Anda di halaman 1dari 37

Bagian Ilmu Bedah Jurnal Reading

Fakultas Kedokteran Maret 2019


Universitas Pattimura

Uptodate in Deep Vein Thrombosis


PEMBAHARUAN TENTANG THROMBOSIS VENA DALAM (DVT)

OLEH:
KARL IMANUEL LEIWAKABESSY
2018-84-083

Pembimbing :
dr. Mo Tualeka Sp.B

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2019
ABSTRAK
 Thrombosis vena merupakan suatu kondisi di
mana bekuan darah (thrombus) terbentuk di
dalam pembuluh darah

Koagulasi ini selanjutnya akan membatasi aliran


darah melalui vena
ABSTRAK
 Thrombosis vena paling sering
terjadi di "vena profunda"
yang berada di kaki, paha,
atau panggul; kondisi ini
dikenal sebagai thrombosis
vena dalam (DVT).

 Thrombus ini dapat melewati


struktur vena jika ada bagian
dari pembekuan darah
tersebut yang terlepas dari
tempat pembentukannya; hal
ini disebut Embolus.
ABSTRAK
Jurnal ini menjelaskan tentang

FAKTOR RISIKO

TANDA DAN MANIFESTASI

DIAGNOSIS

TATALAKSANA DVT
PENDAHULUAN
 Terdapat berbagai faktor yang dapat
meningkatkan risiko seseorang mengalami
thrombosis vena dalam (DVT)
 Pemeriksaan Acquired thrombophylia penting
dilakukan untuk kepentingan diagnosis dan
terapeutik
KONDISI YANG MEMPERBERAT
 ADA BEBERAPA KONDISI YANG DAPAT
MENINGKATKAN SESEORANG MENGALAMI
KOAGULASI

DVT
PREGNANCY
SEBELUMNYA

OBESITAS MALIGNANCY

MEROKOK GANGUAN
NEFROTIK TAMOXIFEN
THALIDOMIDE
PEMBEDAHAN
OBAT-OBATAN
DVT
ACQUIRED
GAINED
THROMBOPHILI
THROMBOPHILIA
A

- POLISITEMIA VERA
- Defisiensi
- THROMBOSITEMIA
ANTITHROMBIN, PROTEIN
MENDASAR C, S
- ANTIPHOSPHOLIPID
- Mutasi Faktor V LEIDEN

OPERASI DAN
KONDISI TERKAIT
GEJALA DVT
 GEJALA DVT BIASANYA TIMBUL APABILA
TERDAPAT KOAGULASI.
EDEMA

NYERI

KEMERAHAN

PANAS

PEMBERIAN
NSAID DAN FLEBITIS SUPERFISIAL
ANTIKOAGULAN
DIAGNOSIS DVT
 Untuk menegakan diagnosis DVT secara pasti,
selain dari anamnesis dan pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang diharpkan dapat
membantu untuk menegakan diagnosis DVT

D-DIMER USG VENOGRAPHY MRI


KOMPRESI
D-dimer
 D-dimer merupakan zat yang ada di dalam
darah hasil produk degradasi dari fibrin. Kadar
d-dimer meingkat pada pasien DVT atau
Emboli Paru.
 D-dimer menunjukkan hasil positif palsu pada
keganasan, kehamilan.
USG Kompresi
 Pemeriksan ini menggunakan gelombang
suara dimana akan dilakukan penekanan
secara manual dengan menggunakan
transducer terhadap permukaan kulit di atas
pembuluh darah vena.
 Jika dinding vena kolaps – DVT
 Jika dinding vena tidak kolaps + DVT
Venografi
 Pemeriksaan ini digunakan jika terdapat
ketidaksesuaian antara hasil pemeriksaan
USG kompresi dengan gejala klinis.
MRI
 Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan
kedua yang dilakukan jika secara klinis
mendukung tetapi pemeriksaan USG
mendukung
 Kontraindikasi untuk wanita hamil dan juga
membutuhkan biaya yang mahala
TATALAKSANA DVT
Prinsip tatalaksana DVT yaitu
1. mencegah terjadinya emboli.
2. mencegah koagulasi tidak lebih besar.
3. mencegah koagulasi baru terbentuk.

Ada 2 jenis tatalaksana untuk pasien DVT :


4. Antikoagulan
5. Antikoagulan oral
Antikoagulan
1. Low Molecular Weight Heparin (LMWH)
(Intravena)
Tinzaparin (Innohep), Enoxaparin (Lovenox),
dalteparin (fragmin)
2. Unfractioned Heparin
3. Fondaparinux (arixtra)
Antikoagulan oral
 Rivaroxaban (xarelto)
 Apixaban (Eliquis)
 Dabigatran (Pradaxa)
 Edoxaban (Savaysa)
 Warfarin

Pengobatan diluakukan selama 5-10 hari dan


dilanjutkan 3-12 bulan
Jangka waktu pengobatan
 Antikoagulan diberikan minimal tiga bulan
 Pada pasien yang memiliki risiko tinggi
pemberian dapat dilanjutkan sampai risiko
teratasi
 Pemberian antikoagulan setelah 3 bulan
pemberian harus selalu dikontrol
 Pemberian antikoagulan jangka panjang
beresiko untuk kematian namun pemberian
antikoagulan yang tidak terkontrol juga dapat
mengakibatkan thrombus kembali terbentuk.
Tatalaksana trombolitik
 Urokinase dan streptokinase
 Kedua jenis obat ini akan mengakibatkan lisis
dari tromboemboli
 Manfaat dari tatalaksana trombolitik pada
kebanyakan kasus DVT atau EP yaitu trombus
menghilang secara lengkap.
 Namun risiko perdarahan 2x lebih besar pada
pasien dengan tatalaksana trombolitik
Filter vena cava inferior
 Prosedur ini dilakukan dengan memasukan
alat untuk menghalangi penyebaran dari
koagulasi dalam sirkulasi darah
 Risiko jangka panjang dapat membuat
trombus menjadi lebih besar
Pencegahan Deep Vein Thrombus
 PASIEN BEDAH
Pencegahan dilakukan dengan memberikan
antikoagulan, selain itu dapat digunakan
legging bertekanan tujuannya untuk melawan
gravitasi.
 Selain itu diharapkan passien dapat berjalan
secepatnya setelah operasi dilakukan.
Waspada bahaya Penderita DVT
 Thrombosis Berulang
 Kematian
 Penggunaan tanda (gelang, label)
PATOFISIOLOGI DVT
FAKTOR RISIKO YANG DITURUNKAN
 FAKTOR V LEIDEN
 MUTASI FAKTOR II (protrombin) G 20201A
 Defisisensi anti trombin (AT III)
 Defisiensi protein C dan S
PROSES KOAGULASI
 Ektrinsik Pathway Intrinsik Pathway

Trauma dinding Faktor XII & XIIA


vaskuler
Pelepasan Tissue faktor +
Faktor XI + Faktor
faktor VIIa
XIa
Faktor IX + Faktor
IXa
Faktor X + Faktor
Xa PROTEIN C & S
Faktor Va
Protrombin Trombin

Fibrinoge Fibri
n n
Faktor risiko yang didapat
 Antibodi antifosfolipid
 Hipermosisteinemia
 Imobilisasi
 Perjalanan udara
 Gagal jantung kongestif
 Sindrom nefrotik
 Pembedahan dan trauma
 Keganasan
 Obat-obatan (tamoxifen)
SKOR WELLS
ALOGARITMA DIAGNOSIS DVT
HOMAN TEST
Venografi
MRI
Filter vena Cafa Inverior
UFH
 Indikasi : pencegahan dan pengobatan DVT
dan EP
 Diberikan 5000-20000 unit ( bolus 100-200
U/kgBB) bolus intravena, diikuti infus
intravena 600-2000 U heparin per jam selama
4-6 hari
 Priksa APTT (activated tromboplastin time)
 Heparin dihentikan setela aptt minimal 1,5x
nilai kontrol.
 Lanjutkan warfarin peroral 10-15 mg selama
2-3 hari kemudian dosis dipertahankan 2-
10mg perhari
 Dilanjutkan 3 sampai 6 bulan
UFH
 Komplikasi perdarahan dan trombositopenia
 Periksa aptt sebelum pemberian heparin
 Aptt 2-3 kali dapat menimbulkan perdarahan
 compresion stocking
<20 mmHg
20-30 mmHg
>30 mmHg
 Fungsi utamanya adalah untuk melawan
gravitasi yang merupakan faktor kunci untuk
gangguan aliran balik vena dan limfatik dari
ekstremitas bawah
THANKYOU 

Anda mungkin juga menyukai