Anda di halaman 1dari 39

Sistem Saraf – Fundamental

sistem saraf dan neuron

dr. Rifkind Malik, M.Biomed


Dept. Fisiologi
Learning Objective
1. Overview
2. Fungsi sistem saraf
3. Jaringan saraf terdiri atas :
3.a. Neuron
3.b. Neuroglia
4. Potensial Membrane
5. Potensial Membrane Istirahat
6. Sinyal elektrik pada neuron
7. Transmisi sinyal
8. Transmisi sinyal antar sinap
9. Pengahncuran Neurotransmitter
10. Neural sirkuit
11. Refleks
1. Overview
• Berat 2 kg/ ± 3 % total berat tubuh, Sistem paling “rumit”  sistem yang sangat “berseluk-seluk”,
dan saling terkait antara miliar neuron dan neuroglia
• Sistem saraf mencakup : Sistem Saraf Pusat (SSP) mencakup Otak dan medulla spinal (Spinal Cord);
Sistem Saraf Tepi (SST) mencakup saraf kranial, saraf spinal dan cabang-nya, saraf simpatik dan
saraf parasimpatik, enteric plexus dan reseptor sensoris.
• Sistem saraf terdiri dari 2 tipe sel; yaitu Neuron dan Neuralglia.
• Neuron memiliki kemampuan yang unik seperti sensoris, berpikir, mengingat, kontrol aktivitas otot
dan mengatur sekresi kelenjar.
• Neuroglia adalah sebagai organ pendukung, pelindung, menyediakan nutrisi dan menjaga
homeostasis cairan interstitial otak.
2. Fungsi Sistem Saraf
• Sistem saraf dapat dikelompokkan kedalam 3 fungsi dasar :

1. Fungsi Sensoris  dapat mendeteksi stimulasi internal dan stimulasi eksternal.

2. Fungsi integrative  sistem saraf meng”integrasikan” informasi sensorik dengan menganalisis dan

menyimpan dan kemudian mempersiapkan “respon yang sesuai”. Fungsi integratif penting adalah

persepsi, kesadaran rangsangan sensorik. Persepsi terjadi di otak.

3. Fungsi Motorik  ketika informasi sensori sudah diintegrasikan, sistem saraf dapat melakukan

respons motorik dengan mengaktifkan efektor (otot dan kelenjar) melalui kranial dan saraf spinal.

Stimulasi efektor menyebabkan kontraksi otot dan sekresi kelenjar.


Fungsi Sistem Saraf
Organisasi sistem saraf
3.a. Neuron

• Sistem saraf  Deteksi dan mengintegrasikan informasi


kondisi eksternal dan internal  memberikan respon control
otot atau sekresi kelenjar.

• Neuron terdiri atas :


1. Perikaryon Atau Soma (badan sel)
2. Dendritik (= Little Trees)
3. Axon (Output zone)
Neuron

• Soma dan Dendritik  input zones


• Axon hillock  trigger zone
• Axon  conducting segment
• Axon terminal  output zones
Klasifikasi Struktur Neuron : (a) Multipolar Neuron; (b) Bipolar
Neuron; dan (c) Unipolar Neuron
Klasifikasi Neuron berdasarkan arah impuls
terhadap SSP:
• Neuron memiliki 3 klasifikasi berdasarkan arah impulsnya terhadap SSP, yaitu :
1. Sensory atau afferent neuron  reseptor sensoris pada ujung distal (dendritic)
 input zone
2. Interneuron atau association neurons  terletak di SSP dan diantara neuron
afferent dan efferent.
3. Motor atau efferent neuron  membawa potnsial aksi menjauhi CNS menuju
effector (organ motor/kelenjar)
Lokasi neuron berdasarkan arah impuls saraf
3.b. Neuroglia
• Neuroglia adalah sebagai organ pendukung, pelindung, menyediakan nutrisi dan menjaga homeostasis
cairan interstitial otak.
• Neuralglia di SSP diklasifikasikan menjadi 4 tipe :
1. Astrocytes
2. Oligodendrocytes
3. Microglia
4. Ependymal cells
• Neuroglia di SST ada 2 tipe :
1. Sel Schwann
2. Sel Satellite
Astrocytes

• Memiliki fungsi 
a. Berperan dalam pertukaran Kapiler dan Neuron dan

permeabilitas kapiler  Menjaga konsentrasi ion dan

lingkungan kimia disekitar neuron

b. Memberikan kekuatan dan Melindungi saraf dari molekul-

molekul yang berbahaya dengan membentuk blood brain

barrier

c. Memiliki peran penting dalam fungsi belajar dan memori

 pembentukan sinap antar neuron

Oligodendrocytes
a. Membentuk selubung mielin di sekitar akson CNS  memastikan impuls tetap “berjalan” dalam saraf

b. Meningkatkan kecepatan impuls saraf


Ependymal Cells Mikroglia

 Melapisi ventrikel otak dan kanal


a. Berfungsi sebagai Fagosit
sentral medulla spinalis (ruang yang
b. Memakan debris selular yang
diisi dengan cairan serebrospinal, yang
terbentuk ketika perkembangan
melindungi dan memberi nutrisi otak
dan sumsum tulang belakang). sistem saraf

 Fungsi : Memproduksi, memonitor dan c. Memfagosite mikroba dan jaringan


menjaga sirkulasi cairan cerebrospinal saraf rusak/abnormal
Sel Schwann
Sel Satellite
• Mengelilingi axon SST, membentuk

“sarung” myelin mengelilingi tiap axon • Sel yang pipih

• Terlibat dalam regenerasi axon • Menyelubungi badan sel pada neuron di Sistem
Saraf Tepi

• Fungsi seperti Atrosit


4. Potensial membrane

 Adalah Perbedaan potensial elektrik antara dinding sebelah luar dan sebelah
dalam dari suatu membrane sel.
 Ketika neuron terstimulasi adekuat  akan menghasilkan impuls listrik dan
disalurkan ke sepanjang aksonnya  disebut Potensial Aksi atau impuls saraf 
semua sistem saraf bekerja seperti ini
 Muatan energy pada tubuh manusia NETRAL, tetapi ada beberapa daerah yang
memiliki muatan Dominan.
 Di dalam tubuh, arus listrik mencerminkan aliran ion melintasi membran sel.
Lanjutan…
 Beberapa definisi yang akan digunakan :

• Voltase/tegangan (V) : potensial energy yang dihasilkan dari muatan terpisah (satuan V atau mV; 1 mV =

0,001 V). Tegangan selalu diukur antara dua titik dan disebut beda potensial atau hanya potensial antara titik.

Semakin besar perbedaan muatan antara dua titik, semakin tinggi tegangannya.

• Arus (I): Aliran elektrik dari satu titik ke titik satu lagi. Muatan yang bergerak ini dipengaruhi oleh Voltase

dan resistensi

• Resistensi (R): halangan yang dapat mempengaruhi arus dimana aliran lewat. Resistensi tinggi disebut

Insulator, Resistesi rendah disebut konduktor.

𝑽𝒐𝒍𝒕𝒂𝒔𝒆 (𝑽)
 Maka digunakan Hukum Ohm`s : 𝐴𝑟𝑢𝑠 (𝐼) =
𝑹𝒆𝒔𝒊𝒔𝒕𝒆𝒏𝒔𝒊 (𝑹)

Arus (I)  berbanding lurus dengan Tegangan (V), berbanding terbalik dengan Resistensi (R)
Peran saluran ion di membrane
• Membran memiliki saluran ion dalam mengatur “muatan” dalam dan luar sel
• Saluran sangat “selektif, contoh saluran ion K+ hanya bisa dilewati ion K+.
• Terdapat beberapa tipe saluran ion :
1. Leakage channels  terbuka dan tertutup secara acak
2. Chemically gated, or ligand-gated  terbuka ketika molekul menempel pada
reseptornya.
3. Voltage-gated channels  terbuka dan tertutup akibat respon dari potensial
membrane
4. Mechanically gated channels  terbuka ketika adanya respon fisik pada reseptor
Saluran ion di membrane
Lanjutan…

• Jika Saluran Ion terbuka  ion masuk melewati membrane mengikuti gradient
elektrokimia  menghasilakan arus listrik dan perubahan tegangan membran
sesuai dengan persamaan hukum Ohm :
Voltage (V ) = Arus (I) x Resistensi(R)
• Ion berdifusi secara pasif (konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah)
• Ion bergerak sepanjang gradien listrik, bergerak menuju muatan listrik yang
berlawanan.
• Proses pergerakan ion ini yang mendasari semua peristiwa listrik dalam neuron.
5. Membran Potensial Istirahat

• Jika neuron diukur menggunakan voltmeter  -70 mV.


• “Minus” menandakan bagian cytoplasmic (bagian dalam) memiliki
muatan negative sedangkan diluarnya positif Membran potensial
istirahat  membrane disebut terpolarisasi
• Potensial membrane istirahat bervariasi pada masing-masing neuron
antara - 40 mV sampai – 90 mV
• 2 hal membentuk potensial membrane istirahat :
1. Perbedaan antara komposisi ion di cairan intraselular dan
ektraselular
2. Perbedaan dalam permeabilitas membrane plasma dengan
ion-ion
Perbedaan antara komposisi ion
• Sitosol sel mengandung kadar Na+ rendah dan K+ tinggi dibandingkan dengan cairan ekstraselular.
• Muatan negative (anion) membantu menjaga keseimbangan muatan positif di intraselular cation (K+),
sedangkan di cairan ekstraselular muatan positif Na+ dan kation lainnya diseimbangkan oleh ion Cl-. K+
paling penting dalam menghasilkan potensi membran. Pompa Na+K+  menjaga konsentrasi Na+ dan
K+ yang melewati membrane
Perbedaan dalam permeabilitas membrane
plasma

• Membran lebih “permeable” (dapat dilewati) terhadap K+ dibandingkan


terhadap Na+ dan ion Cl-  karena Leakage channels.
• K+ lebih mudah keluar sel dibandingkan Na+ masuk sel.
• Setiap K+ keluar sel (karena didalam sel muatannya negative), Na+ masuk sel
menyebabkan sel menjadi sedikit lebih positif  muatan sel menjadi negative
karena kemampuan K+ keluar sel secara diffuse
• Selain itu, Pompa Na+ - K+ ATPase (mengeluarkan 3 Na+ dan memasukkan 2 K+)
menstabilkan potensial membran istirahat dengan mempertahankan gradien
konsentrasi untuk Na+ dan K+
Permeabilitas membrane
• Jika hanya ada saluran K+, K+ lebih mudah keluar karena

membrane sel lebih permeable terhadap K+,  muatan

menjadi sangat-negative (-90 mV)

• Na+ masuk, mengurangi sedikit potensial


membrane menjadi -70 mV.

• Pompa Na+-K+ menjaga keseimbangan gradient


konsentrasi, yang menghasilkan membrane
potensial istirahat  memastikan membrane
potensial – 70 mV
Signal yang dihasilkan ada 2 :
Graded
Potensial Action
Potensial
Generator Potensial/
Reseptor Potensial  Post-synaptic • disebut juga IMPULS SARAF
stimulant suatu energy Potensail  jika • Impuls “sinyal” jarak jauh  dengan menyebarkan
(cahaya, panas, dsb) stimulant-nya suatu
potensial aksi  sel saraf dan otot (excitable
neurotransmitter
Jenis Sinyal :
membrane)
• Impuls “sinyal” jarak pendek
• Perubahan lokal pada membrane • Perubahan membrane potensial secara singkat
potensi yang dapat berupa dengan amplitude 100 mV (dari -70 ke + 30)
depolarisasi atau hiperpolarisasi.
• Tidak dipengaruhi oleh jarak
• Hanya dihasilkan dari Axon
• Stimulus mengubah permeabilitas membrane
Depolarisasi adalah penurunan potensial membrane
(mendekati nol) neuron  saluran ion terbuka
Grade Potensial

• Terjadi hanya pada dendritic dan badan sel (biru)

• Ketika hyperpolarisasi  potensial membrane didalam lebih


negative dari pada resting level

• Sedangkam ketika depolarisasi, potensial membrane


didalam sel hanya sedikit negative dibandingkan dengan
potensial istirahat
Potensial Aksi/ Impuls
Pembentukan potensial aksi dan kekuatan
stimulus
7. Transmisi Sinyal

• Untuk berkomunikasi dari satu tubuh ke tubuh lain, impuls harus


bergerak dari trigger zone ke axon terminal
• Terdapat 2 cara transmisi yaitu Continuous dan Saltatory Conduction.
a. Cantinuious conduction : depolarisasi dan repolarisasi setiap segmen yang
berdekatan dari membran plasma
b. Saltatory conduction : rambatan impuls terjadi di sepanjang akson
myelinasi, terjadi karena distribusi saluran voltage-gated yang tidak merata.
Perbedaan Continuous – Saltatory Conduction • Faktor yang
mempengaruhi
kecepatan transmisi
:
1. Myelinisasi akson
 lebih cepat dari
pada unmyelinisasi
2. Diameter axon 
diameter yang
besar lebih cepat
menghantarkan
(permukaan lebih
besar)
3. Temperatur 
dingin
memperlambat
impuls
8. Transmisi sinyal di sinap
9. Penghancuran Neurotransmitter

• Neurotransmitter sisa yang berada dicelah sinaptik harus di”hilangkan”,


karena akan mempengaruhi neuron posinaptik, jaringan otot atau sel
kelenjar.
• Cara meng”hilang”kan nya dengan 3 cara :
1. Difusi  neurotransmitter berdifusi jauh keluar celah sinaptik
2. Degradasi Enzimatic  neurotransmitter akan inaktif/ didegradasi oleh enzim
3. “Uptake” oleh sel  neurotransmitter akan di “reuptake” oleh neuron yang
menlepaskannya, atau dikirim ke neuralglia yang berdekatan
10. Neural Circuit
11. Refleks
Sistem Limbik

• Emotional – visceral brain”


• fungsi emosi, perilaku,
motivasi, memori jangka
panjang dan penciuman
Memori

Memori :
1. Short-term memory : beberapa detik – jam
2. Long-term memory : menetap

“Kesadaran”

• Kesadaran penuh, tidur, terjaga, atau koma


• Dipengaruhi oleh Serotonin  menjaga keseimbangan kondisi terjaga.
Pembagian long term Memori
Motor and Sensory Homunculus
Terima kasih

Download Materi di :
http://bit.ly/MateriFisiologi

Referensi :
Tortora, Prinsip anatomy and physiology Ed 12
Pearson-human antomy and physiology 2013

Anda mungkin juga menyukai