelaksanaan kegiatan pertukaran informasi dari tiap anggota ini bersifat suka-rela, tiap
perpustakaan anggtota jaringan harus bertanggung jawab sepenuhnya akan kebenaran
pengelolaan segala informasi yang menjadi koleksinya yang disampaikan dalam
accession list tersebut. Hal ini tidak diatur dalam suatu sistem hanya dengan
kesepakatan saja. Ada beberapa kendala kegiatan saling bertukar informasi dengan cara
ini, antara lain:
 1. perpustakaan anggota jaringan ada yang tidak mengirim,
 2. mengirimkan tetapi tidak sampai pada tujuan,
 3. sedikitnya koleksi tambahan sehingga menunda dahulu pembuatan daftar koleksi
tambahannya.
 4. pemakai perpustakaan jarang menggunakan accesion list tersebut Kontinuitas dari
saling bertukar daftar koleksi tambahan ini sangat dirasakan kurang untuk itu perlu
adanya perbaikan sistem pengiriman dan komitmen.
 Dari beberapa kendala tersebut muncul gagasan untuk membuat katalog
induk dan pada akhirnya tahun 1993 disepakati pembuatan katalog induk,
walaupun disadari bahwa hal ini membutuhkan suatu perhatian yang cukup
besar. Pada awal tahun 1989 Jaringan Perpustakaan APTIK (JPA) bernama
APTIK Library Network atau disingkat ALN didirikan, setelah kurang lebih 4
(empat) tahun saling berkirim accession list lalu mencuat ide membuat
katalog induk,
Peran Sistem Informasi Manajemen
Perusahaan PT. Kokoh Inti Arebama

 PT Kokoh Inti Arebama merupakan perusahaan distributor terbesar bahan-


bahan bangunan yang didirikan pada tahun 2004. Dalam tahun pertamanya,
perusahaan telah berhasil mengembangkan bisnisnya dengan pesat didukung
oleh jaringan distribusi yang kuat di 14 kota di Indonesia. Selama tahun 2004,
perusahaan telah mendistribusikan produk-produk bahan bangunan kepada
sekitar 2.500 outlet-outlet ritel di seluruh Indonesia. Salah satu prinsipal
terbesar perusahaan saat ini adalah PT KIA Keramik yang baru-baru ini
memenangkan ICSA Awards kedua kalinya dari majalah SWA.
 Pada awalnya, PT KIA menggunakan sistem TI inti buatan sendiri (in-house).
Tapi Guna mendukung ambisi menjadi distributor bahan bangunan terbesar di
Indonesia, PT Kokoh Inti Arebama rela mengganti sistem TI yang lama dengan
aplikasi dari vendor besar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan
meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan dengan mengintegrasikan proses
bisnis sehingga memiliki daya saing tinggi di industri.
 Sedangkan peran utama dari SIM ada tiga, yaitu :
a. Mendukung berjalannya proses bisnis dan operasi.
b. Membantu dalam pengambilan keputusan bisnis.
c. Membantu dalam menentukan strategi untuk
menciptakan keunggulan dibandingkan kompetitor.
 Untuk mewujudkan ambisi menjadi distributor bahan bangunan
terbesar di Indonesia, PT Kokoh Inti Arebama meminta bantuan
beberapa ahli untuk menentukan SIM yang bisa memenuhi
kebutuhan dari sisi kontrol internal, serta informasi yang cepat
dan akurat bagi manajemen. Pada pertengahan 2005 disusunlah
SOP internal untuk menentukan sistem TI yang hendak
diterapkan. Untuk itu manajemen Kokoh lebih dulu melakukan
benchmarking ke perusahaan sejenis (dalam hal ini PT Surya
Toto) dan distribusi farmasi (PT Anugerah Pharmindo Lestari);
disusul dengan mengundang vendor solusi TI (SAP, Oracle dan
Microsoft).
 PT KIA memutuskan mengimplementasikan sistem teknologi informasi
terintegrasi dari Microsoft, yakni Microsoft Business Solutions - Axapta untuk
menjamin penyediaan layanan terbaik bagi konsumen. Solusi Microsoft Axapta
yang sangat fleksibel dinilai mampu memenuhi kebutuhan komputerisasi yang
terintegrasi serta menyajikan informasi secara real-time untuk menunjang proses
bisnis PT Kokoh Inti Arebama di masa mendatang. Ketersediaan data dan
informasi yang cepat adalah salah satu kunci sukses untuk bisa unggul dalam
persaingan bisnis. Axapta menawarkan itu semua, plus segala kemudahan dari
Microsoft. Microsoft Axapta adalah sebuah aplikasi bisnis yang dilengkapi
banyak fungsi terpadu. Mulai dari modul manufacturing, supply chain
management, financial management, distribution, project accounting, customer
relationship management, human resources management, sampai business
analysis. Istimewanya, karena menggunakan platform Microsoft, solusi ini amat
mudah diintegrasikan dengan produk Microsoft lainnya, umpamanya Microsoft
Word, Excel dan lain-lain.
 Dengan pengaplikasian sistem yang baru,banyak manfaat yang didapat oleh PT
KIA. Dari tiga peran utama sistem informasi manajemen, penerapan TI baru
pada PT KIA berhasil mencakup tiga tataran dari peran sistem informasi
manajemen. Yaitu :
Hambatan yang terjadi Perusahaan PT.
Kokoh Inti Arebama dalam penerapan SIM
 Kekurangpahaman para pemakai tentang komputer.
Dalam hal ini, tidak semua orang mengerti dan menguasai tentang penggunaan komputer. Masih banyak
orang yang masih sangat awam tentang pengoperasian komputer itu sendiri. Oleh karena itu,
kekurangpahaman terhadap komputer menjadi salah satu hambatan dalam dalam penerapan SIM.
 Kekurangpahaman para spesialis bidang informasi tentang bisnis dan peran manajemen.
Beberapa tahun yang lalu,para ahli di bidang TI mungkin belum menemukan hubungan antara teknologi dan
bisnis/manajemen. Tapi tahun – tahun belakangan ini, para ahli TI sudah memikirkan adanya manfaat yang
sangat besar jika teknologi dijadikan sebagai bagian dari bisnis dan manajemen. Oleh karena itulah, sekarang
mulai berkembang kegiatan – kegiatan bisnis dan manajemen yang didukung dengan teknologi.
 Pemikiran bahwa komputer merupakan kebutuhan yang tidak terlalu penting.
Sekarang, sudah banyak perusahaan yang melirik SIM berbasis TI dengan bantuan komputer untuk
melancarkan kegiatan – kegiatan perusahaan. Tapi bukan berarti semua perusahaan berpikiran seperti itu.
Masih ada pula perusahaan yang mempertahankan SIM dengan proses manual. Tetapi dapat dilihat bahwa
SIM yang didukung dengan teknologi (komputer) lebih efisien dibandingkan yang tidak menggunakan
komputer.
Peran Sistem Informasi Manajemen pada
perusahaan Aero Engine Rolls Royce
 Sebelum menggunakan aplikasi ERP, perusahaan Rolls-Royce memakai lebih dari 1500
sistem dan banyak dari sistem itu dikembangkan sendiri (internal) oleh Rolls-Royce selama
lebih dari 20 tahun terakhir. Sistem tersebut sangatlah mahal untuk dijalankan dan sulit untuk
merawat serta mengembangkannya. Terlebih lagi sistem tersebut tidak menyediakan data
yang akurat, konsisten, dan dapat diakses yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan
yang tepat waktu dan baik serta yang diperlukan dalam penilaian kinerja (seperti dalam
kinerja pengantara produk dan ukuran kualitas). Sistem yang mengalami penuaan tersebut
tidak mampu untuk menciptakan lingkungan manufaktur yang modern dan sebagian dari
sistem tua tersebut memilik 2000 pengaduan masalah. Hal ini diperparah dengan fakta cara
kerja di Roll-Royce yang sangat berorientasi secara fungsional dan banyak departemen yang
bekerja terasing (terisolasi). Sistem manufaktur terakhir yang dikembangkan oleh Roll-
Royce adalah MERLIN; yang merupakan singkatan dari Evaluasi sumber daya, logistik, dan
inventori yang termekanistik. Sistem tersebut pada dasarnya adalah sistem penjadwalan yang
menjalankan prinsip sistem MRPII (Manufacturing Resource Planning) dan dikembangkan
pada tahun 1980-an dan kelemahannya adalah karena cenderung mudah dimanipulasi secara
manual.
 Salah satu penyebab kejatuhan sistem MERLIN ini adalah kesulitan dalam
berkomunikasi dengan sistem manufaktur lain yang bernama IBIS (Inventory Based
Instructing System). Pada tahun 1996, untuk mengembangkan bidang teknologi
informasinya, maka mereka membentuk kerjasama dengan pelayanan data elektronik
(electronic data services/EDS) dan departemen TI Roll-Royce dialihdayakan (di-
outsourcing-kan) ke EDS dimana EDS bertanggungjawab dalam pengembangan sistem
TI serta mengganti struktur yang ada dan menyediakan sumber daya TI yang memadai.
Tentu saja keputusan alih-daya ini memampukan Rolls-Royce untuk memfokuskan
dirinya pada bidang keahliannya, yaitu membuat dan menjual mesin pesawat udara
(aero engine).
 dimanipulasi secara manual. Salah satu penyebab kejatuhan sistem MERLIN ini adalah
kesulitan dalam berkomunikasi dengan sistem manufaktur lain yang bernama IBIS
(Inventory Based Instructing System). Pada tahun 1996, untuk mengembangkan bidang
teknologi informasinya, maka mereka membentuk kerjasama dengan pelayanan data
elektronik (electronic data services/EDS) dan departemen TI Roll-Royce dialihdayakan
(di-outsourcing-kan) ke EDS dimana EDS bertanggungjawab dalam pengembangan
sistem TI serta mengganti struktur yang ada dan menyediakan sumber daya TI yang
memadai. Tentu saja keputusan alih-daya ini memampukan Rolls-Royce untuk
memfokuskan dirinya pada bidang keahliannya, yaitu membuat dan menjual mesin
pesawat udara (aero engine).
 Proyek ERP itu terdiri dari sebuah tim manajemen khusus dari perusahaan alihdaya
eksternal EDS dan yang di dalamnya mengikut-sertakan tim yang bertalenta sebagai
konsultan SAP. Di dalam proyek tersebut terdapat manajer internal Rolls-Royce dan
stafnya yang memiliki pengetahuan penting dalam hubungan lintas fungsional bisnis
dan pengalaman terhadap sistem internal yang lama. Berkenaan dengan
pelaksanaannya, tim ini dengan tiap OBU (Operational Business Unit) memiliki tim
perancanaan ERP yang bertanggungjawab dalam melaksanakan perubahan kerja dan
pelatihan. Adapun masalah yang dalam implementasi ERP tersebut terdiri dari masalah
budaya, bisnis, dan kesulitan teknis
 Untuk mengatasi masalah budaya kerja dari cara kerja sistem internal yang lama ke sistem SAP
dari aplikasi ERP, maka diadakanlah pelatihan (training) dalam bentuk seminar yang teroganisir
dan terbagi dua yaitu untuk kalangan spesialis atau pengguna umum. Pelatihan bagi karyawan
spesialis dilakukan oleh SAP dan sangatlah teknis dengan mendatangkan pengguna ahli (expert
users). Sedangkan pelatihan bagi karyawan pengguna umum diadakan secara internal dan
bekerjasama dengan konsultan EDS. Pelatihan ini dilaksanakan melalui seminar yang didukung
oleh pertunjukan (demonstrasi) di tempat kerja dan rapat-rapat informasi serta presentasi untuk
menghubungkan karyawan dengan segala perubahan dalam praktik kerja dan sekitar 10000
karyawan telah dilatih. Dalam masalah bisnis, karena SAP R/3 membutuhkan struktur bisnis yang
cukuo kaku agar dapat dikerjakan dengan berhasil. Peserta dari workshop lintas fungsi segera
mengerti bahwa praktik kerja mereka harus disesuaikan agar cocok dengan SAP. Program ini
disebut sebagai program rekayasa proses bisnis (Business Process Reengineering/BPR). Program
BPR ini terdiri dari empat fase, yaitu: Pertama, berhubungan dengan menggambarkan dan
memetakan proses yang sekarang. Kedua, mengidentifikasi setiap masalah atau isu dari proses
yang dipetakan. Ketiga, mengaplikasikan beberapa isu sebagai pertunjukan dari SAP untuk
mengidentifikasi setiap masalah dalam penerapan sistem yang baru. Keempat, memetakan-ulang
atau memodifikasi proses yang sejalan dengan SAP. Modifikasi terhadap proses bisnis Rolls-
Royce tidak berarti bahwa software SAP R/3 perlu untuk dimodifikasi karena sangatlah mahal dan
pada kenyataannya software versi yang baru akan sulit untuk dipasang di dalam sistem dan SAP
yang implementasi tidak dimodifikasi ini dinamakan sebagai “Vanilla SAP”. Sedangkan masalah
teknis yang terdapat dalam penerapan aplikasi SAP sistem ERP di Rolls-Royce adalah akurasi
(ketepatan) data. Sistem yang baru memerlukan pencarian ulang data lama dari sistem lama yang
harus dinormalisasikan, disaring, dan disimpan dalam bentuk data yang sewajarnya (sensible)
dalam sebuah repositori data sistem baru. Duplikasi data merupakan masalah utama yang harus
diselesaikan dalam Rolls-Royce. Dalam beberapa hal, sistem yang lama masih dijalnkan sampai
pada suatu masa dapat digantikan oleh sistem yang baru dan untuk dapat melakukan hal ini maka
EDS

Anda mungkin juga menyukai