Anda di halaman 1dari 9

SEJARAH PERKEMBANGAN PEMDA DI INDONESIA

UU No. 5/74 tentang UU Pemerintahan Di Daerah


Melalui Desentralisasi
1.      Diberikan Otoda
2.      Diterima oleh Daerah Otonom
3.      Diselenggarakan oleh Pemda
Melalui Dekonsentrasi
1.      Pelimpahan kewenangan oleh Pemerintah Pusat kepada aparatnya di daerah.
Ex : Masalah Pendidikan (SD)
2.      Wujudnya adalah adanya Pemerintah Pusat di daerah dengan adanya Kanwil
3.      Pemerintahannya :
a.      Pemda
b.      Pemerintah Pusat di daerah
Hindia Belanda
Belanda sebagai penjajah, corak pemerintahannya yaitu :
1.      Sentralistis
Sifatnya : Otoriter
Prinsip desentralisasi belum/tidak dijalankan tetapi yang dijalankan adalah dekonsentrasi.
2.      Dekonsentrasi
Paling tinggi melahirkan desentralisasi administratif.
Bentuk Pemda di zaman Belanda yaitu ada 3 tingkat
1.      Gewesten
a.      Pimpinannya adalah Resident
b.      Teritorialnya adalah Propinsi
2.      Afdelingen
a.      Pimpinannya adalah Asisten Resident
b.      Teritorialnya adalah Kabupaten
3.      Onder Afdelingen
a.      Pimpinannya adalah Controler
b.      Teritorialnya adalah Kecamatan
Resident, Asisten Resident dan Controler dipegang/diduduki oleh orang Belanda.               
Jawa
1.      Afdelingen, yang setingkat dengan Kabupaten
a.      Dipegang oleh Pradja/Pamong Pradja
b.      Pamong = Wedana yaitu di bawah Bupati
c.      Dapat dipegang oleh Bumi Putra
2.      Onder Afdelingen
a.      Dipegang oleh Asisten Wedana
Luar Jawa
Daerahnya lebih kecil.
Onder afdelingen/kecamatan dibagi 2 yaitu :
1.      District
Komandonya : Demang.
2.      Onder District
Komandonya : Asisten Demang.
Dapat/boleh dipegang oleh Bumi Putra
Yang betul-betul diberikan Hak Otonomi yaitu
a.      Daerah Persekutuan Adat
 Nagari/gabungan nagari
b.      Daerah-daerah di tingkat …… sampai ke District dapat ditata oleh Hukum Adat.
Otonomi yang diakui adalah Badan-badan persekutuan yang sudah ada di masyarakat.
Tahun 1903
1.      Belanda membuat UU tentang Desentralisasi yaitu Decentralicatie Wet tetapi isinya dominan
Dekonsentrasi.
2.      Program Belanda berupa “Ethische Politick” atau Politik Balas Budi, sehingga mulai dibuat :
a.      Sekolah setingkat SMP  MILO
b.      Sekolah setingkat SMA  Kweek School
c.      Sekolah Tingkat Tinggi  ITB
2 hal penting dalam Decentralicatie Wet yaitu :
a.      Memberikan kekuasaan yang besar kepada pejabat pusat di daerah-daerah yaitu orang-
orang Belanda.
1)      Resident
2)      Asisten Resident
3)      Controler
b.      Memberikan kewenangan dan kekuasaan yang lebih besar kepada Pradja/Pamong Pradja.
Isi sesungguhnya Desentralisasi
1.      Memberikan kewenangan pada orang Belanda
2.      Memberikan kewenangan pada orang Indonesia yang dipercaya
3.      Tindakan lanjut dari Desentralisasi Administratif/Decentralicatie Ambielijk/……./ Pejabat-
pejabat.
Jepang
1.      Prinsip yang digunakan adalah “Ambielijk Decentralicatie/Desentralisasi Pejabat.
2.      Tidak ada Gewesten
3.      Adanya resort-resort
4.      Jepang mengembangkan pemerintah kabupaten/kota.
Ex : Bukittinggi Pusat Tentara Jepang untuk daerah Indonesia Komando angkatan ke- 25.
Indonesia dibagi atas 3 wilayah daerah pertahanan Jepang yaitu :
1.      Jawa – Madura
a.      Komando AD ke-26
b.      Pusatnya Jakarta
2.      Sumatera
a.      Komando AD ke-25
b.      Pusatnya Bukittinggi
3.      Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara kecil, Flores
a.      Komando Marinir AL
b.      Pusatnya Makasar
Hal prinsip yang dilakukan oleh Jepang adalah kehidupan politik bagi rakyat dilarang.
Pemerintah ke bawah
1.      Bupati  Kantio
Wako   Sitio
2.      Komandan keseluruhan  Seiko Sekikan
Bid : Gubernur Jendral (GG)
3.      Komandan AL  Gun Seikan
Masing-masing berhak mengeluarkan peraturan.

Seiko Sekikan : Osamu Seirei                       Harus diundangkan dalam Kampo/LN


Gun Seikan     : Osamu Kanrei
Sistem Pemerintahannya
1.      Hukum Darurat Negara
Staat noods rechts/nood staat rechts
2.      Jika negara dalam keadaan terancam/bahaya maka digunakan UU Darurat.
Adanya Bupati/Wako
 Yang ditunjuk langsung oleh masing-masing komandan dari Komando.
Republik Indonesia
1.      UU No. 2/1945 tanggal 19 Agustus 1945
Negara Indonesia dibagi atas 8 propinsi yaitu
a.      3 di Jawa
1)     Jawa Barat
2)     Jawa Tengah
3)     Jawa Timur
b.      5 di pulau lain
1)     Sumatra
2)     Borneo
3)     Sunda Kecil
4)     Maluku
5)     Sulawesi
Dalam PP No. 2/45
a.      Yang diperlakukan hanya membagi Indonesia atas 8 propinsi
b.      Menyerahkan kepemimpinan kepada Gubernur
c.      Menjadi daerah administrasi/Desentralisasi Administratif
Gubernur I Sumbar adalah Teuku Hasan
Daerah-daerah di Indonesia tidak diberikan kewenangan otonom karena pada
zaman ini harus adanya lembaga legislatif daerah, sedang Indonesia baru 2 hari merdeka.
Kalaupun dibentuk dikhawatirkan lembaga ini tidak berjalan secara efektif.
Dibentuknya KNIP
a.      Untuk membuat UU – Peraturan lain yang dirasa perlu dalam pembentukan GBHN.
b.      KNIP memegang fungsi legislatif.
Di bawah Propinsi
a.      Dibagi atas keresidenan-keresidenan
b.      Dikepalai oleh Resident
Sumatra dibagi atas 3 keresidenan yaitu
a.      Aceh
b.      Sumatra Tengah
1)     Sumbar
2)     Riau
3)     Jambi
c.      Sumatra Selatan
1)     Bangka Belitung
2)     Lampung
3)     Bengkulu
3.5 bulan kemudian
a.      Dibentuk UU No. 1/45 oleh KNIP tanggal 23 November 1945
b.      UU tersebut diberi hak mengatur rumah tangga daerah (otonom)
c.      Adanya Badan Perwakilan Rakyat Daerah (BPRD). Fungsinya untuk menjalankan dan
mengatur wilayah di daerahnya.
d.      Berlangsung sampai tahun 48
2.      UU No. 22/1948
Dibuat UU Pokok Pemerintahan Daerah.
Prinsip-prinsip pokok yang terdapat dalam UU ini adalah
a.      Uniformitas
1)     Asas keseragaman.
2)     Menghapus corak Pemda di Jawa – Luar Jawa
3)     Pemda menjalankan pemerintahan bersama-sama dengan BPRD.
b.      Prinsip penyederhanaan tingkatan Pemda
Ada 3 tingkatan yaitu :
1)     Propinsi
2)     Kabupaten/Kota Besar
3)     Kota Kecil
Ex : Di Sumatra Barat
Kota besarnya   Padang
Kota kecilnya    Bukittinggi
Menghapus Dualisme
Menghapus perbedaan Jawa – Luar Jawa
c.      Diberikan Hak Otonomi/Medebewisned yang luas
1)     Mulai dianut asas desentralisasi
2)     Medebewined : Asas perbantuan
UU No. 22/48 tidak dapat dilaksanakan karena
a.      Agresi Militer II
Belanda berhasil membentuk 13 negara boneka sampai pada pertengahan tahun 1949.
Tahun 1949 Indonesia berhasil menduduki daerah Sumbar – Yogya. Di Sumatra Barat
dibentuk PDRI (6 bulan). Dalam dunia Internasional, PDRI diakui sehingga keutuhan BI
terpecah.
b.      RIS ‘1949 (27 Desember 1949)
1)     3 bulan berunding di Belanda
2)     Buat konstitusi RIS
Yang memilih Presiden – Wakil adalah Senat, dimana :
Presiden             : Soekarno
Wakil Presiden   : Hatta
3)     Keinginan Belanda membuat RIS dibarengi membentuk Uni Belanda Indonesia, kalau itu
terjadi maka habis Indonesia, dimana :
a)     RIS
Belanda menyerahkan kekuasaannya kepada RIS
b)     Belanda
Menginginkan Uni, Indonesia bergabung dengan Belanda.
Yogyakarta             : Abdul Halim
Kesimpulannya
Rasa persatuan masih tinggi, ini terbukti tiap bulan 2 negara boneka
menggabungkan diri ke RIS. Sampai pada bulan Juli sudah 11 negara boneka yang
bergabung, tetapi ada 2 negara boneka yang tidak mau bergabung yaitu :
1)     Sumatra Timur (Sumut)
2)     Indonesia Timur
Maka untuk menyatukan NKRI oleh Soekarno pada 17 Agustus 1950 dibuat UUD
Sementara 50
c.      UUDS ‘50
1)     Pemerintah Federal punya kekuasaan untuk merubah konstitusi RIS menjadi UUDS ’50,
dimana :
a)     Segala yang berhubungan dengan RIS dibuang
b)     Senat tidak ada lagi
c)     Yang ada DPD
2)     Sifatnya sementara
3)     Perlu dibuat UUD Baru
4)     Terdiri atas 146 Pasal
5)     Badan pembuat UU adalah Konstituante dan ini terwujud 5 tahun kemudian.
6)     Pemilu ‘55
September : DPR
Desember : Konstituante
Januari ’56 bekerja membuat UUD Baru
Kemudian terbentuk NKRI, UUDS ’50 ditata tentang Pemda Indonesia, dimana dibentuknya
Propinsi, sehingga tertata propinsi di Indonesia :
1)     Jawa terdiri atas
a)     4 propinsi
b)     UU No. 2/50 yaitu :
(1)  Jawa Barat
(2)  Jawa Timur
(3)  Jawa Tengah
(4)  Yogyakarta
2)     Sumatra
a)     UU No. 3/50
b)     Terdiri atas 3 propinsi
(1)  Sumatra Tengah
(a)  Aceh
(b)  Sumbar
(c)  Riau
(2)  Sumatra Selatan
(a)  Bengkulu
(b)  Lampung
(c)  Bangka
(3)  Sumatra Utara
3.      UU No. 1/57
Prinsip UU ini adalah :
1)      Otonomi materil
Menyerahkan/pelimpahan kewenangan pada daerah melihat pada materi/ substansi.
2)      Mencoba menghapus keanekaragaman peraturan uniformitas dari peraturan sejak merdeka
s/d tahun 57
3)      Status kepala daerah hanyalah Pejabat Pemda dan dia dapat dijatuhkan oleh DPRD.
Dua tahun kemudian Konstituante tidak berhasil membuat UUD baru, walaupun sudah
berhasil 95% tetapi yang 5%nya tidak selesai. 5% tersebut berisi hal-hal yang prinsip dimana :
Badan Konstituante menginginkan Dasar Negara Islam, walaupun 98% penduduk Indonesia
Islam tapi menjadikan dasar negara Islam tidak bisa dilakukan sehingga mengakibatkan
Badan Konstituante tidak mau sidang lagi.
d.      Dekrit Presiden
1)     Tanggal 5 Juli 1959
2)     Isi Dekrit Presiden
a)     Menetapkan pembubaran Badan Konstituante
b)     Kembali pada UUD 1945
c)     Membentuk MPRS
e.      Kembali pada UUD ‘45
Bung Karno membuat PemPres No. 6/59 dimana isi pokok Pempres adalah Kembali
menjadi Kepala Daerah sebagai alat Pemerintah Pusat.
Yang menonjol adalah prinsip Dekonsentrasi
UU No. 1/57 tidak jalan.
4.      UU No. 18/65
a.      Penghujung Orla
b.      Berbau Dekonsentrasi
Sasarannya :
1)     Menciptakan Pemda yang stabil
2)     Antara desentralisasi – dekonsentrasi dijalankan seimbang.
Dalam PemPres 6/59 dan UU No. 18/65 diganti prinsip
a.      Tidak lagi materil tapi dicoba Riil
b.      Masi jalan ditempat
c.      Pada Orba dituangkan dalam UU No. 5/74
5.      UU No. 5/74
Sasarannya :
a.      Stabilitas Keamanan
 Adanya ABRI
b.      Stabilitas Politik
 Adanya Partai
c.      Stabilitas ekonomi
Dalam UUD ‘45
 Kewenangan dipegang oleh Presiden sebagai Legislatif
Amandemen UUD ‘45
 Kewenangan Legislatif dipegang oleh DPR
Pada masa Soeharto, yang berada dalam kekuasaannya :
a.      ABRI
b.      Birokrasi
c.      Golkar sebagai organisasi
Bukan Parpol tapi golongan karya melalui pembangunan.
Yang pokok pada PemPres No. 6/1959
a.      Penyerahan tugas-tugas Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Umum berupa keamanan dll
yang diserahkan kepada Kepala Daerah.
Kepala Daerah adalah pejabat tunggal yang ada di daerah.
b.      PemPres No. 6/59  UU No. 6/1959 (Orla)
c.      UU No. 18/1965
d.      UU No. 5/1974 (Orba)
1)     Melaksanakan Proyek Dwikora
Menancapkan Bendera di tanah Malaysia
2)     Melaksanakan Trikora
Menurut PemPres No. 6/1959 yang disebut Pemda
a.      Kepala Daerah
1)     Perpanjangan Pemerintah Pusat di Daerah
2)     Diusulkan oleh DPRD dan Pusat yang menentukan siapa yang menjadi Kepala Daerah.
Ex. Kasus di UNP Padang yaitu suara yang paling rendah yang malah dijadikan Rektor yang
didasarkan pada Keputusan Mentri.
3)     Ada masa sistem Dekonsentrasi
b.      DPRD
Fungsi Kepala Daerah yaitu
a.      Sebagai Alat Pemerintah Pusat
1)     Sebagai alat Pemerintah Pusat, kepala daerah itu memegang kebijakan politik dan kebijakan
polisosial.
Kebijakan politik Pemerintah Pusat  Stabilitas
2)     Melakukan koordinasi dengan instansi vertikal dan juga dinas daerah. Yang diutamakan
adalah koordinasi instansi vertikal.
3)     Kepala daerah sebagai alat pemerintah yang diberikan tugas dan fungsi untuk mengawasi
jalannya Pemda.
4)     Kepala daerah sebagai alat Pemerintah Pusat yang juga mempunyai tugas-tugas lain yang
diberikan oleh Pemerintah Pusat.
b.      Sebagai alat Pemda, maka Kepala Daerah
1)     Sebagai alat untuk memimpin eksekutif daerah
2)     Pada tiap tahunnya memberi pertanggungjawaban pada DPRD.
Isi dari otonomi yang diberikan kepada daerah masih sedikit dan perhatian
Pemerintah Pusat pada daerah nyaris tidak ada. Dimana daerah mencari sendiri pemasukan
untuk pembangunan daerah yang tanpa adanya bantuan dari pusat.
Setelah Amandemen, MPR menghapuskan haknya yaitu :
a.      Tidak memilih Presiden dan Wakil Presiden
b.      Tidak membuat GBHN sehingga menjadi tanggung jawab Kepala Daerah.
Yang dituangkan dalam PemPres No. 6/1959 dibukukan dalam UU No. 18/1965.

UU No. 6/1959
Dalam UU ini dikenal :
a.      Kepala Daerah
b.      Badan Pemerintah Harian (BPH) yang terdiri dari :
1)     Pemuka Masyarakat
2)     Pemuka Adat
Sasaran UU No. 18/65 adalah menciptakan pemerintah yang stabil.
UU No. 5/1974
a.      UU Pokok Pemerintahan di Daerah
b.      Pada Masa Orba
1)     Tema pokok dalam Orba adalah Uniformalitas
2)     Keseragaman dalam Pemda.
c.      Label yang digunakan oleh UU No 5/74
Otonomi Reel/Nyata dan bertanggung jawab, maksudnya adalah otonomi daerah itu bukan
hak tapi wujud dari pertanggungjawaban.
d.      Pada prinsipnya UU No. 5/74
1)     Asas desentralisasi dan dekonsentrasi dijalankan secara seimbang. Di dalam prakteknya
yang paling dominan adalah dekonsentrasi.
2)     Sejalan dengan otoda dan tujuannya dalam memperlancar daerah.
Sehingga dalam pemerintah dikenal
1)     Daerah otonomi
2)     Wilayah administrasi
e.      Menurut UU No. 5/74 Pemda adalah
1)     Kepala daerah
2)     DPRD
f.       Dalam UU No. 5/74 dianut otonomi bertingkat yaitu pemberian otonomi itu tidak langsung
pada tingkat yang di bawah, tapi otonomi diserahkan kepada propinsi dan propinsi akan
menyerahkannya pada kabupaten dan kota.

UU No. 22 tahun 1999 ---- Era Reformasi


Seiring UU No. 1 tahun 1967 mundurnya Bung Hatta dari Wappres maka keinginan
memberikan otonomi yang luas kembali dipancangkan sesuai dengan TAP MPR No. 15
tahun 1998 yaitu :
----> pemerintah melaksanakan otonomi yang luas (sesuai UU No. 1 tahun 1957) dan
(UUD sementara 1950) yang nyata dan bertanggung jawab. Kemudian timbullah UU No. 22
tahun 1999 akibat dari TAP MPR No. 15 tahun 1998 tersebut.

Prinsip pokok penyelenggaraan otonomi daerah harus ditekankan kepada 4 prinsip yaitu :
1.    Prinsip demokrasi
2.    Peran serta masyarakat
3.    Prinsip pemerataan dan keadilan
4.    Potensi keseragaman daerah

Makna dari otonomi daerah itu sendiri adalah :

1. Pemberian wewenang yang luas/nyata serta bertanggungjawab secara profesional


2. Dengan demikian, pengaturannya, pembagian serta pemanfaatan sumber daya
nasional harus dimanfaatkan secara profesional serta pertimbangan keuangan dari
sumber daya nasional itu sendiri.

Makna luas adalah :


--- bahwa semua kewenangan pemerintahan diberikan kepada daerah

Makna nyata adalah :


---- Memberi otonomi itu kepada kemampuan daerah sehingga (baik ditambah/dikurangi)
dapat tercapainya otonomi yang sebenar-benarnya.

Prinsip utama (asas utama) dari UU No. 22 tahun 1999 yaitu :


a.     Desentralisasi
Disini terdapat beberapa sistem :
-          Desentralisasi = Penyerahan kewenangan
-          Daerah otonomi = kesatuan masyarakat hukum yang punya batas dalam wilayah tertentu
yang mempunyai kewenangan berdasarkan kepada aspirasi rakyat
-          Otonomi daerah = kewenangan daerah untuk mengatur dan mengurus terhadap apa yang
diserahkan.
b.     Dengan demikian UU No. 22/1999 ini propinsi yang sebagai daerah otonom juga daerah
administratif (dekonsentralisasi).
Dekonsentralisasi adl pelimpahan kewenangan pemerintah pusat kepada Gubernur sebagai
wakil pemerintah pusat didaerah
Tugas gubernur adalah :
-          Komandan eksekutif
-          Kepala daerah (wilayah) terhadap tugas – tugas yang dilimpahkan oleh pemerintah pusat.
-          Kepala daerah

c.     Asas Mede Bewind


Dimana gubernur sebagai perpanjangan tangan (Pembantu) pusat berfungsi :
1. Perangkat daerah yaitu gubernur
2. Sebagai kepala daerah dia harus tetap menjalankan peraturan dari pusat secara nasional
(Keseluruhan)

Apa betul otoda diserahkan kepada daerah tadi sesuai UU No. 22 tahun 1999 ?

a. Seluruh bidang pemerintah diserahkan kepada daerah kecuali :

-          Politik luar negeri


-          Hankam
-          Moneter dan fiskal
-          Agama
-          Peradilan
Bidang – bidang lain yaitu :
-          Perencanaan nasional
-          Pembangunan makro
-          Sistem administrasi negara
-          Lembaga perekonomian memberdayakan SDM dan SDA
-          Tehnologi strategis konservasi (Swadaya) standarisasi nasional.
-          Dana perimbangan

Tujuan dari UU No. 22 tahun 1999 yaitu :


Mempercepat kesejahteraan masyarakat

Sehingga berfungsi sebagai  fungsi kontrol

Siapa yang memerintah daerah tersebut ?


Ada beberapa perbedaan pokok antara UU mengenai pemerintah daerah :
-          UU No. 22 tahun 1999
-          UU No. 5 tahun 1974
-          UU No. 32 tahun 2004

Pemerintah daerah adalah (Menurut UU No. 22 tahun 1999) :


Adalah kepada daerah yang dipilih dan bertanggungjawab kepada DPRD yang diberi label
eksekutif daerah dan DPRD sendiri sebagai badan legislatif.

Karena DPRD adalah lembaga yang berwenang memilih kepala daerah, maka kepala
daerah bertanggungjawab kepada DPRD dan harus memberikan laporan
pertanggungjawaban setiap tahun kepada DPRD dan apabila DPRD menemukan kesalahan
– kesalahan yang diakibatkan karena laporan tahunan oleh pemerintah daerah maka dapat
mengajukan / melaporkan kepada menteri dalam negeri untuk ditindak sehingga posisi
DPRD sangat penting disini.

Pemda adalah (Menurut UU No. 5 tahun 1974) :


Adalah kepadal daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan dibantu oleh DPRD.

Kewajiban dari pemerintah daerah otonom yaitu :

1. Menjaga keutuhan NKRI


2. Menjaga teguh UUD’45
3. Menghormati kedaulatan rakyat
4. Menegakkan peraturan perundang – undangan
5. Meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat
6. Memelihara ketentuan dan ketertiban masyarakat

Penyelenggaraan pemerintahan daerah ini berdasarkan kepada :


Kebijaksanaan yang ditetapkan bersama dalam segala hal.

Namun prinsip UU No. 23 tahun 2004 menganut prinsip sama dengan UU No. 5 tahun 1974,
sama mempunyai otonomi daerah.

Apa saja perangkat dari Pemda ini ?

1. Sekretariat daerah (Sekda)


2. Dinas daerah
3. Lembaga teknis daerah

Dinas daerah adalah operasional pemerintah

Lembaga teknis daerah adalah mengerjakan pekerjaan tertentu yang tidak merupakan inti
dari otonomi daerah :
Ex. : Pol PP dan DLLAJ

Hak DPRD adalah (Menurut UU No. 22 tahun 1999) :

1. Hak untuk meminta pertanggungjawaban kepada eksekutif daerah dan jajarannya


2. Hak meminta keterangan terhadap suatu kebijaksanaan yang dilakukan eksekutif
3. Hak penyelidikan terhadap suatu kebijakan pemerintah yang tidak jalan
4. Hak meminta pendapat/hak berpendapat terhadap jalannya roda pemerintahan
5. Hak mengajukan RAN PERDA
6. Hak untuk menentukan anggaran mereka sendiri

Tugas pemerintah daerah adalah


---- meningkatkan kesejahteraan rakyat berdasarkan demokrasi.

Anda mungkin juga menyukai