Anda di halaman 1dari 17

TUTORIAL II

“PENURUNAN KESADARAN”
Pembimbing : dr. Magdalena, Sp.S
SKENARIO

Seorang laki-laki Tn. S, usia 58 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan penurunan
kesadaran sejak pukul 15.35 WITA, penurunan kesadaran terjadi pada saat pasien
sedang beraktifitas sebelumnya. Pasien sulit untuk berbicara dan tampak lemah,
disertai demam tinggi sepanjang hari. Pasien juga tampak selalu mengantuk dan
terdapat penurunan pendengaran. Mual (-), muntah (-), nyeri kepala (-), riwayat di RS 1
hari sebelumnya dengan diagnosa thypoid fever dan nyeri menelan. Berdasarkan hasil
LAB ditemukan ….
Kata Kunci

■ Laki-laki
■ Usia 58 tahun
■ Penurunan kesadaran
■ Sulit bicara
■ Tampak lemah
■ Tampak mengantuk
■ Penurunan pendengaran
■ Riwayat dirawat 1hari sebelumnya dengan diagnosa thypoid fever
Pertanyaan

1. Klasifikasi penurunan kesadaran ?


2. Etiologi dari penurunan kesadaran ?
3. Fisiologi kesadaran ?
4. Patofisiologi penurunan kesadaran sesuai dengan kasus ?
5. Langkah diagnosis penurunan kesadaran ?
6. Penatalaksanaan penurunan kesadaran ?
…JAWABAN…
1. Klasifikasi penurunan kesadaran
■ Gangguan kesadaran tanpa disertai kelainan fokla dan kaku-kudu:
– Gangguan iskemik
– Gangguan metabolik
– Gangguan intoksikasi
– Hipertermia
– Epilepsy
■ Gangguan kesadaran tanpa disertai fokla tapi disertai kaku-kudu
– Perdarahan subarahnoid
– Radang selaput (mennings)
– Radang selaput otak dan jaringan otak
■ Gangguan kesadaran dengan kelainan fokal
– Tumor otak
– Abses
– Infark
– Perdarahan otak
2. Etiologi penurunan kesadaran
■ Gangguan sirkulasi darah di otak(serebrum, serebellum, atau batang otak) :
Perdarahan, trombosis maupun emboli
■ Infeksi : ensefalomeningitis (meningitis, ensefalitis, serebritis/abses otak)
■ Gangguan metabolisme
■ Neoplasma
■ Trauma kepala
■ Epilepsi
■ Intoksikasi
■ Gangguan elektrolit dan endokrin
3. Fisiologi kesadaran ?
4. Patofisiologi penurunan kesadaran
sesuai dengan kasus ?
5. Langkah diagnosis penurunan
kesadaran ?
A. Anamnesis
1. Penyakit yang diderita sebelum terjadinya gangguan kesadaran
2. Keluhan pasien sebelum terjadinya gangguan kesadaran
3. Obat-obat yang diminum secara rutin oleh pasien atau minuman alkohol?
4. Apakah gangguan kesadaran terjadi secara bertahap atau mendadak, apakah
disertai gejala lain?
5. Apakah ada inkontinensi urin
B. Pemeriksaan Fisik
■ Tanda-tanda vital : tekanan darah, denyut nadi, pernapasan dan ada
tidaknya aritmia
■ bau pernapasan (aseton, amonia, alkohol, bahan kimia tertentu dll)
■ Kulit, meliputi turgor, warna dan permukaan kulit.
■ Kepala, apakah ada luka dan fraktur
■ Konjungtiva, apakah normal, pucat, atau ada perdarahan
■ Mukosa mulut dan bibir, apakah ada perdarahan, perubahan warna
■ Telinga, apakah keluar cairan bening, keruh, darah, termasuk bau
cairan perlu diperhatikan.
■ Hidung, apakah ada darah dan atau cairan yang keluar dari hidung
■ Orbita, apakah ada brill hematoma, trauma pada bulbus okuli,
kelainan pasangan bola mata (paresis N.III, IV, VI)
■ Leher, apakah ada fraktur vertebra , diperiksa apakah ada kaku
kuduk
■ Perut, meliputi pemeriksaan hati, limpa, ada distensi atau tidak,
suara peristaltik usus, nyeri tekan di daerah tertentu
C. Pemeriksaan fisik neurologis
1) Pemeriksaan dengan menggunakan GCS
2) Pemeriksaan untuk menetapkan letak proses patologik di batang otak
 Observasi umum
 Pengamatan pola penapasan
 Kelainan pupil
 Gerak dan / atau kedudukan bola mata
6. Penatalaksanaan penurunan
kesadaran ?
■ Jika terdapat nafas yang dangkal dan mengorok, berarti ada penyumbatan jalan
nafas.
■ Manajemen syok berupa resusitasi dengan 2 liter cairan kristaloid jika terjadi syok
derajat berat (3-4) harus didahulukan sebelum dilakukan pemeriksaan diagnostik
lain.
■ Pasang akses intravena untuk memasukan obat dan mengambil sampel darah
untuk mengecek kadar gula darah, zat-zat toksik pada kasus overdosis, fungsi ginjal
dan fungsi hati.
■ Jika curiga adanya peningkatan TIK segera periksa CT scan cito.
■ Jika terdapat tanda peningkatan TIK dan dikonfirmasi oleh CT scan, segera berikan
mannitol 25-50 g IV bolus dilarutkan dengan konsentrasi 20%, diberikan secara
intravena selama 10-20 menit sambil dilakukan hiperventilasi.
■ Pemeriksaan lumbal pungsi dilakukan jika dicurigai adanya meningitis atau
perdarahan subarakhnoid.
■ Dapat dilakukan bilas lambung dengan NaCl dapat menjadi alat diagnosis dan
terapi untuk kasus-kasus intoksikasi obat yang masuk melalui saluran pencernaan.
■ Pasang kateter urin agar tidak terjadi retensi urin, dan agar pasien tidak buang air
di tempat tidur. Dapat juga dipasang kombinasi NGT dan ETT untuk mencegah
aspirasi. NGT juga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya cairan lambung yang
hitam akibat perdarahan
■ Berikan lubrikan mata agar tidak kering, jaga oral hygiene untuk mencegah aspirasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai