Anda di halaman 1dari 20

Anatomi

Anatomi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN
Fraktur adalah discontinuitas dari jaringan tulang yang
biasanya disebabkan oleh adanya kecelakaan yang
timbul secara langsung.
Fraktur mandibula adalah putusnya kontinuitas tulang
mandibula. Hilangnya kontinuitas pada rahang bawah
(mandibula), yang diakibatkan trauma oleh wajah
ataupun keadaan patologis, dapat berakibat fatal bila
tidak ditangani dengan benar
2.2 ETIOLOGI
Trauma
Trauma langsung : Benturan pada tulang mengakibatkan
faktur di tempat tersebut.
Trauma tidak langsung : Tulang tidak mengalami faktur
pada tempat yang jauh dari area benturan.
Faktur patalogis : Faktur yang disebabkan terauma yang
minimal atau tanpa terauma.
2.3 PATOFISIOLOGI
INVEKSI VIRUS GENETIK LINGKUNGAN FAKTOR PENCETUS LAINNYA

ABNONALITAS OSTEOKLAST

RESIKO TULANG MENINGKAT

MEKANISME KOMPENSASI FISIOLOGI OLEH OSTEOBLAST

PENINGKATAN KINERJA OSTEOBLAST

PROSES REMODELLING TULANG MENINGKAT

TULANG BARY ABNONNAL (Lunak, Membesar dan Rentan)

MEKANISME KOMPENSASI FISIOLOGI


OLEH OSTEOBLAST

GANGGUAN CITRA TUBUH DEFORMITAS RESIKO TINGGI CEDERA NYERI


MAUPUN FRAKTUR
RESIKO HDR

KURANG PENGETAHUAN INTOLERANSI AKTIVITAS


2.4 KOMPLIKASI
Infeksi
Oposisi yang kurang baik
Kurangnya imobilisasi segmen faktur
Adanya benda asing
Tarikan otot yang tidak menguntungkan segmen faktur
2.5 KLAFIKASI
Faktur simple atau fraktur tertutup : Keadaan fraktur
dengan jaringan lunak yang terkena tidak terbuka
Fraktur Kompoun atau fraktur terbuka : Keadaan fraktur
yang berhubungan dengan lingkungan luar, yakni
jaringan lunak seperti kulit,klukosa atau ligamen
periodontal terpapar diudara
Fraktur Komunis : Fraktur yang terjadi pada satu daerah
tulang yang diakibatkan oleh terauma.
2.6 TANDA DAN GEJALA
Nyeri hebat ditempat fraktur
Tidak mampu menggerakkan dagu bawah
Bengkak, kripitasi, sepsis pada fraktur terbuka.
2.7 PENATAPELAKSANAAN
A. Terapi non farmakologi
Pemasangan gips pada fraktur inkomplit dan fraktur tanpa
kedudukan baik.
Traksi, untuk reposisi secara berlebihan
B. Terapi farmakologi
Reposisi terbuka, fiksasi eksternal
Reposisi tertutup, kontrol radiologi diikuti internal
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. “R”
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Pria
Suku/Bangsa : Jawa /Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl. Kalisasi
Tgl. MRS : 15 – 06 – 2016
Tgl. Pengkajian : 16 – 06 – 2016
No. Ruangan :9
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. “I”
Umur : 52 tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kalisasi
B. RIWAYAT KESEHATAN
I. Keluhan Utama
Nyeri pada rahang bawah
II. Riwayat Kesehatan Sekarang
pasien datang ke UGD post kecelakaan lalu lintas pada tanggal 15 juni 2016 jam. 19.05, Pada saat dikaji pasien
mengatakan nyeri dan pusing, pasien di UGD dilakukan tindakan pasang infus, dan diberi injeksi Ketorolac,
Ranitidin, Ceftriaxonne
TTV = TD : 100/80 mmhg
N : 100 x/m
S : 36,5 C
RR : 20 x/m
Saat dikaji pasien masih mengatakan nyeri
III. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah masuk rumah sakit.
IV. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit menurun atau penyakit yang sedang
diderita pasien.

C. PEMERIKSAAN FISIK
TTV = TD : 110/90 mmhg
N : 100 x/m
S : 36,5 C
RR : 20 x/m
Skala: Nyeri : 8
Pemeriksaan Head To Toe
1. Kepala : Mesochepal, kulit kepala bersih, rambut hitam lurus, tidak beruban, rambut bersih.
2. Mata : Simetris, konjungtiva, tidak anemis, sklera, tidak ikterik, tidak nyeri tekan, tidak ada
gangguan penglihatan, terdapat pupil edema
3. Telinga : Simetris, tidak ada gangguan pendengaran, tidak ada serumen
4. Hidung : Simetris, kotor, ada peradangan, terpasang oksigen binasal kanul
5. Mulut : Mulut bau, lida kotor, gigi kotor dan ada yang patah dan pecah-pecah, ada luka jahitan
6. Leher : Ada nyeri tekan dan nyeri telan
7. Dada : Dada sinetris, bentuk bulat diatas, pergerakkan dinding pada simetris, tidak ada retraksi
otot bantu pernafasan.
8. Genetalia: Jenis kelamin laki-laki terpasang DC N0.16
9. Exstremitas : Terpasang infus RL ditangan kanan, terdapat luka dikaki kiri
D. PENGKAJIAN POLA PEMENUHAN
KEBUTUHAN DASAR VIRGINA HENDERSON
1. Pola Oksigenosi
Pasien terpasang oksigen dengan binasas kanul 4 lpm dengan posisi supinasi
2. Pola Nutrisi
Pasien terpasang NGT, Pasien minum susu melalui selang NGT sehari 3x, 1 gelas susu 100 cc.
3. Pola Eliminasi
Pasien mengatakan belum pernah BAB semenjak masuk RS, karna baru satu hari masuk masuk
Rumah Sakit, Bak terpasang DC no 16, terdapat urine di urine bag 150 cc.
4. Pola Aktivitas
Pasien hanya bisa tiduran karena [asien lemas dan pusing, pasien terpasang Neck Coller.
5. Pola Istirahat
Pasien mengatakan susah tidur, karena nyeri pada rahang bawahnya.
6. Pola Berpakaian
Pasien dibantu oleh keluarganya atau dengan perawat karna pasien lemas dan susah untuk bergerak.
7. Pola Menjaga Suhu Tubuh
Saat pasien kedinginan, pasien dibantu oleh keluarganya memakai selimut.
8. Pola Personal Hygiene
Pasien hanya di seka oleh keluarganya dan dibantu oleh perawat dalam oral hygiene
9. Pola Komunikasi
Pasien komunikasinya susah, karena rahang bawah patah post kecelakaan
10. Pola Spiritual
Pasien hanya bisa tiduran di bad Rumah Sakit
11. Pola Bekerja
Pasien hanya bisa tiduran karna tidak mampu melakukan aktivitas.

TERAPI
 Infus RL 500 ml
 Ceftriaxone 2 x 1 gr
 Ranitidin 2 x 50 mg
 Keterolac 3 x 30 mg
 Plasminek 3 x 500 mg
 Piracetam 3x2g
 Manitol 3 x 100 mg
3.2 ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn “R”
No Ruangan :9
Umur : 20 Tahun
No DATA MASALAH KEPERAWATAN ETIOLOGI TTD

1 DS : Pasien mengatakan nyeri pada rahang Nyeri Akut Agen cidera fisik
bawah
DO : Pasien tampak menahan nyeri
P:
Q: Nyeri seperti di tusuk-tusuk saat bicara
R : Nyeri dibagian rahang bawah menjalar ke
pipi dan leher.
S: Sekala nyeri 8
T : nyeri terus menerus

2 Ds : Pasien mengatakan lemas dan pusing Defisit perawatan diri Kelemahan


Do : Pasien tampak berbaring ditempat
tidur, makan, mandi, minum atau Hygiene
dibantu oleh keluarga dan perawat
3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Nyeri akut berhubungan dengan etiologi agen cedera fisik ditandai dengan tampak menahan nyeri
skala nyeri 8
 Defisit perawatan diri berhubungan dengan etiologi kelemahan ditandai dengan pasien bed res

3.4 INTERVENSI
No TUJUAN INTERVENSI TTD

1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 1. Kaji nyeri secara konferensif ,termasuk lokasi,
jam diharapkan nyeri berkurang dengan KH: karateristik, frekuensi, kualitas dan faktor
 Mampu mengontrol nyeri presipitasi
Nyeri berkurang skala 3-4 2. Ajarkan dan dorong manajemen stres (relaksasi
TTV dalam batas normal nafas dalam)
Pasien tampak rileks 3. Monitor TTV dan KU pasien
4. Pertahanan imobilisasi pada bagian yang sakit
5. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian
obat anal getik

2 Setelah dilakukan keperawatan selama 3x24 jam 1. Kaji KU pasien


diharapkan defisit keperawatan diri teratasi dengan KH: 2. Monitor TTV pasien
Pola kebersihan diri pasien normal 3. Kaji kebersihan diri paien
Paien merasa aman 4. Bantu pasien untuk pemenuhan kebutuhan
Keadaan kulit, kepala, rambut bersih rasional hygiene
5. Bantu pasien pemenuhan kebutuhan ADL
6. Melaksanakan progran terapi dokter
3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn “R”
No Ruangan :9
Umur : 20 Tahun
WAKTU NO DX IMPLEMENTASI RESPON TTD

 Mengkaji nyeri secara komperehensif, DS : Pasien mengatakan nyeri pada rahang


termasuk lokasi, karakteristik, frekuensi bawah skala nyeri 6
kualitas dan faktor presipitasi Nyeri tiba saat untuk bicara seperti ditusuk
 mengajarkan dan mendorong tusuk, nyeri dibagian rahang bawah, pasien
manajemen strest (Reaksi nafas dalam) mengatakan bisa melakukan nafas dalam jika
Memonitor TTV dan KU paien nyeri tiba.
Mempertahankan Imobilisasi pada bagian
yang nyeri DO : Pasien terlihat menahannnyeri, pasien
Mengkolaborasi dengan Dokter tentang tampak meragakkan nafas dalam, pasien hanya
pemberian anal getik tiduran di Bad
 Mengkaji KU pasien DS : Pasien mengatakan risih pada bagain
 Memonitir TTV pasien mulut, pasien mengatakan senang saat dibantu
 Mengkaji kebersihan pasien personal hygiene, pasien mengatak senang saat
 Membantu pasien untuk pemenuhan dibantu dalam ADL, pasien mengatakan
personal hygiene nyaman
 Membantu pemenuhan ADL DO: Pasien Tampak gelisa karna gigi kotor,
 Melaksanakan terapi dari dokter pasien terlihat senang, pasien tampak nyaman
dan aman.
3.6 EVALUASI
TANGGAL EVALUASI TTD

S : Pasien mengatakan masih nyeri pada rahang, saat untuk bicara, sekala nyeri 6
O : Pasien tampak menahan nyeri
A : Masalah nyeri akut belum teratasi
P : Melanjutkan intervensi
- Kaji tingkat nyeri
- Monitor KU dan TTV
- Mobilisasi pada bagian yang sakit
- Melanjutkan program terapi dari dokter

S : Pasien mengatakan lebih merasa nyaman dan senang saat dibersihkan kotoran yang ada didalam mulut
O : Pasien terlihat nyaman dan lebih tenang
A : Masalah personal hygiene teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor KU dan TTV Pasien
- Bantu pasien atau ajarkan pasien pemenuhan kebutuhan ADL

S : Pasien mengatakan bahwa sudah tidak merasakan nyeri


O: Masalah nyeri 0
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai