Anda di halaman 1dari 45

CAKUPAN MATERI BAB III,1V dan V

BAB III
INSTRUMEN HAM INTERNASIONAL DAN NASIONAL
INSTRUMEN-INSTRUMEN HAM
BANGUNAN INSTRUMEN
HAK ASASI MANUSIA
SEDUNIA

KEWAJIBAN NEGARA
(Pasal 28-30)

RATIFIKASI UNDANG-UNDANG NASIONAL

Bangunannya sudah
sekomplit ini, hak-hak
KONVENSI INT’L

KONVENSI INT’L

KONVENSI INT’L
KONVENSI INT’L
kita koq masih belum
terlindungi, ya?

Atap &
plafonnya
banyak
bocor!!!
KOVENAN HAK-HAK SIPIL KOVENAN HAK-HAK EKONOMI,
& POLITIK 1966 SOSIAL & BUDAYA 1966
HAK-HAK SIPIL HAK-HAK SOSIAL HAK-HAK POLITIK HAK-HAK
(Pasal 1-11) (Pasal 12-17) (Pasal 18-21) EKONOMBUDAYA
(Pasal 22-27)
DEKLARASI UMUM HAK ASASI MANUSIA SEDUNIA
PENGATURAN HAM
HAM DALAM SISTEM
SISTEM HUKUM
HUKUM NASIONAL

Hak2 Sipil & Politik HAM


HAM Hak2 Ekososbud
UNIVERSAL
UNIVERSAL

Hak2 Pembangunan

HUKUM
HUKUM
NASIONAL
NASIONAL
Hukum Substantif Hukum Prosedural

UUD 1945, UU HAM, UU Anti Pengadilan HAM, Hukum Acara


Penyiksaan, UU KDRT, UU Perlindungan ANak Pidana, dll
HAK SIPIL DAN POLITIK
Hak2 Sipil : Hak Politik :
• Hak menentukan nasib • Hak untuk menyampaikan
sendiri pendapat
• Hak untuk hidup • Hak untuk berkumpul dan
• Hak untuk tidak dihukum berserikat
mati
• Hak untuk mendapatkan
• Hak untuk tidak ditahan
sewenang-wenang persamaan perlakuan di
depan hukum
• Hak atas peradilan yang
adil • Hak untuk memilih dan
dipilih
HAK SOSIAL EKONOMI
DAN BUDAYA

Hak Sosial-Ekonomi: Hak di bidang budaya:


• Hak untuk bekerja • Hak untuk berpartisipasi
• Hak untuk mendapat dalam kegiatan
upah yang layak kebudayaan
• Hak untuk tidak dipaksa • Hak untuk menikmati
bekerja kemajuan ilmu
• Hak untuk cuti pengetahuan
• Hak untuk memperoleh
• Hak atas makanan perlindungan atas hasil
• Hak atas perumahan karya cipta (hak cipta) 
• Hak atas kesehatan Hak cipta tradisional?
• Hak atas pendidikan
HAK-HAK PEMBANGUNAN

• Hak untuk memperoleh lingkungan hidup


yang sehat
• Hak untuk memperoleh perumahan yang
layak
• Hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan
yang memadai
Nasionalisasi Instrumen
Internasional
• Berbagai perjanjian intrnasional yang dihasilkan melalui
kesepakatan antar negara2 di dunia tersebut, kemudian
dinasionalisasikan oleh masing2 negara, dengan dua pola 1 :
– Nasionalisasi melalui ratifikasi  Negara mengesahkan
sebuah perjanjian HAM internasional setelah sebelumnya
ikut menandatangani perjanjian internasional tersebut
– Nasionalaisasi melalui aksesi  Sebuah negara
menandatangani sebuah perjanjian HAM tanpa
menandatangani terlebih dahulu perjanjian tersebut
– Nasionalisasi melalui reservasi dan deklarasi  Sebuah
negara menyatakan beberapa pasal dari perjanjian
tersebut sebuah perjanjian
BAB III
TERMINOLOGI PELANGGARAN
HAM
NEGARA & PELANGGARAN HAM
• Konsep pelanggaran HAM tidak dapat
dipisahkan dengan konsep kewajiban negara
• Tiga jenis kewajiban negara : (1) kewajiban
untuk menghormati; (2) kewajiban untuk
melindungi; dan (3) kewajiban untuk memenuhi
• Apabila sekalian kewajiban tersebut tidak
dilakukan oleh negara, maka negara dianggap
melakukan pelanggaran HAM
KEWAJIBAN MENGHORMATI

• NEGARA MENGHORMATI HAK ASASI MANUSIA DENGAN


TIDAK CAMPUR TANGAN (INTERVENSI) INDIVIDU WARGA
NEGARA DALAM MENJALANKAN HAK YANG
BERSANGKUTAN

• NEGARA MENGAKUI HAK YANG BERSANGKUTAN SEBAGAI


HAK ASASI MANUSIA

• NEGARA TIDAK MENGAMBIL TINDAKAN YANG DAPAT


MENGAKIBATKAN TERHAMBATNYA AKSES TERHADAP HAK
YANG BERSANGKUTAN
KEWAJIBAN MELINDUNGI

• NEGARA MENJAMIN BAHWA PIHAK KETIGA (INDIVIDU ATAU


ENTITAS LAIN) TIDAK MELANGGAR HAK-HAK INDIVIDU LAIN

• NEGARA MEMBERI SANKSI TERHADAP PIHAK KETIGA YANG


MELANGGAR HAK INDIVIDU LAIN

• TERMASUK DI DALAMNYA MEMASTIKAN TERSEDIANYA


PERATURAN UNTUK MEMBERI PERLINDUNGAN HAK-HAK
INDIVIDU YANG EBRSANGKUTAN
KEWAJIBAN MEMENUHI

• NEGARA HARUS MELAKUKAN INTERVENSI (TINDAKAN /


LANGKAH-LANGKAH POSITIF) SESUAI DENGAN MAKSIMAL
SUMBERDAYA YG TERSEDIA

• NEGARA HARUS MENGERAHKAN SUMBERDAYA UNTUK


MEMENUHI HAK INDIVIDU WARGA NEGARA

• MENJAMIN SETIAP INDIVIDU UNTUK MENDAPATKAN HAKNYA


YANG TIDAK DAPAT DIPENUHI SENDIRI
JENIS PELANGGARAN HAM
OLEH NEGARA
• Pelanggaran BY COMMISSION : Apabila negara secara
langsung melakukan pelanggaran HAM
– Misalnya : pengingkaran hak Ekososbud terhadap
kelompok tertentu melzlui undang2 atau tindakan
diskriminasi
• PELANGGARAN OMMISION : Apabila negara melakukan
pembiaran
– Negara tidak mencabut UU yang nyata2 melanggar
HAM
– Negara gagal menghentikan individu atau kelompok
tertentu yang melakukan pelanggaran HAM terhadap
orang lain.
TERMINOLOGI PELANGGARAN HAM
MENURUT HUKUM NASIONAL INDONESIA
PELANGGARAN HAM  Setiap perbuatan seseorang
atau sekelompok orang, termasuk aparat negara baik
sengaja atau tidak atau karena kelalaian yang secara
melawan hukum mengurangi, menghalangi,
membatasi, dan atau mencabut HAM seseorang yang
dijamin oleh UU ini, dan tidak mendapatkan atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian
hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme
hukum yang berlaku [Pasal 1 butir 6 UU Peradilan HAM
No. 26/2000].
UNSUR2 PELANGGARAN HAM
1. Setiap perbuatan seseorang atau sekelompok orang,
termasuk perbuatan aparat negara;
2. Perbuatan yang disengaja atau tidak atau karena
kelalaian yang secara melawan hukum;
3. Perbuatan yang mengurangi, menghalangi,
membatasi, dan atau mencabut HAM seseorang
yang dijamin oleh UU;
4. Perbuatan yang tidak mendapatkan atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian
hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme
hukum yang berlaku.
KATEGORI
PELANGGARAN HAM
1. PELANGGARAN HAM BERAT  Mencakup
KEJAHATAN GENOCIDE (Pemusnahan Etnis), dan
KEJAHATAN2 KEMANUSIAAN
2. PELANGGARAN HAM RINGAN  Mencakup
kejahatan2/pelanggaran2 yang tidak termasuk
KEJAHATAN GENOCIDE, dan KEJAHATAN
KEMANUSIAAN dengan dampak yang tidak terlalu
meluas dan mengkhawatirkan.
KEJAHATAN KEMANUSIAAN
Perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang
meluas atau sistemik yang ditujukan secara langsung kepada
penduduk sipil sebagai kelanjutan dari kebijakan penguasa [Kf.
Pasal 7 yo 9 UU Pengadilan HAM]:
 Pembunuhan, Pemusnahan, Perbudakan, dan Pengusiran atau
pemindahan penduduk secara paksa.
 Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara
sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum
internasional
 Penyiksaan, perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa,
pemaksaan kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau
bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara
 Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan
yang didasari persamaan paham politik, ras kebangsaan, etnis, budaya,
agama, jenis kelamin atau lasan lain yang diakui secara universal
sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional
 Menghilangkan orang secara paksa (penangkapan, penahanan,
penculikan tanpa ada informasi ttg nasib atau keberadaannya, dan
Kejahatan apartheid (kejahatan genecide untuk mempertahankan rezim
yang berkuasa).
KEJAHATAN GENOSIDE
Perbuatan menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau
sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok agama dengan
cara [Pasal 7 yo 8 UU HAM]:
 Membunuh anggota kelompok;
 Mengakibatkan penderitaan fisik dan mental yang
berat terhadap anggota2 kelompok;
 Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang
mengakibatkan pemusnahan secara fisik baik seluruh
atau sebagiannya  Ancaman, teror, menghentikan
pemasukan makanan/obat2an.
 Memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan
mencegah kelahiran di dalam kelompok  Pemasangan
alat kontrasepsi secara paksa, pengguguran, dll;
 Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok
tertentu ke kelompok lain.
Penugasan
Masing-masing ditugaskan untuk mengidentifikasi dan
diseskripsikan berbagai kasus pelanggaran HAM yang
terjadi di Indonesia dan bagaimana mekanisme
penangananya.
1. HAM ringan dalam bidang SIPOL (Sipil dan Politik) dan hak
Ekososbud (Ekonomi, sosial, dan budaya)
2. HAM Berat dalam bidang SIPOL (Sipil dan Politik) dan hak
Ekososbud (Ekonomi, sosial, dan budaya).
3. Beri opini singkat tentang potret penegakan ham ini dalam
perspektif tanggungjawab negara
HAK SIPIL DAN POLITIK
Hak2 Sipil : Hak Politik :
• Hak menentukan nasib • Hak untuk menyampaikan
sendiri pendapat
• Hak untuk hidup • Hak untuk berkumpul dan
• Hak untuk tidak dihukum berserikat
mati
• Hak untuk mendapatkan
• Hak untuk tidak ditahan
sewenang-wenang persamaan perlakuan di
depan hukum
• Hak atas peradilan yang
adil • Hak untuk memilih dan
dipilih
HAK SOSIAL EKONOMI
DAN BUDAYA

Hak Sosial-Ekonomi: Hak di bidang budaya:


• Hak untuk bekerja • Hak untuk berpartisipasi
• Hak untuk mendapat dalam kegiatan
upah yang layak kebudayaan
• Hak untuk tidak dipaksa • Hak untuk menikmati
bekerja kemajuan ilmu
• Hak untuk cuti pengetahuan
• Hak untuk memperoleh
• Hak atas makanan perlindungan atas hasil
• Hak atas perumahan karya cipta (hak cipta) 
• Hak atas kesehatan Hak cipta tradisional?
• Hak atas pendidikan
HAK-HAK PEMBANGUNAN

• Hak untuk memperoleh lingkungan hidup


yang sehat
• Hak untuk memperoleh perumahan yang
layak
• Hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan
yang memadai
TERMINOLOGI PELANGGARAN HAM
MENURUT HUKUM NASIONAL INDONESIA
PELANGGARAN HAM  Setiap perbuatan seseorang
atau sekelompok orang, termasuk aparat negara baik
sengaja atau tidak atau karena kelalaian yang secara
melawan hukum mengurangi, menghalangi,
membatasi, dan atau mencabut HAM seseorang yang
dijamin oleh UU ini, dan tidak mendapatkan atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian
hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme
hukum yang berlaku [Pasal 1 butir 6 UU Peradilan HAM
No. 26/2000].
UNSUR2 PELANGGARAN HAM
1. Setiap perbuatan seseorang atau sekelompok orang,
termasuk perbuatan aparat negara;
2. Perbuatan yang disengaja atau tidak disengaja, atau
karena kelalaian yang secara melawan hukum;
3. Perbuatan yang mengurangi, menghalangi,
membatasi, dan atau mencabut HAM seseorang
yang dijamin oleh UU;
4. Perbuatan yang tidak mendapatkan atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian
hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme
hukum yang berlaku.
KATEGORI
PELANGGARAN HAM
1. PELANGGARAN HAM BERAT :
(1) KEJAHATAN GENOCIDE (Pemusnahan Etnis),
(2) KEJAHATAN2 KEMANUSIAAN
2. PELANGGARAN HAM RINGAN  Mencakup
kejahatan2/pelanggaran2 yang tidak termasuk
KEJAHATAN GENOCIDE, dan KEJAHATAN
KEMANUSIAAN dengan dampak yang tidak terlalu
meluas dan mengkhawatirkan.
KEJAHATAN GENOSIDE
Perbuatan menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau
sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok agama dengan
cara [Pasal 7 yo 8 UU HAM]:
 Membunuh anggota kelompok;
 Mengakibatkan penderitaan fisik dan mental yang
berat terhadap anggota2 kelompok;
 Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang
mengakibatkan pemusnahan secara fisik baik seluruh
atau sebagiannya  Ancaman, teror, menghentikan
pemasukan makanan/obat2an.
 Memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan
mencegah kelahiran di dalam kelompok  Pemasangan
alat kontrasepsi secara paksa, pengguguran, dll;
 Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok
tertentu ke kelompok lain.
MEKANISME PENANGANAN HAM
MEKANISME PENANGANAN HAM
MEKANISME PENANGANAN
HAM NASIONAL
MAHKAMAH KONSTITUSI
• Kewenangan :
– Menguji UU (dalam hal ini yang mengatur tentang HAM)
terhadap UUD
• Membatalkan UU No. 24 Thn 2005 ttg Komisi Kebenaran dan
Rekonsiliasi
• Membatalkan berlakunya Pasal 134, 136 bis, dan 137 yang
mengatur mengenai penghinaan terhadap presiden & wakil
presiden (2006)  Bertentang dengan konstitusi karena menegasi
prinsip persamaan di depan hukum, mengurangi kebebasan
berpendapat, kebebasan akan informasi,
– Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh UUD  Misalnya,
sengketa kewenangan antara pengadilan HAM dengan
Peradilan umum berkaitan dengan penanganan perkara
HAM)
PENGADILAN HAM
• Memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM berat :
Kejahatan genocide dan kejahatan kemanusiaan
– Pelanggaran HAM yang ditangani : Kasus pelanggaran
HAM berat yang terjadi sebelum dan sesudah pengadilan
HAM dibentuk pada tahun 2000  Tidak memberlakukan
asas retroaktif yang berlaku dalam hukum pidana
• Mekanisme pertanggungjawaban :
– Pertanggungjawaban komando : Komandan Militer –
pasukan di bawah komando
– Tanggung jawab atasan : Spoliselaku atasan polisi maupun
sipil bertanggung jawab atas pelanggaran HAM yang
dilakukan oleh bawahannya.
Lanjutan....
• Prosedur penanganan :
– Proses penyelidikan : Komnas HAM
– Proses penyidikan dan penuntutan : Kejaksaan
Agung
– Proses peradilan: Majelis Hakim Pengadilan HAM
– Khusus untuk kasus HAM berat sebelum adanya
Pengadilan HAM (UU No 26/2000), ditangani oleh
Pengadilan ad hoc atas usul DPR-RI  Mis : Kasus
Tim2, dan kasus Tanjung periok.
PROSEDUR PENANGANAN

KASUS HAM BERAT

PENYELIDIKAN : SIDIK & TUNTUT :


KOMNAS HAM JAGUNG

PENGADILAN HAM
Kasus sesudah 2000

PENGADILAN HAM
AD HOC :
Kasus sebelum 2000
Penyelidikan
• Serangkaian tindakan penyelidik untuk
mencari dan menemukan ada tidaknya suatu
peristiwa yang diduga merupakan
pelanggaran HAM
• Dilakukan oleh KOMNAS HAM dengan
membentuk tim penyelidik Ad Hoc
Penangkapan & Penahanan
• Dilakukan oleh Jaksa Agung  Berbeda
dengan Peradilan umum (KUHAP) di mana
penangkapan dan penahanan dilakukan oleh
pihak Polri
• Tersangka tidak mempunyai hak untuk
dikeluarkan dari tahanan selama proses
penyidikan dan penuntutan  Dalam
peradilan umum hal itu dimungkinkan.
Penyidikan dan Penuntutan
• Penyidikan dan penuntutan dilakukan oleh Jaksa
Agung dengan membentuk tim penyidik dan
penuntut ad hoc
• Penyidikan dilakukan dalam rangka pembuatan BAP,
dan apabila cukup bukti maka kasus tersebut segera
diteruskan ke tahapan penyidikan
• Apabila tidak ditemukan cukup bukti dalam proses
penyidikan, maka Jaksa Agung segera mengeluarkan
surat perintah penghentian penyidikan (SP3)
Pemeriksaan Sidang Pengadilan
• Dilakukan oleh majelis hakim yang terdiri dari 2
hakim pengadilan HAM, dan 3 orang hakim HAM Ad
hoc (punya profesionalisme, berdedikasi dan
berintegritas tinggi, menghayati cita2 negara hukum
dan negara kesejahteraan yang berintikan keadilan,
memahami dan menghormati HAM) Berlaku bagi
proses d I PN, PT, dan Kasasi
• Pemeriksaan hanya sampai pada tahap kasasi 
Tidak ada ketentuan untuk peninjauan kembali
MEKANISME LAIN PENANGANAN
PELANGGARAN HAM BERAT
 Selain melalui mekanisme Litigasi (proses
peradilan), terdapat pula mekanisme lain
melalui Proses Non-litigasi  Dilakukan
melalui proses di luar pengadilan dengan lebih
menekankan konsultasi, negosiasi, mediasi,
konsiliasi:
 Penanganan proses non-litigasi :
1. Komnas HAM [Pasal 89 ayat (4) UU pengadilan HAM]
 Termasuk juga Komnas HAM Perempuan dan
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
2. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi [Pasal 47 UU
Pengadilan HAM]  Masih belum berlaku karena UU
KKR No 24 tahun 2005 telah dibatalkan oleh
Mahkamah Konstitusi RI
PERADILAN UMUM
• Berwenang menangani kasus2 “pelanggaran
HAM ringan” yang tidak termasuk dalam kategori
HAM berat
• Peran Peradilan umum :
– Melalui mekanisme peradilan pidana : kasus2 pelanggaran
HAM ringan itu masuk dalam kategori tindak pidana biasa
 Menangani perkara2 pidana yang dilakukan oleh korps
kepolisian dan TNI, maka mekanisme penanganannya
melalui peradilan militer
– Melalui mekanisme peradilan perdata, terutama untuk
kasus pelanggaran hak ekonomi, sosial dan budaya melalui
gugatan class action oleh LSM mewakili masyarakat yang
dirugikan  Ex : Gugatan untuk menegakan hak2
masyarakat adat berkaitan dengan SDA
MEKANISME PENANGANAN
HAM INTERNASIONAL
PROSES PENANGANAN
PELANGGARAN HAM BERAT

PELANGGARAN
REKONSILIASI?
HAM BERAT

MEKANISME
PENGADILAN
NASIONAL TIDAK MAMPU
TIDAK MAU PIDANA
(PEMBIARAN) INTERNASIONAL
PENGADILAN
HAM
Statuta Roma 1998
Indo blm ttd

Anda mungkin juga menyukai