Anda di halaman 1dari 51

KONSEP DASAR LOGISTIC

PENYELENGGARAAN
MAKANAN (PENGADAAN
BAHAN MAKANAN,
PENYIMPANAN)
Kelompok 8
Adella Nadiyanti P21331118001
Hana Nisrina P213311180
Nanda Syura P213311180
POKOK BAHASAN
1. Pengertian Pengadaan Bahan Makanan
2. Spesifikasi Bahan Makanan
3. Cara Menghitung Kebutuhan Bahan Makanan
4. Cara Pembelian dan Pemesanan Bahan
Makanan
5. Cara Penerimaan Bahan Makanan
6. Penyimpanan Bahan Makanan (pengertian,
tujuan, prinsip, cara penyimpanan)
7. Cara Penyaluran Bahan Makanan
8. Pengawasan, Pencatatan dan pelaporan
A. Pengertian Pengadaan Bahan
Makanan
Perencanaan kebutuhan makanan adalah
kegiatan adalah kegiatan penyusunan atau
perhitungan kebutuhan bahan makanan yang
diperlukan untuk pengadaan makanan institusi
dengan memperhatikan peraturan pemberian
makanan pada setiap institusi.
hal ini bertujuan untuk tercapainya usulan
pengadaan kebutuhan bahan makanan untuk
konsumen dan pegawai.
B. Spesifikasi Bahan Makanan

Spesifikasi bahan makanan adalah standar bahan


makanan yang ditetapkan oleh unit/Instalasi Gizi sesuai
dengan ukuran, bentuk, penampilan, dan kualitas bahan
makanan (Kemenkes RI, 2013).

Standar spesifikasi merupakan suatu cara yang dilakukan


untuk mewujudkan kesamaan dalam pencapaian kualitas
bahan makanan serta merupakan upaya didalam pengawasan
terhadap harga makanan.
Standar spesifikasi bahan makanan yang dilakukan

dengan baik akan memberikan keuntungan yaitu: mendapat

bahan makanan yang baik dan bermutu tinggi dari segi ;


1) Organoleptik atau indrawi (warna, bau, tekstur, rasa dan
penampakan),
2) Nilai gizi dan
3) Aman atau terhindar dari berbagai penyakit.
Contoh Spesifikasi Bahan Makanan
No Bahan makanan Spesifikasi
1. Makanan pokok
Beras giling • Beras C4, bersih, bulir beras tidak pecah, warna beras tidak
gelap, Bebas hama dan penyakit
• Tidak bau apek, asam dan bau asing lain
• Bebas dari campuran bekatul
• Bebas dari bahan kimia
Ketan putih • Ketan  bersih, bulir tidak pecah, warna putih,
• Bebas hama dan penyakit
• Tidak bau apek, asam dan bau asing lain
• Bebas dari campuran bekatul
• Bebas dari bahan kimia
Tepung beras • Tepung beras merk rose
• Warna putih terang
• Tidak ada kotoran , serangga dan benda asing.
• Tidak menggumpal
• Baunya tidak apek, asam atau berbau lain
Bahan
No Spesifikasi
makanan
2. Lauk hewani
Ikan kakap -       Matanya cembung
-       Tidak bau amis dan busuk
-       Tidak berlendir
-       Sisiknya masih utuh
-       Insangnya merah
-       Tekstur daging ikan masih kenyal tidak lunak
-       Disimpan dalam keadaan beku
Daging sapi -       Daging sapi has dalam, Bersih dari lemak
-       berwarna merah segar
-       Dagingnya tebal, Tekstur dagingnya kompak
-       Bebas dari warna-warna memar, Baunya tidak busuk
-       Tidak ada mikroba
-       Kemasan daging menggunakan plastik kedap udara dan dalam keadaan
beku
No Bahan makanan Spesifikasi
 3.  Lauk nabati
Tempe -    Tempe kedelai murni
-    Tidak bau apek atau bau asing lainnya
-    Bebas dari kotoran
-    Berwarna putih
-    Bebas dari bahan kimia
-    Kemasan menggunakan plastik
Tahu -    Tahu kedelai
-    Tidak bau apek atau bau asing lainnya
-    Bebas dari kotoran
-    Berwarna putih
-    Bebas dari bahan kimia
-    berat 1 tahu 50 gram
-    Kemasan Menggunakan plastik
Kacang hijau -    Warna hijau
-    Tidak berbau
-    Tidak ada kotoran
Bahan
No Spesifikasi
makanan
4. Sayur-sayuran
Wortel -       Wortel impor, Warnanya orange, Tidak berlubang
-       Tidak ada hama, Tidak  busuk,Berat 1 buah rata-
rata 250 gr
-       Dikemas menggunakan plastik
Sawi hijau -       Warnanya hijau segar, Tidak berlubang, Tidak ada
hama
-       Tidak  busuk, dikemas menggunakan plastik
oyong -       Warnanya hijau segar
-       tidak ada lecet
-       baru dipetik dan masih segar
-       baunya tidak busuk
-       tidak ada ulat maupun heWan lainnya.
Toge -       Tauge kacang ijo, Warnanya putih bersih
-       Tidak ada hama, Tidak  busuk
No Bahan makanan Spesifikasi
5. Buah-buahan
Semangka -          Bentu bulat, Tidak terdapat ulat atau busuk
-          Warna hiaju, Warna daging merah
-          Berat rata rata 500 gr – 1 kg
-          Aroma segar dan tidak beraroma busuk
-          Tidak terdapat biji, Matang di pohon
-          Tidak lecet
Jeruk manis -          Bentu bulat, Warna oranye,  Matang dipohon
-          Berat rata – rata 80 gr – 100 gr, Tidak terdpat ulat
-          Tidak busuk
Pepaya -          Bentu lonjong, Warna oranye, Matang di pohon
-          Tidak lecet, Tidak busuk
Manggis -          Bentuk bulat, Warna ungu tua, Matang di pohon
-          Berat rata rata 50 gr – 70 gr, Tidak busuk,Tidak lecet
Apel -          Bentuk bulat, Warna merah
-          Berat rata – rata 90 gr – 110 gr, Tidak busuk
-          Tidak terdapat ulat, Tidak lecet, Matang di pohon
Bahan
No Spesifikasi
makanan
6. Susu dan Hasil Olahan
Susu kental -          Bentuk kental,Tidak berbau busuk
manis -          Warna putih, kemasan tidak rusak
yoghurt -          Kental, Warna putih, Kemasan tidak bocor
-          Aroma tidak busuk
keju -          bungkus utuh tidak terbuka
-          kemasan tidak berlubang
7. Minyak
Minyak kelapa -          Warna kuning keemasan, Tidak menggupal
-          Tidak tengik, minyak goreng merk bimoli
margarin -          kemasan utuh tidak berlubang
-          tidak berbau tengik
-          berWarna kekuningan
8. Serba serbi
Gula pasir -          tidak menggumpal, warna putih
-          tidak bersemut, kemasan masih baik
Contoh Spesifikasi Bahan Makanan dengan Gambar :
C. Cara Menghitung Kebutuhan
Bahan Makanan
Perhitungan kebutuhan bahan makanan adalah
kegiatan penyusunan kebutuhan bahan makanan yang
diperlukan untuk pengadaan bahan makanan.
Perhitungan bahan makanan ini mempunyai tujuan
untuk mencapai usulan anggaran dan kebutuhan
bahan makanan bagi klien dalam satu tahun anggaran.
Macam – macam perhitungan kebutuhan makanan yang
diperlukan dalam pengadaan bahan makanan, antara lain:

Economic Order Quantity (EOQ):

merupakan metode yang digunakan untuk


menentukan kuantitas pengadaan persediaan dan
biaya pemesanan persediaan. EOQ adalah jumlah
pembelian bahan pangan setiap kali pemesanan
dengan biaya yang palng rendah. Perhitungan
kebutuhan bahan makanan dilakukan terhadap semua
bahan makanan satu persatu
Contoh :
Diketahui:
a. Menu daging:
Dalam siklus menu 10 hari terdapat 4 x menu daging
Standar porsi : 40 g/orang
Jumlah klien : 100 orang
Maka kebutuhan daging dalam 1 siklus menu 10 hari adalah
4 x 40 g x 100 orang = 16000 g = 16kg
Waktu berlakunya siklus 4 bulan sehingga ada 12 siklus, jadi
kebutuhan selama 4 bulan untuk daging adalah 16 kg x 12 = 192
kg
Diketahui :

b. Buah Semangka:
Selama siklus 10 haribuah semangka di sajikan 1 kali
Standar porsi : 124 g/orang
(dgn BDD 60 gr)
Jumlah klien : 100 orang/hari
Maka kebutuhan daging dalam 1 siklus menu 10 hari adalah
1 x 124 g x 100 orang = 12400 g = 12.4 kg
Waktu berlakunya siklus 4 bulan sehingga ada 12 siklus, jadi
kebutuhan selama 4 bulan untuk buah semangka adalah
12.4 kg x 12 = 148.8 kg
D. Cara Pembelian Bahan
Makanan
1. Pembelian Langsung Kepasar
• Merupakan cara pembelian bahan makanan langsung
kepasar
• Cara pembelian ini dilaksanakan untuk institusi yang
melayani 40 klien
• Proses pembelian tidak rumit namun kurang memenuhi
ketentuan administrasi keuangan yang tetap
• Contoh institusi yang menggunakan metode ini ialah RS tipe
C

2. Pembelian dengan Musyawarah (The Negotiated of


Buying)

3. Pembelian yang akan datang (Future Contract)
• Untuk Pembelian bahan makanan yang terjamin, pasti,
terpercaya mutu, keadaan dan harganya
• Dimana produk bahan makanan telah ditentukan sebelumnya
sehingga pembeli berjanji membeli dengan kesepakatan dan
dipesan sesuai waktu dan kebutuhan pembeli
• Contoh institusi yang menggunakan metode isi ialah RS tipe A
dan B
4. Pembelian Tanpa Tanda Tangan (Unsigned
Contract/Auction)
• Perjanjian dilakukan atas dasar kepercayaan sehingga pihak
rekanan/pemborong jelas harus mememiliki reputasi tinggi
dalam pelaksanaan pembelian makanan.
• From at The Opening Price (FAOP), yaitu pembeli memesan
bahan makanan ketika dibutuhkan dan harga disesuaikan
ketika transaksi berlangsung
• Subect Approval of Price (SAOP), yaitu pembeli memesan
bahan makanan yang ditetapkan sebelumnya.
• Contoh institusi yang menggunakan metode ini ialah RS tipe
D
5. Pembelian Melalui Tender/Pelelangan (The Formal
Competitive)
• Pembelian ini resmi dan mengikuti prosedur pembelian yang
telah dijabarkan dalam keputusan Presiden, Peraturan Presiden
Nomor 16 tahun 2018 tentang pengadaan barang/jasa.
• Pelelangan Umum, yaitu pelelangan terbuka untuk semua
pemasok bahan makanan.
• Pelelangan Terbatas, yaitu pelelangan yang diikuti oleh rekanan
calon pemasok tertentu yang sudah di nilai oleh pihak yang
berwenang, seperti Pemerintah Daerah atau Departemen
Perdagangan
• Pelelangan dengan Perbandingan Harga Penawaran, yaitu
beberapa calon pemasok yang sudah dinilai kualitasnya dan
sudah terdaftar sebagai rekan pemerintah, diminta mengajukan
penawaran harga. Jika pemasok mengajukan penawaran harga
terendah akan ditunjuk sebagai pemasok institusi tersebut.
Cara Pemesanan
Bahan Makanan
■ Pemesanan harus sesuai dengan jumlah, macam,
spesifikasi bahan makanan tertera dalam SPJB ( surat
perjanjian jual beli) atau form daftar pemesanan
bahan makanan .
■ Pemesanan bahan makanan dengan frekuensi yang
ditetapkan.
■ Mempertimbangkan harga dan kualitas.
■ Penerimaan disetujui setelah diadakan pemeriksaan.
■ Dibuat berdasarkan menu dan jumlah klien saat ini.
■ Pesanan dalam jumlah berat/butir/ buah.
■ Mengetahui sumber, kondisi dan sanitasi bahan
makanan.
■ Pada akhir pesanan akan tercapai jumlah dana yang
disepakati.
■ Melakukan pencatatan secara rinci.
■ Meneliti order sebelum dikirim
CONTOH
FORM DAFTAR
PEMESANAN
PEMBELIAN
BAHAN
MAKANAN
CONTOH FORM
DAFTAR
PEMESANAN
PEMBELIAN BAHAN
MAKANAN DI
SEBUAH RUMAH
SAKIT KOMUNITAS
DI OKLAHOMA
CONTOH
FORM DAFTAR
PERMINTAAN
PEMBELIAN
BAHAN
MAKANAN
F. Cara Penerimaan Bahan
Makanan

■ SECARA BUTA ( BLIND RECEIVING)


Pada cara ini petugas penerima tidak menerima
faktur pembeli dari pihak penjual. Penerima hanya
menerima bahan makanan dan langsung mengecek
jumlahnya dan mencatat pada buku atau formulir
yang tersedia. Faktur pengirimanan bahan makanan
oleh pengirim disampaikan kepada bagian
pembayaran. Pada metode ini tidak ada pengecekan
mengenai spesifikasi bahan makanan yang diterima
bahkan sering terjadi tidak ada juga pengecekan
terhadap jumlahnya jadi langung digunakan.
■ SECARA KONVENSIONAL ( CONVENTIONAL RECEIVING)

Petgas penerima bahan makanan menerima faktur pembelian


dengan spesifikasinya sehingga bila jumlah dan mutu tidak sesuai
petugas peneria berhak mengembalikannya. Prosedur
pengembalian bahan makanan sebaiknya petugas pengiriman
bahan maknan ikut mengakui adanya ketidakcocokan pesanan
dengan pengiriman, yang ditandai dengan tanda tangan dilembar
pengembalian bahan makanan tersebut.
■ PETUGAS YANG MEMESAN DAN MENERIMAN
BAHAN MAKANAN
Petugas yang memesan bahan makanan adalah
The Head Chef, Chef de Cuisine, dan Executive Chef,
karena memiliki wewenang dalam megatur dan
mengawasi seluruh tugas pengadaan dan
pengelolahan makanan sesuai standart yang
ditetapkan dan memesan serta mengawasi
pemesanan bahan dan bahan makanan pada
Gudang.

Petugas yang menerima bahan makanan adalah


petugas instalasi gizi yang dibidang pengadaan dan
penyediaan makanan yang biasa seorang ahli gizi
yang sarjana S1 yang memiliki pendidikan bidang gizi
dasar atau sarjana muda gizi yang memiliki keahlian
khusus dibidang gizi klinik, gizi institusi, manajemen
dan administrasi dan kesehatan masyarakat.
■ Penolakan Bahan Makanan
Penolakan bahan makanan dapat terjadi apabila bahan makanan
yang didapatkan terdapat kerusakan dari supplier, bahan makanan
sudah tidak segar, ada cacat pada kemasan, dan bahan makanan
sudah kadaluarsa.
■ Proses Penolakan Bahan Makanan
■ Penerimaan Bahan Makanan
Penerimaan bahan makanan, apabila bahan makanan yang dipesan
sesuai dengan daftar pesanan, kondisi bahan makanan masih segar,
tidak terdapat cacat pada bahan makanan, dan kualitas bahan
makan baik.
■ Proses Penerimaan Bahan Makanan
G. PENYIMPANAN BAHAN
MAKANAN
PENGERTIAN

Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata,


menyimpan, memelihara keamanan bahan makanan kering dan
basah, baik kualitas maupun kuantitas di gudang bahan makanan
kering dan basah serta pencatatan dan pelaporannya.
TUGAS PETUGAS GUDANG

1. Pengawasan : mengawasi alur masuk keluar barang, mengecek


administrasi gudang, melaporkan sisa baramg digudang kepada
atasan
2. Pencatatan : menginventarisasi barang, mengisi buku penerimaan
dan pengeluaran barang, mengisi kartu stock bahan makanan,
mengecek keluar masuk barang
3. Mengambil dan menata bahan makanan : mengambil bahan
makanan sesuai permintaan, menata bahan makanan,
mengontrol suhu
4. Membersihakan gudang
HYGIENE SANITASI GUDANG

• Bangunan tidak lembab, cukup penerangan, bebas dari serangga


dan binatang pengerat
• Dinding dan langit- langit terbuat dari bahan yang tidak mudah
keropos, mudah dibersihkan dan tidak bocor
• Jendela dibuat dengan tipe dorong dan harus dilengkapi tirai yang
tidak tembus pandang, jarak jendela dengan langit langit 70 cm
• Bahan makanan sebaiknya diletakan pada rak yang terbuat dari
baja , mudah digeser sehingga mudah dibersihkan dengan jarak 16-
30 cm dari lantai, 10-15 cm dari dinding dan 30 cm dari langit langit
• Temperatur ruang bahan kering sebaikny 19-21◦c dan penyimpanan
bahan makanan segar 0-10◦c atau dibawah 0◦C
TUJUAN PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN

1. Memelihara dan mempertahankan kondisi dan mutu bahan


makanan yang disimpan

2. Melindungi bahan makanan yang disimpan dari kerusakan,


kebusukan dan gangguan lingkungan lainnya

3. Melayani kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan


dengan mutu dan waktu yang tepat

4. Menyediakan persediaan bahan makanan dalam jumlah ,


macam, dan mutu yang memadai
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN

• 1) Tingkat kesegaran bahan makanan


• 2) Penanganan sebelum disimpan
• 3) Kemasan yang digunakan
• 4) Keadaan tempat penyimpanan
• 5) Praktek penyimpanan yang baik
PRINSIP PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN

1. Tepat Tempat

2. Tepat Waktu

3. Tepat Mutu

4. Tepat Jumlah

5. Tepat Nilai
CARA PENYIMPANAN
PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN KERING

Bahan kering Penyimpanan bahan


Makanan kering

Bahan makanan kering adalah bahan makanan 1. Suhu cukup sejuk, udara kering dengan
yang memiliki Aw sangat rendah yaitu sekitar ventilasi yang baik
0,065 dimana pada Aw tersebut bakteri dan 2. Ruangan bersih, kering lantai dan dinding
khamir sudah tidak dapat tumbuh kecuali tidak lembab
beberapa jenis kapang yang pertumbuhannya 3. Rak-rak berjarak minimal 15 cm dari dinding
hanya membutuhkan kadar air yang sangat lantai, dan 60cm dari langit-langit
rendah. Jenis bahan makanan kering diantaranya
4. Rak mudah dibersihkan dan dipindahkan
adalah tepung-tepungan, mie, beras, bumbu
kering, aneka pasta dan beberapa penyedap rasa 5. Penempatan dan pengambilan barang diatur
dengan sistem FIFO
6. Bahan makanan ditempatkan sesuai jenisnya
6. Untuk serealia dan umbi umbian letakan pada
suhu ruang 25-27◦C
PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN BASAH
(IKAN, SAYUR, DAN BUAH)

• Bahan pangan basah merupakan bahan


pangan yang memiliki kadar air yang Penyimpanan bahan
tinggi, bahan pangan basah dapat saja makanan basah
memiliki AW yang tinggi maupun AW • Suhu penyimpanan harus sesuai dengan jenis
yang rendah karna air didalam bahan dan golongan bahan makanan
pangan berbeda- beda • Suhu harus dicek 2x sehari dan pembersihan
dilakukan setiap hari
• Semua bahan makanan yg akan disimpan
harus dibersihkan dan dibungkus dalam
kontainer
• Memisahkan bahan makanan yg berbau keras
dengan yang tidak berbau
PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN PADA SUHU
RENDAH
• Dapat menghambat kerusakan makanan, antara lain kerusakan
fisiologis, enzimatis dan mikrobiologis. Pada penyimpanan suhu
rendah dibedakan menjadi pembekuan dan pendinginan.
Pendinginan yg biasa dilakukan dirumah tangga adalah dalam
lemari es yg memiliki suhu -2◦C sampai 16◦C. Pembekuan /
freezing adalah penyimpanan dibawah titik beku bahan. Bahan
disimpan dalam keadaan beku, dapat dilakukan pada suhu -17◦C
atau rendah lagi. Pada suhu ini pertumbuhan bakteri sama sekali
berhenti. Pembekuan yang baik biasanya dilakukan pada suhu
antara -12◦C sampai -24◦C
PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN PADA SUHU
RENDAH
• Makanan jenis daging, ikan, udang dan olahannya
1) Menyimpan sampai 3 hari : -5◦C sampai 0◦C
2) Penyimpanan untuk 1 minggu -19◦C sampai -5◦C
3) Penyimpanan lebih dari 1 minggu : dibawah
-10◦C
• Makanan jenis telor, susu dan olahannya
1) Penyimpanan sampai 3 hari -5◦C sampai 7◦C
2) Penyimpanan untuk 1 minggu dibawah 5◦C
• Makanan jenis sayuran dan minuman dengan
waktu penyimpanan paling lama 1 minggu yaitu
7◦C-10◦C
PENYALURAN BAHAN MAKANAN

Adalah pendistribusian bahan makanan dari ruang penyimpanan ke


ruang persiapan pengolahan. Tugas dari bagian penyaluran bahan
makanan adalah mengeluarkan bahan makanan dari gudang/ruang
penyimpanan untuk digunakan oleh unit pengolahan atau produksi
makanan adapun penyaluran bahan makanan langsung tidak
disimpan di gudang namun langsung dibawa menuju bagian produksi
ASPEK PENYALURAN BAHAN MAKANAN

• Bahan makanan tidak boleh keluar dari gudang penyimpanan tanpa


suatu daftar permintaan bahan dari petugas pengolah
• Jumlah yang harus dikeluarkan gudang harus sesuai atau tepat
jumlahnya yang diminta (sesuai dengan kebutuhan produksi)
METODE PENYALURAN BAHAN MAKANAN

• 1. Metode penyaluran langsung


Bahan makanan yang diterima dari suplier dalam metode langsung
dibawa ke bagian produksi untuk diolah ( untuk bahan makanan
yang akandiolah pada hari itu ). Kelemahan dari sistem ini jika terjadi
kesalahan / kerusakan dalam pengiriman bahan makanan maka tidak
dapat langsung diketahui dan ditindak lanjuti. Perlu pengawasan
pada saat penerimaan bahan makanan.
• 2. Metode penyaluran tidak langsung
Bahan makanan yang diterima dari supplier tidak langsung dikirim
ke bagian produksi, tetapi dikirim di bagian penyimpanan untuk
disimpan karena tidak langsung digunakan
H. PENGAWASAN MUTU BAHAN
MAKANAN
Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjamin bahwa proses yang
terjadi akan menghasilkan produk yang sesuai dengan tujuan yang di
inginkan. Hal tersebut meliputi semua kegiatan dalam rangka
pengawasan rutin mulai dari bahan baku, proses produksi hingga produk
akhir.
Jenis-jenis pengawasan mutu produk (Prawirosentono, 2004):
1. Pengawasan mutu bahan baku
2. Pengawasan proses produksi
3. Pengawasan produk jadi
4. Pengawasan kemasan
I. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Untuk memantau dan menilai pencapaian indikator yang telah
ditetapkan diperlukan data atau informasi yang diperoleh dari catatan
dan laporan terkait dengan aspek yang akan dinilai. Pencatatan dan
pelaporan merupakan bentuk pengawasan dan pengendalian.
Pencatatan dilakukan pada setiap langkah kegiatan sedangkan pelaporn
dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
■ BEBERAPA PENCATATAN DAN PELAPORAN DALAM PELAYANAN
GIZI RUMAH SAKIT:
a. Pencatatan dan Pelaporan Pengadaan Makanan
b. Pencatatan dan Pelaporan Penyelenggaraan Makanan
c. Pencatatan dan Pelaporan Pelengkapan dan Peralatan
Instalasi Gizi
d. Pencatatan dan Pelaporan Anggaran Belanja Bahan Makanan
■ Pencatatan dan Pelaporan Pengadaan Makanan
1. Formulir pemesanan bahan makanan harian
2. Pencatatan bahan makanan yang diterima oleh bagian Gudang instalasi gizi pada hari itu.
3. Pencatatan sisa bahan makanan (harian/bulanan), meliputi bahan makanan basah dan
bahan makanan kering.
4. Pencatatan permintaan/pemesanan bahan makanan berdasarkan bon – bon pemesanan
dari masing – masing unit kerja.
5. Pencatatan pemakaian dan stock bahan makanan.

■ Pencatatan dan Pelaporan Penyelenggaraan Makanan


1. Buku laporan timbang terima antara pergantian rotasi (berisi pesan – pesan yang
penting )
2. Buku laporan pasien baru/yang berdiet khusus.
3. Buku laporan pasien baru makanan biasa.
4. Buku laporan pergantian/pertukaran diet pasien
5. Laporan jumlah pasien pada pagi hari setiap harinya.
6. Laporan jumlah petugas yang dilayani instalasi gizi
■ Pencatatan dan Perlengkapan dan Peralatan Instalasi Gizi
1. Kartu inventaris peralatan masak
2. Kartu inventaris perlatan makanan
3. Kartu inventaris peralatan kantor
4. Formulir untuk pelaporan alat – alat masak
5. Laporan utilisasi peralatan gizi
■ Pencatatan dan Pelaporan Anggaran Belanja Bahan Makanan
1. Pencatatan pemasukan dan pemakaian bahan makanan harian selama 1 kali putaran menu.
2. Perhitungan rencana kebutuhan bahan makanan untuk yang akan dating selama triwulan/tahunan.
3. Rekapitulasi pemasukan dan pemakaian bahan makanan.
4. Perhitungan harga rata – rata pemakaian bahan makanan per orang per hari dalam satu kali
putaran menu.
5. Pelaporan tentang kondite rekanan harian/tahunan
6. Pencatatan tentang penggunaan bahan bakar per bulan
7. Informasi survey harga bahan makanan.
8. Laporan/usulan anggaran belanja bahan makanan
9. Realisasi penggunaan anggaran belanja
10. Evaluasi anggaran belanja
INVENTARIS DI GUDANG
Inventaris dilakukan untuk mengetahui secara
pasti bahan makanan apa saja yang masih
tersedia. Menurut Atang Sabur Safary (2007)
teknik inventaris ini ada dua macam, yaitu :
1. Book Inventory, yaitu kontrol bahan makanan
melalui catatan.
2. Physical Inventory, yaitu kontrol yang
dilakukan langsung dengan mendatangi
Gudang, menghitung bahan makanan yang
masih tersedia.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai