Anda di halaman 1dari 17

Filsafat Manusia

Dosen pengampu : Andreas Bangun Wibawa,


S.Pd., M.Si

EKSISTENSIALISME INDONESIA DI
TENGAH WABAH PENDEMI COVID-19
Oleh
Nama : Nia Oktaviana
NPM : 201910515002
Kelas : 2 – B
Fakultas Psikologi
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Definisi

Menurut Linda Smith dan William • Eksistensialisme berasal dari


Reaper yang dialih bahasakan P. kata "eksistensi”
Hardono (2000:76) pada dasarnya • dengan akar kata eks "keluar”
eksistensialisme adalah filsafat dan sistensi "berdiri",
pemberontak, terpusat pada individu menempatkan (diturunkan
dan masalah-masalah eksistensi. dari kata kerja sisto).
• Oleh karena itu, kata
Dalam cara-cara tertentu "eksistensi" diartikan: manusia
eksistensialisme dapat dilihat sebagai berdiri sebagai diri sendiri
pemberontakan romantisme melawan dengan keluar dari dirinya.
ide Pencerahan Eropa dengan Manusia sadar bahwa dirinya
tekanannya pada sistem rasionalitas. ada.
Prinsip Teori

Pokok-pokok filsafat eksistensialisme adalah :


1. Menganggap bahwa hanya manusialah yang
bereksistensi. Eksistensi merupakan cara khas manusia
mengada. Perhatian utama diarahkan pada manusia dan
oleh karena itu, filsafat ini bersifat humanistis,
2. Bereksistensi harus diartikan secara dinamis. Pengertian
bereksistensi berarti bahwa manusia menciptakan dirinya
secara aktif, berbuat, menjadi dan merencanakan,
3. Manusia ditinjau sebagai "sesuatu" yang terbuka dan
manusia adalah realitas yang belum selesai, yang masih
harus dibentuk, dan
4. Filsafat ini memberi tekanan pada pengalaman yang
konkret yang berbeda-beda.
Siapa yang Merumuskan ?

o Yang dianggap sebagai pelopor atau bapak eksistensialisme


adalah Soren Aabye Kierkegaard (1813—1855)

o Namun juga tidak dapat diingkari adanya pengaruh filsafat lain


terhadap eksistensialisme, yaitu fenomenologi dari Friedrich
Wilhelm Nietzsche (1844-1900), Edmund Husserl (1859-1941),
Nicolas Alexandrovitch Berdyaev (1874-1948), Karl Jaspers
(1883-1969), Jean-Paul Sartre (1905-1980), dan metafisika
modern.
• Jean Paul Sartre (1905—1980) memberi tekanan pada
kebebasan manusia.

• Karl Jaspers (1883—1969) memberi tekanan pada


pengalaman saling pertentangan dalam eksistensi yang
sulit didamaikan.

• Gabriel Marcel (1889 –1973) memberi tekanan pada


pengalaman keagamaan dan hal yang transendental.

• Martin Heidegger (1889—1976) memberi tekanan pada


kematian, yang menyuramkan segala sesuatu.
Jean Paul Sartre

Manusia tidak lain daripada bagaimana ia


menjadikan dirinya sendiri. "Man is nothing else
but what he makes of himself". Maka manusia itu
bebas dalam arti yang sebenarnya, ia menciptakan
masa depannya dan karena itu ia bertanggung
jawab bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain.
Tanggung jawab ini tidak dapat dibebankan kepada
orang lain ataupun Tuhan.
Karl Jaspers

Eksistensi masih mengandung di


dalamnya hal-hal yang baik dan yang
jahat, yang benar dan yang salah. Sifat-
sifat hakiki eksistensi ini lebih-lebih
dialami dalam situasi perbatasan yang
tidak dapat dihindari yaitu kematian,
penderitaan, perjuangan dan kesalahan.
Gabriel Marcel

Ini ditunjukkan melalui ajarannya


mengenai adanya "Engkau yang
tertinggi", yang tidak dapat dijadikan
obyek oleh manusia.
Martin Heidegger

Dikatakan oleh Heidgger bahwa di dalam


kesibukan dan kecintaan untuk memelihara
manusia merasa cemas akan ketiadaan
karena ketiadaan ini mengancam keberadaan.
Kematian ini adalah akhir yang selalu hadir,
maka eksistensi manusia adalah eksistensi
yang menuju ke kematian.
Bagaimana Kierkegaard menawarkan teori &
prinsipnya ?

o Pertama-tama Kierkegaard memberikan kritik terhadap Hegel.


Ia berkenalan dengan filsafat Hegel ketika belajar teologi di
Universitas Kopenhagen. Mula-mula ia tertarik pada filsafat
Hegel yang telah popular di kalangan intelektual di Eropa
ketika itu, tetapi tidak lama kemudian ia melancarkan
kritiknya.
o Keberatan utama yang diajukan oleh Kierkegaard kepada
Hegel ialah karena Hegel meremehkan eksistensi yang konkrit
karena Hegel mengutamakan idea yang sifatnya umum.
Hampir semua filosof masa
• Menurut Kierkegaard, manusia lampau hanya mempelajari sifat-sifat
tidak pernah hidup sebagai suatu aku umum, sifat manusia pada umumnya,
umum, tetapi sebagai aku individual kehidupan pada umumnya, kebebasan
yang sama sekali unik dan tidak dapat pada umumnya, dan lain-lain. Mereka
memandang yang umum atau yang
dijabarkan ke dalam sesuatu yang lain.
abstrak. Yang umum memang selalu
Dengan demikian, Kierkegaard abstrak.
memperkenalkan istilah “eksistensi” Tradisi membicarakan “yang
dalam suatu arti mempunyai peran umum” memuncak pada hegel. Akan
besar pada abad ke-20. tetapi, menurut Kierkegaard filsafat
• Hanya manusia harus mengutamakan manusia
individual.
yang mampu bereksistensi, dan
eksistensi saya tidak saya jalankan satu
kali untuk selamanya, tetapi pada setiap
saat eksistensi saya menjadi objek
pemilihan baru. Bereksistensi ialah
bertindak. Tidak ada orang lain yang
dapat menggantikan tempat saya untuk
bereksistensi atas nama saya. Kierkegaard berkata
Konsep & Implikasi Serta Contoh Real nya ?

Eksistensialisme juga didorong munculnya


oleh situasi dunia pada saat ini. Ya, dunia
sedang cemas berlebihan dengan wabah
pendemi Corona yang disebabkan oleh virus
Covid-19. Di sini eksistensialisme humanistik
lahir sebagai reaksi terhadap dunia pada
umumnya, terutama dunia Asia Timur (sebab
negeri Tirai Bambu lah pencetusnya) . Keadaan
dunia pada saat ini tidak menentu. Rasa takut
berkecamuk, terutama terhadap ancaman
virus. Tingkah laku manusia telah
menimbulkan rasa muak atau mual.
Penampilan manusia penuh kelatahan, penuh
ketamakan yang merupakan hasil dari perilaku
memborong masker, hand sanitizer, hingga
memborong bahan pokok atau sembako.
benar kata salah satu
komedian/entertainer tersohor,
Aming. Di akun Instagramnya
@aminsgisback ia menuturkan
Tidak hanya itu di tengah wabah
“Pada akhirnya bukan corona
Corona yang mendunia saat ini,
yang membunuh kt...Tp saudara
salah satu yang patut dihindari
sendiri...yang punya duitlahhh!!!
adalah kontak fisik, seperti cipika-
Berbondong
cipiki dan berjabat tangan. Corona
bondong...ngeborong ampe
memang telah mengubah kebiasaan
stock kosong! Sobat miskin cm
itu.
bengong dimatiin sodara sendiri
dlm keadaan kelaparan. Siapa
lbh jahat....corona apa manusia?
The end.”
“Sehingga pada saat ini nilai sedang mengalami krisis, bahkan
manusianya sendiri sedang mengalami krisis. Manusia
menjadi orang yang gelisah, eksistensinya terancam
perbuatannya sendiri.”
Kesimpulan
Dengan mempelajari filsafat
eksistensialisme dalam
hubungannya
dengan perilaku manusia maka
manusia memiliki moralitas yang
berintikan etika,
norma, estetika, dan agama. Untuk
itu, meskipun manusia memiliki
kebebasan, tetapi tetap dibatasi
oleh
moralitas yang berintikan unsur-
unsur tersebut diatas.
Daftar Pustaka

• http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/psy/article/view/3453
• http://journal.untan.ac.id/index.php/JPSH/article/view/3893
• http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Eksistensialisme
• https://indonesia.go.id/ragam/budaya/ekonomi/berubah-gara-gara-coron
a
• https://www.instagram.com/amingisback/

Anda mungkin juga menyukai