Anda di halaman 1dari 14

ETIKA, HUKUM, NORMA, DISIPLIN

DAN AKHLAK

Dinda Melisri Joesa


Hukama Aribi
Herlin Yofita Sari
Siti Salsabila
Yoga Efrizons
A. PENGERTIAN ETIKA, HUKUM, NORMA,
DISIPLIN DAN AKHLAK

1. ETIKA
Etika atau dalam bahasa Inggris disebut Ethics yang
mengandung arti : Ilmu tentang kesusilaan yang
menentukan bagaimana patutnya manusia hidup
dalam masyarakat. Ilmu tentang apa yang baik dan
buruk dan tentang hak dan kewajiban moral.

Fungsi utama etika, sebagaimana disebutkan Magnis


Suseno (1991 : 15), yaitu:
→ untuk membantu kita mencari orientasi secara kritis
dalam berhadapan dengan moralitas yang
membingungkan.
2. HUKUM

 Secara umum → Hukum adalah peraturan atau ketentuan tertulis maupun


tidak tertulis yang mengatur kehidupan masyarakat dan menyediakan
sangsi bagi pelanggarnya.
 Menurut KBBI :
 Peraturan atau adat, yang secara resmi dianggap mengikat dan
dikukuhkan oleh penguasa, pemerintah atau otoritas.
 Undang-undang, peraturan dan sebagainya untuk mengatur kehidupan
masyarakat.
 Patokan (kaidah, ketentuan).
 Keputusan (pertimbangan) yang ditentukan oleh hakim dalam
pengadilan, vonis.
 Menurut para ahli :
a. Achmad Ali : hukum adalah norma yang mengatur mana yang benar
dan mana yang salah, yang eksistensi atau pembuatannya dilakukan oleh
pemerintah, baik itu secara tertulis ataupun tidak tertulis, dan memiliki
ancaman hukuman bila terjadi pelanggaran terhadap norma tersebut.
b. Plato : hukum merupakan sebuah peraturan yang teratur dan tersusun
dengan baik serta juga mengikat terhadap masyarakat maupun
pemerintah.
 Unsur-unsur Hukum
a. Hukum mengatur tingkah laku atau tindakan
manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang
berisikan perintah dan larangan.
b. Peraturan hukum ditetapkan oleh lembaga atau
badan yang berwenang. Jadi hukum tidak boleh
dibuat oleh orang biasa melainkan oleh lembaga
yang berwenang. Sifat hukum ini bersifat
mengikat masyarakat luas.
c. Penegakkan aturan hukum tersebut harus
bersifat memaksa dimana peraturannya bukan
untuk dilanggar melainkan untuk dipathui.
d. Memiliki sanks di setiap pelanggaran, sanksinya
tegas dan diatur dalam peraturan hukum.

 Tujuan Hukum → menjaga dan mencegah orang


3. NORMA
 Norma adalah kaidah, pedoman, acuan, dan ketentuan
berperilaku dan berinteraksi antar manusia di dalam suatu
kelompok masyarakat dalam menjalani kehidupan bersama-sama.

 Fungsi Norma Dalam Masyarakat


 Berfungsi sebagai pedoman dan aturan dalam kehidupan
bermasyarakat.
 Menciptakan keteraturan dan stabilitas dalam bermasyarakat.
 Sebagai dasar dalam memberikan sanksi kepada anggota
masyarakat yang melanggar.
 Menciptakan keterlibatan dan keadilan dalam bermasyarakat.
 Membantu masyarakat dalam mencapai tujuan bersama.

 Ciri-Ciri Norma
 Pada umumnya norma tidak tertulis, kecuali norma hukum.
 Norma bersifat mengikat dan terdapat sanksi di dalamnya.
 Norma merupakan kesepakan bersama anggota masyarakat.
 Anggota masyarakat wajib menaati norma yang berlaku.
 Anggota masyarakat yang melanggar norma dkenakan sanksi.
 Jenis-jenis Norma

 Norma agama → merupakan pedoman hidup manusia yang


sumbernya dipercaya dari Tuhan yang Maha Esa. Norma ini
bersifat dogmatis, tidak boleh dikurangi dan tidak boleh
ditambah.
 Norma kesusilaan → meruapakan aturan atau pedoman hidup
yang dianggap sebagai suara sanubari manusia yang
berhubungan dengan baik-buruknya suatu perbuatan. Norma
kesusilaan berasal dari moral dan hati nurani manusia.
 Norma kesopanan → merupakan peraturan yang muncul dari
hubungan antar manusia dalam kelompok masyarakat dan
dianggap penting dalam pergaulan masyarakat. Norma ini
bersumber dari masyarakat itu sendiri yang sifatnya relatif dan
berbeda-beda di berbagai lingkungan dan waktu
 Norma hukum → merupakan peraturan yang dibuat oleh
lembaga-lembaga tertentu yang memiliki wewenang untuk
mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Peraturan ini bersumber dari perundang-undangan,
yurisprudensi, kebiasaan, dan doktrin.
 Norma kebiasaan → merupakan aturan sosial yang terbentuk
4. DISIPLIN
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-
nilai yang dipercaya merupakan tanggung jawabnya.
Pendisiplinan adalah usaha usaha untuk menanamkan nilai
ataupun pemaksaan agar subjek memiliki kemampuan
untuk menaati sebuah peraturan. Pendisiplinan bisa jadi
menjadi istilah pengganti untuk hukuman ataupun
instrumen hukuman di mana hal ini bisa dilakukan pada diri
sendiri ataupun pada orang lain.

5. AKHLAK
Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal
dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau
tabiat. cara membedakan akhlak, moral dan etika. Kata
akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah
laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak
cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya
sewaktu-waktu saja.
B. PERBEDAAN ANTARA ETIKA, MORAL
DAN HUKUM

a)   Etika jika dilihat dari segi objek pembahasannya, etika


berupaya membahas perbutaan yang dilakukan oleh manusia.
Dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran
dan filsafat. Sebagai hasil pemikiran maka etika tidak bersifat
mutlak, absolut dan tidak pula universal. Dilihat dari segi
fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan
penetap terhadap suatu perbuatan tersebut akan dinilai baik,
buruk, mulia, terhormat, terhina dan sebagainya. Dan jika
dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relatif yakni dapat
berubah-rubah sesuai tuntutan zaman. Dengan demikian, etika
lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk
dikatakan baik atau buruk. Dengan kata lain etika adalah
aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal
manusia.
b)   Etika dan moral berbedaannya, yakni etika lebih banyak ke
teori yang membicarakan suatu perilaku seseorang, sedangkan
moral lebih banyak bersifat praktis. Menurut pandangan ahli
filsafat, etika memandang tingkah laku perbuatan manusia
secara universal (umum), sedangkan moral secara lokal. Moral
menyatakan ukuran, etika menjelaskan ukuran itu. Namun
demikian, dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki
perbedaan. Pertama, kalau dalam pembicaraan etika, untuk
menentukan nilai perbutan manusia baik atau buruk
menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan
dalam pembicaran moral tolak ukur yang digunakan adalah
norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung
di masyarakat.

c) Hukum
Hukum peraturan yang dibuat dan disepakati secara resmi dan
menjadi pengatur baik secara tertulis maupun tidak tertulis
yang mengikat perilaku setiap masyarakat tertentu dan
dikuatkan oleh pemerintah.
C. HUKUM DAN KETERKAITANNYA DENGAN
MORAL DAN ETIKA
Etika dan moral senantiasa berjalan beriringan,
sehingga suatu tindakan yang dinilai bermoral
pasti etis dan sesuatu yang tidak bermoral pasti
dianggap tidak etis pula. Etika dan hukum
memiliki tujuan yang sama, yaitu mengatur tata
tertib dan tentramnya pergaulan hidup dalam
masyarakat. Pelanggaran etik tidak selalu
pelanggaran hukum. Tetapi sebaliknya,
pelanggaran hukum hampir selalu merupakan
pelanggaran etik. Etika tanpa hukum hanya
merupakan pajangan belaka, bagaikan harimau
tanpa taring, hanya bisa digunakan untuk
memberi teguran, nasehat bahwa suatu tindakan
itu salah atau benar, tanpa bisa berbuat lebih jauh
D. HUKUM-HUKUM KEPERAWATAN DAN
KESEHATAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PRAKTEK KEPERAWATAN
 Peran Perawat Berdasarkan Hukum
 Penyedia Layanan
 Pegawai atau Penerima Kontrak Sebagai Penyedia Layanan
 Warga Negara

 UU yang berkaitan dengan Praktek keperawatan


 UU No. 9 tahun 1960, tentang pokok-pokok kesehatan
 Bab II (Tugas Pemerintah), pasal 10 antara lain
menyebutkan bahwa pemerintah mengatur kedudukan
hukum, wewenang dan kesanggupan hukum.
 UU No. 6 tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan.
 UU Kesehatan No. 14 tahun 1964, tentang Wajib Kerja
Paramedis.
 Pada pasal 2, ayat (3)dijelaskan bahwa tenaga kesehatan
E. CONTOH ETIKA KEPERAWATAN
a. Etika dalam keperawatan

Perawat jaga malam di suatu R. Jamkesmas terdiri dari:


1.      Perawat A       : Senior sebagai penanggung jawab shiff
2.      Perawat B       : Midlle
3.      Perawat C       : Yunior, orientasi 1 bulan
Jam 23.00 ada pasien baru, Tn. K dengan kasus Cirrosis Hepatis.
Keadaan umum lemah, perut buncit, Conjungtivis: anemis, Sklera:
icterik, muntah darah. T: 110/70 mmHg. Pasien diterima dan
ditempatkan di ruang kelas III Jamkesmas.
Perawat A menerima pasien, mengkaji, melaporkan dokter dengan
kertas kecil atau kertas tidak terpakai. Kemudian dengan segera
perawat tersebut melakukan advice yang diberikan dokter. Ada
pemeriksaan laboratorium, persiapan obat injeksi anti perdarahan.
Perawat B baru menyiapkan injeksi untuk pasien kelolaannya dan
mau menggantikan infus pasien yang habis.
Perawat A meminta tolong ke perawat C untuk memasang NGT yang
direncanakan bilas lambung. Dengan kemampuan sebagai perawat baru
terhadap seniornya, maka disiapkan semua alat yang diperlukan dan
dengan segera perawat baru memasang NGT.
Perawat C memberikan inform concet terhadap keluarga untuk
pemasangan selang hidung. Keluarga menolak, keluarga menganggap hal
tersebut menyakiti pasien, sehingga terjadi perdebatan antara perawat
baru dan keluarga. Perawat memaksa keluarga untuk menyetujui dan
menandatangani format yang telah disiapkan, dengan informasi biaya ini
masuk jamkesmas dan pasien tidak dikenakan biaya. Akhirnya keluarga
menyetujui karena takut. Tn. K batuk-batuk saat dilakukan tindakan. Tidak
lama kemudian terjadi refleks fageal, akhirnya pasien pun tidak tertolong.
Oleh karena kesibukan, perawat A lupa menyalin tulisan yang ada di
kertas dan terbawa dikantong baju, dan belum sempat menuliskan apa
yang dikerjakan serta advis dokter tidak ditulis dicatatan medik.

b. Etika umum
contoh etika umum :
 Menghormati orang lain.
 Jangan berbuat semena-mena.
 Jangan menghina.
 Bicara yang sopan terhadap orang lain.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai