Anda di halaman 1dari 26

Keperawatan Perioperatif pada pasien

penderita Nefrolithiasis (Batu Ginjal)


Konsep Dasar Keperawatan Perioperatif

Keperawatan perioperatif adalah periode sebelum, selama dan


sesudah operasi berlangsung, yang mana tugas seorang perawat
yaitu memberikan kenyamanan terhadap pasien supaya saat
dilaksanakannya operasi hingga paska operasi sampai pemulihan
pasien, hingga pasien sembuh,  pasien merasa nyaman dan
tercukupi kebutuhan – kebutuhannya (Brunner & Suddarth, 2013).
Tahap Dalam Keperawatan Perioperatif

1. Fase pra operatif, dimulai ketika ada keputusan untuk dilakukan


intervensi bedah dan diakhiri ketika pasien dikirim ke meja
operasi.
2. Fase intra operatif, dimulai ketika pasien masuk atau dipindah ke
instalasi bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang
pemulihan.
3. Fase pasca operatif, dimulai dengan masuknya pasien ke ruang
pemulihan (recovery room) dan berakhir dengan evaluasi tindak
lanjut pada tatanan klinik atau di rumah.
Etiologi Perioperatif

Tindakan pembedahan dilakukan dengan berbagai indikasi,


diantaranya :
1. Diagnostik : biospi atau laparotomi eksplorasi
2. Kuratif : Eksisi tumor atau pengangkatan apendiks akibat
implamasi
3. Reparative : memperbaiki luka multiple
4. Palliatif : seperti menghilankan nyeri atau memperbaiki masalah
5. Rekonstruktif/Kosmetik : mammoplasty atau bedah plastik
Klasifikasi Perawatan Perioperatif

Menurut urgensi dilakukan tindakan pembedahan, maka tindakan


pembedahan dapat diklasifikasikan menjadi 5 tingkatan, yaitu :
1. Kedaruratan/Emergency
2. Urgen
3. Diperlukan
4. Elektif
5. Pilihan
Pengertian

Nefrolithiasis (batu ginjal) merupakan keadaan karena adanya asam


seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kencing dan dapat
menyebabkan nyeri, atau infeksi pada saluran kencing
(Stoller,2015).
Nefrolithiasis (batu ginjal) adalah batu yang terbentuk di tubuli
ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan
bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks (Elder,2014)
Etiologi

Menurut Trihono (2011), penyebab terbentuknya batu saluran kemih


pada anak diduga berhubungan dengan gangguan aliran urin,
gangguan metabolic, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-
keadaan yang masih belum terungkap (Idiopatik). Sedangkan
menurut Elder, 2004 terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
terjadinya batu ginjal.
A. Faktor Intrinsik, meliputi :
1. Herediter, diduga dapat diturunkan dari generasi ke
generasi
2. Umur, batu ginjal jarang terjadi pada anak tetapi ada
beberapa factor tertentu penyebab batu ginjal. 7% batu
ginjal didapatkan pada anak dewasa muda 16 tahun.
3. Jenis kelamin, jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak
daripada wanita (Damjanov, 2009)
B.Faktor Ekstrinsik, meliputi :
1. Geografi, beberapa daerah daratan tinggi menunjukan angka
kejadian lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai
stone belt (sabuk batu), (Purnomo, 2011).
2. Iklim dan temperature, temperature yang rendah sangat
berpengaruh sekali terhadap terbentuknya batu.
3. Asupan air, kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral
kalsium dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.
4. Diet, diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya
batu (Stoller, 2012)
Patofisiologis dan Pathway

Menurut Black (1997), faktor utama dari pembentukan


batu adalah jenuh nya air seni yang muncul dari unsur
seperti kalsium, fosfat dan faktor oksalat. Faktor-faktor
tersebut memberikan kontribusi pada kemudahan
pembentukan batu. Menurut Elder (2004), iklim yang
panas atau dingin, intake cairan yang kurang juga
menjadi factor pembentukannya batu.
Manifestasi Klinis

Menurut Hassan dan Alatas (2005), batu ginjal kadang-kadang tidak


menunjukan gejala. Tanda pertama terjadi bila natu keluar melalui keliks atau
piala ginjal menurut uretra, gerjala gejala klasik adalah nyeri humaturea :
1. Nyeri pinggang atau perut
2. Koliks, serangan sakit yang timbul sekonyong-sekonyong berlangsung
sebentar dan kemudian hilang mendadak untuk kemudian timbul lagi nadi
cepat, pucat, berkeringat dingin dan tekanan darah turun. Biasanya diikuti
muntah atau mual, perut kembung dan gejala ileus paralitik, ditemukan
pada 89% kasus batu ginjal.
3. Nyeri yang terus menerus, rasa panas atau terbakar dipinggang yang dapat
berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu.
A. Komplikasi
Menurut Smith’s (2008), jika batu dibiarkan dapat menjadi sarang kuman yang
dapat menimbulkan : Infeksi saluran kemih, Pylonefritis, Gagal ginjal.
B. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Trihono (2011), pada penderita fisik biasanya ditemukan rasa nyeri bila
ditekan daerah ginjal . pemeriksaan yang harus dilakukan antara lain :
1. Pemeriksaan urin untuk menunjukan eritrosituria,albuminaria ringan dan
kadang-kadang banyak kristal.
2. Pemeriksaan rontgen (fotopolos abdomen),USG
3. Pielografi intra vena (IVU)
4. Bedah lapariskopi atau pembedahan terbuka
C. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien anak dengan batu ginjal
dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan
pengeluaran batu. Batu ginjal yang menyumbat atau
menyebabkan infeksin dapat dilakukan dengan medika
mentosa ( jika ukuran batu <5mm), Ekstracorperal
Shockwafe Lithotripsi (ESWL), jika berulang – ulang
diangkat dengan pembedahan (Wiliams&cooper, 2011).
ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA KLIEN DENGAN
PYELONEPROLITOTOMI DI RUANG OK GBPT

A. Pengkajian
• Identitas
• Nama : Tn. S
• Umur : 53 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Status Perkawinan : Kawin
• Agma : Islam
• Alamat : Jemur Nangisan 5/75 C Surabaya
• No. Register : 10157419
• Pengkjian : 30 April 2011
B. Alasan Masuk umah Sakit
- Alasan Dirawat ; Rencaana Operasi Pyeloneprolithotomi
- Keluhan utama saat di kaji : klien mengatakan semalam tidur saya sering terbangun,
saya selalu membayangkan bagaimana operasi nanti.

C. Riwayat Kessehatan
- Riawayat Penyakit Sekarang
Klien merasa, nyeri pinggang sejak 2 minggu yang lalu nyeri hilang dan timbul, , kemudian
berobat ke poli klinik Urologi RSDS Surabaya, dilakukan pemeriksaan foto thorax, BOF/IVP,
ternyata ditemukan batu pada pyelum dextra, lalu klien dianjurkan untuk dioperasi.
- Riwayat Sakit sebelumnya
Klien sebelumnya tidk pernah kencing batu / berdarah, Hipertensi (-). DM (-), Riwayat
operasi (-), Sesak, ASMA (-), Sakit kuning pernah sembuh sendiri (tahun lupa).
- Riwayat kesehatan Keluarga
Menurut penjelasan klien semua anggota keluarga kesehatannya baik, tidak ada yang sakit
seperti klien.
D. Pemeriksaan fisik :
1. Keadaan umum :
Klien tidur terlentang, ekspresi wajah tegang, klien puasa mulai pukul 24.00. kesadaran
composmentis, GCS. 4-5-6, BB 40 KG. TB 152 cm.
2. Tanda-Tanda Vital
Tekana Darah : 130/90 mmHg, Nadi 92x /menit, RR: 16x /menit, Suhu: 36.8C/aksila.
3. Head to too
a. Kepala : bentuk norml, ukuran normal, posisi simetris, kulit kepala bersih.
b. Rambut : kebersihan cukup.
c. Mata : sklera tak icteric, konjunctiva tak anemis, pupil isokor, reflex cahaya ada, tidak
memakai alat bantu.
d. Hidung : tidak ada benda asing, tidak epistaksis, tidak ada polip.
e. Telinga : tidak ada kelainan.
f. Mulut dan gigi :bibir keing,agak kering mukosa mulut stomatatitis
tidak,peradangan faring tidak.
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tak ada kaku kuduk
h. Thorax : pernafasan dada simestris, ronchi, & wheezing tidak ada
i. Abdomen : asites tidak ada, umbilicus datar.
j. Alat kelamin luar : bersih
k. Anus : bersih, BAB terakhir tanggal. 30-04-2011.
l. Extermitas : atas dan bawh tidak ada kelainan.
m. Integument : keadaan kulit bersih, tonus baik, turgor baik, akral hangat.
E. Psikososial
 Klien tampak tegang dan bertanya apakah ini ruang operasinya saat diruang
premedikasi, klien menanyakan dimana ruang operasinya, berapa lama saya dioperasi.
F. Spiritual
Konsep tentang penguasa kehidupan klien percaya kepada allah.
Sumber kekuatan/harapan disaat sakit : hanya kepada allah.
Ritual agama yang bermakna/ berarti diharapkan saat ini : hanya berdoa kepada
allah.
Keyakinan bahwa Tuhan akan menolong dalam menghadapi situasi saat ini klien yakin
keyakinan akan kesembuhan : klien yakin
Persepsi terhadap penyebab penyakit: suatu cobaan.
G. Pemeriksaan penunjang Gula darah
- Glukosa puasa : 126 mg/dl ( <126 mg/dl)
Hasil laboratorium - Glukosa 2 jam pp : 156 mg/dl ( < 140 mg/dl)

Faal hemostatis Faal ginjal


- Ureum/BUN : 11,5 mg/dl ( 10-45)
- PPT : 11,4 Control 11,6 beda - Serum creatinine : 1,1 mg/dl ( L : 0,9- 1.5 P: 0,7-1.3)
dengan control < 2 detik - Uric Acid : 5,4 (L:3,4-7,0 P 2,4-5,7)
- KPPT : 34,2 Control 30,8 bedaHasil BOF:
dengan control < 7 detik
Kesimpulan :
Faal hati Calic ctasis grade 1 ( hydronephorosis kanan grade 1
- SGOT : 25 ( L<37 P < 31) U/L dengan multiple nephroholithiasis bawah kanan.
- SGPT : 20 ( L< 40 P<31) U/L Ginjal kiri, kedua ureter dan buli normal.
No Data Penyebab Masalah

  S. : klien mengatakan semalam saya tidur sering Situasi / lingkungan operasi Ansietas

ANALISA DATA terbangun,


saya membayangkan

Ansietas / Takut
bagaimana operasi nanti, ↓
klien bertanya di ruang Stressor
premedikasi apakah ini ↓
ruang operasinya, dimana Hypothalamus (Adrena, pituitary)
ruang operasinya, berapa ↓
lama saya di operasi. Medulla Adrenal

Nama klien : Tn. S


  ↓
O: Klien kelhatan tegang saat di ruang premedikasi, Peningkatan Adrenalin Histamin katekolamin
TD 130/90 mmHg. N: 92x /Menit, RR : 16x /Menit ↓

Ruang : OK GBPT LANTAI 4 Perubahan fisik tegang Nadi cepat Palpitasi


berkeri ngatrespirasi cepat tanda-tanda

Register : 10157419
psiko gelisah tidak tenang marah tidak
berdaya
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama klien : Tn. S
Ruang : OK GBPT LANTAI 4
No. Register : 10157419

DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL

Diagnosa Keperawatan Cemas berhubungan dengan situasi lingkungan ruang premedikasi dan
operasi dan ditandai klien mengatakan semalam tidur saya sering
terbangun membayangkan operasi, klien bertanya saat di ruang
premedikasi apakah ini ruang operasinya, dimana ruang operasi dan
Klien menunjukan rasa cemas berkurang dalam
waktu 30 menit sebelum operasi dengan kriteria:
klien mampu mengungkapkan pasrah kepada allah.
Klien mampu mengungkapkan siap dioperasi
Mandiri :
1.

2.
Beri penjelasan dengan singkat dan jelas tentang
ruang permedikasi dan OK
Kaji tingkat kecemasan klien
1.

2.
Dengan penjelasan diharapkan klien dapat
mengerti
tingkat kecemasan sebagai dasar
perencanaan keperawatan
berapa lama dioperasi, klien kelihatan tegang saat di ruang Klien dapat beradaptasi saat diruang premedikasi 3. Berikan penetraman hati Dan tindakan kenyamanan 3. mengurangi rasa takut.

Cemas berhubungan dengan situasi /


premedikasi TD : 130/90 mmHg, N: 92X/menit, RR: 16X/menit. maupun di OK. a. Temani klien selama di ruang premedikasi 4. eksplorasi perasaaan dapat mengurangi
TTV stabil ( TD 120/80mmHg, N:60-100X/menit, 12- b. Berikan kesempatan pada klien pengungkapan ketegangan support untuk koping yang
20X/menit, wajah Rileks. perasaannya positif.

lingkungan ruangan premedikasi dan


c. Kenalkan kembali pada kenyataan yang ada 5. mengurangi ketegangan menenangkan
4.kurangi stimulus sensori jiwa.
a. berikan ketenangan 6. mengurangi kebingungan.
b. gunakan kalimat pendek dan sederhana 7. Mengurangi kebingungan.

operasi, ditandai dengan klien


c. berikan petunjuk singkat 8. Penyelesaian focus diharapkan mengurangi
d. pusatkan pada saat ini dan disini kecemasan.
5. ajak klien untuk mendekatkan spiritualsesuai dengan kemampuan 9. Mengurangi ketakutan atau kecemasan
dan ituasi. supaya menenangkan jiwa.

mengatakan tidur malam sering


terbangun membayangkan operasi,
klien terlihat tegang, bertanya saat
diruang premedikasi apakah ini
ruang operasinya. Dimana kamar
operasinya, berapa lama saya
dioperasi. Nadi 92x /menit, TD
130/90 mmHg, RR 16x /menit.
       
TINDAKAN DAN EVALUASI PRE OPERASI
Nama Klien : Tn. S
Ruang : OK GBPT LANTAI 4
No. Register : 10157419

DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL/HARI/JAM      


IMPLEMENTASI TANGGAL/HARI/JAM EVALUASI

Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang tindakan operasi 1 . memberikan penjelasan tentang ruang permedikasi dan OK Selasa, 30-04-2011 jam 08.05 S: Klien mengatakan siap untuk dilakukan operasi, pasrah dan menyerah sepenuhnya pada tuhan, klien
Tanggal 30-04-2011 2.mengkaji tingkat kecemasan klienn tahu ruang persiapan untuk operasi.
Jam 07.30 3. O: Wajah tenang, Nadi: 88X/menit, RR: 16X/menit, TD: 120/90mmHg.
  4. memberi kesempatan untuk mengungkapkan perasannya A: Cemas berkurang
  5. menemani klien di ruang premedikasi P: Rencana No. 7,9,10,11, dan 12 dilanjutkan di ruang OK, sampai pasien diinduksi.
08.00 6. menjelaskan keadaan atau, tempat sekarang
7. untuk mendekatkan diri pada allah dengan cara berdoa, berdzikir, dan pasrah.
8. memperjelas penjelasan dokter tentang rencana pengangkatan batu pada ginjal kanannya.
9. mengukur TTV: N: 92X/menit RR: 16X/menit
10. memasang sketzel agar tenang, meminimalkan melihat kesibukan pasien lain memberikan obat premedikasi sesuai
dengan catatan di status : morfin 5 mg, dormicum 2,5 mg, SA. 0,25 mg.
PENGKAJIAN PEMULIHAN PASCA ANASTESI
Nama klien : Tn. S
Ruang : OK GBPT LANTAI 4
Jam/tanggal: 10157419

1.Keadaan umum : c. Persyarafan


Klien dalam keadaan lemah, kesadaran samnolen, Kesadaran samnolen, GCS: 3-4-6, klien belum merasakan
GCS: 3-4-6 sudah dilakukan ekstubasi di OK. nyeri pada daerah operasi.
menggunakan oksigen 6L/menit, tidur terlentang
dengan kepala ekstensi, terpasang infus RL 9 sisa d.Eliminasi urine
dari OK), terpasang dower kateter. Produksi urine 1350 CC (08.20-10.40)
2.Body system : e.Muskulokeletal
a.Breathing : Tangan kanan terpasang infus, klien belum mampu
Pernafasan spontan, pergerakan dada simestris, bergerak aktif, turgor baik.
tidak sianotik, RR: 20X/menit ( monitor), teratur, f. System digesif
suara nafas bersih, tidak terdengar, ronchi Bising usus positif, klien masih puasa, bibir agak kering.
ataupun wheezing.
 
b.Kardiovaskuler
Bentuk precordium simetris, bunyi jantung S1 dan
g.Integument
S2 tunggal, regular, tidak terdengar bising Terdapat luka operasi, sepanjang arkus kosta ke IX
jantung TD:110/80mmHg. N: 88X/menit, akral sampai bawah umbilicus kurang lebih 15 cm, di sebelah
hangat. kanan, luka tetutup kasa, tidak terdapat tanda
pendarahan.
ANALISA DATA
N DATA PENYE MASAL
O BAB AH
1 S : Tidak terkaji Efek Resiko
Diagnosis keperawatan
. O : klien post
operasi
Gener
al,
terhad
ap
Resiko terhadap perubahan
pyeloneprolithoto aneste peruba fungsi pernafasan dan sirkulasi
mi, dengan si han berhubungan dengan efek
general anestesi (
pentotal, N2O,
fungsi
pernaf
general anestesi.
Halothan dan asan
Norcuron) dan
Kesadaran sirkula
samnolen, GCS; si.
3-4-6, TD.110/80
mmHg. Nadi
88X/menit, RR
20X/menit :)
nafas spontan.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn. Supiyandi
Ruang : Pemulihan Pasca anestesi
Reg. : 10157419

DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL

Resiko terjadi perubahan fungsi pernafasan dan sirkulasi berhubungan dengan efek narkose (GA) Setelah dilakukan tindakan keperawatan resiko perubahan fungsi kardiopulmonal tidak terjadi. 1. Atur posisi dan berikan posisi ekstensi pada kepala, sampai pasien sadar. 1. Mencegah aspirasi pada waktu muntah
a. Klien sadar, GCS 4-5-6 2. Monitor bital sign ( Tekanan darah, nadi, RR, dan suhu) 2. Deteksi sini perubahan patologis
b. Tanda-tanda vital stabil ( TD: 110-120/80-90mmHg, N: 60-100X/menit, RR 16-20X/menit. 3. Monitor tingkat kesadaran 3. Berkurangnya efek perubahan patologis.
c. Nafas spontan 4. Berikan O2 masker 6l/menit ( sesuai dengan program terapi dr. anestesi ) 4. Membantu oksigenasi
d. Akral hangat 5. Kaji patency jalan nafas dengan meletakkan tangan diatas mulut atau hidung. 5. Perubahan pernafasan sebagai tanda depresi narcotic.
e. Klien tidak sianotik 6. Kaji kedekatan ekspansi paru. Pergerakan dinding dada, penggunaan otot bantu pernafasan. 6. Retraksi stemal efek anestesi yang berlebihan.
7. Kaji sirkulasi darah, nadi, dan suara jangtung. 7. Penurunan tekanan darah, nadi dan kelainan suara jantung sebagai tanda depresi miokard.
8. Kaji sirkulasi perifer ( kualitas denyut, warna dan temperature) 8. Perubahan sirkulasi perifer sebagai tanda gangguan sirkulai.
TINDAKAN DAN EVALUASI PASCA PEMULIHAN ANESTESI
Nama : Tn. S
Ruang : OK GBPT LANTAI 4
Reg. : 10157419
DIAGNOSA KEPERAWATAN JAM/IMPLEMENTASI TANGGAL/JAM EVALUASI

Resiko terjadi perubahan pada fungsi pernafasan dan 10.40. Mengkaji patency jalan nafas dan memberikan oksigen 6L/menit 30-04-2011 S : klien mengeluh agak pusing.
sirkulasi berhubungan dengan efek narkose umum. s/d program terapi. 11.45 O : Klien sadar, GCS: 4-5-6, Tekanan darah: 110/80mmHg.
10.45. mempertahankan posisi ekstensi pada kepala. Nadi :88X/menit, RR 16X/menit, suhu 36,8C, akral hangat,
10.50. Memonitor vital sign ( tekanan darah, nadi, suhu, dan RR) klien tidak sianotik, nafas spontan.
11.11. Insfeksi & auskultasi pada rongga dada A : Resiko Perubahan pada pernafasan dan sirkulasi tidak
11.20. memantau sirkulasi perifer terjadi
11.45. Monitor tingkat kesadaran/ ( klien sadar ) P : Rencana no. 5,6,7 dan 8 sampai pasien benar-benar sadar.

Anda mungkin juga menyukai