Anda di halaman 1dari 33

PENANGANAN

BAHAN KIMIA
Sifat-sifat bahan kimia
Mudah
Beracun Korosif
terbakar

Mudah
Oksidator Reaktif
meledak

Gas
Radioaktif
bertekanan
a. Bahan kimia beracun
 Bahan kimia yang dapat menyebabkan
bahaya terhadap kesehatan manusia atau
meyebabkan kematian apabila terserap ke
dalam tubuh karena tertelan, lewat
pernafasan, atau kontak dengan kulit.
 Contoh: logam (timbal, raksa, arsenik),
bahan pelarut (etanol, kloroform, benzene),
gas beracun (CO, HCN, H2S), karsinogen
(benzene, asbes), pestisida (organoklorin,
organofosfat).
b. Bahan kimia korosif
 Bahan kimia yang karena reaksi kimia
dapat mengakibatkan kerusakan apabila
kontak dengan jaringan tubuh atau bahan
lain.
 Kerusakan: luka, peradangan, iritasi
(gatal-gatal), sensitisasi (jaringan menjadi
sangat peka terhadap bahan kimia).
 Contoh: asam sulfat, asam asetat, asam
klorida, dsb.
c. Bahan kimia mudah
terbakar
 Bahan kimia yang mudah bereaksi dengan
oksigen dan dapat menimbulkan kebakaran.
 Bahan kimia yang mudah terbakar dapat
berbentuk gas (hidrogen, asetilen), cairan
yang mudah menguap (eter, alkohol,
aseton, ester, karbon disulfida), atau bahan
padat yang dalam bentuk debu dapat
meledak/terbakar bila terdispersi dengan
udara (belerang, fosfor).
Sifat cairan yang mudah
terbakar:
 Mudah menguap/volatil.
 Uap cairan dapat terbakar(menimbulkan api) dalam
kondisi normal.
 Uap cairan lebih mudah menimbulkan api atau ledakan
jika dibandingkan cairannya.
 Kecepatan penguapan bervariasi dari satu cairan ke
cairan lainnya sebanding dengan naiknya suhu.
 Uap dari cairan yang mudah terbakar tidak dapat
dilihat sehingga sulit terdeteksi, kecuali digunakan
indikator gas yang mudah terbakar.
 Sebagian besar uap lebih berat daripada udara
sehingga cenderung ada di permukaan lantai.
 Uap cairan yang mudah terbakar mudah berdifusi
sehingga seluruh ruangan menjadi berbahaya.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menangani bahan kimia yang mudah
terbakar: (1)
 Bahan tidak boleh dipanaskan secara langsung atau
disimpan pada permukaan panas. Gunakan
penangas uap atau penangas air.
 Simpan bahan di tempat yang ventilasinya baik.
 Sediakan bahan dalam jumlah minimum dalam
laboratorium. Pelarut yang tidak digunakan lagi
dikembalikan ke botol pelarut.
 Sediakan alat pemadam kebakaran. Bila terjadi
kebakaran dengan api kecil gunakan kain basah
atau pasir, apabila api besar gunakan alat pemadam
api.
 Pada saat memanaskan, jangan mengsisi gelas
kimia dengan cairan mudah terbakar melebihi ½
kapasitasnya.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menangani bahan kimia yang mudah
terbakar: (2)
 Jangan membuang cairan yang mudah terbakar ke
dalam bak cuci.
 Jangan menyimpan cairan mudah terbakar dekat
dengan bahan pengoksidasi atau bahan korosif.
 Botol penyimpanan bahan mudah terbakar jangan diisi
sampai penuh, sediakan 1/8 isinya untuk udara.
Gunakan botol yang tidak mudah terbakar dan jauhkan
dari sumber api.
 Bahan padat mudah terbakar disimpan di tempat sejuk,
jauhkan dari sumber panas, bahan lembab dan air,
bahan pengoksidasi atau asam.
 Kontrol semua bahan secara periodik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menangani bahan kimia yang mudah
terbakar: (3)
 Bilaterjadi kebakaran terhadap logam Al,
Mg, Zn dalam keadaan murni, gunakan
serbuk pemadam.
 Fosfor kuning akan terbakar bila
berhubungan dengan udara. Simpan di
dalam air dan kontrol permukaan airnya
karena permukaan air akan berkurang
karena penguapan.
 Logam K dan Na akan terbakar jika kontak
dengan air. Simpan di dalam minyak parafin.
d. Bahan kimia mudah
meledak (explosive)
 Suatu zat padat atau cair atau campuran
keduanya yang karena suatu reaksi kimia
dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan
tekanan yang besar serta suhu yang tinggi,
sehingga menimbulkan kerusakan di
sekelilingnya.
 Bahan kimia yang peka terhadap suhu dan
tekanan yang tinggi, dan atau guncangan
yang mendadak (terbentur/terjatuh).
 Contoh: TNT (trinitrotoluena), amonium nitrat
Hal-hal yang dapat
menyebabkan ledakan:
 Adanya pelarut mudah terbakar.
 Ada udara cair.
 Ada debu.
 Ada gas-gas.
 Ada peroksida.
Cara mencegah terjadinya
ledakan:
 Biasakan melakukan eksperimen di
tempat terbuka atau di dalam lemari
uap.
 Jika ragu tentang sifat kimia bahan,
gunakan dalam jumlah yang sedikit dan
lakukan percobaan di atas penangas air.
 Gunakan alat-alat yang layak (sesuai)
seperti gelas tebal yang stabil oleh
tekanan.
e. Bahan kimia oksidator
 Suatu bahan kimia yang mungkin tidak
mudah terbakar, tetapi dapat
menghasilkan oksigen yang dapat
menyebabkan kebakaran bahan-bahan
lainnya.
 Bahan-bahan kimia yang dapat
menyebabkan atau menunjang
terjadinya suatu kebakaran.
Bahan kimia pengoksidasi
anorganik
• Hanya menimbulkan bahaya api/kebakaran.
• Bahaya semakin tinggi pada suhu tinggi, karena kemampuan
bergabung dengan oksigen dan tidak tahan panas.
• Dapat terjadi reaksi dahsyat jika bahan
dicampurkan/terkontaminasi oleh bahan yang mudah
terbakar (kayu, kertas, serbuk logam, belerang).
• Simpan pada wadah aslinya, jangan sampai terkontaminasi.
Simpan dalam jumlah minimum. Simpan dalam lemari/rak
yang tidak mudah terbakar.

organik
• Sering menimbulkan ledakan dahsyat, terutama peroksida.
• Contoh: peroksida, bromat, klorat, perklorat, asam nitrat,
kalium nitrat, kalium permanganat, bromin, klorin, fluorin.
f. Bahan kimia reaktif
Bahan kimia reaktif terhadap asam
• Bahan kimia yang sangat mudah bereaksi dengan
asam menghasilkan panas dan gas yang mudah
terbakar atau gas-gas beracun dan korosif.
• Contoh: KMnO4, KClO3

Bahan kimia reaktif terhadap air


• Bahan yang bila bereaksi dengan air akan mudah
mengeluarkan panas dan gas mudah terbakar
• Contoh: alkali dan alkali tanah,
g. Gas bertekanan
(compressed gases)
 Gas yang disimpan di bawah tekanan,
baik gas yang ditekan maupun gas cair
atau gas yang dilarutkan dalam pelarut
di bawah tekanan.
 Contoh: asetilen, amonia, etilen oksida,
hidrogen, nitrogen, klor.
h. Bahan kimia radioaktif
(radioactive substances)
 Bahan kimia yang mempunyai
kemampuan memancarkan sinar
radioaktif dengan aktivitas jenis lebih
besar dari 0,02 microcurie/gram.
 Unsur radioaktif mempunyai nomor
atom di atas 83.
 Contoh: uranium (Uranium-235,
Uranium-238), Radium (Radium-226),
dsb
6 kelompok zat kimia
berdasarkan penggunaannya
 Reagent: digunakan di laboratorium
sekolah/universitas
 Pharmaceuticals: untuk obat-obatan
 Diagnostics: digunakan untuk keperluan
diagnosis dalam bidang kedokteran
 Agrochemicals: digunakn dalam bidang
pertanian
 Dyes: digunakan sebagai zat warna/zat celup
dalam bidang tekstil
 Pigment: digunakan untuk pembuatan cat
Tingkat kemurnian bahan
kimia
Pro Analyze (PA)/Guaranteed Reagent (GR)/Analar (AR)
• Mempunyai kemurnian tinggi (>99%).
• Label pada wadah bahan mencantumkan kadar kemurnian dan juga kandungan
pengotornya.
• Digunakan untuk analisis yang memerlukan hasil akurat dan cermat.
• Banyak digunakan dalam laboratorium klinik.

Chemical Pure (CP)/General Purpose Reagents (GPRS)


• Kemurnian 90-95%.
• Pada label wadah tidak selalu mencantumkan kemurnian dan kadar pengotor
yang terdapat di dalamnya.

Technical Grade (Teknis)


• Kemurnian paling rendah.
• Pada label wadah tidak tercantum jenis zat pengotor yang terdapat di dalamnya.
• Biasa digunakan pada tingkat sekolah.
Penyimpanan bahan
kimia
Yang perlu diperhatikan:
 Semua bahan kimia harus berlabel jelas
dan bila sobek/rusak harus segera diganti.
 Bahan yang mudah menguap/terbakar
disimpan di tempat sejuk yang ventilasinya
baik dan terhindar dari cahaya langsung.
 Bahan pengoksidasi jangan disimpan
dengan bahan yang mudah teroksidasi
(pereduksi) dan ditempatkan di tempat
sejuk, dalam botol berwarna coklat/gelap.
Contoh zat pengoksidasi & zat
pereduksi
Zat pengoksidasi Zat pereduksi
Hidrogen peroksida Gula
Asam sulfat pekat Kapas
Asam nitrat pekat Kertas
Timbal oksida Alkohol
Kromat/dikromat Klorida
Oksigen dalam tabung Bromida
dsb dsb
Yang perlu diperhatikan:
 Jangan dekatkan asam dengan logam atau
zat yang bersifat basa, korosif, dan botol
amoniak.
 Botol berisi zat yang mudah terbakar
ditempatkan di tempat aman dari cahaya
langsung dan penutupnya perlu diperiksa
sewaktu-waktu.
 Gudang tempat penyimpanan bahan kimia
harus memiliki sirkulasi udara dan ventilasi
yang baik, suhu dalam ruangan konstan,
dan aman dari gangguan biologis.
Contoh bahan kimia yang
mudah terbakar
Bahan kimia Sebab terbakar
Fosfor putih
Fostin (PH3)
Terkena pipa besi
Alkali logam
panas/tabung gelas panas
Boran (BH3)
Karbondisulfida (CS2)
Kalium
Bersinggungan dengan air
Nitrium putih
Penyimpanan bahan yang
mudah terbakar: tidak boleh
dicampur
Bahan Tidak boleh dicampur dengan
K, Na Karbon tetraklorida, karbon dioksida, air.
Asam asetat (CH3COOH) Asam nitrat, permanganat, peroksida.
Mg, serbuk Al Karbon tetraklorida, alkil halogendida, halogen
Amonium nitrat (NH4NO3) karbon dioksida.

Brom (Br2), klor (Cl2) Amoniak, hidrogen, natrium bensen, garam


amonium, asam belerang.
Hidrogen peroksida (H2O2) Gas oksidator, asam nitrat berasap.
Hidrogen sulfida (H2S) Hampir semua logam, alkohol, zat organik.
Propana (C3H8)
Benzena (C6H6) Fluor (F2), klor (Cl2), brom (Br2), natrium
Asam sulfat pekat (H2SO4), peroksida (Na2O2)
asam klorat (KClO3)
Cara penanganan bahan
sisa/bekas
Cara penanganan (1):
 Setiap limbah/bahan bekas harus
dibuang pada saluran khusus.
 Jika limbah berupa asam dan basa yang
berbahaya harus dinetralkan terlebih
dahulu sebelum dibuang, sedangkan
logam berbahaya harus diendapkan
dulu.
 Limbah berupa gas yang mudah
terbakar dalam jumlah besar harus
dibakar dengan cara yang terkendali.
Cara penanganan (2):
 Semua wadah/kemasan bekas bahan
kimia harus dibakar dan ditanam sesuai
petunjuk pejabat berwenang.
 Membuang limbah berbahaya dengan
cara manual harus menggunakan APD.
Hati-hati terhadap bahaya percikan,
jatuh, terpeleset, tersiram, dsb.
Bahan buangan yang umum
terdapat di laboratorium
 Fine chemicals dapat dibuang ke saluran
pembuangan atau tempat sampah hanya
jika: tidak bereaksi dengan air, tidak
eksplosif, tidak bersifat radioaktif, tidak
beracun, komposisinya diketahui jelas.
 Larutan basa dari alkali hidroksida yang
bebas sianida, amoniak, senyawa
organik, minyak dan lemak yang dapat
dibuang ke saluran pembuangan.
Sebelum dibuang harus dinetralkan dulu.
Bahan buangan yang umum
terdapat di laboratorium
 Larutan asam (tidak boleh mengandung
senyawa beracun dan berbahaya),
sebelum dibuang harus dinetralkan dulu.
 Pelarut, dapat dibuang ke saluran
pembuangan jika tidak mengandung
halogen (fluor, klorida, bromida, iodida),
jika diperlukan dapat dinetralkan dulu.
 Bahan yang mengandung merkuri
 Bahan radioaktif
 Air pembilas
Penanganan kebakaran
 Jika apinya kecil, dapat dipadamkan
menggunakan APAR.
 Matikan sumber listrik agar tidak mengganggu
upaya pemadaman kebakaran.
 Lokalisasi api supaya tidak merembet ke arah
bahan mudah terbakar lainnya.
 Jika api mulai membesar, jangan padamkan
menggunakan APAR. Segera panggil mobil unit
pemadam kebakaran terdekat.
 Bersikap tenang dalam menghadapi
kebakaran. Jangan mengambil tindakan yang
membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai