Anda di halaman 1dari 13

Kontrak Perkuliahan

MATA KULIAH :
EKSPOR IMPOR (3 SKS)
DOSEN : M. AGUNG ALI FIKRI, SE., MM.
(HP. 082132229944)

Bobot Nilai
Kehadiran : 10%
Quiz/ Tugas : 20%
UTS : 30%
UAS : 40%
Materi Perkuliahan :

Pertemuan 1 : Pengantar dan Manfaat Ekspor Impor


Pertemuan 2 : Proteksi dan Tantangan Ekspor Impor
Pertemuan 3 : Kurs Valuta Asing dan Devisa
Pertemuan 4 : Bea dan Cukai
Pertemuan 5 : Komponen dan Biaya Ekspor
Pertemuan 6 : Komponen dan Biaya Impor
Pertemuan 7 : Evaluasi
Ujian Tengah Semester (UTS)

Pertemuan 8 : Incoterms (FOB & CIF)


Pertemuan 9 : Pelabuhan Internasional
Pertemuan 10 : Prosedur Ekspor dan Impor
Pertemuan 11 : Metode Pembayaran (L/C) dan Pengiriman (B/L)
Pertemuan 12 : Asuransi dan Dokumen Ekspor Impor
Pertemuan 13 : Presentasi Kelompok 1
Pertemuan 14 : Presentasi Kelompok 2 + Evaluasi
Ujian Akhir Semester (UAS)
PROTEKSI
EKSPOR IMPOR

Oleh:
M. Agung Ali Fikri, SE. MM.
Produksi Pakaian dan Tas antara Cina dan Indonesia
PROTEKSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Pemerintah melindungi industri dalam negeri dari persaingan internasional dengan


menerapkan sejumlah kebijakan proteksi perdagangan.

Manfaat proteksi sebagai berikut:


•Melindungi industri dalam negeri yang masih baru (the infant industry)
•Melindungi tenaga kerja dalam negeri
•Mencegah dumping
•Mencegah over specialization
•Mengurangi defisit neraca pembayaran nasional
•Melindungi industri-industri yang penting untuk pertahanan nasional
•Meningkatkan pendapatan negara; pengenaan tarif pajak ekspor dan impor
•Menjaga keseimbangan neraca pembayaran; untuk penghematan devisa.
“Kuota dipandang lebih efektif daripada tarif untuk membatasi impor”
Ketiadaan Sumber
Daya Alam

faktor Barang di Luar


pendorong Negeri Lebih Murah

Memenuhi
Kebutuhan Dunia

Teori Keunggulan Mutlak


(Absolute Advantage)
dijelaskan
Perdagangan oleh teori
Teori Keunggulan
Internasional Komparatif (Compatarive
Advantage)

berbagai macam
kebijakan

Tarif alat
pembayaran
Kuota

Larangan Kontan / Tunai


Eskpor

Larangan Telegraphic
Impor Transfer

Subisdi Wesel

Premi
Letter of Credit
Diskriminasi
Harga
Cek
Dumping

Emas

Korespondensi
Pribadi
BENTUK-BENTUK PROTEKSI
TARIF
Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang yang
melewati baras suatu negara. Tarif dapat dikenakan terhadap barang impor
ataupun ekspor. Tarif akan diberlakukan jika harga pasar internasional lebih
rendah daripada harga domestik.

Ada beberapa macam penggolongan tarif, antara lain sebagai berikut :


•Bea ekspor (export duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan
terhadap barang yang diangkut menuju ke negara lain.
•Bea transito (transit duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan
terhadap barang yang hanya melewati negara tersebut karena tujuan
akhirnya negara lain (sebagai transit).
•Bea impor (impor duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan terhadap
barang yang masuk dalam daerah pabean suatu negara dengan ketentuan
bahwa negara tersebut sebagai tujuan akhir.
KUOTA

Kuota adalah pembatasan jumlah barang yang boleh masuk (kuota


impor) dan jumlah barang yang boleh keluar (kuota ekspor). Kuota yang
diterapkan oleh pemerintah biasanya dilakukan dengan cara
memperkenankan impor ataupun ekspor suatu barang dengan jumlah
yang dibatasi.

Kuota merupakan cara paling cepat untuk membalikkan defisit neraca


pembayaran. Kuota juga menjadi alat paling efektif untuk melindungi
industri dalam negeri dari persaingan perusahaan asing.
PENGARUH KUOTA TERHADAP KETERSEDIAAN SUATU BARANG
K u o ta b e rk u ra n g
P S 2 S S 1 K u o ta b e rta m b a h

D
P 2

P 1

Q 2 Q Q 1 Q

Kurva DD merupakan permintaan domestik atas barang impor dan S merupakan kuota impor
(kurva persediaan barang).
Jika kuota dikurangi P2 (pergerakan dari S ke S2) harga barang impor akan meningkat menjadi
P2
Sementara jika kuota ditambah (pergerakan dari S ke S1) maka harga barang impor akan turun
menjadi P1.
LARANGAN EKSPOR
Larangan ekspor dilakukan oleh pemerintah untuk menghindari kelangkaan
barang, sebab apabila suatu barang itu langka, maka harga barang tersebut
akan menjadi tinggi. Misalnya, ekspor pasir laut Indonesia ke
Singapura dilarang karena menimbulkan kerusakan Iingkungan
yang merugikan negara.
LARANGAN IMPOR
Larangan impor adalah kebijakan pemerintah untuk melarang masuk barang-
barang tertentu ke dalam negeri. Larangan impor antara lain ditujukan untuk
untuk mengurangi pesaing dalam negeri, untuk meningkatkan harga produk
dalam negeri, untuk meningkatkan omzet penjualan dalam negeri, dan untuk
mengurangi larinya devisa ke luar negeri.
Misalnya, larangan mengimpor beras, bawang putih, dan gula pasir. Jika
barang-barang (komoditas) tersebut tidak dilindungi, petani padi, bawang, dan
tebu akan mendenita kerugian yang besar.
SUBSIDI.
Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan yang
memproduksi, menjual, mengekspor, atau pun mengimpor barang dan jasa untuk
memenuhi hajat hidup orang banyak. Dengan subsidi, harga jual suatu barang
dapat terjangkau oleh masyarakat. Maksud diberikannya subsidi adalah agar para
produsen dalam negeri menjual barangnya dengan harga yang lebih murah
sehingga bisa bersaing dengan barang-barang impor.

Subsidi ini dapat berupa


•Uang yang diberikan secara Iangsung (nominal rupiah)
•Subsidi per unit produksi

Subsidi ini antara lain dapat berupa tambahan dana untuk modal, fasilitas, bantuan
setiap produksi, dan alat-alat (mesin-mesin).
Pemerintah mendanai subsidi melalui pendapat dari pajak. Jika subsidi meningkat,
maka pajak akan meningkat. Ini berbeda dengan tarif yang mana merupakan pajak
yang dibayar oleh konsumen yang menggunakan produk tersebut. Sementara itu,
subsidi didanai dengan menggunakan setiap pajak pada setiap orang.
PREMI INSENTIF
Premi adalah kebijakan pemerintah menambahkan dana dalam bentuk uang kepada
produsen yang berhasil mencapai target-target tertentu. Premi dalam kebijakan perdagangan
internasional berupa kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh pemerintah kepada
perusahaan daiam meningkatkan ekspornya. Misalnya, penghargaan untuk kualitas barang
yang memenuhi standar kualitas ekspor, penyederhanaan prosedur ekspor, biaya ekspor
yang murah, dan penyediaan fasilitas pelabuhan ekspor yang memadai.

DISKRIMINASI HARGA
Diskriminasi harga adalah kebijakan pemerintah dengan menetapkan harga yang berbeda-
beda dari barang yang sama. Beberapa pertimbangan bagi suatu negara dalam melakukan
kebijakan harga antara lain sebagai berikut:
• Kemampuan bagi negara tujuan ekspor.
• Selera negara tujuan ekspor.
• Alasan politik.

DUMPING
Dumping adalah kebijakan negara dengan cara menjual barang ke luar negeri lebih murah
daripada dijual di dalam negeri. Dumping bertujuan untuk menguasai pasar di luar negeri,
mencapai target jumlah produk, dan untuk menghabiskan sisa barang produk. Suatu negara
dikatakan melakukan dumping jika mengekspor hasil produksinya ke suatu negara dengan
harga yang lebih rendah daripada harga di dalam negeri.
Perekonomian 4 sektor
(Rumah Tangga + Perusahaan + Pemerintah + Luar Negeri )

Anda mungkin juga menyukai