Anda di halaman 1dari 50

• SERVICE WATER

- Air sanitasi / mandi, cuci,


- Perkantoran.  60liter / jiwa.hari
- Perumahan karyawan.
- Laboratorium
- Bengkel
- Poliklinik
- Penyiraman tanaman
- Hidrant (pemadam kebakaran)
PENJERNIHAN AIR

koagulant

BAK
SEDIMENTASI

TANGKI
RAW WATER NaOCl / KOAGULASI /
(air sungai Chlorine FLOKULASI

SAND FILTER

Drinking
water
CHLORIN ATOR Filtered water
Operasi dan pencucian
(back washing) sand filter
Dari bak flokulasi

1 3 8

SAND
FILTER

A B
5

BACK WASHING
7
2 4

Filtered water ke
Chlorinasi
OPERASI DAN PENCUCIAN SAND FILTER
OPERASI / KERAN
BACK 1 2 3 4 5 6 7 8
WASHING

Sand filter A
beroperasi

Sand filter B dicuci


√ x x √ √ x x
(back washing) √
Sand filter B
beroperasi

Sand filter A dicuci


x x √ √ x x √ √
(back washing)
√ = keran terbuka
x = keran tertutup
CHEMICALINE YANG DIPAKAI DALAM
WATER TREATMENT
CHEMICAL INHIBITOR FUNGSI PROSES
Aluminium sulfat, Al2(SO4)3. xH2O koagulant koagulasi
Fero sulfat, FeSO4. 7H2O koagulant koagulasi
Feri sulfat, Fe2(SO4)3 ; koagulant koagulasi
Feri chlorida, FeCl3
Chlorinated copperas koagulant koagulasi
Polyacrylamide Koagulant / floculant koagulasi
Polyacrylate Koagulant / floculant koagulasi
Acrylamide / Acrylate Koagulant / floculant koagulasi
Carbon active Deodorizing / dedyeing Deodorisasi
Natrium hipochlorite / Chlorine disinfektant Chlorinasi
REAKSI KOAGULASI / FLOKULASI (pembentukan flock)

• Aluminium sulfat (tawas) :


Ca 
Al2 ( SO4 )3 .xH 2O  3 ( HCO3 ) 2 
Mg 
Ca  
2 Al (OH )3  3 (CO3 )  6CO2  xH 2O
flock 
Mg  flock

• Feri sulfat / Feri chlorida:


Ca 
FeCl3  3 ( HCO3 ) 2 
Mg 
Ca  Ca  
Fe(OH )3  2 (CO3 )   Cl2  HCl  H 2O  CO2
flockMg  flock 
Mg 
(AIR PENDINGIN)
• AIR PENDINGIN (COOLING WATER)
- Cooler
- Chiller
- Condenser
- Menara pendingin (cooling tower)
• PERSYARATAN AIR PENDINGIN
- Tidak menimbulkan korosi dan kerak
pada pipa selama sirkulasi
- Tidak menimbulkan lendir atau
lumut pada cooling tower

.
• PARAMETER KIMIA YANG HARUS
DIPENUHI PADA AIR PENDINGIN

UNTUK MENCEGAH KOROSI / KERAK


- pH
- Kesadahan (hardness)
- Total suspended solid (TSS)
- Alkalinity
UNTUK MENCEGAH LUMUT, LENDIR
- Ada kandungan zat-zat inbibitor
.
PENGOLAHAN AIR PENDINGIN

FILTERED (Dari Unit Penjernihan


WATER Air)

INHIBITOR
(anti kerak, korosi, lendir
dan lumut) PEMROSESAN AIR
PENDINGIN

AIR PENDINGIN
(Cooling water)
CHEMICALINE SEBAGAI INHIBITOR
PADA COOLING WATER
CHEMICALINE FUNGSI DOSIS (ppm dalam air
INHIBITOR (Pengendali) sirkulasi)
Garam2 Chromate Korosi 300+500 ppm CrO4
Kombinasi Chromate dan Korosi CrO4 10+40
Phosphate PO4 20+50
Phosphate dan Kerak dan korosi 2 + 10 ppm PO4
Polyphosphate
Lignin dan Tannin Orgnic Kerak dan korosi 20 + 50 ppm
Organic Chromate 5 + 20 ppm
Chlorine dan Chlorinated Algae dan bacterial slime 1 ppm, 4 jam/hari
Phenol
Quarternary Ammonium Algae dan bacterial, menjaga 200 ppm intermittent
Copper Complexes permukaan logam sll bersih.
Sulfuric Acid Pengendali kelarutan Untuk mempertahankan
residual alkalinity yang sama
Chlorine Menghambat Residual Cl2 = 0,5 ppm;
mikroorganisme injeksi 2-4 jam/hari
Menentukan dosis inhibitor Chlorine dan phosphate
dalam operasi cooling tower
• Dosis Chlorine menurut Tabel : 1 ppm /4 jam per hari
- Dosis chlorine secara kontinu (ppm/hari)
4 jam / hari
 1( ppm) X  0,2( ppm) / hari
24 jam
100.000( gallon / menit ) x1440(menit / hari ) 0,2(lb)Cl 2
 X
7,48( gallon / cuft ) x(cuft / 62,4lb) 1.000.000(lb) H 2 0
 240(lb / hari )
• Dosis phosphate = 2 – 10 ppm PO4
100(lb) PO4 X (W  B ) gal /(menit ) X 1440(menit / hari)

1.000.000(lb) H 2OX 7,48 gal /(cuft ) X (cuft ) / 62,4(lb)
W = drift losses
B = blowdown losses
SISTEM SIRKULASI AIR PENDINGIN
(Cooling Water Circulation System)
• OPEN CIRCULATION COOLING WATER
SYSTEM

• CLOSE CIRCULATION COOLING WATER


SYSTEM

• ONCE THROUGH COOLING WATER


SYSTEM
OPEN CIRCULATION COOLING WATER SYSTEM

Air pendingin
menguap
Air pendingin Air pendingin
masuk (panas) keluar
COOLER /
CONDENSER

COOLING
Make up TOWER
water
Air pendingin
keluar cooling
tower
CLOSE CIRCULATION COOLING WATER SYSTEM
Air pendingin
Air pendingin
masuk
COOLER / (panas) keluar
CONDENSER

CHILLED
WATER / AIR Air pendingin (panas)
Air pendingin
keluar air cooler COOLER masuk air cooler

ONCE THROUGH COOLING WATER SYSTEM

Air pendingin COOLER / Air pendingin


masuk COOLER /
CONDENSER
COOLER / (panas) keluar
CONDENSER
CONDENSER
PERBANDINGAN KETIGA SISTEM
SISTEM KEUNTUNGAN KERUGIAN
Sistem Sirkulasi - Dapat dipakai untuk kapasitas air - Kebutuhan Energi besar
Terbuka pendingin yang besar - Biaya operasional besar
- Bahan konstruksi peralatan tidak mahal - Membutuhkan Cooling
- Biaya chemicaline murah Tower
- Prosesnya lebih kompleks
- Kehilangan Air besar
Sistem Sirkulasi - Tidak ada kehilangan Air - Untuk kapasitas Air
Tertutup - Kualitas Air pendingin terjaga baik pendingin yang kecil.
- Proses dan peralatan lebih sederhana - Biaya untuk chemicaline
- Biaya operasional relatif kecil mahal.

Sistem Once - Dipakai untuk kapasitas air pendingin - Biaya peralatan dan
Through yang sangat besar perpipaan sangat besar
(Sekali lewat) - Prosesnya sangat sederhana (bahan konstruksi
- Biaya untuk air pendingin rendah khusus, HE dari
(karena pakai air laut) Titanium)
- Biaya operasional rendah - Biaya investasi (Fixed
cost) tinggi
- Sangat korosif.
COOLING TOWER (Menara pendingin)
• Alat yang digunakan untuk mendinginkan kembali air pendingin
yang sudah panas setelah digunakan dalam cooler / condenser heat
exchanger.
• Sebagai media pendingin dalam cooling tower adalah udara, dimana
terjadi kontak langsung antara air pendingin panas dengan udara
pendingin.
• Sebagai driving force untuk penguapan air adalah perbedaan antara
tekanan uap dari air dengan tekanan udara pada temperature wet
bulb nya.
• Anya airf pendingin yang menguap akan membutuhkan panas
penguapan yang diambilkan dari panas sensibel air pendingin itu
sendiri, yang berakibat temperatur air pendingin menjadi turun
• Di dalam industri, cooling tower dibuat dari red wood yaitu sejenis
kayu yang sangat tahan apabila secara terus menerus kontak dengan
air.
• Bahan isian atau packing biasanya merupakan susunan kayu yang
dipasang horizontal
Air pendingin
PRINSIP masuk Udara keluar
PENDINGINAN DI
COOLING TOWER
t L1 td 1 t w1
(approach)
t L1  t L 2 t L1  t L 2  10o C
(range) COOLING

tL 2  tw2 t L 2  t w 2  5o F TOWER

td 1  td 2
tL 2 Udara masuk
Air pendingin
keluar td 2 tw 2
KLASIFIKASI COOLING TOWER

Atmospheric
tower
Natural
circulation tower

Natural draft

COOLING
TOWER
Force draft C.T.

Induced draft C.T.


Mechanical draft
tower Spray tower

Spray chamber
nozzle
Air panas

cerobong
drift
eliminator

udara air panas nozzle


louvers

udara udara

Air dingin
basin
basin
ATMOSPHERIC TOWER NATURAL DRAFT
udara

air panas

fan

udara

Fan
letaknya dibawah
(mendorong) air dingin
basin
FORCE DRAFT
cooling tower
udara

Fan
letaknya diatas
fan (menghisap)

drift
eliminator
air panas

udara udara

basin
air dingin
INDUCED DRAFT
cooling tower
MAKE UP COOLING WATER
PADA SISTEM SIRKULASI TERBUKA
Air pendingin menguap
(evaporation loss)
C m3 / hari Air pendingin
(panas) keluar Percikan
Air pendingin COOLER /
COOLER / (drift
masuk CONDENSER
COOLER /
CONDENSER loss)
CONDENSER q m3 / hari

PENDINGINAN
Make up DI COOLING
water
TOWER
(p+q+r)
3 BERSIRKULASI
m / hari p m3 / hari
Percikan Blow-down
(drift  q  (0,1  1%)C
loss)
Evaporation loss  r  1%(C )  100 F
= p  q  r  5%(C )
Make up
water
Cooling tower pada pabrik pupuk Kujang
ITEM COOLING TOWER
PABRIK AMONIAK PABRIK UREA
Type Mechanical Draft Mechanical Draft
Cell 5 3
Volume 2500 m3 1500 m3
Laju sirkulasi Air 12.000 m3/jam 8.500 m3/jam
Drift loss 0,2 % 0,2 %
Evaporation loss 1 % 1%
Blowdown 2,8 % 2,8 %
Bahan konstruksi Kayu merah (red wood) Kayu merah (red wood)
SUSUN NERACA AIR DAN KEBUTUHAN AIR
PADA SISTEM AIR PENDINGIN
NERACA AIR PADA COOLING TOWER
BASIS : Hot Water masuk
cooling tower = 12.000 m3/jam

Air pendingin menguap


(evaporation loss, 1%)
Air pendingin 120 m3/jam
(panas) keluar
12.000 m3/jam Percikan
COOLER / 12.000 m3/jam
COOLER / (drift
CONDENSER
COOLER / loss, 0,2 %)
CONDENSER
CONDENSER 24 m3/jam
480 m3/jam
PENDINGINAN
Make up DI COOLING
water
TOWER
BERSIRKULASI

11.520 m3/jam 336 m3/jam


Kebutuhan air pendingin : Blow-down,
Pada saat start up = 12.000 m3/jam 2,8%
Pada operasi normal (steady) = 480 m3/jam
Contoh Soal
Suatu cooling tower dioperasikan dengan komposisi makeup
water sebagai berikut.
Parameter Komposisi
Ca Hardness 85 ppm CaCO3
Mg Hardness 33 ppm CaCO3
Total Hardness 118 ppm CaCO3
Total Alkajinity 90 ppm CaCO3
Sulfate 20 ppm SO4
Chloride 19 ppm Cl
Silica 2 ppm SiO2

Apabila hot water yang masuk cooling tower pada temperatur


120 oF, Cycle concentration yang dipakai pada operasi adalah
5, dan untuk pencegahan korosi hanya 90% saja dari total
alkalinity yang diubah menjadi sulfat. Tentukan komposisi dari
Blowdown. Diketahui batas kelarutan CaSO4 pada temperatur
120 oF adalah 2200 ppm CaSO4
(evaporation loss)
Air pendingin
Air pendingin COOLER / (panas) keluar (drift loss)
masuk COOLER /
CONDENSER
COOLER /
CONDENSER
CONDENSER

COOLING
Make up
TOWER
water
BERSIRKULASI

Parameter Komposisi
Ca Hardness 85 ppm CaCO3 Cycle konsentrasi = 5 Blow-down
Mg Hardness 33 ppm CaCO3
Hot water masuk
Total Hardness
Total Alkajinity
118 ppm CaCO3
90 ppm CaCO3 tower = 120 oF
Komposisi
Sulfate
Chloride
20 ppm SO4
19 ppm Cl
?
Untuk mencegah
Silica 2 ppm SiO2
korosi, hanya
90% Alkalinity
yang terkonversi
menjadi sulfat
Penyelesaian :
Total hardness > total alkalinity. Sulfat dalam air sirkulasi = 5 x 20 = 100 ppm
SO4 atau 100x (136/96) = 142 ppm CaSO4

Parameter Komposisi Parameter Komposisi


Ca Hardness 85 ppm CaCO3 Ca Hardness 5 x 85 425 ppm CaCO3
Mg Hardness 33 ppm CaCO3 Mg Hardness 5 x 33 165 ppm CaCO3
Total Hardness 118 ppm CaCO3 Total Hardness 5 x 118 590 ppm CaCO3
Total Alkajinity 90 ppm CaCO3 Total Alkalinity 0,1x5x 90 45 ppm CaCO3
Sulfate 20 ppm SO4 Sulfate 5x20+ 388 488 ppm SO4
Chloride 19 ppm Cl Chloride 5 x 19 95 ppm Cl
Silica 2 ppm SiO2 Silica 5x2 10 ppm SiO2
Apabila hot water yang masuk cooling tower pada temperatur 120 oF, Batas
kelarutan CaSO4 = 2200 ppm CaSO4. Jadi masih ada pembentukan CaSO4 yang
diijinkan = 2200 – 142 = 2058 ppm CaSO4, atau 2058x (96/136) = 142 ppm
sebagai SO4.
Alkalinity dalam air sirkulasi jika tidak terkonversi menjadi sulfat maka
jumlahnya = 5 x 90 = 450 ppm CaCO3. Untuk pencegahan korosi hanya 90%
saja dari total alkalinity yang diubah menjadi sulfat = 0,9 x 450 = 405 ppm
CaCO3 menjadi CaSO4, atau 405x (96/100) = 388 ppm sebagai SO4. Maka
alkalinity yang tinggal 10% = 0,1 x 5 x 90 = 45 ppm CaCO3. Jumlah sulfuric
acid yang dibutuhkan = 405x (96/98) = 397 ppm
• Blowdown didefinisikan sebagai sejumlah air yang
dikeluarkan dari sistem dan digantikan oleh sejumlah air
baru dengan tujuan untuk mengendalikan konsentrasi
garam atau zat-zat impuritas lain dalam air sirkulasi

• Indikator dilakukan blowdown diantaranya konsentrasi


padatan terlarut (dissolved solid) yang sudah menunjukkan
harga melebihi ambang batas yang diperbolehkan, akibat
terjadinya penguapan air selama proses sirkulasi.

• Sebagai pengganti adalah fresh water yang disebut make up


water yang mempunyai kualitas air yang baik.

• Proses blowdown ini biasanya terjadi pada : 1) sistem


sirkulasi terbuka air pendingin karena adanya cooling
tower, dan 2). Sistem sirkulasi kondensat pada boiler.
Cycles of concentration (konsentrasi Siklus)
• Pengertian : Cycles concentration,  C adalah
perbandingan konsentrasi dissolved solids dalam air
sirkulasi dan konsentrasi dissolved solids dalam make
up water.
TDS ( sirkulasi )
C 
TDS ( makeup )
• Cycles concentration,  C adalah perbandingan
konsentrasi garam tertentu X c dalam air sirkulasi dan
konsentrasi garam tertentu X m dalam make up water
Xc
C 
Xm
• Dalam hal khusus Cycles concentration,  C
adalah perbandingan konsentrasi chlorida
dalam air sirkulasi X c dan konsentrasi chlorida
dalam make up water Xm
• Contoh, sebuah cooling tower waktu dilakukan
blowdown menunjukkan bahwa konsentrasi X c
dalam air sirkulasi besarnya lima kali
konsentrasi X m dalam make up water, maka
cooling tower beroperasi dengan cycles
concentration 5 (lima).
• Cycles concentration ditentukan oleh : desain
cooling tower, karakteristik air, kondisi operasi,
dan jenis cooling towernya.
PROGRAM PENGELOLAAN AIR PENDINGIN
(Dengan larutan chromate)
1. Program Pengolahan Mula (pretreatment)
Program ini terbagi :
a. Tahap pembersihan mula (precleaning)
Membersihkan semua kotoran yang ada dalam
sistem, misal : minyak, karat, dsb.
b. Tahap prepassivasi
Membantu mempercepat pembentukan
lapisan penahan korosi pada permukaan logam.
2. Tahap Operasi Normal
Tahap precleaning
• Agar tahap pembersih mula bisa mendapatkan hasil yang sempurna,
harus mengikuti beberapa persyaratan / batasan kondisi operasi yang
ditetapkan.
• Kondisi operasi :
- pH : 6,0 – 7,0
- Bahan kimia : Polyphosphate (hexa meta
phosphate), konsentrasi 10.000 – 40.000 ppm.
Konsentrasi ini 2 – 3 kali level normalnya
- Temperatur : 50 – 70 oC (jika digunakan temperatur ambient,
maka waktu sirkulasi membutuhkan 24- 48 jam)
- Waktu sirkulasi : 8 – 24 jam
• Untuk mengetahui tahap precleaning berakhir diperlukan analisis
turbidity dan kadar besi
• Setelah tahap ini selesai, larutan precleaning harus segera dibuang
untuk memulai tahap prepassivasi
Tahap prepassivasi
• Tahap ini biasa dilakukan pada sistem / kondisi :
- Sistem peralatan air pendingin yang baru
- Peralatan baru yang habis dicuci secara kimia
- Terjadi penurunan pH pada air pendingin, jauh dibawah batasan
kondisi operasi.
• Kondisi operasi Tahap passivasi,
- pH : 6,0 – 7,0
- Bahan kimia : Chromate zine phosphate
- Konsentrasi : Total : 600 – 1.000 ppm.
Chromate = 50 – 300 ppm
- Temperatur : 50 – 60 oC
- Waktu sirkulasi : 4 – 12 jam
• Pasivasi sistem keseluruhan dari : semua kotoran, minyak, kerak,
bahan organik.
• Setelah tahap prepassivasi selesai, larutan dibuang ke kolam
penampung isi dengan fresh water. Tambahkan chemicaline inhibitor
yang dibutuhkan sesuai level konsentrasi yang ditetapkan.
Tahap Operasi Normal
• Batasan Parameter yang digunakan :
1. pH : 7,0 -7,5
2. Bahan kimia : Chromate = 10 -15 ppm
Dispersant (Phospanate) = 15 - 30 ppm.
Chlorinasi = 0,5 ppm sbg free residual chlorine
3. Waktu chlorinasi : 2 – 4 jam /’ hari
4. Slimacide (non oxidizing)
di-bromo nitrilo propionamida : 15 ppm (sekali
seminggu)
5. Slimacide (non oxidizing)
quartenary amonium dan organic tin : 30 ppm (sekali
seminggu)
6. Cycle number : 5
• Fresh Water (make up air) yang digunakan

1. pH : 7,0 -7,5
2. Ca hardness : 40 ppm CaCO3
3. Total hardnes : 56 ppm CaCO3
4. Chlorida : 7 ppm Cl
5. M-Alkalinity : 40 ppm CaCO3
6. TDS : 120 ppm solid
7. Phosphate : 0 ppm PO4
8. Zine : 0 ppm Zn
9. Sulphate : 35 ppm SO4
10. Silika : 19 ppm SiO2

• Digunakan cycle number = 5, maka kualitas air pendingin yang


bersirkulasi konsentrasinya adalah 5 (lima) kali dibanding make up
water, sebagai berikut :
• Kualitas air pendingin yang bersirkulasi :

1. pH : 7,4
2. Ca hardness : 200 ppm CaCO3
3. Total hardnes : < 100 ppm CaCO3
4. Chlorida : 7 ppm Cl
5. M-Alkalinity : 40 ppm CaCO3
6. TDS : < 1000 ppm solid
7. Phosphate : 0,2 ppm PO4
8. Zine : 1 – 3 ppm Zn
9. Sulphate : < 300 ppm SO4
10. Silika : < 100 ppm SiO4

• Apakah dengan cycle number = 5, program pengelolaan air


pendingin tersebut dari sisi pengendalian korosi, kerak dan
lumut/lendir (slime)
ANALISIS AIR PENDINGIN
• Kesadahan carbonat (carbonate hardness) terdiri dari garam-
garam carbonat dan bicarbonat dari calsium dan magnesium.
• Kesadahan noncarbonat (noncarbonate hardness) adanya garam-
garam lain selain Ca dan Mg.
• Kesadahan total (total hardness) adalah jumlah kesadahan
carbonat dan nonbicarbonat.
• Kesadahan tetap (permanent hardness) adalah Ca dan Mg residu
dalam air setelah pendidihan dan membedakan dari kesadahan
non carbonate.
• Kesadahan sementara (temporary hardness) adalah kesadahan
dari garam2 Ca dan Mg bikarbonat, yang dapat dihilangkan
dengan cara pendidihan air, yang akan berubah menjadi garam2
carbonat yang tidak larut.
• Satuan yang digunakan untuk mengukur kesadahan
- Derajad Franch = g CaCO3/100 liter air
- Derajad Jerman = g CaO / 100 liter air
- Derajad Enggris = g CaCO3 / imp. Gallon air
KLASIFIKASI KESADAHAN AIR PENDINGIN
• Kesadahan make up water dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Total hardness
(ppm CaCO3)
Very soft 15
Soft 15 – 50
Medium hard 50 – 100
Hard 100 – 200
Very hard 200
• ALKALINITY
Adalah ukuran konsentrasi semua electrolyte yang memberikan
reaksi dasar apabila terhidrolisa dalam air, sebagai contoh basa kuat
dan asam lemah ( hydrate, carbonates, bicarbonates, phosphate,
silicates, borates, sulfites, dll.) Chlorida dan sulfat tidak
berkontribusi bagi alkalinity. Alkalinity ditentukan dari titrasi,
hasilnya dilaporkan dalam satuan ppm CaCO3.
MASALAH PADA SISTEM AIR PENDINGIN
1. KOROSI (Corrosion)& KERAK (Scale)

• Definisi : Korosi adalah peristiwa perusakan atau penipisan


logam melalui reaksi kimia atau reaksi elektrokimia.
Kerak adalah endapan padat yang melekat pada permukaan
logam (berupa senyawa2 : CaCO3, CASO4, CA3 (PO4)2,
MgSiO3, Zn3(PO4)2, Zn(OH)2, dll) karena hasil kali
kelarutan senyawa endapan tersebut terlampaui.

• Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi


- pH
- Padatan terlarut (dissolved solid)
- Oksigen terlarut (dissolved Oxygen)
- Temperatur air sirkulasi
- Flow rate
- Deposit / endapan
- Sistem 2 logam, dan Stress
• Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya Kerak :
- pH
- Total Padatan (Total solid) (= padatan terlarut + tersuspensi)
- Temperatur air sirkulasi
- Kesadahan (hardness)
- Alkalinity

• Indikator pengontrol : Dari sekian banyak faktor tersebut,


yang paling mudah dikontrol adalah pH.

• Metode : 1). Pengontrolan korosi dengan cara mengatur pH


biasanya menggunakan perhitungan : Langelier Saturation
Index (LSI) atau RyznarStability Index, untuk mengetahui
kecenderungan korosi dari air pendingin.
2). Pengontrolan korosi dengan memasang Test
Kupon;
3). Memasang test “Heat Exchanger”
PERSAMAAN LANGELIER DAN
PERSAMAAN RYZNAR (Saturation and
Stability Index)
• Persamaan Langelier ( Bersifat kualitatif)
• Metode analisis air pendingin untuk mengetahui kondisi
kesetimbangan kelarutan Calsium carbonat.
• Dapat digunakan untuk menentukan kestabilan carbonat atau sifat-
sifat korosive dari air pendingin apabila temperatur, dissolved
solid, total calsium, toital alkalinity, dan pH diketahui
• Index Saturasi adalah selisih antara harga sesungguhnya pH yang
terukur dan pH atas dasar perhitungan (pHs) pada kondisi jenuh
dengan Calsium carbonat.
INDEX SATURASI (LSI) = pH actual  pH S
Di mana :
pH S  pCa  pAlk  Cscale
Di mana : Cscale = Total solid (ppm) pada Temperatur tertentu
pCa = Ca hardness (ppm CaCO3), dicari dari
pAlk. = Alkalinity (ppm CaCO3)
Didapat dari DIAGRAM Langelier Saturation Index
• Jika Index Saturasi = 0  Air pendingin dalam kondisi
kesetimbangan kimia
Jika Index Saturasi > 0 (positif)  Cenderung membentuk kerak
Jika Index Saturasi < 0 (negatif)  Cenderung korosi

• Persamaan Ryznar ( Lebih bersifat kuantitatif)


STABILITY INDEX = 2 pHs – pH(actual)

• Jika Stability index = 6,5  Terbentuk kerak


Jika Stability Index (6,5 – 7,0) > 0 (positif)  kondisi air bagus
Jika Stability Index = 7,0  Air pendingin korosif
Kondisi optimum Stability Index = 6,6
DIAGRAM LANGELIER SATURATION INDEX
(LSI)
“C” Scale
2,7 2,5 2,0 1,56 1,5 1,1 pCa
50o 100o 150o 200o
5000 5000
3000 3000
2000

Part per million (weight)


2000
Part per million (weight)

1000 1000

500 500
400
300 300
200 200
160
100 100

50 50
30 30
20 20

10
4,5 4,0 3,5 3,0 2,7 2,5 2,0 1,5 1,0
Temperature in oF
pAlk. and pCa Scale
pAlk.
Bagaimana kecenderungan air pendingin yang
mempunyai karakteristik berikut ?
• pH = 7,8
• Ca hardness = 200 ppm  pCa = 2,70
• M alkalinity = 160 ppm  pAlk = 2,50 pH S  6,76
• Total solid = 400 ppm
Cscale  1,56
• Temperatur = 140 Of

LSI  pH actual  pH S

 7,80  6,76  1,04

Kondisi air pendingin cenderung membentuk KERAK


2. LUMUT / LENDIR (slime)

• Definisi : Slime adalah endapan yang merupakan campuran dari


mikroorganisme, senyawa organik dan non organik. Adanya slime
yang mengendap pada permukaan tube / shell heat exchanger akan
menghambat laju perpindahan panas, bahkan bisa menyebabkan
korosi setempat (pitting corrosion).

• Pencegahan slime
1). Mengurangi atau menghambat pertumbuhan senyawa
organisme, dengan peenambahan inhibitor berupa slimecide atau
biocide.
Ada dua jenis :
- Yang bersifat oksidator: Chlorine (Cl2); Na/Ca hypochlorite
- Bersifat non oksidator : dibromo-nitrilo propionamida
2). Menjaga permukaan logam selalu bersih. Inhibitornya senyawa2
Quartenary ammonium.
KEBUTUHAN JUMLAH AIR
• Air yang dibutuhkan dan disediakan (meliputi 4 jenis
penyediaan air) pada saat pabrik star-up atau mulai
beroperasi.
Kebutuhan air meliputi segala item yang tercatat pada 4
(empat) jenis penyediaan air.

• Air yang dibutuhkan setelah pabrik beroperasi normal


atau steady state.
Kebutuhan air meliputi item-item air yang tidak dapat
di recycle kembali, yang harus disediakan
penggantinya (make up water)
No. KEBUTUHAN UNIT M3/HARI
1 SERVICE WATER
-Perkantoran
-Perumahan karyawan
-Laboratorium 60 liter/jiwa.hari
-Penyiraman tanaman
PADA SAAT START-UP

-Bengkel
-Poliklinik
-Hidrant a
Total A
2 AIR PROSES (Process water)
-Pereaksi
-Pelarut
-Pengencer
Total B
3 AIR PENDINGIN (Cooling Water)
-Cooler 1, 2, 3, …n
-Condenser 1, 2, 3, … n
-Jaket Reaktor
Total C
4 AIR UMPAN BOILER (Boiler Feed Water)
-Kebutuhan Steam pada : Heater 1, 2, 3, … n
-Kebutuhan Steam pada : Reboiler 1, 2, 3, … n
-Kebutuhan Steam sebagai Pereaksi
Total D
Kebutuhan Total (E = A + B + C + D) E
No. KEBUTUHAN UNIT M3/HARI
1 SERVICE WATER
SETELAH OPERASI -Perkantoran
-Perumahan karyawan
STEADY-STATE -Laboratorium
-Penyiraman tanaman
-Bengkel
-Poliklinik
-Hidrant a
Total A-a
2 AIR PROSES (Process water)
-Pereaksi
-Pelarut
-Pengencer
Total B
3 AIR PENDINGIN (Cooling Water)
-Continuous / periodical Blow-down C1
C1  C 2  5%C -Losses (evaporation and drift losses) C2
Make up C1 + C2
D 2  D3  5% D
4 AIR UMPAN BOILER (Boiler Feed Water)
-Kebutuhan Steam sebagai Pereaksi D1
-Continuous / periodical Blow-down D2
-Steam Trap D3
Total D1 + D2 + D3
Kebutuhan Total E
[E = (A-a) + B + (C1 + C2) + D1 + D2 + D3)]

Anda mungkin juga menyukai