Anda di halaman 1dari 25

Produksi bersih

Dr. Ir. Jalius, MS


Defenisi
• Produksi bersih adalah strategi pengelolaan
lingkungan yang sifatnya mengarah pada pencegahan
dan terpadu untuk diterapkan pada seluruh siklus
produksi[1]. Produksi bersih merupakan sebuah
strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat
preventif atau pencegahan dan terpadu yang perlu
diterapkan secara terus menerus pada proses
produksi dan daur hidup produk dengan tujuan
mengurangi risiko terhadap manusia dan lingkungan
.
[2] ]
• Hal tersebut, memiliki tujuan untuk meningkatkan
produktivitas dengan memberikan tingkat efisiensi
yang lebih baik pada penggunaan bahan mentah,
energi dan air, mendorong performansi lingkungan
yang lebih baik, melalui pengurangan sumber-
sumber pembangkit limbah dan emisi serta
mereduksi dampak produk terhadap lingkungan[1
• Hal tersebut merupakan penjabaran dari UU Nomor
32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
• Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)
menurut UU no 32 tahun 2009 pasal 1 ayat (2) adalah
upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah
terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan
penegakan hukum. UU disahkan di Jakarta, 3 Oktober
2009 oleh Presiden dan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia, Andi Mattalatta.
• Dalam UU ini tercantum jelas dalam Bab X
bagian 3 pasal 69 mengenai larangan dalam
perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup yang meliputi larangan melakukan
pencemaran, memasukkan benda berbahaya
dan beracun (B3), memasukkan limbah ke
media lingkungan hidup, melakukan
pembukaan lahan dengan cara membakar, dan
lain sebagainya.
• Larangan-larangan tersebut diikuti dengan sanksi yang tegas
dan jelas tercantum pada Bab XV tentang ketentuan pidana
pasal 97-123. Salah satunya adalah dalam pasal 103 yang
berbunyi: Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 dan
tidak melakukan pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 59, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1
(satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling
sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling
banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
• Produksi bersih berfokus pada usaha
pencegahan terbentuknya limbah, yang
merupakan salah satu indikator inefisiensi.
Dengan demikian, usaha pencegahan tersebut
harus dilakukan sejak awal proses produksi
dengan mengurangi terbentuknya limbah
serta pemanfaatan limbah yang terbentuk
melalui daur ulang. Keberhasilan upaya ini
akan menghasilkan penghematan yang besar
karena penurunan biaya produksi yang
signifikan sehingga pendekatan ini dapat
menjadi sumber pendapatan [3].
• Istilah produksi bersih mulai diperkenalkan
oleh UNEP (United Nations Environment
Program) pada bulan Mei 1989 dan diajukan
secara resmi pada bulan September 1989
pada seminar The Promotion of Cleaner
Production di Canterbury, Inggris. Indonesia
sepakat untuk mengadopsi definisi yang
disampaikan oleh UNEP tersebut [4].
• Beberapa kata kunci yang perlu dicermati dalam
produksi bersih adalah pencegahan, terpadu,
terus-menerus dan mengurangi risiko. Dalam
strategi pengelolaan lingkungan melalui
pendekatan produksi bersih, segela upaya
dilakukan untuk mencegah atau menghindari
terbentuknya limbah. Keterpaduan dalam konsep
produksi bersih dicerminkan dari banyaknya aspek
yang terlibat seperti sumber daya manusia, teknik
teknologi, finansial, manajerial dan lingkungan.
• Strategi produksi bersih menekankan adanya upaya
pengelolaan lingkungan secara terus-menerus.
Suatu keberhasilan atau pencapaian target
pengelolaan lingkungan bukan merupakan akhir
suatu upaya melainkan menjadi input bagi siklus
upaya pengelolaan lingkungan berikutnya.
Mengurangi risiko dalam produksi bersih
dimaksudkan dalam arti risiko keamanan,
kesehatan, manusia dan lingkungan serta
hilanganya sumber daya alam dan biaya perbaikan
atau pemulihan[4].
• Produksi bersih diperlukan sebagai suatu strategi
untuk mengharmonisasikan upaya perlindungan
lingkungan dengan kegiatan pembangunan atau
pertumbuhan ekonomi, mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan, memelihara dan
memperkuat pertumbuhan ekonomi dalam jangka
panjang, mencegah atau memperlambat
terjadinya proses degradasi lingkungan dan
pemanfaatan sumberdaya alam melalui penerapan
daur ulang limbah serta memperkuat daya saing
produk di pasar internasional [4].
Prinsip-prinsip pokok dalam produksi bersih adalah:
1.Mengurangi atau meminimumkan penggunaan bahan baku, air, dan
energi serta menghindari pemakaian bahan baku beracun dan
berbahaya serta mereduksi terbentuknya limbah pada sumbernya,
sehingga mencegah dari atau mengurangi timbulnya masalah
pencemaran dan kerusakan lingkungan serta risikonya terhadap
manusia.
2.Perubahan dalam pola produksi dan konsumsi berlaku baik terhadap
proses maupun produk yang dihasilkan, sehingga harus dipahami
betul analisis daur hidup produk.
3.Upaya produksi bersih tidak dapat berhasil dilaksanakan tanpa adanya
perubahan dalam pola pikir, sikap dan tingkah laku dari semua pihak
terkait baik dari pihak pemerintah, masyarakat maupun kalangan
dunia (industriawan). Selain itu juga, perlu diterapkan pola
manajemen di kalangan industri maupun pemerintah yang telah
mempertimbangkan aspek lingkungan.
4. Mengaplikasikan teknologi akrab lingkungan, manajemen dan
prosedur standar operasi sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak selalu membutuhkan
biaya investasi yang tinggi, kalaupun terjadi seringkaliwaktu yang
diperlukan untuk pengembalian modal investasi relatif singkat.

5. Pelaksanaan program produksi bersih ini lebih mengarah pada


pengaturan sendiri dan peraturan yang sifatnya musyawarah
mufakat daripada pengaturan secara command control. Jadi,
pelaksanaan program produksi bersih ini tidak hanya
mengandalkan peraturan pemerintah saja, tetapi lebih didasarkan
pada kesadaran untuk mengubah sikap dan tingkah laku.
• Produksi bersih dapat dijadikan sebuah model
pengeloaan lingkungan dengan mengedepankan
efisiensi yang tinggi pada sebuah industri, sehingga
timbulan/hasil limbah dari sumbernya dapat
dicegah dan dikurangi. Penerapan produksi bersih
akan menguntungkan industri karena dapat
menekan biaya produksi, adanya penghematan, dan
kinerja lingkungan menjadi lebih baik. Penerapan
produksi bersih di suatu kawasan industri dapat
digunakan sebagai pendekatan untuk mewujudkan
Kawasan Industri Berwawasan Lingkungan [5].
KESIMPULAN
• Produksi bersih diperlukan sebagai suatu strategi untuk
mengharmonisasikan upaya perlindungan lingkungan
dengan kegiatan pembangunan atau pertumbuhan
ekonomi, mencegah terjadinya pencemaran lingkungan,
memelihara dan memperkuat pertumbuhan ekonomi
dalam jangka panjang, mendukung prinsip
environmental equality, mencegah atau memperlambat
terjadinya proses degradasi lingkungan, memanfaatkan
sumberdaya alam melalui penerapan daur ulang limbah,
dan memperkuat daya saing produk di pasar
internasional.
DAFTAR PUSTAKA

1.UNIDO. 2002. What is Cleaner Production. Di dalam


http://www.unido.org/doc/5151.]
2.UNEP. 2003. Cleaner Production Assesment in Industries. Di dalam
http://www.uneptie.org/pc/cp/understanding_cp/cp industries. htm.]
3.Anonim. 2007. Pengelolaan Limbah Industri Pangan. Direktorat Jenderal Industri
Kecil Menengah. Departemen Perindustrian. Jakarta.http
://www.depperin.go.id/asp/pelatihan_ikm/cleanerprod/cleaner-production.pdf
4.Indrasti, N.S. dan Fauzi, A.M. 2009. Produksi Bersih. IPB Press. Bogor.]
5.Purwanto. 2005. Penerapan Produksi Bersih di Kawasan Industri. Dalam: Seminar
Penerapan Program Produksi Bersih Dalam mendorong Terciptanya Kawasan
Eco-industrial di Indonesia, diselenggarakan oleh Asisten Deputi Urusan
Standardisasi dan Teknologi. Jakarta.
http://p3bd.vibet.org/files/Penerapan_Produksi_Bersih_di_Kawasan_Industri.pd
f
Produksi Bersih Menuju Sustainable Industry

• Indonesia sekarang ini masih termasuk ke dalam Negara


berkembang yang memacu pertumbuhan ekonominya
dengan pembangunan di segala bidang, ditandai dengan
makin maraknya industri - industri pengolahan makanan
dalam negeri yang didominasi oleh UKM (Usaha Kecil
Menengah) di berbagai pelosok daerah. Pembangunan
yang sejauh ini dikenal dengan mengejar pertumbuhan
ekonomi yang tinggi terkadang mengabaikan nilai
(value) lingkungan yang harus diperhatikan dan
diperhitungkan. Sejak akhir tahun 1960-an,
• perhatian masyarakat dunia terhadap
pencemaran dan kerusakan lingkungan mulai
meningkat. Dampak pertumbuhan ekonomi
dan pembangunan berupa penurunan kualitas
lingkungan alam dan berkurangnya sumber
daya alam tidak hanya merugikan masyarakat
pada umumnya, tetapi dirasakan juga oleh
pengusaha atau pelaku industri yang akhirnya
akan merugikan industri yang sedang berjalan.
• Pendekatan produksi bersih (Cleaner Production)
merupakan pendekatan yang bersifat sukarela yang
dapat diterapkan oleh para pengusaha dengan
meningkatkan kinerja ekonomi dengan melakukan
efisiensi penggunaan bahan baku, air dan energi dan
disisi lain akan menurunkan risiko terhadap lingkungan
dengan pengurangan limbah yang terbentuk. Penerapan
produksi bersih yang dilaksanakan secara berkelanjutan
dapat memberikan manfaat-manfaat positif yaitu
penghematan bahan baku, pengurangan biaya
• Pengolahan limbah, mencegah kerusakan
lingkungan, mengurangi bahaya terhadap
kesehatan dan keselamatan kerja, serta dapat
meningkatkan daya saing produk. Alternatif
pelaksanaan produksi bersih yang dapat dilakukan
di industri antara lain: good housekeeping (tata
kelola yang apik), berfikir ulang (rethink),
pencegahan (elimination), pengurangan timbulan
limbah (reduce), penggunaan kembali (reuse),
daur ulang (recycle) dan pungut ulang (recovery).
• Contoh penerapan produksi bersih dapat dilakukan
pada agroindustri nata de coco. Menurut data
Asian and Pasific Coconut Community (APCC), pada
tahun 2010 Indonesia merupakan produsen kelapa
terbesar di dunia sehingga potensi produksi air
kelapa cukup melimpah tetapi belum dimanfaatkan
secara maksimal. Pemanfaatan limbah pengolahan
kelapa berupa air kelapa merupakan cara
mengoptimalkan pemanfaatan buah kelapa.
• Limbah air kelapa sangat cocok untuk substrat
pembuatan nata de coco karena kaya akan
nutrisi yang dipakai untuk pertumbuhan
bakteri Acetobacter xylinum. Industri
pengolahan nata de coco merupakan salah
satu agroindustri yang dalam proses
produksinya menghasilkan limbah yang dapat
berpotensi mencemari lingkungan apabila
tidak ditangani dengan benar.
• Peluang penerapan produksi bersih pada
proses produksi nata de coco bertujuan untuk
mengefisienkan penggunaan bahan baku dan
bahan penunjang, air dan energi yang
digunakan sehingga dapat berdampak positif
terhadap lingkungan karena mengurangi
timbulan limbah serta memberikan
keuntungan secara ekonomi.
Kesadaran lingkungan
• Bagaimana dengan kesadaran lingkungan di kalangan
pengusaha UKM di Indonesia? Seharusnya munculnya
kesadaran di kalangan pengusaha untuk pengelolaan
lingkungan tidak hanya dari Undang-Undang No 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
tetapi juga didorong pertimbangan bisnis dan ekonomi dalam
menghadapi persaingan industri. Adanya tuntutan dari
masyarakat sebagai konsumen yang semakin selektif terhadap
produk berkualitas yang menjamin kesehatan dan keamanan
konsumen, proses perdagangan global yang memperhitungkan
faktor lingkungan hidup, ditambah lagi penerapan program
ekolabel di negara-negara tujuan ekspor harusnya semakin
menambah komitmen bagi tumbuhnya industri hijau (green
industry) di Indonesia.
• Produksi bersih sebagai strategi pengelolaan lingkungan
yang bersifat terpadu dan preventif, dapat diterapkan
dalam produksi dan siklus pelayanan pada produk, proses,
dan pelayanan yang berdampak pada perbaikan efisiensi,
performansi lingkungan yang lebih baik serta peningkatan
keuntungan yang kompetitif. Dengan penerapan produksi
bersih untuk mengharmonisasikan upaya pengelolaan
lingkungan dengan kegiatan pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi, diharapkan pembangunan industri
berkelanjutan (sustainable industry) yang memanfaatkan
sumber daya alam untuk kegiatan industri masa kini tidak
mengorbankan kepentingan generasi berikutnya sehingga
anak cucu kita masih dapat merasakan lingkungan seperti
yang kita rasakan sekarang, bahkan bisa lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai