Anda di halaman 1dari 49

DIKLAT DASAR-DASAR AUDIT

BUKU 2
TEKNIK AUDIT

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN


ARTI TEKNIK AUDIT
adalah cara‑cara yang ditempuh
auditor untuk memperoleh
pembuktian dalam
membandingkan keadaan yang
sebenarnya (kondisi) dengan
keadaan yang seharusnya
(kriteria).
DASAR-DASAR AUDIT 2
PENTINGNYA TEKNIK AUDIT
• auditor dalam proses membandingkan apa yang
sebenarnya (KONDISI) dengan apa yang seharusnya
(KRITERIA), harus mengumpulkan bukti‑bukti, baik bukti
mengenai KONDISI maupun mengenai KRITERIA.
• tindakan membuktikan tidak selalu mudah dilakukan krn:
– bukti‑bukti tidak mudah dipahami,
– bukti‑bukti tidak mudah diperoleh.
• Sehingga perlu ditempuh berbagai cara agar bukti‑bukti itu
dapat diperoleh dan dipahami oleh auditor.
• Karena pembuktian di dalam audit mutlak diperlukan,
sedangkan hal itu hanya bisa dicapai dengan cara‑cara
tertentu, maka jelaslah bahwa teknik audit harus dipelajari
secara mendalam oleh auditor.

DASAR-DASAR AUDIT 3
JENIS TEKNIK AUDIT
• INSPEKSI
• OBSERVASI
• TANYA JAWAB (INQUIRIES)
• KONFIRMASI
• ANALISIS
• PERBANDINGAN (COMPARE)
• VOUCHING DAN VERIFIKASI
• REKONSILIASI
• TRASIR (TRACE)
• REKOMPUTASI (RECOMPUTE)
• SCANNING (TELAAH SEKILAS)
DASAR-DASAR AUDIT 4
INSPEKSI
• merupakan cara memperoleh bukti dengan mempergunakan
panca indera terutama mata untuk memperoleh pembuktian atas
sesuatu keadaan atau suatu masalah pada saat tertentu.
• Dilakukan secara langsung
• sebaiknya dilakukan oleh dua orang auditor.
• Harus diusahakan agar ada wakil‑wakil instansi atau pihak ketiga
yang menyertai yang dapat membenarkan atau menguatkan
kesimpulan auditor.
• auditor dapat meminta wakil instansi atau pihak ketiga agar turut
menandatangani berita acara mengenai inspeksi untuk
menghindarkan timbulnya bantahan
• Contoh: inspeksi ke lokasi gedung dibangun untuk melihat sendiri
fisik gedung dan peralatan yang ada agar diperoleh bukti yang
meyakinkan tentang eksistensi, kuantitas serta mutu gedung dan
peralatan tersebut.

DASAR-DASAR AUDIT 5
ILUSTRASI INSPEKSI

DASAR-DASAR AUDIT 6
OBSERVASI
• cara memperoleh bukti dengan menggunakan panca indera terutama mata, yang
dilakukan secara kontinyu selama kurun waktu tertentu untuk membuktikan
sesuatu keadaan atau masalah.
• Biasanya melihat dari jarak jauh atau tanpa disadari oleh pihak yang diamati.
• observasi akan membantu melancarkan serta memperjelas pengertian auditor
mengenai kegiatan‑kegiatan yang diaudit.
• untuk menemukan adanya indikasi ketidakefisienan dan ketidakefektifan
sehingga dapat mengungkapkan kelemahan serius yang memerlukan audit lebih
terinci.
• Contoh indikasi ketidakefisienan dan ketidakefektifan: kemacetan produksi dan
kemacetan kegiatan lainnya, penumpukan peralatan atau bahan-bahan yang
berlebihan, pengangguran pegawai, perbaikan atau pengolahan kembali
barang‑barang yang rusak, dan sebagainya.
• contoh : observasi mengenai produktivitas pegawai
– petugas yang bekerja di lapangan berhenti bekerja sesudah lepas tengah hari, pengawasan
oleh atasannya praktis tidak ada.
– pegawai di bagian pemeliharaan aktiva terlambat mulai bekerja dan pulang jauh sebelum
waktunya, cara kerjanya semrawut dan tidak ada patokan untuk mengukur produktivitas.
– petugas di suatu bagian menghabiskan waktu yang terlampau lama untuk makan siang
tanpa izin dan bercakap‑cakap panjang lebar mengenai urusan pribadi selama jam kantor.

DASAR-DASAR AUDIT 7
TANYA JAWAB
• berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan untuk
momperoleh pembuktian.
• dapat dilakukan secara
– lisan (wawancara)
– tertulis.
• Dilakukan dengan jalan mengajukan pertanyaan
yang relevan.
• hasilnya tidak dianggap memuaskan bila bukan
berasal dari sumber yang independan (bebas).
• tanya jawab dengan pihak yang terlibat perlu bukti
penunjang lainnya dengan menggunakan teknik
audit yang lain.
DASAR-DASAR AUDIT 8
TANYA JAWAB LISAN
(WAWANCARA)
• Bertanya secara lisan
• membawa catatan untuk mempermudah memberi
pertanyaan dan mencatat jawaban yang diperoleh.
• Memperoleh kebenaran dalam wawancara
bukanlah pekerjaan yang mudah bila sebelumnya
pihak yang diaudit sudah mangetahui ke mana arah
pertanyaan akan diajukan
• auditor hendaknya dapat bersikap sedemikian rupa
sehingga pihak yang diaudit tidak curiga kepadanya

DASAR-DASAR AUDIT 9
TANYA JAWAB LISAN
(WAWANCARA)
• Sumber Informasi wawancara
– Orang yang bertanggung jawab atas kegiatan: auditor
harus mempertimbangkan dengan seksama mengenai
pengetahuan pihak yang diwawancarai atas pokok
persoalan yang dibicarakan, motifnya, dan apakah
informasi yang disampaikan sesuai dengan informasi lain
yang diperoleh.
– ahli‑ahli yang merupakan pihak luar: diarahkan untuk
menjamin bahwa keterangan para ahli tersebut dapat
diandalkan dan meneguhkan sifat dapat dipercayainya
pembuktian.
– informan, yaitu seorang yang memberikan suatu
informasi kepada auditor.

DASAR-DASAR AUDIT 10
TANYA JAWAB LISAN
(WAWANCARA)
• Wawancara harus direncanakan dengan cermat.
– harus mengetahui tujuan wawancara dan informasi apa yang harus
diperoleh
– harus mengenal dengan baik fakta‑fakta yang menyangkut
persoalan yang akan dibahas.
– harus mempertimbangkan dengan siapa hendak melakukan
wawancara
– pejabat yang berkedudukan tinggi diwawancarai oleh orang yang
cukup tinggi kedudukannya dalam SPI.
– pihak yang akan diwawancarai sebaiknya mengetahui lebih dahulu
pokok persoalan yang akan dibicarakan sehingga lebih siap untuk
diwawancarai.
– Jumlah auditor dalam wawancara sebaiknya paling sedikit dua
orang auditor

DASAR-DASAR AUDIT 11
TANYA JAWAB LISAN (WAWANCARA)
• Memulai wawancara
– Jika tidak pernah kenal dengan orang yang akan diwawancarai, harus
memperkenalkan diri dengan cara yang selayaknya
– pendekatan pertama sangat penting bagi kelancaran jalannya wawancara
– diusahakan terciptanya suasana yang baik, mungkin basa‑basi diperlukan
(tergantung kepada situasi)
– harus menjelaskan maksud mengadakan wawancara agar pihak yang
diwawancarai memahami apa yang diinginkan darinya.
• Saat wawancara:
– harus mengendalikan pembicaraan sehingga menghemat waktu dan tetap
terarah
– menghindari terjadinya penyimpangan pokok pembicaraan
– hendaknya bersikap sebagai pencari informasi dan tidak seperti orang yang
sedang terlibat perdebatan atau pertengkaran.
– harus membangkitkan semangat kerja sama serta menciptakan pengertian
bersama tentang sebab‑sebab kelemahan dan tindakan yang diperlukan.
– Semua informasi sebaiknya diperoleh dalam satu kali wawancara saja
• Pada akhir wawancara
– harus diikhtisarkan informasi penting yang telah diperoleh.

DASAR-DASAR AUDIT 12
TANYA JAWAB LISAN (WAWANCARA)
Penegasan
• auditor perlu meminta penegasan tertulis
dari pihak yang diwawancarai
• Tujuan utama penegasan ialah:
– Membangkitkan kesan kepada pihak yang
diwawancarai bahwa auditor memandang
penting keterangan‑keterangannya, dan
– Melindungi diri auditor sendiri terhadap
kemungkinan timbulnya kontroversi di
kemudian hari mengenai informasi yang telah
diberikan kepadanya.
DASAR-DASAR AUDIT 13
ILUSTRASI WAWANCARA

DASAR-DASAR AUDIT 14
TANYA JAWAB TERTULIS
• responden dikirimi surat pengantar beserta daftar
pertanyaan (kuesioner) yang memuat masalah
yang akan ditanyakan termasuk pedoman cara
pengisiannya.
• cara ini mempunyai kekurangan dibandingkan
memperoleh informasi langsung.
• Kelemahan : daftar pertanyaan tidak fleksibel
sifatnya, tidak ada tindak lanjut dan verifikasi
sehingga tingkat keandalan informasi yang
diperoleh lebih rendah dibandingkan hasil
wawancara.

DASAR-DASAR AUDIT 15
KONFIRMASI
• merupakan upaya untuk memperoleh
informasi/penegasan dari sumber lain yang
independen
• Bentuk :
– lisan
– tertulis
• Contoh Konfirmasi :
– Konfirmasi mengenai uang muka atau kas bon kepada
pegawai yang bersangkutan.
– Konfirmasi untuk persediaan yang disimpan pada pihak
ketiga (misalnya di veem).
– Konfirmasi untuk menentukan kebenaran saldo piutang
kepada para debitur

DASAR-DASAR AUDIT 16
KONFIRMASI TERTULIS
• Konfirmasi tertulis dapat dibagi dua macam, yaitu
– Konfirmasi positif : pihak yang bersangkutan diminta
untuk memberikan jawaban dalam batas waktu
yang ditetapkan, baik jawaban menolak maupun
jawaban menyetujui.
– konfirmasi negatif, pihak yang bersangkutan hanya
diminta memberikan jawaban dalam batas waktu
yang ditetapkan apabila manolak isi surat
permintaan konfirmasi. Jika lewat batas waktu yang
ditetapkan tidak memberikan jawaban maka
dianggap menyetujui.

DASAR-DASAR AUDIT 17
ANALISIS
• artinya memecah atau menguraikan suatu keadaan atau
masalah ke dalam beberapa bagian atau elemen dan
memisahkan bagian tersebut untuk digabungkan dengan
keseluruhan atau dibandingkan dengan yang lain.
• Tujuannya : untuk melihat hubungan penting antara satu
unsur dengan unsur lainnya.
• contoh :
– menyusun daftar pesanan pembelian dalam lembaran yang
terpisah dan menganalisis masing‑masing lembaran itu
menurut syarat penawarannya, rekanan yang masuk,
persetujuan, pembelian yang telah dilakukan lebih dahulu,
analisis biaya, jadual dan lain‑lain.
– menganalisis suatu peraturan, anggaran dasar atau kontrak
dengan pelaksanaannya.

DASAR-DASAR AUDIT 18
PERBANDINGAN
• adalah usaha untuk mencari kesamaan dan perbedaan
antara dua atau lebih gejala atau keadaan.
• audit atas kegiatan‑kegiatan teknis operasional harus selalu
dilakukan perbandingan antara patokan/standar yang
berlaku dengan pelaksanaan yang sebenamya, serta
menganalisis perbedaan‑perbedaannya.
• Contoh: pada audit kegiatan keuangan, auditor melakukan
pekerjaan seperti:
– Membandingkan penerimaan atau pengeluaran yang sebenarnya
dengan jumlah menurut anggaran.
– Membandingkan pelaksanaan sebenarnya di bidang keuangan dengan
pelaksanaan di waktu‑waktu yang lalu, atau dengan patokan lainnya
yang dipakai.
• Hasil perbandingan dilanjutkan dengan melakukan analisis
sebab‑sebab terjadinya penyimpangan.

DASAR-DASAR AUDIT 19
ILUSTRASI PERBANDINGAN
RENCANA KERJA
DAN ANGGARAN PERUSAHAAN
LAPORAN REALISASI
(RKAP) ANGGARAN

Rp19.000,00
BIAYA BAHAN/UNIT

VS
BIAYA BAHAN/UNIT Rp20.000,00

DASAR-DASAR AUDIT 20
PEMERIKSAAN BUKTI‑BUKTI TERTULIS
(VOUCHING DAN VERIFIKASI)
• Vouching adalah memeriksa
– authentik tidaknya bukti yang mendukung suatu transaksi
– lengkap tidaknya bukti yang mendukung suatu transaksi.
• Tujuan vouching adalah untuk memastikan bahwa:
– Bukti telah disetujui oleh pejabat yang berwenang.
– Bukti sesuai dengan tujuannya.
• Verifikasi adalah memeriksa
– ketelitian perhitungan (x, +, -, :)
– ketelitian pembukuan
– Kepemilikan
– eksistensinya.
• Tujuan verifikasi adalah untuk memastikan bahwa:
– Jumlah yang tertera dalam bukti tersebut benar.
– Pencatatan dilakukan secara benar.
– Pemilikan dan eksistensinya sah.

DASAR-DASAR AUDIT 21
ILUSTRASI VOUCHING
Tangg Nama P
Debet Kredit
al Perkiraan B
70.000.
1 Peralatan 11 00
0

70.000.0
Kas 31
00

Perlengkapa 6.000.0
2 15
n 00

6.000.00
Kas 11
0

Sewa di 3.500.0
3 16
Muka 00

3.500.00
Kas 11
0

DASAR-DASAR AUDIT 22
ILUSTRASI VERIFIKASI

DASAR-DASAR AUDIT 23
REKONSILIASI
• adalah penyesuaian antara dua golongan
data yang berhubungan tetapi
masing‑masing dibuat oleh pihak‑pihak yang
independan (terpisah) untuk mendapatkan
data yang benar.
• Contoh: penyesuaian saldo simpanan giro di
bank menurut rekening koran dengan saldo
simpanan giro di bank menurut catatan
perusahaan.

DASAR-DASAR AUDIT 24
ILUSTRASI REKONSILIASI
REKENING KORAN
BANK BANK ABC PERKIRAAN
VS GIRO BANK ABC

NASABAH: PDAM XXX

SALDO 1234 REKONSILIASI K SALDO 2314


AS

DASAR-DASAR AUDIT 25
TRASIR
• Adalah menelusuri proses suatu keadaan, kegiatan
ataupun masalah sampai pada sumber atau bahan
pembuktiannya.
• Contoh: dalam meneliti penyelesaian pembayaran
suatu pekerjaan maka auditor melihat penyelesaian
pembayaran yang tertera dalam catatan
perusahaan kemudian ditelusuri ke bukti‑buktinya,
yaitu kuitansi‑kuitansi pembayaran yang
dihubungkan dengan berita acara pemeriksaan fisik
atau berita acara penyelesaian pekerjaan.

DASAR-DASAR AUDIT 26
REKOMPUTASI
• adalah menghitung kembali kalkulasi yang
telah ada untuk menetapkan
kecermatannya.
• Contoh:
– Menghitung kembali penyusutan.
– Menghitung kembali beban bunga.
– Menghitung kembali kalkulasi harga pokok

Apa bedanya dengan verifikasi?


DASAR-DASAR AUDIT 27
SCANNING
• Yaitu melakukan penelaahan secara umum
dan cepat untuk menemukan hal‑hal yang
memerlukan audit lebih lanjut.
• Misalnya: membaca dengan cepat lembaran
catatan perusahaan untuk menekankan
pada hal‑hal yang penting, tidak lazim, atau
disangsikan kebenarannya.
• Hal‑hal yang ditemukan akan diteliti lebih
lanjut secara mendetail.
DASAR-DASAR AUDIT 28
TEKNIK AUDIT
DAN
PROGRAM AUDIT
?????

DASAR-DASAR AUDIT 29
METODE SAMPLING
DALAM AUDIT

DASAR-DASAR AUDIT 30
KENAPA PERLU SAMPLING
• Karena banyaknya kegiatan, sementara terdapat
keterbatasan biaya, waktu dan tenaga, maka auditor
kesulitan untuk menguji keseluruhan populasi.
• Untuk mengatasi kesulitan tersebut maka auditor
harus menetapkan jumlah bukti yang akan diaudit
(sampel) dari seluruh bukti yang ada (populasi).
• Audit secara sampling adalah pemilihan dan audit
terhadap sebagian transaksi atau item yang
merupakan bagian dari suatu populasi, dan kemudian
hasil audit terhadap sampel tersebut dijadikan dasar
untuk mengambil keputusan mengenai populasi.

DASAR-DASAR AUDIT 31
PEMILIHAN SAMPEL
• Dalam menentukan cara memperoleh
sampel, auditor harus
mempertimbangkan situasi yang ada,
biaya dan manfaatnya.
• Metode pengambilan sampel:
– metode ilmiah atau statistik (statistical
sampling)
– Judgement Sampling (nonstatistical
sampling).
DASAR-DASAR AUDIT 32
JUDGEMENT SAMPLING
• adalah penentuan besarnya sampel atas dasar
alasan yang kuat atau pertimbangan auditor.
• Untuk menjaga agar sampel lebih mewakili,
beberapa hal yang harus diperhatikan:
– setiap jenis transaksi utama harus tercakup dalam
sampel.
– Bila terdapat pergantian personalia selama periode yang
diaudit, maka transaksi yang dikerjakan oleh masing-­
masing orang itu harus diaudit.
– item yang jumlah nilainya besar harus diuji secara lebih
intensif dibandingkan dengan item yang jumlah/nilainya
kecil.
– Besar sampel harus mempertimbangkan baik buruknya
pengendalian manajemen.

DASAR-DASAR AUDIT 33
JUDGEMENT SAMPLING
• Pendekatan dalam judgment sampling:
– haphazard sampling, dilakukan secara arbitrer atau
betul‑betul atas kehendak sendiri, sehingga sangat
dipengaruhi oleh pertimbangan subjektif dari auditor.
Contohnya: Pengiriman permintaan konfirmasi piutang
yang berjumlah lebih dari Rp50.000.000,00.
– block sampling, auditor secara arbitrer menentukan
kelompok unit sampel yang dipilih sebagai sampel.
Contohnya: Auditor mengambil sampel berupa transaksi
penjualan dalam 5 (lima) bulan yang berbeda, misaInya
Januari, Maret, Juni, Agustus dan Oktober 2004.

DASAR-DASAR AUDIT 34
PENILAIAN HASIL SAMPLING
• Auditor tidak boleh puas dengan hasil dari audit atas sampel
karena belum sepenuhnya memenuhi tujuan yang ingin
dicapai.
• Bila hasil audit secara sampling menunjukkan adanya
penyimpangan atau perbedaan‑perbedaan, maka auditor
harus :
– menentukan apakah perbedaan/penyimpangan tersebut
material.
– menganalisis bagaimana hal tersebut dapat terjadi
– Menentukan langkah apa yang perlu diambil untuk
memperoleh keyakinan yang lebih besar mengenai
perbedaan itu
• Langkah yg dapat diambil: memperluas jumlah sampel
sehingga diperoleh kesimpulan yang meyakinkan.
DASAR-DASAR AUDIT 35
BUKTI
DALAM AUDIT
DASAR-DASAR AUDIT 36
KENAPA BUKTI PENTING DALAM AUDIT?

•Karena sebagian besar dari


pekerjaan audit adalah usaha untuk
memperoleh bukti.
•Bukti digunakan sebagai landasan
untuk menyusun kesimpulan,
pendapat dan pertimbangan serta
rekomendasi
DASAR-DASAR AUDIT 37
FAKTOR‑FAKTOR YANG HARUS
DIPERHATIKAN ATAS BUKTI

•Kecukupan bukti
•Kompetensi bukti
•Relevansi bukti.

DASAR-DASAR AUDIT 38
KECUKUPAN BUKTI
• Yaitu dipenuhinya jumlah bukti yang diperlukan.
• Sehubungan dengan “kecukupan bukti” auditor
harus memperhatikan
– sifat masalah yang diaudit, penting atau tidak
– materialitas penyimpangan yang mungkin terjadi
– tingkat risiko yang dihadapi.
• Kecukupan bukti juga tergantung pada
– memadai tidaknya sistem pengendalian manajemen
– kompetensi dari bukti yang tersedia.

DASAR-DASAR AUDIT 39
KOMPETENSI BUKTI
• bukti yang kompeten adalah bukti yang kuat dan dapat diandalkan.
• Dalam menilai kompetensi bukti, auditor harus mempertimbangkan
apakah terdapat alasan untuk meragukan kelengkapan dan sahnya bukti
tersebut.
• Sah : bukti yang memenuhi ketentuan perundang‑undangan.
• Beberapa petunjuk untuk mempertimbangkan kompetensi bukti:
– Bukti dari sumber yang independen > bukti yang dibuat oleh objek
audit
– Bukti dari objek audit lebih dapat dipercaya apabila sistem
pengendalian manajemennya baik.
– Bukti yang diperoleh secara langsung melalui inspeksi, observasi,
tanya jawab dan konfirmasi > bukti yang diperoleh secara tidak
langsung.
– Bukti asIi > salinannya.
– Bukti yang dibuat dan diedarkan kepada pihak ketiga > bukti intern
yang dipakai sendiri.
– Bukti yang memenuhi persyaratan sahnya menurut peraturan
perundangan > yang tidak memenuhi syarat tersebut.
DASAR-DASAR AUDIT 40
RELEVANSI BUKTI
• bukti yang relevan adalah bukti yang berkaitan erat
atau yang tepat mengenai masalah yang
dipersoalkan dan diperlukan untuk menguatkan
kebenaran masalah yang dihadapi.
• Fakta dan pendapat yang digunakan untuk
membuktikan suatu masalah, harus mempunyai
hubungan yang logis dengan masalahnya sendiri.
• Informasi yang tidak mempunyai hubungan
semacam itu adalah tidak relevan, karena itu tidak
boleh digunakan untuk membuktikan kebenaran
masalah yang bersangkutan.

DASAR-DASAR AUDIT 41
JENIS BUKTI
• Bukti dapat diperoleh dari:
– objek audit,
– pihak luar, atau
– dibuat oleh auditor sendiri.
• Bukti adalah informasi yang diperoleh selama audit
melalui penggunaan teknik audit.
• bukti dapat digolongkan :
– Bukti Fisik
– Bukti Kesaksian
– Bukti Dokumentasi
– Bukti Analisis

DASAR-DASAR AUDIT 42
BUKTI FISIK
• diperoleh dengan jalan inspeksi atau observasi
terhadap kegiatan, harta milik, atau kejadian
yang berhubungan dengan persoalan yang
diaudit.
• dapat berbentuk: benda maupun catatan yang
mengikhtisarkan hal‑hal yang diinspeksi atau
diobservasi, daftar yang menunjukkan sifat dan
luasnya kegiatan inspeksi atau observasi,
foto‑foto, denah, peta, grafik, dan penyajian
lainnya dalam bentuk gambar.
DASAR-DASAR AUDIT 43
BUKTI KESAKSIAN
•adalah informasi yang diperoleh
dari pihak lain dalam bentuk surat
atau pernyataan yang diterima
sebagai jawaban atas pertanyaan
yang diajukan.

DASAR-DASAR AUDIT 44
BUKTI DOKUMENTASI
• Merupakan bentuk yang paling lazim dipakai dalam
pekerjaan audit
• Digolongkan menjadi:
– dokumen ekstern, berasal dari luar badan usaha/objek audit,
misalnya faktur penjualan dan surat‑surat masuk.
– dokumen intern, berasal dari dalam instansi sendiri, misalnya catatan
pembukuan, surat‑surat keluar, laporan penerimaan, berkas mengenai
perundingan, dan korespondensi intern.

• Sehubungan bukti dokumen, auditor:


– harus mempertimbangkan sampai sejauh mana ia dapat
mengandalkan diri pada bukti dokumentasi untuk menunjang
temuan audit.
– harus selalu mempertimbangkan kemungkinan bahwa dokumen
yang diperoleh melalui objek audit telah mengalami perubahan-­
perubahan.

DASAR-DASAR AUDIT 45
BUKTI ANALISIS
• Bukti yang diperoleh dari menganalisis atau
mengadakan verifikasi informasi.
• Bukti analisis dapat berupa hasil:
– Perhitungan
– Perbandingan
– Penalaran
– Analisis informasi ke dalam
komponen‑komponennya.

DASAR-DASAR AUDIT 46
HUBUNGAN TEKNIK AUDIT, PROSEDUR AUDIT, DAN BUKTI AUDIT
TRASIR PERBANDINGAN
(Trace) (Compare)
VOUCHING & REKOMPUTASI
VERIFIKASI (recompute)
SCANNING

 FISIK
PROSEDUR AUDIT BUKTI  KESAKSIAN
 DOKUMENTASI
KONDISI >< KRITERIA AUDIT  ANALISIS

ANALISIS

REKONSILIASI OBSERVASI

TANYA JAWAB
(Inquiry) INSPEKSI AUDIT
DASAR-DASAR 47
PERAGAAN

LAKUKAN PERAGAAN 1

DASAR-DASAR AUDIT 48
LATIHAN DAN DISKUSI
• LATIHAN CASH OPNAME
• LATIHAN REKONSILIASI
• LATIHAN PT BULDOG
• LATIHAN INSPEKSI (BERAS)
• LATIHAN 2
DASAR-DASAR AUDIT 49

Anda mungkin juga menyukai