Anda di halaman 1dari 70

1 Oktober 2019

1. Nama : SUHERMAN, SE
2. NIP. : 19681225 199703 1 005
3. Jabatan : SEKRETARIS INSPEKTORAT

1. Nama : ANDRIALDI, ST
2. NIP. : 19770908 200312 1 005
3. Jabatan : AUDITOR MUDA
Inspektorat Kab. Lima Puluh Kota
()
Tugas
Pokok Membantu Bupati dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah Misi
di bidang pengawasan
Visi 1. Melakukan upaya Pengawasan dan Pembinaan
Aparatur untuk meniadakan perilaku koruptif
di lingkungan Pemda.
” Terwujudnya pengawasan
2. Meningkatkan peran aktif objek pemeriksaan
penyelenggaraan dalam penyelesaian TLHP.
pemerintahan yang baik 3. Meningkatkan SDM aparatur pengawasan.
dan bersih melalui 4. Meningkatkan kualitas pelaksanaan
pengawasan yang efektif pengawasan .
dan berkelanjutan ” 5. Meningkatkan koordinasi dlm
penyelenggaraan pengawasan.
SUSUNAN ORGANISASI INSPEKTORAT
KAB. LIMA PULUH KOTA

a. Inspektur
b. Sekretaris
- sub bagian perencanan;
- sub bagian evaluasi dan pelaporan;
- sub bagian adminstrasi dan umum;
c. Inspektur Pembantu Wilayah I, II, III dan IV
d. Kelompok jabatan fungsional
- Auditor
- Pejabat Pengawas ( P2UPD )
PERAN INSPEKTORAT (APIP) DALAM “Good Local Governance”
MELALUI PENGAWASAN INTERN
1. Membantu SKPD 1. Perpanjangan
dalam mencapai tangan dalam
Visi dan Misi pengendalian
melalui asistensi intern.
dan supervisi. 2. Mata dan telinga
BAGI dalam “early BAGI
KEPALA
SKPD 2. Mendorong warning system”. DAERAH
perbaikan 3. Agen PEMDA
efektivitas dalam mendorong
pengendalian kepatuhan
melalui audit dan terhadap
reviu. peraturan
perUUan

MELAKUKAN PENGAWASAN TERHADAP URUSAN WAJIB & PILIHAN DI


SKPD, MELIPUTI PEMERIKSAAN REGULER & KOMPREHENSIF, REVIU
LAPORAN KEU, MONITORING & EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
DAN TINDAK LANJUT HASIL TEMUAN PENGAWASAN, SERTA ASISTENSI.
PERAN APIP (Inspektorat)
Independens i
Pasal 11 PP 60/2008
Mandat formal yang c ukup
APIP Yang Ideal

Aks es yang Memadai


Memberikan keyakinan yang
memadai
T rans parans i

Memberikan pering atan dini dan


mening katkan efektivitas MR K ec ukupan ang g aran

K epemimpinan yang kompeten


Memelihara dan mening katkan
kualitas T ata K elola
P eg awai / Auditor yang
kompeten

Dukung an s eluruh pihak yang


berkepenting an

S tandar Audit dan K endali


Mutu

K ode E tik dan Aturan P erilaku


Pusbin JFA 7
Pengawas sebagai pencari kesalahan yang ditakuti atau
Lama
“ WATCHDOG”

Baru Pengawas sebagai “ Pencegah kesalahan yang dipatuhi dan


disegani “
Pasal 16 Pasal 17
Pengawasan Penyelenggaraan Pengawasan yang
Pemerintahan Daerah dilaksanakan oleh APIP
dilaksanakan oleh APIP harus berdasarakan prinsip :
berdasarkan kompetensi yg a. Profesional
dimiliki terkait dengan b. Independen
pelaksanaan pengawasan
urusan pemerintahan yg c. Obyektif
menjadi kewenangan daerah d. Tidak tumpang tindih
sesuai fungsi & kewenangan antar APIP
serta sesuai dengan ketentuan e. Berorientasi pada
peraturan perundang- perbaikan dan peringatan
undangan dini.
TUGAS DAN FUNGSI APIP

APIP melakukan pengawasan /Audit intern


melalui:
1. Audit, terdiri atas:
a. Audit Keuangan
b. Audit Kinerja
C. Audit dengan Tujuan Tertentu
2. Evaluasi
3. Reviu
4. Pemantauan (monitoring)
5. Kegiatan Pengawasan Lainnya
PEMERIKSAAN OLEH INSPEKTORAT
KAB. LIMA PULUH KOTA
1. Pemeriksaan reguler
Pemeriksaan yang dilakukan sesuai dengan
PKPT (program kerja pemeriksaan tahunan)
ruang lingkup :
- Pelaksanaan Tupoksi
- Aspek Keuangan
- Aspek SDM
- Aspek Sarana dan Prasarana
- Aspek Metode Kerja
2. Pemeriksaan khusus/kasus
Pemeriksaan yang dilaksanakan
berdasarkan sumber pengaduan
masyarakat atau pelimpahan kasus
pengaduan dari pusat tromol pos
gubernur /bupati, pelanggaran disiplin,
izin perkawinan/perceraian PNS, proses
pengadaan barang/jasa pemerintah
maupun sumber pengaduan lainnya
Pengawasan terhadap urusan pemerintahan
didaerah dilaksanakan oleh
1. Aparat pengawas intern pemerintah sesuai
dengan fungsi dan kewenangannya, terdiri dari :
-Inspektorat jenderal kementerian

- Unit pengawasan lembaga pemerintah non


kementerian (BPKP)
-Inspektorat provinsi

-Inspektorat kabupaten /kota


2. Aparat pengawas eksternal pemerintah , yaitu
BPK melakukan pemeriksan terhadap laporan
keuangan daerah (menghasilkan opini),
pemeriksaan terhadap kinerja (3 E : Ekonomis,
Efisiensi dan Efektifitas)dan pemeriksaan
dengan tujuan tertentu.
PEMERIKSAAN OLEH INSPEKTORAT

1. Pemeriksaan/Audit Operasional
reguler/komprehensif
Pemeriksaan yang dilakukan sesuai dengan
PKPT (Program Kerja Pemeriksaan Tahunan)
ruang lingkup :
- Aspek Tupoksi
- Aspek Keuangan
- Aspek Sarana dan Prasarana
- Aspek Sumber Daya Manusia
- Aspek Metode Kerja
Tugas pokok dan fungsi suatu instansi pemerintahan pada
dasarnya merupakan penjabaran dan penyelenggaraan tugas
umum pemerintahan dan pembangunan rutin dan proyek.

Yang perlu diperhatikan dari pemeriksaan tugas pokok dan


fungsi suatu instansi pemerintahan antara lain:
- Lihat ketentuan tentang pembentukan susunan organisasi

- Lihat dan Teliti Susunan Organisasi dan pejabat yang


menduduki jabatan tersebut
- Teliti Program kerja dan Uraian tugas

- Teliti apakah jabatan yang ada telah diisi oleh Pejabat yang
telah memenuhi ketentuan
- Teliti Juklak dan Juknis yang mendukung Tupoksi, apakah
telah dilaksanakan, kalau belum, apa sebabnya.
Aspek keuangan dalam konteks pemeriksaan komprehensif meliputi sumber
– sumber pembiayaan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi serta sumber –sumber pendapatan yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi suatu instansi tersebut.
Yang perlu diperhatikan dari pemeriksaan keuangan antara lain :
- Teliti apakah antara rencana kegiatan sesuai dengan DPA yang dietapkan
- Lihat jumlah dana APBD (DPA) yang telah ditetapkan dan siapa personil
pengelola keuangannya
- Teliti dan periksa apakah penerimaaan dan pengeluaran dana oleh
bendahara ybs sesuai dengan DPA yang ada
- Periksa kegiatan perjalanan dinas
- Periksa bukti fisik dan administrasi barang yang dibeli dengan dana rutin
- Lakukan penutupan buku kas dengan membuat BAP dan register
penutupan kas.
- Periksa apakah pengadaan barang telah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
- Cek dan periksa fisik proyek / kegiatan ke lapanagan
Sarana dan prasarana kerja dalam hal ini meliputi seluruh materil,
peralatan, barang dan fasilitas yang berada dalam penguasaan dan
pengurusan instansi pemerintahan yang diperiksa ( entitas ). Sarana
dan prasarana dimaksud meliputi barang/kekayaan Negara dan
daerah yang dipergunakan untuk mendukung pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan.
Yang perlu diperhatiakan dari pemeriksaan atas pengelolaan
sarana dan prasarana antara lain :
- Lihat persiapan yang menyangkut pengelolaan barang

- Teliti personil pengelolaan barang

- Teliti daftar barang inventaris dan kekayaan yang ada serta buku-
buku pendukung
- Lihat dan teliti mutasi dan peminjaman serta penghapusan barang

- Khusus untuk pemakaian barang berupa kendaraan dinas apakah


sudah dibuatkan surat penunjukan
- Apakah barang inventaris tersebut telah mendukung tupoksi
Sumber daya manusia (SDM) adalah tenaga kerja yang tersedia
dalam suatu organisasi baik kuantitas maupun kualitas.
Pengelolaan SDM berkaitan dengan aktivitas/fungsi yang
didesain untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai.
Yang perlu diperhatikan dari pemeriksaan sumber daya
manusia antara lain :
- Lihat struktur dan pengisian jabatan struktural yang ada,
apakah sudah sesuai dengan aturan
- Lihat data kepegawaian pada Daftar Uruk Kepangkatan
(DUK), apakah DUK tersebut dilaporkan setiap tahunnya
- Lihat dan teliti absensi secara permanen.
- Teliti apakah pada 2 tahun terakhir ada pelanggaran disiplin
yang dilakaukan oleh PNS
- Teliti dan cek apakah Penilaian Prestasi Kerja (PPK/SKP) dua
tahun terakhir telah dibuat
- Apakah SDM yang ada telah mendukung tupoksi
Metode kerja adalah cara-cara yang digunakan
dalam melaksanakan suatu kegiatan dengan
memperhatikan tujuan, sarana dan prasarana,
tenaga kerja, waktu, ruangan, dan biaya yang
mendukung.

Yang perlu diperhatikan dari pemeriksaan metode


kerja antara lain :
- Apakah sudah ada SOP sebagai pedoman untuk
melaksanakan kegiatan
- Apakah metode kerja yang terlaksana telah
efektif untuk meningkatkan produktifitas kerja
- Apakah metode kerja yang ada telah
mendukung tupoksi
2. Pemeriksaan/Audit Tujuan Tertentu
(khusus/kasus)
Pemeriksaan yang dilaksanakan
berdasarkan: 1)sumber pengaduan
masyarakat atau pelimpahan kasus
pengaduan dari pusat tromol pos gubernur
/bupati, 2) pelanggaran disiplin (PP 53/2010
tentang Disiplin PNS), 3) izin
perkawinan/perceraian PNS(PP 45/1990
perubahan PP 10/1983 izin perkawinan dan perceraian
PNS), 4) proses pengadaan barang/jasa
pemerintah (Pepres 16/2018 tentang Pengadan
Barang/Jasa Pemerintah) 5)maupun sumber
pengaduan lainnya
 Laporan pengawas internal APIP hasil
pemeriksaan inspektorat Kab. Lima Puluh Kota
disampaikan kepada BPK, Gubernur/Bupati/
dan SKPD terkait.
 Laporan pengawasan ekstern disampaikan
kepada Gubernur/Bupati/ dan DPRD
 BAB 2 Bagian kesatu kewajiban pasal 3 setiap
PNS wajib:
1. Mengucapkan sumpah dan janji PNS
2. Mengucapkan sumpah janji jabatan
3. Setia dan taat sepenuhnya kepada
Pancasila,UUD 1945, NKRI dan Pemerintah
4. Menaati semua Peraturan Perundang-undangan
5. Melaksanakan tugas kedinasan yang
dipercayakan kepada PNS dengan penuh
pengabdian, kesadaran dan tanggungjawab
6. menjunjung tinggi kehortan Negara, Pemerintah
dan Martabat PNS
7.Mengutamakan kepentingan Negara dari pada
kepentingan sendiri, seseorang dan atau golongan
8. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifat atau
menurut pemerintah harus dirahasikan
9.Bekerja dengan jujur, tertib ,cermat dan bersemangat
untuk kepentingan Negara
10. Melaporkan dengan segera kepada atasannya
apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan atau merugikan Nagara atau
Pemerintah terutama dibidang keamanan,
keuangan dan materil
11. Masuk kerja dan mentaati ketentuan jam kerja
12. Mencapai sasaran kerja pegawai yang
ditetapkan
13. Menggunakan dan memelihara barang-barang
milik Negara dengan sebaik-baiknya
14. Memberikan pelayanan seabik-baiknya
15. Membimbing bawahan dalam melaksanakan
tugas
16. Memberikan kesempatan pada bawahan untuk
mengembangkan karir
17. Menaati Peraturan kedinasan yang ditetapkan
oleh pejabat yang berwenang
1. Menyalah gunakan wewenamg
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan
pribadi atau orang lain dengan menggunakan
kewenagan orang lain
3. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau
bekerja untuk Negara lain dan atau Lembaga atau
Organisasi Internasional
4. Bekerja pada Perusahaan asing, Konsultan Asing,
atau Lembaga Swadaya Masyarkat Asing

5. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan,
meyewakan atau meminjamkan barang-barang
baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen
atau surat berharga milik negara secara sah
6.Melakukan kegiatan bersama dengan atasan,
teman sejawat, bawahan atau orang lain
didalam maupun diluar lingkungan kerjanya
dengan tujuan untuk keuntungan pribadi,
golongan atau pihak lain yang secara langsung
atau tidak langsung merugikan nagara
7.Memberi atau menyanggupi akan memberi
sesuatu kepada siapapun baik secara langsung
atau tidak langsung dengan dalih apaun untuk
diangkat dalam jabatan
8. Menerima hadiah ayau sesuatu pemberian apa saja
dari siapapun juga yang berhubungan dengan
jabatan atau pekerjaannya.
9. Bertindak sewengang-wenang terhadap
bawahannya
10. Melakukan sesuatu tindakan atau tidak melakukan
seatu tindakan yang dapat menghalangi atau
mempersulit suatu pihak yang dilayani sehingga
mengakibatkan kerugian bagi yang dilanyi
11. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan
12. Memberikan dukungan kepada calon
Presiden/Wakil Presiden, DPR,DPRD dengan cara:
 a. Ikut serta sebagai pelaksana kampanye
 b. Menjadi peserta kampanye dengan
menggunakan atribut partai atau atribut PNS
 c. Sebagai peserta kampanye dengan
mengarahkan PNS lain
 d. Sebagai peserta kampanye dengan
menggunakan pasilitas Negara
13. Memberikan dukungan kepada calon
Presiden/Wakil Presiden dengan cara:
 a. Membuat keputusan dan atau tindakan yang
menguntungkan atau merugikan salah satu
pasang calon selama masa kampanye
 b. Mengadakan kegiatan yang mengarahkan
kepada keberpihakkan terhadap pasangan calon
yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama,
dan sesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau
pemberian barang kepada PNS dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan
masyarkat
14. Memberikan dukungan kepada calon anggota
DPR atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah dengan cara memberikan surat
dukungan disertai Foto Copy Kartu Tanda
Penduduk atau Surat Tanda Keterangan Tanda
Penduduk sesuai Peraturan Perundang-
undangan
15. Memberikan dukungan kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah dengan cara:
 a. Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk
mendukung calon Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah
 b. Menggunakan fasilitas yang terkait dengan
jabatan dalam kegiatan kampanye
 c. Membuata putusan dan.atau tindakan yang
menguntungkan atau merugikan salah satu
pasang calon selama masa kampanye
 d. Mengadakan kegiatan yang mengarahkan
kepada keberpihakan terhadap pasangan calon
yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama ,
dan sesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, ajakan, himbauan, seruan atau
pemebrian barang kepada PNS dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga
dan masyarakat
Definisi
Asal kata  Corruptio  Corruption 
Korruptie

KORUPSI

Busuk, Buruk, Jahat, Rusak, Suap, Tidak Bermoral,


Penyimpangan, illegal, khianat, tipu  Hal-hal yang
dipandang buruk dan merugikan
Jenis Hukuman Disiplin :

1. Hukuman Disipili Ringan


 Teguran Lisan
 Teguran Tertulis
 Pernyataan tidak puas secara tertulis

2. Hukuman Disiplin Sedang


 Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 tahun
 Penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun
 Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun

3. Hukuman disiplin Berat


 Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun
 Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih
rendah
 Pembebasan dari jabatan
 Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
 Pemberhentian tidak dengan hormat
Secara umum :

Korupsi adalah “ Tindakan yang


melanggar norma-norma hukum baik
yang tertulis maupun tidak tertulis
yang berakibat rusaknya tatanan
hukum, politik, administrasi,
manajemen, sosial dan budaya serta
berakibat pula terhadap terampasnya
hak-hak rakyat yang semestinya
didapat “
UU No. 31 Tahun 1999
Pasal 2
Korupsi adalah setiap orang yang secara
melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri dan orang lain atau
suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara
Pasal 3
Setiap orang yang dengan tujuan
menguntungkan diri sendiri atau orang lain suatu
korporasi, menyalahgunakan kewenangan,
kesempatan, atau sarana yang ada padanya
karena jabatan atau kedudukan yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara
1. Pemberian suap / sogok (Bribery)
• Menyuap PNS atau penyelenggara negara
• Memberi hadiah
• Menerima suap
• Menerima hadiah yang berhubungan dengan
jabatannya

2. Penggelapan dalam jabatan


(Embezzlement)
• Penggelapan uang atau membiarkan
penggelapan
• Memalsukan buku untuk pemeriksaan
administrasi
• Merusak barang bukti
• Membiarkan orang lain merusak barang bukti
dengan jabatannya
3. Pemalsuan (Fraud)
Suatu tindakan atau perilaku untuk mengelabui
orang lain atau organisasi untuk keuntungan
dan kepentingan dirinya sendiri maupun orang
lain.

4. Pemerasan (Extortion)
Memaksa seseorang untuk membayar atau
memberikan sejumlah uang atau barang atau
bentuk lain, sebagai ganti dari seorang pejabat
publik untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu. Perbuatan tersebut dapat diikuti
dengan ancaman fisik ataupun kekerasan.
5. Penyalahgunaan Jabatan atau Wewenang
(Abuse of Power)
Mempergunakan kewenangan yang
dimiliki, untuk melakukan tindakan yang
memihak atau pilih kasih kepada
kelompok atau perorangan, sementara
bersikap diskriminatif terhadap kelompok
atau perorangan lainnya.
6. Pilih Kasih (Favoritism)
Memberikan pelayanan yang berbeda
berdasarkan alasan hubungan keluarga,
afiliasi partai politik, suku, agama dan
golongan yang bukan berdasarkan alasan
obyektif seperti kemampuan, kualitas,
rendahnya harga, profesionalisme kerja.
7. Menerima Komisi (Commission)
Pejabat Publik yang menerima sesuatu yang
bernilai, dalam bantuan uang, saham, fasilitas,
barang, dll. sebagai syarat untuk memperoleh
pekerjaan atau hubungan bisnis dengan
pemerintah.

8. Pertentangan Kepentingan / memiliki Usaha


Sendiri (Internal Trading)
Melakukan transaksi publik dengan
menggunakan perusahaan milik pribadi atau
keluarga, dengan cara mempergunakan
kesempatan dan jabatan yang dimilikinya untuk
memenangkan kontrak pemerintah.
9. Nepotisme (Nepotism)
Tindakan untuk mendahulukan sanak
keluarga, kawan dekat, anggota partai politik
yang sepaham, dalam penunjukkan atau
pengangkatan staf, panitia pelelangan atau
pemilihan pemenang lelang.

10. Kontribusi atau Sumbangan Ilegal (Illegal


Constribusion)
Hal ini terjadi apabila partai politik atau
pemerintah yang sedang berkuasa pada waktu
itu menerima sejumlah dana sebagai suatu
konstribusi dari hasil yang dibebankan
kepada kontrak-kontrak pemerintah.
 Pengeluaran sumber/kekayaan negara/daerah yg
seharusnya tidak dikeluarkan;
 Pengeluaran sumber/kekayaan negara/daerah
lebih besar dari yg seharusnya menurut kriteria yg
berlaku;
 Hilangnya sumber/kekayaan negara/daerah yg
seharusnya diterima;
 Penerimaan sumber/kekayaan negara/daerah
lebih kecil/rendah dari yg seharusnya diterima;
 Timbulnya kewajiban negara/daerah yg
seharusnya tidak ada;
 Timbulnya kewajiban negara/daerah yg lebih
besar dari yg seharusnya;
 Hilangnya hak negara/daerah yg seharusnya
dimiliki/diterima menurut aturan yg berlaku;
 Hak negara/daerah yg diterima lebih kecil dari
yg seharusnya diterima
 Penegakan hukum tidak konsisten;
 penyalahgunaan wewenang/kekuasaan;
 Rendahnya integritas dan profesionalisme;
 Kurangnya keteladanan dan kepemimpinan
elit bangsa;
 Langkanya lingkungan yang anti korupsi;
 rendahnya pendapatan penyelenggara negara;
 Budaya memberi upeti, imbalan jasa dan
hadiah;
 Konsekuensi bila ditangkap lebih rendah dari
pada keuntungan korupsi;
 Gagalnya pendidikan agama dan etika.
Tiga Aspek :

Administrasi/hukum

Manusia

KORUPSI

Sosial/Budaya
Sisi Ekonomi :
Akan menyebabkan tidak
terdistribusinya sumber daya secara
merata dan adil, harga kebutuhan
pokok tinggi (pungutan liar),
Sangat kemiskinan
besar Sisi Sosbud :
terhadap Akan menyebabkan perubahan pola
rusaknya perilaku masyarakat yaitu
tatanan membangun mental penipu dan
DAMPAK penjilat
ekonomi,
KORUPSI Sisi Politik :
sosial
Akan menyebabkan proses
budaya, pengambilan kebijakan berjalan
politik tertutup dan tidak melibatkan
dan partisipasi masyarakat dan pelayanan
mahal
hukum
Sisi Hukum :
Akan menyebabkan diskriminasi
dalam penegakan hukum
Gerakan massive Masyarakat madani yang
Masyarakat Say NO to corruption tidak lagi permisif
terhadap perilaku
Masy yg kritis, tidak
koruptif
anarkhis

Judiciary aparatus
Pemerintah Pembaruan Tata
Public service sector
Kelola Pemerintahan
(PTKP) Political representation

Gerakan anti suap Good Corporate Governance


Dunia Usaha CSR (Corparate Social Resp)
Fair competition
Kode Etik (Code of Conduct)
Pemberantasan korupsi adalah serangkaian tindakan
untuk mencegah dan menanggulangi korupsi
(melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor,
penyelidikan, penyidikan, penuntutan dan
pemeriksaan di sidang pengadilan) dengan peran
serta masyarakat berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Ada 3 (tiga) bentuk upaya pemberantasan korupsi


1. Pencegahan (antikorupsi/preventif)
2. Penindakan
(penaggulangan/kontrakorupsi/represif)
3. Peran serta masyarakat
Anti korupsi merupakan kebijakan untuk mencegah
dan menghilangkan peluang bagi berkembangnya
korupsi
Langkah-langkah anti korupsi :
1.Perbaikan sistem
- memperbaiki peraturan perundang-undangan
yang berlaku
- memperbaiki cara kerja pemerintahan (birokrasi)
menjadi simpel dan efisien
- memisahkan secara tegas kepemilikan negara dan
pribadi
- menegakkan etika profesi dan tata tertib lembaga
dengan pemberian sanksi yang tegas
2. Perbaikan manusianya
- Memperbaiki moral manusia sebagai umat
beriman
- Memperbaiki moral sebagai satu bangsa
- Meningkatkan kesadaran hukum dengan
sosialisasi dan pendidikan anti korupsi
- Mengentaskan kemiskinan & meningkatkan
kesejahteraan
- Memilih pemimpin yang befsih, jujur, anti
korupsi, cepat tanggap dan bisa menjadi
teladan
Kontra korupsi adalah kebijakan dan upaya-
upaya yang menitikberatkan aspek penindakan.
Pedoman dalam proses penindakan (Abdullah
Hehamahua)
- Hukuman bagi koruptor harus mengandung
unsur jera dan unsur pendidikan
- Penindakan harus bisa mengembalikan uang
negara yang dikorup
PERAN SERTA MASYARAKAT

- Mengasingkan dan menolak keberadaan


koruptor
- Melakukan pengawasan dan mendukung
terciptanya lingkungan yang anti korupsi
- Melaporkan gratifikasi, melaporkan jika ada
penyelewengan dalam penyelenggaraan
negara dan berani memberi kesaksian
- Konsekuen dan berani bertanggung jawab
dalam menggunakan hak dan kewajibannya
di dalam hukum
Masyarakat yang berperan dalam mengungkap
korupsi berhak mendapat perlindungan hukum
dan penghargaan
Dikeluarkan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang
Percepatan Pemberantasan Korupsi (ada 12 diktum)
1. Dorongan untuk melaporkan LHKPN
2. Perbantuan kepada KPK dalam LHKPN
- SE MENPAN Nomor 03/2005 tentang LHKPN
- SE MENPAN Nomor 05/2006 tentang LKHPN
berisi mekanisme penetapan,
monitoring dan pelaporan
instansi
- SE MENPAN No 16/2006 tentang Monitoring
dan sanksi LHKPN
- SE MENPAN Nomor 01/2008 tentang
peningkatan ketaatan LHKPN
3. Penetapan Kinerja
- Inpres No. 7/1999 [ tentang LAKIP
- SE MenPAN Nomor SE/31/M.PAN/12/2008
tentang Pedoman Umum Penyusunan
Indikator Kinerja Utama Instansi Pemerintah.
4. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
- SE MenPAN Nomor SE/04/M.PAN/4/2005
tentang Peningkatan Pelayanan dan Supervisi
Berjenjang.
- UU No. 25/2009 tentang Pelayanan Publik.
5. Penetapan Program dan Wilayah Bebas Korupsi
- SE MenPAN Nomor SE/06/M.PAN/4/2005
tentang Pelaksanaan Pakta Integritas
6. Pengadaan barang dan jasa sesuai Perpres
Nomor 70 Tahun 2012 (Perpres No. 16 Tahun
2018
7. Kesederhanaan hidup
SE MenPAN Nomor 357/M.PAN/12/2001
perihal langkah-langkah efisiensi dan
penghematan serta hidup sederhana di
lingkungan aparat negara
8. Dukungan kepada penegak hukum
SE MenPAN Nomor 03/M.PAN/04/2007
tentang perlakuan pejabat yang terlibat KKN
9. Kerjasama dengan KPK tentang kajian
sistem yang menimbulkan korupsi
10.Peningkatan dan pembinaan aparatur
11.Instruksi khusus ke menteri yang
disampaikan ke masing-masing instansi
12.Melaksanakan laporan pelaksanaan Inpres
Nomor 5 Tahun 2004
1. Mengadakan perubahan kebijakan dan sistem,
adanya pemisahan kekuasaan yang jelas, kontrol
dan perimbangan, keterbukaan, sistem peradilan
yang baik, peran serta masyarakat
2. Perbaikan sistem
• memperbaiki peraturan perundang-undangan yang
berlaku
• memperbaiki cara kerja pemerintahan dengan
menerapkan efesien, efektif dan ekonomis
 Memisahkan secara tegas kepemilikan negara
dan pribadi
 Menegakkan etika profesi dan tata tertib
lembaga pemberi sanksi
 Menerapkan prinsip-prinsip pemerintahan
yang baik
 Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi,
memperkecil terjadinya human error
I. Pasal 3 UU Nomor 31 Tahun 1999
Setiap orang yang dengan tujuan
menguntungkan diri sendiri dan atau orang
lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan
kewenangan, kesempatan atau sarana yang
ada padanya karena jabatan atau kedudukan
yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara, dipidana dengan
pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan
paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau
denda paling sedikit Rp. 50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
1.000.000.000,- (satu milyar rupiah)
II. Pasal 12 B UU Nomor 20 Tahun 2001
(1) Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri
atau penyelenggara negara dianggap
pemberian suap, apablia berhubungan
dengan jabatannya dan yang berlawanan
dengan kewajiban atau tugasnya, dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Yang nilainya Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta
rupiah) atau lebih, pembuktian bahwa
gratifikasi tersebut bukan merupakan suap
dilakukan oleh penerima gratifikasi;
b. Yang nilainya kurang dari Rp. 10.000.000,-
(sepuluh juta rupiah) pembuktian bahwa
gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh
penuntut umum.
(2) Pidana bagi pegawai negeri atau
penyelenggara negara sebagaimana dimaksud
ayat (1) adalah pidana penjara seumur hidup
atau pidana penjara paling singkat 4 (empat)
tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun,
dan pidana denda paling sedikit Rp.
200.000.000 (dua ratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah)
TPK UU No 31 th 1999 Jo UU No 20 Th 2001

SUAP
KERUGIAN
MENYUAP
KEUANGAN
Ps
NEGARA
5,6,11,12,13
Ps 2 & 3
PENGGELAPAN
DLM JABATAN
Ps 8, 9,
Ps 10.a,b c

PERBUATAN
PEMERASAN
KORUPSI
Ps 12, e,g, f UU NO 31 TH 1999
JO
UU NO 20 TH 2001
PERBUATAN CURANG
Ps 7 ayat (1) a.b.c.d
Ps 7 (2)

Benturan
Kepentingan Gratifikasi
Ps 12 i Ps 12b Jo 12 c
profesi bagi :
1. Pegawai Negeri Sipil
2. Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja
Aparatur Sipil
Negara (ASN)
1. Jabatan Pimpinan Tinggi
Jabatan Pimpinan Tinggi:
a) Utama (es.I Pim LPNK)
2. Jabatan Administrasi
b) Madya (es.I) 3. Jabatan Fungsional
c) Pratama (es.II)

Jafung keahlian: Jafung keterampilan:


Jabatan Administrasi: a) ahli utama; a) penyelia;
a) Administrator (es.III) b) ahli madya; b) mahir;
b) Pengawas (es.IV) c) ahli muda; c) terampil;
c) Pelaksana (es.V & JFU) d) ahli pertama. d) pemula
TAHUN I
TAHUN 2
TAHUN 3
TAHUN 4
POLIGAMI
TAHUN 5
PENJARA
DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai