Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH OTONOMI PEMERINTAHAN DAERAH

DAN PENTINGNYA DESENTRALISASI SESUAI


UU TAHUN 23 TAHUN 2014
Era kolonial

• pada 1903, belanda mengeluarkan


Decentralisatiewet yang memberi peluang
dibentuknya satuan pemerintahan yang memiliki
keuangan sendiri. Penyelenggaraan pemerintahan
diserahkan pada dewan di masing-masing daerah.
Namun kenyataannya, pemerintah daerah hampir
tidak memiliki kewenangan. Bahkan hanya
setengah anggota dewan daerah yang diangkat dari
daerah dan sebagian lainnya pejabat pemerintah.
Era Jepang

• Meski hanya dalam waktu 3,5 tahun (1941-1945)


ternyata Pemerintah Jepang banyak melakukan
perubahan yang cukup fundamental. Pembagian daerah
pada masa Jepang jauh lebih terperinci ketimbang
pembagian di era Belanda. Awal mula masuk ke
Indonesia, Jepang membagi daerah bekas jajahan
Belanda menjadi tiga wilayah kekuasaan. Wilayah
tersebut yaitu Sumatera di Bukittinggi, Jawa dan Madura
dengan kedudukan di Jakarta, serta wilayah timur,
seperti Sulawesi, Kalimantan, Sunda Kecil, dan Maluku
Orde Lama

• Untuk menyusun kembali Pemerintahan Daerah di


Indonesia, sementara pemerintah mengeluarkan
Penetapan Presiden No 6 Tahun 1959 dan Penetapan
Presiden tahun 1960. Peraturan tersebut mengatur
tentang Pemerintahan Daerah. Di Era Orde Lama,
Indonesia hanya mengenal satu jenis daerah
otonomi. Baca juga: Pengamat Otonomi Daerah Usul
Pembentukan Dewan Kawasan Ibu Kota Negara ke
Wapres Daerah otonomi tersebut dibagi menjadi tiga
tingkat daerah, yaitu: Kotaraya Kotamadya Kotapraja
Orde Baru

• Pada era ini secara tegas menyebutkan ada dua


tingkat daerah Otonom, yaitu Daerah Tingkat I dan
Darah Tingkat II. Selama Orde Baru berlangsung,
pemerintah pusat memperketat pengawasan atas
pemerintah daerah sebagai pengejawantahan dari
pelaksanaan tanggung jawab pemerintah pusat.
Dalam era tersebut dikenal tiga jenis pengawasan,
yaitu pengawasan preventif, pengawasan represif,
dan pengawasan umum
Era Reformasi

• Era awal reformasi pemerintah telah mengeluarkan


dua kebijakan tentang otonomi daerah, yaitu: UU
No 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah UU
No 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Kuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah Dalam
perkembangannya, kebijakan otonomi melalui
undang-undang tersebut dinilai baik dari segi
kebijakan maupun implementasinya. Otonomi
daerah di Era Reformasi menjadi jawaban dari
persoalan otonomi daerah di Era Orde Baru.
Dalam sudut pandang UU No. 5/74 tentang UU
Pemerintahan Di Daerah, tujuan Pemda tersampaikan

• Melalui Desentralisasi
1.      Diberikan Otonomi daerah
2.      Diterima oleh Daerah Otonom
3.      Diselenggarakan oleh Pemda
• Melalui Dekonsentrasi
1.      Pelimpahan kewenangan oleh Pemerintah Pusat kepada aparatnya di daerah.
Ex : Masalah Pendidikan
2.      Wujudnya adalah adanya Pemerintah Pusat di daerah dengan adanya Kanwil
3.      Pemerintahannya :
a.      Pemda
b.      Pemerintah Pusat di daerah
 
PENTING NYA OTONOMI PEMERINTAHAN
DAERAH BERBENTUK DESENTRALISASI
 
• Menurut The Siang Sie
Pertumbuhan pemerintahan di Indonesia, ada 5 alasan dianut asas desentralisasi :
1)     Dari Sudut Politik
Untuk mencegah penumpukan kekuasaan pada 1 tangan/1 pihak/1 badan yaitu seperti di pemerintah
pusat. Jika terjadi penumpukan kekuasaan pada 1 tangan akan terjadi penyalahgunaan kekuasaan.
2)     Dari Bidang Politik
Desentralisasi adalah tindakan aktis demokratisasi
3)     Teknis Organisasi Pemerintahan
Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas pemerintahan
4)     Alasan Cultural/Budaya
Dapat memperhatikan potensi nyata/kekhususan dari masing-masing daerah.
Budaya lokal/daerah merupakan dasar untuk terciptanya budaya nasional.
5)     Alasan pembangunan
Dapat membantu dan memperlancar pembangunan.
Keuntungan Desentralisasi 
1)     Mengurangi penumpukan pekerjaan pada Pemerintah Pusat.
Ex :    Bidang Pendidikan
          - SD                     Daerah
          - SMP, SMA/K     Pusat
Setelah UU tentang pendidikan, maka SMP, SMA/K diserahkan ke daerah.
2)     Menghadapi masalah yang mendesak, daerah tak perlu menunggu instruksi Pemerintah
Pusat.
3)     Mengurangi birokrasi yang buru, karena keputusan/kebijaksanaan dapat segera diambil.
Hakikat birokrasi àPendelegasian wewenang.
4)     Dapat diadakan pembedaan dan pengkhususan bagi bagian tertentu.
5)     Daerah otonom yang menerima tadi bisa dijadikan daerah ketenangan Bentuk
desentralisasi,Daerah otonomàDaerah yang punya kewenangan untuk mengurus daerah/rumah
tangganya sendiri.
6)     Mengurangi dominasi/kewenangan Pemerintah Pusat.
7)     Memberikan kepuasan kepada daerah.
 
Kelemahan Desentralisasi 
1)     Struktur pemerintahan memang menjadi
tambah kompleks, tapi sulit berkoordinasi.
2)     Keseimbangan, keserasian antar daerah
dapat terganggu.
3)     Dapat menimbulkan “Daerahlisme”
4)     Keputusan lazimnya membutuhkan waktu
yang lama
5)     Butuh biaya yang banyak
Asas Pokok penyelenggaraan Pemda yang
baik
• Asas kepastian hukum/legal security
• Asas keseimbangan / proporsional
• Asas kesamaan mengambil keputusan /
equality
• Asas kecermatan/carefulness
• Motivasi/motivation
Macam-Macam Sistem Otonomi daerah

• Sistem Otonomi Materi


• Sistem Otonomi Formil
• Sistem Otonomi Riel
• Otonomi Nyata, Bertanggung jawab
• Prinsip otoda Pembangunan
• Luas, Nyata dan Bertanggung Jawab
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai