3 Penanganan Bahan Kimia-1
3 Penanganan Bahan Kimia-1
BAHAN KIMIA
Sifat-sifat bahan kimia
Mudah
Beracun Korosif
terbakar
Mudah
Oksidator Reaktif
meledak
Gas
Radioaktif
bertekanan
a. Bahan kimia beracun
Bahan kimia yang dapat menyebabkan
bahaya terhadap kesehatan manusia atau
meyebabkan kematian apabila terserap ke
dalam tubuh karena tertelan, lewat
pernafasan, atau kontak dengan kulit.
Contoh: logam (timbal, raksa, arsenik),
bahan pelarut (etanol, kloroform, benzene),
gas beracun (CO, HCN, H2S), karsinogen
(benzene, asbes), pestisida (organoklorin,
organofosfat).
b. Bahan kimia korosif
Bahan kimia yang karena reaksi kimia
dapat mengakibatkan kerusakan apabila
kontak dengan jaringan tubuh atau bahan
lain.
Kerusakan: luka, peradangan, iritasi
(gatal-gatal), sensitisasi (jaringan menjadi
sangat peka terhadap bahan kimia).
Contoh: asam sulfat, asam asetat, asam
klorida, dsb.
c. Bahan kimia mudah
terbakar
Bahan kimia yang mudah bereaksi dengan
oksigen dan dapat menimbulkan kebakaran.
Bahan kimia yang mudah terbakar dapat
berbentuk gas (hidrogen, asetilen), cairan
yang mudah menguap (eter, alkohol,
aseton, ester, karbon disulfida), atau bahan
padat yang dalam bentuk debu dapat
meledak/terbakar bila terdispersi dengan
udara (belerang, fosfor).
Sifat cairan yang mudah
terbakar:
Mudah menguap/volatil.
Uap cairan dapat terbakar(menimbulkan api) dalam
kondisi normal.
Uap cairan lebih mudah menimbulkan api atau ledakan
jika dibandingkan cairannya.
Kecepatan penguapan bervariasi dari satu cairan ke
cairan lainnya sebanding dengan naiknya suhu.
Uap dari cairan yang mudah terbakar tidak dapat
dilihat sehingga sulit terdeteksi, kecuali digunakan
indikator gas yang mudah terbakar.
Sebagian besar uap lebih berat daripada udara
sehingga cenderung ada di permukaan lantai.
Uap cairan yang mudah terbakar mudah berdifusi
sehingga seluruh ruangan menjadi berbahaya.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menangani bahan kimia yang mudah
terbakar: (1)
Bahan tidak boleh dipanaskan secara langsung atau
disimpan pada permukaan panas. Gunakan
penangas uap atau penangas air.
Simpan bahan di tempat yang ventilasinya baik.
Sediakan bahan dalam jumlah minimum dalam
laboratorium. Pelarut yang tidak digunakan lagi
dikembalikan ke botol pelarut.
Sediakan alat pemadam kebakaran. Bila terjadi
kebakaran dengan api kecil gunakan kain basah
atau pasir, apabila api besar gunakan alat pemadam
api.
Pada saat memanaskan, jangan mengsisi gelas
kimia dengan cairan mudah terbakar melebihi ½
kapasitasnya.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menangani bahan kimia yang mudah
terbakar: (2)
Jangan membuang cairan yang mudah terbakar ke
dalam bak cuci.
Jangan menyimpan cairan mudah terbakar dekat
dengan bahan pengoksidasi atau bahan korosif.
Botol penyimpanan bahan mudah terbakar jangan diisi
sampai penuh, sediakan 1/8 isinya untuk udara.
Gunakan botol yang tidak mudah terbakar dan jauhkan
dari sumber api.
Bahan padat mudah terbakar disimpan di tempat sejuk,
jauhkan dari sumber panas, bahan lembab dan air,
bahan pengoksidasi atau asam.
Kontrol semua bahan secara periodik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menangani bahan kimia yang mudah
terbakar: (3)
Bilaterjadi kebakaran terhadap logam Al,
Mg, Zn dalam keadaan murni, gunakan
serbuk pemadam.
Fosfor kuning akan terbakar bila
berhubungan dengan udara. Simpan di
dalam air dan kontrol permukaan airnya
karena permukaan air akan berkurang
karena penguapan.
Logam K dan Na akan terbakar jika kontak
dengan air. Simpan di dalam minyak parafin.
d. Bahan kimia mudah
meledak (explosive)
Suatu zat padat atau cair atau campuran
keduanya yang karena suatu reaksi kimia
dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan
tekanan yang besar serta suhu yang tinggi,
sehingga menimbulkan kerusakan di
sekelilingnya.
Bahan kimia yang peka terhadap suhu dan
tekanan yang tinggi, dan atau guncangan
yang mendadak (terbentur/terjatuh).
Contoh: TNT (trinitrotoluena), amonium nitrat
Hal-hal yang dapat
menyebabkan ledakan:
Adanya pelarut mudah terbakar.
Ada udara cair.
Ada debu.
Ada gas-gas.
Ada peroksida.
Cara mencegah terjadinya
ledakan:
Biasakan melakukan eksperimen di
tempat terbuka atau di dalam lemari
uap.
Jika ragu tentang sifat kimia bahan,
gunakan dalam jumlah yang sedikit dan
lakukan percobaan di atas penangas air.
Gunakan alat-alat yang layak (sesuai)
seperti gelas tebal yang stabil oleh
tekanan.
e. Bahan kimia oksidator
Suatu bahan kimia yang mungkin tidak
mudah terbakar, tetapi dapat
menghasilkan oksigen yang dapat
menyebabkan kebakaran bahan-bahan
lainnya.
Bahan-bahan kimia yang dapat
menyebabkan atau menunjang
terjadinya suatu kebakaran.
Bahan kimia pengoksidasi
anorganik
• Hanya menimbulkan bahaya api/kebakaran.
• Bahaya semakin tinggi pada suhu tinggi, karena kemampuan
bergabung dengan oksigen dan tidak tahan panas.
• Dapat terjadi reaksi dahsyat jika bahan
dicampurkan/terkontaminasi oleh bahan yang mudah
terbakar (kayu, kertas, serbuk logam, belerang).
• Simpan pada wadah aslinya, jangan sampai terkontaminasi.
Simpan dalam jumlah minimum. Simpan dalam lemari/rak
yang tidak mudah terbakar.
organik
• Sering menimbulkan ledakan dahsyat, terutama peroksida.
• Contoh: peroksida, bromat, klorat, perklorat, asam nitrat,
kalium nitrat, kalium permanganat, bromin, klorin, fluorin.
f. Bahan kimia reaktif
Bahan kimia reaktif terhadap asam
• Bahan kimia yang sangat mudah bereaksi dengan
asam menghasilkan panas dan gas yang mudah
terbakar atau gas-gas beracun dan korosif.
• Contoh: KMnO4, KClO3