1

2
3
“ADALAH TERHADAP SEBELUM
MASUK KE (EXTERNAL TREATMENT) DAN SESUDAH ADA
DIDALAM BOILER (INTERNAL TREATMENT).”

4
5
6
• Boiler berasal dari kata “ boiling” artinya
mendidih.

• Boiler berarti alat untuk mendidihkan.

• Secara spesifikasi Boiler adalah Vessel

yang didesain untuk perpindahan panas,
dengan menggunakan bahan bakar yang
merubah (mendidihkan) air menjadi uap
(Steam).

7
8
MAKSUDNYA ADALAH PERLAKUAN (PENGOLAHAN) AIR SEBELUM MASUK
KEBOILER DAN KEMUDIAN DILANJUTKAN DENGAN PERLAKUAN
(PENGOLAHAN) SESUDAH AIR BERADA DI DALAM BOILER.

TUJUANNYA UNTUK UNTUK MENGHILANGKAN ZAT-ZAT ASING YANG

LARUT MAUPUN TIDAK LARUT DALAM AIR SEHINGGA DIPEROLEH
SYARAT-SYARAT MUTU AIR UMPAN BOILER. KEMUDIAN DIDALAM BOILER
MUTU AIR BOILER PERLU DIKONTROL UNTUK MENCEGAH
PEMBENTUKAN KERAK DAN KOROSI YANG DAPAT MERUSAK BOILER DAN
INSTALASI YANG BERHUBUNGAN DENGAN BOILER.

9
adalah pengolahan air sebelum
digunakan untuk air umpan Boiler.
Dimana syarat-syarat mutu air
umpan harus dipenuhi sesuai
standard.

adalah pengolahan air sesudah air

digunakan sebagai air boiler. Dimana
syarat-syarat mutu air Boiler harus
dipenuhi sesuai standard.

10
11
12
13
14
• TOTAL SUSPENDID SOLID (TSS)
adalah zat-zat padatan yang tidak terlarut didalam air.
contoh : lumpur, pasir, tanah, zat-zat organik, dll.

• TOTAL DISOLVED SOLID (TDS)

adalah zat-zat padatan yang terlarut didalam air.
contoh : Silika (SiO2), T.Hardness (Ca & Mg), besi (Fe), Cloride (Cl), dll.

• TOTAL DISOLVED GAS (TDG)

adalah gas-gas yang terlarut didalam air.
contoh : Oksigen (O2), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), dll

• MIKROORGANISME
adalah organisme yang ada didalam air dalam ukuran kecil (mikro).
contoh : bakteri, dll. (Secara umum berhubungan d/ air minum dan Cooling Tower).

15
• TIDAK MENGANDUNG TSS

• TIDAK MENGANDUNG TDS

• TIDAK MENGANDUNG TDG
16
“ MEMPEROLEH AIR YANG JERNIH DAN
MURNI ”

17
Air Sumber Clarifier Water Basin Sand Filter Tower

Injeksi Bahan Kimia

Menghilangkan TSS

Boiler Deaerator Feed Tank Demineralisasi

Injeksi Bahan Kimia

Menghilangkan TDG Menghilangkan TDS

18
19
 CLARIFIKASI

Air Sumber Clarifier Water Basin Sand Filter Tower

Injeksi Bahan Kimia

Menghilangkan TSS

Deaerator Feed Tank Demineralisasi

Menghilangkan TDG Menghilangkan TDS

DEAERASI DEMINERALISASI
DIBAGI ATAS :
- CLARIFIKASI (CLARIFIER, WATER BASIN, SAND FILTER)
- DEMINERALISASI
- DEAERASI (DEAERATOR & FEED TANK)

20
 AIR SUMBER
• AIR PERMUKAAN • AIR BAWAH TANAH
Adalah air yang sumbernya dari Adalah air yang sumbernya dari
permukaan bumi. dalam bumi.

Contoh : Contoh :
- Air sungai - Air sumur bor
- Air danau - Mata air
- Air waduk - Air sumur

Kelebihan : Kelebihan :
Kadar Total Disolved Solid (TDS) Kadar Total Suspendid Solid (TSS)
lebih rendah. lebih rendah (air cukup jernih).

Kekurangan : Kekurangan :
Kadar Total Suspendid Solid (TSS) Kadar Total Disolved Solid (TDS)
cukup tinggi. cukup tinggi.

21
 KLARIFIKASI
TUJUANNYA ADALAH MENGHILANGKAN ZAT-ZAT PENGOTOR (IMPURITIS) DALAM AIR
BAKU YAITU KOMPONEN TOTAL SUSPENDID SOLID (TSS) DAN KOMPONEN NON-IONIC.
SEHINGGA SYARAT PERTAMA YAITU “JERNIH” BISA TERCAPAI. SECARA UMUM SERING
DISEBUT JUGA PENJERNIHAN.

CLARIFIKASI
(PENJERNIHAN)

KOAGULASI FLOKULASI SEDIMENTASI FILTRASI

CLARIFIER WATER BASIN SAND FILTER

22
 KOAGULASI
ADALAH PENGGUNAAN BAHAN KIMIA KOAGULANT UNTUK MENGHILANGKAN GAYA TOLAK MENOLAK DAN
MEMBENTUK GAYA TARIK MENARIK (VAN DER WALLS) ANTARA PARTIKEL KOLOID DIDALAM AIR.

AGGLOMERASI PERTUMBUKAN FLOK

ADALAH PENGELOMPOKAN PARTIKEL-PARTIKEL ADALAH TERIKATNYA PARTIKEL-PARTIKEL

SUSPENDID SOLID (TSS) MENJADI PARTIKEL SETELAH PROSES AGGLOMERASI MENJADI
YANG LEBIH BESAR KARENA ADANYA GAYA PARTILEK-PARTIKEL YANG LEBIH BESAR LAGI,
TARIK MENARIK (VAN DER WALLS). YANG BIASA DISEBUT “PIN FLOK” (MIKRO
FLOK).

GAMBAR PROSES KOAGULASI

0 0 0
+0- +0- +0- +0-
+ O O O
+
0 0 0 +0- +0- +0- O O O
+ + +0-+0-+0-+0-+0- O O

Gerak Brown Koagulant Gaya Van Der Walls Pin Flok (Mikro Flok)

23
 FLOKULASI
ADALAH PENGELOMPOKAN PIN-PIN FLOK YANG TELAH TERBENTUK DARI PROSES KOAGULASI SEHINGGA
TERBENTUK FLOK YANG LEBIH BESAR (MAKRO FLOK) YANG MUDAH MENGENDAP DENGAN MENGGUNAKAN
BAHAN KIMIA POLYMER.

GAMBAR PROSES FLOKULASI

O O O
O O O O
O O O
O O O
O O O
O O O O Agglomerasi O O O
Mikro flok Polimer Flokulasi Makro flok

24
CARA MENENTUKAN DOSIS BAHAN KIMIA PENJERNIHAN
PROSES PENENTUAN DOSIS BAHAN KIMIA PENJERNIHAN DIMULAI DARI JAR TEST

JAR TEST ADALAH PERLAKUAN UJI COBA DOSIS BAHAN KIMIA (YANG DITENTUKAN) UNTUK

PROSES PENJERNIHAN YANG MENGGUNAKAN KOAGULAN SEPERTI ALUMUNIUM SULFATE ATAU

POLY ALUMUNIUM CHLORIDE (PEMBENTUKAN PIN-PIN FLOK), SODA ASH (ADJUST pH) DAN

FLOKULAN (PEMBENTUKAN MAKRO FLOK) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ALAT JAR TEST.

PERHITUNGAN PEMAKAIAN BAHAN KIMIA :

FLOWRATE AIR KE KLARIFIER x UNTUK KEBUTUHAN BERAPA JAM x DOSIS HASIL JAR TEST
CONTOH : 1000
 DEBIT AIR MASUK = 50 M3/JAM
 JAM OPERASI = 20 JAM

 DOSIS HASIL JAR TEST = 20 ppm (gr/M3)

* JUMLAH BAHAN KIMIA = 50 M3/JAM x 20 JAM x 20 gr/M3 = 20000 gr = 20 Kg

25
 SEDIMENTASI
ADALAH PROSES PENGENDAPAN MAKRO
FLOK YANG TELAH TERBENTUK DARI
HASIL KOAGULASI DAN FLOKULASI.
BIASANYA ALAT UNTUK PROSES
CLARIFIKASI INI DISEBUT CLARIFIER.

BENTUKNYA KERUCUT TERBALIK

ADALAH UNTUK MEMPERMUDAH
PEMBUANGAN LUMPUR (KOTORAN)
YANG TELAH DIENDAPKAN DARI
PROSES SEDIMENTASI.

CLARIFIER
26
 SKETSA ALIRAN AIR DI CLARIFIER

SEKAT PLAT

atau

KRANGAN
KETINGGIAN
SELIMUT FLOK

SCREW
KRANGAN
SELIMUT FLOK

INJEKSI TAWAS
KRANGAN
INJEKSI SODA INJEKSI FLOKULANT KETINGGIAN
LUMPUR

STATIC MIXER
KRANGAN
BUANG
LUMPUR
5 Meter
25 - 30 Meter 20 - 25 Meter
27
 SKETSA ALIRAN AIR DI CLARIFIER

JIKA CONE-2 TERLALU PENDEK

EFEKNYA FLOK-FLOK HALUS YANG

TERBENTUK SERING KELUAR DARI
CLARIFIER SEHINGGA KEJERNIHAN
AIR TIDAK SEMPURNA

28
 SEDIMENTASI

WATER BASIN JUGA BISA

MEMBANTU UNTUK
SEDIMENTASI. DIMANA FLOK-
FLOK YANG MASIH KELUAR
DARI CLARIFIER AKAN
MENGENDAP DAN TIDAK
TERIKUT KE SAND FILTER.
SELAIN ITU WATER BASIN JUGA
BERFUNGSI SEBAGAI STOK AIR.

WATER BASIN 29
 SKETSA WATER BASIN

Air Masuk

Over Flow

Under Flow

Ke Sand Filter KOTORAN DIHARAPKAN AKAN

MENGENDAP DI DASAR BASIN

30
 FILTRASI
TUJUANNYA ADALAH MENYARING
FLOK-FLOK YANG MASIH TERIKUT
DAN TIDAK SEMPURNA MENGENDAP
DI WATER BASIN. SEHINGGA
KEJERNIHAN AIR JAUH LEBIH
MAKSIMAL. MENGGUNAKAN ALAT
NAMANYA SAND FILTER.

MEDIA YANG DIPERGUNAKAN

ADALAH PASIR KUARSA. BIASANYA
UKURAN YANG DIPERGUNAKAN
TERDIRI DARI 3 BAGIAN : KASAR,
SEDANG DAN HALUS.

UKURAN PASIR :
-KASAR = 3,0 – 6,0 mm : 10%
-SEDANG = 1,0 – 1,5 mm : 15%
-HALUS = 0,5 – 0,7 mm : 75% SAND FILTER

31
 PROSEDUR OPERASIONAL
SAND FILTER
Prosedur Operasional :
1. Service
Artinya : Operasional normal Sand Filter dalam
keadaan menjernihkan air.
Prosedur : Buka katup no.5 dan no.1 (katup lainnya
dalam kondisi tertutup).
Syarat Mutu : Air yang dihasilkan harus jernih.
Hal penting : Perhatikan apakah pada air keluaran saat
1 2
Service ada pasir yang keluar.
TOTAL
TOTAL VOLUME
2. Backwash VOLUME
PASIR
PASIR 60% DARI
60% DARI
Artinya : Pencucian pasir dari kotoran (lumpur) yang VOLUME TANKI
lengket pada saat Service. VOLUME TANKI

PASIR 60%
In Let
-Tekanan antara air Inlet dan Outlet
melebihi 0,5 kg/cm2.
-Air keluaran Sand Filter sudah mulai tidak 3 4
jernih.
-Rutin dilakukan minimal setiap 12 jam
operasional.
Prosedur : Tutup katup no.1 dan no.5, buka perlahan
katup no.2 dan no.3.
Standard Mutu : Air keluaran saat Backwash sejernih air
Nozzle Strainer
5
masuk.
Hal penting : Perhatikan apakah pada air keluaran saat
Backwash ada pasir yang keluar
3. Fast Rinse Out Let
Artinya : Pembuangan sisa kotoran (lumpur) yang
belum terbuang saat Backwash.
Prosedur : Tutup katup no.3 dan no.2, kemudian buka
katup no.4 dan no.1.
4. Selesai Fast Rinse, Sand Filter siap dioperasikan.
32
 FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG PROSES KLARIFIKASI
(PENJERNIHAN)

FAKTOR

MECHANICAL HUMAN
CHEMICAL
ERROR ERROR

KELENGKAPAN SYSTEM YANG DOSIS JENIS

PELAKSANAAN KONTROL
ALAT TERPAKAI BAHAN KIMIA BAHAN KIMIA

33
 SYARAT MUTU AIR PENJERNIHAN

• KEKERUHAN/TURBIDITY = 1,0 FTU/NTU MAKSIMAL

• BESI (FE) = 0,1 PPM MAKSIMAL

• TDS = MINIMAL

34
35
 DEMINERALISASI
TAHAPAN PROSES SESUDAH PROSES PENJERNIHAN ADALAH PROSES DEMINERALISASI.
TUJUANNYA ADALAH MENGHILANGKAN ZAT-ZAT PADATAN TERLARUT DALAM AIR BAKU
YAITU KOMPONEN IONIC ATAU TOTAL DISOLVED SOLID (TDS). SEHINGGA SYARAT
KEDUA YAITU “ MEMURNIKAN TDS” BISA TERCAPAI.

DEMINERALISASI

SOFTENER SPLIT STREAM DEMINPLANT MIXED BAD REVERSE OSMOSIS

MENGHILANGKAN MENGHILANGKAN MENGHILANGKAN MENGHILANGKAN MENGHILANGKAN

T.HARDNESS & HAMPIR SELURUH HAMPIR SELURUH
T.HARNESS T.ALKALINITY TDS TDS (EFISIENSI LEBIH
HAMPIR SELURUH
(SILIKA TIDAK) BAIK DARI DEMINPLANT) TDS (EFISIENSI 99,9%)
(SILIKA TIDAK) (TERMASUK SILIKA)

36
 SOFTENER
– SOFTENER SYSTEM (PELUNAKAN) BERTUJUAN UNTUK
MENGHILANGKAN/MEREDUKSI KADAR MAGNESIUM DAN CALSIUM
HARDNESS (T. HARDNESS) YANG TERLARUT DIDALAM AIR. METODE
YANG UMUM DIPAKAI PADA PROSES SOFTENER SYSTEM INI ADALAH
PERTUKARAN ION.
– PADA SYSTEM INI MEDIA PERTUKARAN ION YANG DIGUNAKAN
ADALAH RESIN STRONG KATION TYPE SODIUM CYCLE.

SECARA SEDERHANA GUGUS FUNGSI DARI RESIN TYPE INI ADALAH :

SO3- Na+ SO3- Ca+

+ Ca2+ dan Mg2+ Mg+ SO3- R SO3- Mg+ + Na+

Na+ SO3- R SO3- Na+

SO3- Na+ SO3- Ca+

37
 SISTEM PERTUKARAN ION RESIN SOFTENER SAAT OPERASIONAL

CaCO3
CaSO4
CaCl2
MgCO
3
MgSO4
MgCl2
Na Na Ca Mg Ca
Na Na Mg Ca
Na Na Ca Mg

RESIN Na Na Ca Mg
SOFTENER Na Na Na Mg Ca Ca
Na Na Ca Mg Ca
Na Ca
Na
NaNa Na Na Ca Mg
Mg MgCa
Ca CaMg
Na Na

Na2CO3
Na2SO4

KONDISI RESIN SEBELUM DIOPERASIKAN NaCl

KONDISI RESIN
SESUDAH
DIOPERASIKAN 38
 PROSEDUR OPERASIONAL
SOFTENER
Prosedur Operasional :
1. Service
Artinya : Operasional menghilangkan T.Hardness.
Prosedur : Buka katup no.1 & 5 (katup lain tertutup). Nozzle
Syarat Mutu : T.Hardness air keluaran harus Trace. Strainer
2. Regenerasi Atas
Artinya : Pengaktifan resin yang telah jenuh dengan
mempergunakan larutan garam.
Prosedur 6 1 2
 Backwash TOTAL
7 TOTAL VOLUME
VOLUME
- Artinya : Pencucian resin dari kotoran saat service. PASIR
RESIN 60% DARI
60% DARI
- Prosedur : Tutup katup no.1 & 5 buka katup no.3 dan VOLUME TANKI
VOLUME TANKI
2 (katup lain tertutup).
- Syarat : Air saat backwash harus bersih.
 Injeksi 3 4
- Artinya : Pengaktifan resin dengan larutan garam.
- Prosedur : Tutup katup no.3 dan 2 kemudian buka
katup no.6, 7 dan 4 (katup lain tertutup).
- Syarat : - Persen kontak harus mencapai 5-10%.
- Waktu injeksi bahan kimia 40-50 menit. Nozzle Strainer
LARUTAN
 Slow Rinse Bawah
GARAM 5
- Artinya : Pencucian sisa garam secara perlahan.
- Prosedur : Tutup katup no.7 sementara katup no.6 &
4 masih dalam keadaan terbuka.
- Syarat : Waktu slow rinse berkisar 15 – 20 menit.
 Fast Rinse
- Artinya : Pencucian total sisa garam secara cepat.
- Prosedur : Tutup katup no.6 dan buka katup no.1
sementara katup no.4 tetap terbuka.
- Syarat : - TDS air keluar sama dgn TDS air masuk.
- T.Hardness harus Trace.
3. Selesai Fast Rinse, Softener siap dioperasikan. 39
 SYSTEM PERTUKARAN ION RESIN SOFTENER SAAT REGENERASI

NaCl

Ca Mg Ca Na Na
Mg Ca Na Na
Ca Mg Na Na

RESIN Ca Mg Na Na
SOFTENER
Mg Ca Ca NaNa Na
Ca Mg Ca Na Na
Ca Na
Ca Mg
Mg Mg Ca Na
Na Na Na Na
Ca CaMg
Na Na

CaCl2
KONDISI RESIN SESUDAH DIOPERASIKAN (JENUH) KONDISI RESIN MgCl2
SESUDAH
DIREGENERASI 40
 PERHITUNGAN PENGGUNAAN BAHAN KIMIA SOFTENER PER REGENERASI

SECARA UMUM PERHITUNGAN PENGGUNAAN BAHAN KIMIA REGENERASI TERBAGI 2 YAITU :

1. PERHITUNGAN PENGGUNAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN PERSEN KONTAK RESIN :

RUMUS PERHITUNGAN = 2 (VOLUME RESIN) x PERSEN KONTAK
KETERANGAN : - ANGKA 2 MERUPAKAN FAKTOR KOREKSI KEBERHASILAN REGENERASI
- PERSEN KONTAK RESIN SOFTENER = 5 S/D 10 % (NaCL)

MISAL : - DIKETAHUI VOLUME RESIN 800 LITER

- PERSEN KONTAK RESIN 5% (RESIN BARU)

MAKA KEBUTUHAN BAHAN KIMIA PER REGENERASI : 2 (800 LITER) X 5% = 80 KG

2. PERHITUNGAN PENGGUNAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN MSDS RESIN :

RUMUS PERHITUNGAN = VOLUME RESIN x REGENERANT CONSUMPTION
KETERANGAN : REGENERANT CONSUMPTION IDEAL PADA RANGE 100 S/D 200 GR/LITER RESIN

MISAL : - DIKETAHUI VOLUME RESIN 800 LITER

- REGENERANT CONSUMPTION 100 GR/LITER RESIN (RESIN BARU)

MAKA KEBUTUHAN BAHAN KIMIA PER REGENERASI : 800 LITER x 100 GR/ LITER RESIN = 80 KG.

41
 PERHITUNGAN KAPASITAS OLAH SOFTENER PER REGENERASI

SECARA UMUM PERHITUNGAN KAPASITAS OLAH SOFTENER PER REGENERASI YAITU :

RUMUS PERHITUNGAN = (VOLUME RESIN/T. HARDNESS MAKE UP WATER) x 30

KETERANGAN : - ANGKA 30 MERUPAKAN KONSTANTA NILAI TUKAR RESIN

MISAL : - DIKETAHUI VOLUME RESIN = 800 LITER

- T. HARDNESS = 12 PPM

MAKA KAPASITAS OLAH SOFTENER PER REGENERASI : (1500 LITER/40 PPM) x 30 = 1125
M3/REG.

JIKA JAM OLAH PABRIK 24 JAM PER HARI DAN FLOWRATE SOFTENER 25 M3/JAM, MAKA RUTINITAS
REGENERASI SOFTENER YAITU : 2000 M3/REG./ (24 JAM/HARI x 25 M3/JAM) = ± 3,3 HARI/REG.

NB :

- UNTUK AKTUAL KAPASITAS OLAH RESIN PER REGENERASI, WAJIB MEMASANG FLOWMETER
SETELAH SOFTENER AGAR BISA DIBANDINGKAN EFISIENSINYA DENGAN HITUNGAN TEORITISNYA.

42
 DEMINPLANT
– DEMINPLANT BERTUJUAN UNTUK MENGHILANGKAN ATAU MEREDUKSI KADAR TOTAL DISOLVED
SOLID (TDS) DIDALAM AIR. TERMASUK DIANTARANYA T.HARDNESS, SILIKA YANG TERLARUT
DIDALAM AIR. METODE YANG UMUM DIPAKAI PADA PROSES DEMINPLANT SYSTEM INI ADALAH
PERTUKARAN ION.
– PADA SYSTEM INI MEDIA PERTUKARAN ION YANG DIGUNAKAN ADALAH RESIN STRONG ACID
(KATION) & RESIN STRONG BASE (ANION)

SECARA SEDERHANA GUGUS FUNGSI DARI RESIN STRONG ACID ADALAH :

SO3- H+ SO3- Ca+

H+ SO3- R SO3- H+ + CaCO3 Na+ SO3- R SO3- Mg+ + H2CO3

MgCO3 H2SiO3
Na2SiO3
SO3- H+ SO3- Ca+

SECARA SEDERHANA GUGUS FUNGSI DARI RESIN STRONG BASE ADALAH :

N(CH3)3+ OH- N(CH3)3+ CO3-

+ H2O
N(CH3)3+ OH- R N(CH3)3+ OH- + H2CO3 N(CH3)3+ SiO3- R N(CH3)3+ CO3-
Na+ H2SiO3

N(CH3)3+ OH- N(CH3)3+ SiO3 -

43
 SISTEM PERTUKARAN ION RESIN DEMINPLANT SAAT OPERASIONAL

CaCO3 H2CO3
MgCO3 H2SiO3
Na2SiO3
KATION ANION KATION ANION

H H CO3 CO3
H H OH OH Ca Mg Ca
H H OH OH OH OH Mg Ca CO3 SiO3
H H H H OH OH Na Mg SiO3 CO3

H H H H OH OH Ca Mg SiO3SiO3 CO 3
H H OH OH OH OH Mg Ca Ca CO3 COSiO 3
H H H H OH OH Ca Mg Ca 3

H H OH OH Ca
H H
H HH OH OH OH OH Ca Mg
Mg MgCa SiO3 CO3 CO3
H H H H OH OH Na NaMg CO3 CO3 SiO3

KONDISI RESIN DEMINPLANT SEBELUM KONDISI RESIN DEMINPLANT SESUDAH H2O

DIOPERASIKAN DIOPERASIKAN
44
 SISTEM PERTUKARAN ION RESIN KATION SAAT REGENERASI

HCl
atau
H2SO4
KATION KATION

Ca Mg Ca H H H H
Mg Ca H H
Na Mg H H H H

RESIN Ca Mg H H H H
KATION
Mg Ca Ca H H
Ca Mg Ca H H H H
Ca
Ca Mg
Mg MgCa H H
H
H H
HH
Na NaMg H H H H

CaCl2 CaSO4
atau
MgCl2 MgSO4

KONDISI RESIN SESUDAH DIOPERASIKAN (JENUH) NaCl Na2SO4

KONDISI RESIN
SESUDAH
DIREGENERASI 45
 SISTEM PERTUKARAN ION RESIN ANION SAAT REGENERASI

NaOH

ANION ANION

CO3 CO3 OH OH
CO3 SiO3 OH OH OH OH
SiO3 CO3 OH OH

OH OH
RESIN ANION SiO3SiO3 CO 3
OH OH OH OH
CO3 COSiO
3
3
OH OH

CO3 OH OH
SiO3 CO3 OH OH OH OH
CO3 CO3 SiO3 OH OH

Na2CO3
KONDISI RESIN SESUDAH DIOPERASIKAN (JENUH) KONDISI RESIN Na2SiO3
SESUDAH
DIREGENERASI 46
 PROSEDUR OPERASIONAL
KATION
Prosedur Operasional :
1. Service
Artinya : Operasional menghilangkan ion-ion positif.
Prosedur : Buka katup no.1 & 5 (katup lain tertutup). Nozzle
Syarat Mutu : - T.Hardness Trace ; - pH dibawah 4,5 unit Strainer
- T.Alkalinity Trace. Atas
2. Regenerasi
Artinya : Pengaktifan resin yang telah jenuh dengan
mempergunakan larutan HCl atau H2SO4.
6 1 2
Prosedur
 Backwash TOTAL
TOTAL VOLUME
VOLUME
7 PASIR
- Artinya : Pencucian resin dari kotoran saat service. RESIN 60% DARI
60% DARI
VOLUME TANKI
VOLUME TANKI
- Prosedur : Tutup katup no.1 & 5 buka katup no.3 dan
2 (katup lain tertutup).
- Syarat : Air saat backwash harus bersih.
 Injeksi 3 4
- Artinya : Pengaktifan resin dengan larutan asam.
- Prosedur : Tutup katup no.3 dan 2 kemudian buka
katup no.6, 7 dan 4 (katup lain tertutup).
- Syarat : - Persen kontak harus mencapai 3-5%.
- Waktu injeksi bahan kimia 40-50 menit. LARUTAN
Nozzle Strainer
 Slow Rinse H2SO4 5 Bawah
- Artinya : Pencucian sisa asam secara perlahan.
- Prosedur : Tutup katup no.7 sementara katup no.6 &
4 masih dalam keadaan terbuka.
- Syarat : Waktu slow rinse berkisar 15 – 20 menit.
 Fast Rinse
- Artinya : Pencucian total sisa asam secara cepat.
- Prosedur : Tutup katup no.6 dan buka katup no.1
sementara katup no.4 tetap terbuka.
- Syarat : - pH dibawah 3,0 unit ; T.Alkalinity Trace
- T.Hardness harus Trace. 47
3. Selesai Fast Rinse, Kation siap dioperasikan.
 PROSEDUR OPERASIONAL
ANION
Prosedur Operasional :
1. Service
Artinya : Operasional menghilangkan ion-ion negatif.
Prosedur : Buka katup no.1 & 5 (katup lain tertutup). Nozzle
Syarat Mutu : - T.Hardness Trace ; - Silika Maks. 5 ppm Strainer
- TDS Maks. 70 ppm. Atas
2. Regenerasi
Artinya : Pengaktifan resin yang telah jenuh dengan
mempergunakan larutan NaOH.
6 1 2
Prosedur
 Backwash TOTAL VOLUME
7 TOTAL VOLUME
- Artinya : Pencucian resin dari kotoran saat service. PASIR 60% DARI
RESIN 60% DARI
VOLUME TANKI
- Prosedur : Tutup katup no.1 & 5 buka katup no.3 dan VOLUME TANKI
2 (katup lain tertutup).
- Syarat : Air saat backwash harus bersih.
 Injeksi 3 4
- Artinya : Pengaktifan resin dengan larutan NaOH.
- Prosedur : Tutup katup no.3 dan 2 kemudian buka
katup no.6, 7 dan 4 (katup lain tertutup).
- Syarat : - Persen kontak harus mencapai 2-4%.
- Waktu injeksi bahan kimia 40-50 menit. LARUTAN
Nozzle Strainer
 Slow Rinse NaOH 5 Bawah
- Artinya : Pencucian sisa NaOH secara perlahan.
- Prosedur : Tutup katup no.7 sementara katup no.6 &
4 masih dalam keadaan terbuka.
- Syarat : Waktu slow rinse berkisar 15 – 20 menit.
 Fast Rinse
- Artinya : Pencucian total sisa NaOH secara cepat.
- Prosedur : Tutup katup no.6 dan buka katup no.1
sementara katup no.4 tetap terbuka.
- Syarat : - Silika Nihil ; TDS maksimal 20 ppm
- T.Hardness harus Trace. 48
3. Selesai Fast Rinse, Anion siap dioperasikan.
DEMINPLANT SYSTEM

49
 PERHITUNGAN PENGGUNAAN BAHAN KIMIA CATION PER REGENERASI

SECARA UMUM PERHITUNGAN BAHAN KIMIA CATION PER REGENERASI YAITU :

1. PERHITUNGAN PENGGUNAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN PERSEN KONTAK RESIN :

RUMUS PERHITUNGAN = 2 (VOLUME RESIN) x PERSEN KONTAK
KETERANGAN : - ANGKA 2 MERUPAKAN FAKTOR KOREKSI KEBERHASILAN REGENERASI
- PERSEN KONTAK RESIN CATION = 3 S/D 5 % (HCL)

MISAL : - DIKETAHUI VOLUME RESIN 1500 LITER

- PERSEN KONTAK RESIN 3 % (RESIN BARU)

MAKA KEBUTUHAN BAHAN KIMIA PER REGENERASI : 2 (1500 LITER) X 3 % = 90 KG

2. PERHITUNGAN PENGGUNAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN MSDS RESIN :

RUMUS PERHITUNGAN = VOLUME RESIN x REGENERANT CONSUMPTION
KETERANGAN : REGENERANT CONSUMPTION IDEAL PADA RANGE 60 S/D 150 GR/LITER RESIN

MISAL : - DIKETAHUI VOLUME RESIN 1500 LITER

- REGENERANT CONSUMPTION 60 GR/LITER RESIN (RESIN BARU)

MAKA KEBUTUHAN BAHAN KIMIA PER REGENERASI : 1500 LITER x 60 GR/ LITER RESIN = 90 KG.

50
 PERHITUNGAN KAPASITAS OLAH CATION PER REGENERASI

SECARA UMUM PERHITUNGAN KAPASITAS OLAH CATION PER REGENERASI YAITU :

RUMUS PERHITUNGAN = (VOLUME RESIN/(T. HARDNESS + (T. ALKALINITY/3) MAKE UP WATER))) x 25

KETERANGAN : - ANGKA 25 MERUPAKAN KONSTANTA NILAI TUKAR RESIN

MISAL : - DIKETAHUI VOLUME RESIN = 1500 LITER

- T. HARDNESS = 12 PPM
- T. ALKALINITY = 24 PPM

MAKA KAPASITAS OLAH CATION PER REGENERASI : (1500 LITER/(12 PPM + (24/3))) x 25 =
1875 M3/REG.

JIKA JAM OLAH PABRIK 24 JAM PER HARI DAN FLOWRATE CATION 25 M3/JAM, MAKA RUTINITAS
REGENERASI SOFTENER YAITU : 1875 M3/REG./ (24 JAM/HARI x 25 M3/JAM) = ± 3,1 HARI/REG.

NB :

- UNTUK AKTUAL KAPASITAS OLAH RESIN PER REGENERASI, WAJIB DIBANDINGKAN DENGAN
FLOWMETER SETELAH ANION UNTUK MENGETAHUI EFISIENSI RESINNYA.

51
 PERHITUNGAN PENGGUNAAN BAHAN KIMIA ANION PER REGENERASI

SECARA UMUM PERHITUNGAN BAHAN KIMIA ANION PER REGENERASI YAITU :

1. PERHITUNGAN PENGGUNAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN PERSEN KONTAK RESIN :

RUMUS PERHITUNGAN = 2 (VOLUME RESIN) x PERSEN KONTAK
KETERANGAN : - ANGKA 2 MERUPAKAN FAKTOR KOREKSI KEBERHASILAN REGENERASI
- PERSEN KONTAK RESIN CATION = 2 S/D 4 % (NaOH)

MISAL : - DIKETAHUI VOLUME RESIN 2500 LITER

- PERSEN KONTAK RESIN 2 % (RESIN BARU)

MAKA KEBUTUHAN BAHAN KIMIA PER REGENERASI : 2 (2500 LITER) X 2 % = 100 KG

2. PERHITUNGAN PENGGUNAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN MSDS RESIN :

RUMUS PERHITUNGAN = VOLUME RESIN x REGENERANT CONSUMPTION
KETERANGAN : REGENERANT CONSUMPTION IDEAL PADA RANGE 60 S/D 150 GR/LITER RESIN

MISAL : - DIKETAHUI VOLUME RESIN 2500 LITER

- REGENERANT CONSUMPTION 60 GR/LITER RESIN (RESIN BARU)

MAKA KEBUTUHAN BAHAN KIMIA PER REGENERASI : 2500 LITER x 60 GR/ LITER RESIN = 150 KG.

52
 PERHITUNGAN KAPASITAS OLAH ANION PER REGENERASI

SECARA UMUM PERHITUNGAN KAPASITAS OLAH ANION PER REGENERASI YAITU :

RUMUS PERHITUNGAN = (VOLUME RESIN/(SILIKA + (TDS/3) MAKE UP WATER))) x 20

KETERANGAN : - ANGKA 20 MERUPAKAN KONSTANTA NILAI TUKAR RESIN

MISAL : - DIKETAHUI VOLUME RESIN = 2500 LITER

- SILIKA = 15 PPM
- TDS = 86 PPM

MAKA KAPASITAS OLAH ANION PER REGENERASI : (2500 LITER/(15 PPM + (86/3))) x 20 =
1145 M3/REG.

JIKA JAM OLAH PABRIK 24 JAM PER HARI DAN FLOWRATE ANION 25 M3/JAM, MAKA RUTINITAS
REGENERASI ANION YAITU : 1145 M3/REG./ (24 JAM/HARI x 25 M3/JAM) = ± 1,9 HARI/REG.

NB :

- UNTUK AKTUAL KAPASITAS OLAH RESIN PER REGENERASI, WAJIB DIBANDINGKAN DENGAN
FLOWMETER SETELAH ANION UNTUK MENGETAHUI EFISIENSI RESINNYA.

53
 FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG PROSES
DEMINERALISASI

FAKTOR

MECHANIKAL HUMAN
CHEMICAL
ERROR ERROR

KELENGKAPAN VOLUME JENIS & TYPE DOSIS JENIS PERSEN KERUSAKAN

PELAKSANAAN KONTROL
ALAT RESIN RESIN BAHAN KIMIA BAHAN KIMIA KONTAK RESIN

54
 SYARAT MUTU AIR DEMINERALISASI

DEMINERALISASI pH in T. ALKALINITY T. HARDNESS SILIKA TDS

SYSTEM Value in ppm in ppm in ppm in ppm
SOFTENER 7,5 – 9,5 - TRACE - -
SPLIT STREAM 7,5 – 9,5 TRACE TRACE - -
DEMINT PLANT 7,5 – 9,5 ≤ 30 TRACE ≤5 ≤ 70
MIXED BED 6,5 – 7,5 ≤5 TRACE ≤ 0,02 ≤5
REVERSE OSMOSIS 6,5 – 7,5 TRACE TRACE TRACE TRACE

55
56
 DEAERASI
TAHAPAN PROSES SESUDAH PROSES DEMINERALISASI ADALAH PROSES DEAERASI.
TUJUANNYA ADALAH UNTUK MENGHILANGKAN GAS-GAS TERLARUT DALAM AIR BAKU
ATAU DIKENAL DENGAN TOTAL DISOLVED GASSES (TDG). ALAT UNTUK MEREDUKSI
GAS-GAS TERLARUT TERSEBUT DINAMAKAN DEAERATOR.

DEAERATOR

THERMAL DEAERATOR VACUUM DEAERATOR

SUHU HARUS MENCAPAI MINIMAL 70oC

SUHU HARUS MENCAPAI MINIMAL 95oC
DAN TEKANAN MINIMAL -20 inHg

57
 FEED TANK

BERFUNGSI SEBAGAI TEMPAT

PENAMPUNGAN AIR UMPAN (STOK)
SEBELUM MASUK KE BOILER.
JUGA SEBAGAI PEMANASAN AWAL
UNTUK MEMBANTU KINERJA
DEAERATOR.

SUHU MINIMAL 80oC

PERHATIKAN APAKAH TERJADI

KOROSI DI FEED TANK.
CEK SELALU KADAR BESI (Fe)

FEED TANK
58
 THERMAL DEAERATOR

ADALAH ALAT UNTUK MEREDUKSI KANDUNGAN GAS DALAM AIR DENGAN MENGHARAPKAN SUHU YANG
TINGGI.

TABEL PERBANDINGAN
SUHU DENGAN KADAR OKSIGEN

KADAR
TEMPERATUR KEJENUHAN
( OC ) OKSIGEN (Mg/Ltr)
45 6,0

50 5,6

55 5,0

60 4,7

65 4,3

70 4,0

75 3,7

80 3,2

85 2,4

90 1,6

95 0,5

100 0,3

59
 GRAFIK HUBUNGAN ANTARA SUHU DENGAN OKSIGEN YANG
LARUT DALAM AIR

6
OKSIGEN YANG LARUT (ppm)

0
45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100

SUHU AIR UMPAN (0C)

60
 VACUUM DEAERATOR

ADALAH ALAT UNTUK MEREDUKSI KANDUNGAN GAS DALAM AIR DENGAN MENGHARAPKAN SUHU TINGGI DAN
VACUUM YANG TINGGI.

10
0

OKSIGEN YANG LARUT (ppm)

-4

6
-12

4
-16
VACUUM
-20 INCHES MERCURY
2 -24

-28
0
32 50 70 90 110 130 150 170 190 210 230 250

0
SUHU AIR UMPAN ( F)

61
 FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG PROSES
DEAERASI

FAKTOR

MECHANIKAL HUMAN
CHEMICAL
ERROR ERROR

KELENGKAPAN MUTU SYSTEM AKAN DIBAHAS

ALAT DI BOILER
KONTROL
ALAT ALAT

62
63
 BOILER

JENIS PROBLEM CHEMICAL

64
 JENIS-JENIS BOILER

JENIS

BERDASARKAN BERDASARKAN
TYPE TEKANAN

FIRE WATER COMBINE LOW MEDIUM HIGH

TUBE TUBE BOILER PRESSURE PRESSURE PRESSURE

65
 PROBLEM DI BOILER

PROBLEM

CARRY BLOWDOWN
KOROSI KERAK
OVER BERLEBIH

66
 KOROSI
ADALAH REAKSI KIMIA LOGAM DENGAN LINGKUNGANNYA

KOROSI

PENYEBAB EFEK PENCEGAHAN

KONTROL
REDUKSI DOSIS
PENGIKISAN/ RETAK STOP
pH GAS CAOSTIK STREES KAPASITAS KONTROL GAS BAHAN
HYDROGEN PENIPISAN PADA ACID
RENDAH TERLARUT CRACKING CORROTION
METAL MENURUN pH TRELARUT CLEANING
KIMIA
METAL PENYERAP
OKSIGEN

67
GRAFIK LAJU KOROSI OLEH pH
100

L
80
A
J
U 60
K
O 40
R
O
S
I
20
0
0 2 4 9 12 14
pH Air Boiler

68
 KERAK
ADALAH PROSES AKUMULASI ZAT-ZAT ORGANIK DAN ANORGANIK ATAU CAMPURAN
KEDUANYA SEHINGGA MEMBENTUK SUATU DEPOSIT YANG LAMA KELAMAAN BERBENTUK
KERAS DAN MELEKAT PADA PERMUKAAN LOGAM

KERAK

PENYEBAB EFEK PENCEGAHAN

KONTROL
KERUSAKAN DOSIS
KAPASITAS PEMAKAIAN INSPEKSI
AKUMULASI UNDER PADA KONTROL KONTROL
OVER OVER MENGHAMBAT
BAHAN BAHAN
TSS DAN TRANSFER DEPOSIT STEAM PERPIPAAN EKSTERNAL PARAMETER BOILER
CYCLE KAPASITAS PANAS CORROTION MENURUN
BAKAR
DAN TREATMENT KIMIA AIR
TDS BERLEBIH UNTUK RUTIN
DRUM
KERAK

69
 EFEK PIPA DILAPISI KERAK
SKETSA PIPA SKETSA PIPA
TANPA KERAK DENGAN KERAK

AIR AIR
T1 T1

ADA PENURUNAN
EFISIENSI
T2 PANAS
(T)

T2

DINDING DINDING
PIPA PIPA
70
GRAFIK HUBUNGAN KETEBALAN KERAK TERHADAP BIAYA OPERASI
3.5

2.5
TEBAL KERAK ( mm )

1.5

0.5

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

KEHILANGAN EFISIENSI (%)

Keterangan : Kerak 1 mm saja akan menambah biaya operasi sebesar 9% ( lihat grafik diatas ).
Sumber
Biggs & Woolrich’s
Handbook of Steam Engineering
71
 KONDISI PIPA BOILER

GAMBAR PIPA GAMBAR PIPA

DENGAN KERAK TANPA KERAK

72
 CARRY OVER
ADALAH TERBAWANYA BUTIRAN-BUTIRAN AIR KE STEAM

CARRY
OVER

PENYEBAB EFEK PENCEGAHAN

KERUSAKAN SALAH KERAK CEGAH

OVER KONTROL HATI-HATI
ALAT OPERASI KONTAMINASI KONTAMINASI PADA KERUSAKAN KERUSAKAN OPERASIONAL
CYCLE PARAMETER KONTAMINASI
PADA (PRIMMING, (TDS TINGGI)
MINYAK (OIL) STEAMI SUPER TURBIN PADA
AIR MINYAK
YANG BAIK
STEAM OVER HEATER ALAT
CAPACITY)

73
 BLOWDOWN BERLEBIH

BLOWDOWN
BERLEBIH

PENYEBAB EFEK PENCEGAHAN

PILIH
BAHAN KIMIA BAHAN
KERUSAKAN PARAMETER COST BOROS KEBUTUHAN KIMIA
PENGONTROLAN INTERNAL KONTROL
AIR UMPAN STEAM KONTROL MAINTENANCE
ALAT BLOWDOWN TIDAK
YANG KOROSI YANG BAHAN TIDAK
YANG PARAMETER
BLOWDOWN PERALATAN
BLOWDOWN YANG TIDAK MENAIKKAN TINGGI BAKAR TIDAk AIR UMPAN
BAIK
STANDARD TERPENUHI
TDS MENAIKKAN
TDS

74
 CHEMICAL

PROGRAM
SULFITE
PHOSPHATE

ALKALINITY STEAM TREATMENT

OKSIGEN SCAVANGER PHOSPHAT POLIMER
BOOSTER (MENCEGAH KOROSI
(MENCEGAH KOROSI (MENCEGAH
(MENCEGAH KOROSI PADA PERPIPAAN
OLEH OKSIGEN) PENGERAKAN)
OLEH ASAM) STEAM)

75
 KEUNTUNGAN PROGRAM TANNIN DIBANDINGKAN PROGRAM SULFITE
KARAKTERISTIK PROGRAM SULFITE BASED PROGRAM TANNIN BASED

Bentuk fisik Bubuk / powder Berbentuk cairan

Sifat mencegah kerak
Sifat melarutkan sludge
Kontinuitas injeksi
Cara mengikat O2
Pemakaian Katalis
Kemampuan mencegah aktif korosi
Pencegahan terhadap Caustik Craking
Kenaikan TDS
Tidak ada
Tidak ada
Jika injeksi terhenti, dapat
mempercepat korosi
Bereaksi dengan lambat secara
stokiometri (secara teoritis 8
ppm sulfit hanya mampu
menangkap 1 ppm O2)
Mutlak dibutuhkan katalis untuk
mempercepat reaksi
Tidak ada, mencegah korosi
hanya dengan mengikat O2
Tidak ada
Menaikkan TDS, sehingga
dibutuhkan Blow down yang
lebih banyak
Sangat baik
Baik
Jika injeksi terhenti, korosi masih
dapat dicegah dengan adanya
lapisan film Fe – Tannate
Bereaksi dengan cepat secara non
stokiometri (tidak ada
perbandingan ppm Tannin dan O2)
Tidak dibutuhkan katalis
Ada, tannin yang tidak teroksidasi
(tidak mengikat O2), akan
mencegah aktif korosi pada boiler
dengan cara membentuk lapisan
film Fe – Tannate
Ada, dengan terbentuknya Film Fe
– Tannate
Tidak menaikan TDS, sehingga
blow down lebih sedikit

76
 SULFITE
• FUNGSI :
 MENCEGAH KOROSI OLEH OKSIGEN TERLARUT DI DALAM AIR YANG TIDAK
TERBUANG MAKSIMAL PADA AIR UMPAN BOILER (PITTING CORROSION).

• KEUNTUNGAN DAN CARA KERJA :

 BEREAKSI CEPAT DALAM MENGIKAT OKSIGEN TERLARUT DI DALAM AIR.
 BEREAKSI SECARA STOICHIOMETRI DENGAN PERBANDINGAN 1 PPM OKSIGEN
DITANGKAP OLEH 8 PPM SULFITE.
 MERUPAKAN BAHAN KIMIA ANORGANIK YANG MENINGGALKAN RESIDU HASIL
REAKSI, SEHINGGA MEMBUTUHKAN BAHAN KIMIA SLUDGE DISPERSANT UNTUK
MENGKONDISIKANNYA MOBILE DAN TERBUANG MELALUI BLOWDOWN.

77
 PERHITUNGAN DOSIS BAHAN KIMIA SULFITE

SECARA UMUM PERHITUNGAN DOSIS BAHAN KIMIA APLIKASINYA YAITU :

RUMUS PERHITUNGAN = (PPM OKSIGEN TERLARUT x 8) + (R/C)

KETERANGAN : - PPM OKSIGEN TERLARUT = KADAR OKSIGEN DALAM AIR UMPAN BOILER
- R (RESERVE) = RANGE PARAMETER YANG HARUS DICAPAI YAITU 40 S/D 80 PPM
- C (CYCLE) = PERBANDINGAN TERENDAH PARAMETER AIR BOILER DGN AIR UMPAN

MISAL : - DIKETAHUI TEKANAN VACUM DEAERATOR -480 MMHG ATAU -18,89 CMHG, MAKA KADAR
OKSIGEN TERLARUT = 2,5 PPM (DIUKUR MELALUI GRAFIK ATAU DO METER).
- R (RESERVE) = 50 PPM (DIAMBIL DARI RANGE STANDARD 40 S/D 80 PPM)
- C (CYCLE) = (NORMALNYA PARAMETER TDS ATAU SILIKA), EX. PARAMETER SILIKA AIR
UMPAN 10 PPM DAN SILIKA MAKSIMUM DI BOILER 150 PPM MAKA CYCLE = 150 PPM : 20
PPM = 7,5 CYCLE. SEMENTARA TDS AIR UMPAN 60 PPM DAN TDS MAKSIMUM DI BOILER
1500 PPM MAKA CYCLE TDS = 1500 PPM : 60 PPM = 25 CYCLE. MAKA CYCLE YANG
DIGUNAKAN YAITU CYCLE PARAMETER SILIKA.

DOSIS HASIL PERHITUNGAN = (2,5 x 8) + (50/7,5) = 26,67 PPM.

JIKA JAM OLAH PABRIK 24 JAM PER HARI DAN FLOWRATE AIR BOILER 25 M3/JAM, MAKA JUMLAH
BAHAN KIMIA YANG DILARUTKAN = (26,67 PPM x 24 JAM/HARI x 25 M3/JAM) = ± 16 KG/HARI.
NB : PPM = GRAM/M3

78
 PHOSPHATE
• FUNGSI :
 MENGIKAT GARAM-GARAM CALSIUM DAN MAGNESIUM.
 BERSAMA-SAMA DENGAN HIDROKSIT ALKALINITY MENCEGAH TERBENTUKNYA
HARDSCALE DALAM BENTUK SENYAWA SILIKA.

• KEUNTUNGAN DAN CARA KERJA :

 HASIL REAKSI MEBENTUK LUMPUR LUNAK BERUPA SERPENTINE DAN
HYDROCYAPATITE (SEPERTI LENDIR JIKA DOSISNYA SESUAI).
 BEREAKSI SECARA STOICHIOMETRI DENGAN PERBANDINGAN 2,8 x T. HARDNESS
FEED WATER BOILER.
 TIDAK MENIMBULKAN BUSA (ANTIFOAM)
 BENTUK CAIRAN SEHINGGA MUDAH DIPERGUNAKAN.

79
 PERHITUNGAN DOSIS BAHAN KIMIA PHOSPHATE

SECARA UMUM PERHITUNGAN DOSIS BAHAN KIMIA APLIKASINYA YAITU :

RUMUS PERHITUNGAN = (PPM T. HARDNESS TERLARUT x 2,8) + (R/C)

KETERANGAN : - PPM T.HARDNESS TERLARUT JIKA TRACE (<1 PPM) DIANGGAP 0,9 PPM
- R (RESERVE) = RANGE PARAMETER YANG HARUS DICAPAI YAITU 30 S/D 80 PPM
- C (CYCLE) = PERBANDINGAN TERENDAH PARAMETER AIR BOILER DGN AIR UMPAN

MISAL : - DIKETAHUI T.HARDNESS = TRACE (0,9 PPM).

- R (RESERVE) = 40 PPM (DIAMBIL DARI RANGE STANDARD 30 S/D 80 PPM)
- C (CYCLE) = (NORMALNYA PARAMETER TDS ATAU SILIKA), EX. PARAMETER SILIKA AIR
UMPAN 20 PPM DAN SILIKA MAKSIMUM DI BOILER 150 PPM MAKA CYCLE = 150 PPM : 20
PPM = 7,5 CYCLE. SEMENTARA TDS AIR UMPAN 60 PPM DAN TDS MAKSIMUM DI BOILER
1500 PPM MAKA CYCLE TDS = 1500 PPM : 60 PPM = 25 CYCLE. MAKA CYCLE YANG
DIGUNAKAN YAITU CYCLE PARAMETER SILIKA.

DOSIS HASIL PERHITUNGAN = (0,9 x 2,8) + (40/7,5) = 7,82 PPM.

JIKA JAM OLAH PABRIK 24 JAM PER HARI DAN FLOWRATE AIR BOILER 25 M3/JAM, MAKA JUMLAH
BAHAN KIMIA YANG DILARUTKAN = (7,82 PPM x 24 JAM/HARI x 25 M3/JAM) = ± 4,69 KG/HARI.
NB : PPM = GRAM/M3

80
 SLUDGE DISPERSANT
• FUNGSI :
 MENCEGAH / MENGHALANG-HALANGI PERTUMBUHAN KRISTAL GARAM-GARAM
SEHINGGA DEPOSIT YANG SUDAH MENGENDAP ATAU LUMPUR YANG SEMPAT
TERBENTUK AKAN BERGERAK BEBAS (MOBILE) DAN MUDAH DIBUANG MELALUI
BLOWDOWN.
 MENCEGAH ENDAPAN MELEKAT PADA PERMUKAAN LOGAM.

• KEUNTUNGAN DAN CARA KERJA :

 TIDAK MENAMBAH TDS SEHINGGA TIDAK MENAMBAH BANYAKNYA BLOWDOWN.
 TIDAK MENIMBULKAN BUSA (ANTIFOAM)
 BENTUK CAIRAN SEHINGGA MUDAH DIPERGUNAKAN.

81
 PERHITUNGAN DOSIS BAHAN KIMIA SLUDGE DISPERSANT

SECARA UMUM PERHITUNGAN DOSIS BAHAN KIMIA APLIKASINYA YAITU :

RUMUS PERHITUNGAN = PPM T. HARDNESS TERLARUT x (R/C)

KETERANGAN : - PPM T.HARDNESS TERLARUT JIKA TRACE (<1 PPM) DIANGGAP 0,9 PPM
- R (RESERVE) = RANGE KONSTANTA IDEAL YAITU 125 S/D 175 PPM
- C (CYCLE) = PERBANDINGAN TERENDAH PARAMETER AIR BOILER DGN AIR UMPAN

MISAL : - DIKETAHUI T.HARDNESS = TRACE (0,9 PPM).

- R (RESERVE) = 130 PPM (DIAMBIL DARI RANGE KONSTANTA 125 S/D 175 PPM)
- C (CYCLE) = (NORMALNYA PARAMETER TDS ATAU SILIKA), EX. PARAMETER SILIKA AIR
UMPAN 20 PPM DAN SILIKA MAKSIMUM DI BOILER 150 PPM MAKA CYCLE = 150 PPM : 20
PPM = 7,5 CYCLE. SEMENTARA TDS AIR UMPAN 60 PPM DAN TDS MAKSIMUM DI BOILER
1500 PPM MAKA CYCLE TDS = 1500 PPM : 60 PPM = 25 CYCLE. MAKA CYCLE YANG
DIGUNAKAN YAITU CYCLE PARAMETER SILIKA.

DOSIS HASIL PERHITUNGAN = 0,9 x (130/7,5) = 15,6 PPM.

JIKA JAM OLAH PABRIK 24 JAM PER HARI DAN FLOWRATE AIR BOILER 25 M3/JAM, MAKA JUMLAH
BAHAN KIMIA YANG DILARUTKAN = (15,6 PPM x 24 JAM/HARI x 25 M3/JAM) = ± 9,36 KG/HARI.
NB : PPM = GRAM/M3

82
 ALKALINITY BOOSTER

• FUNGSI :
 MENGATUR pH AIR BOILER AGAR TERHINDAR DARI KOROSI OLEH ASAM.
 MENKONDISIKAN SILIKA TETAP DALAM KONDISI TERLARUT.
 MEMBANTU KINERJA PHOSPHATE DALAM MENCEGAH HARD SCALE.

• KEUNTUNGAN :

 BENTUK CAIRAN SEHINGGA MUDAH DIPERGUNAKAN.

 PEMAKAIAN CUKUP DICAMPURKAN DENGAN BAHAN KIMIA BOILER.

83
 PERHITUNGAN DOSIS BAHAN KIMIA ALKALINITY BOOSTER

SECARA UMUM PERHITUNGAN DOSIS BAHAN KIMIA APLIKASINYA YAITU :

RUMUS PERHITUNGAN = 1,2 (P1 Alkalinity/C) - (2,5 x S)

KETERANGAN : - P1 ALKALINITY AIR UMPAN BOILER ( 300 – 500 )
- S = PARAMETER SILIKA AIR UMPAN BOILER
- C = Cycle ( 10 – 30 )
- 1,2 = KONSTANTA

MISAL , DIKETAHUI :
- P1. ALKALINITY (M) AIR UMPAN BOILER = 350 PPM.
- SILIKA (S) AIR UMPAN BOILER= 5 PPM
- CYCLE = 15

MAKA DOSIS HASIL PERHITUNGAN = 1,2 (350/15) - (5 x 2,5) = 13 PPM.

JIKA JAM OLAH PABRIK 24 JAM PER HARI DAN FLOWRATE AIR BOILER 25 M3/JAM, MAKA JUMLAH
BAHAN KIMIA YANG DILARUTKAN = (60,67 PPM x 24 JAM/HARI x 25 M3/JAM) = ± 36,40 KG/HARI.
NB :
- PPM = GRAM/M3
- DOSIS TIDAK IDEAL LAGI SEHINGGA SEGERA MERUBAH SYSTEM DEMINERALISASI DARI SOFTENER
KE DEMINPLANT ATAU RO SYSTEM AGAR OPERASIONAL BOILER TIDAK TERGANGGU OLEH
BLOWDOWN BERLEBIH UNTUK MENDAPATKAN PARAMETER SILIKA DALAM LIMIT STANDARD.

84
 SYARAT MUTU AIR BOILER TEKANAN 20 BAR
DAN PENGONTROLANNYA
LIMIT
TEST PENGONTROLAN
KONTROL

pH VALUE 10,5-11,5 KONTROL PEMAKAIAN BAHAN KIMIA ALKALINITY BOOSTER

P1 ALKALINITY (CaCO3) in ppm Min 300 KONTROL PEMAKAIAN BAHAN KIMIA ALKALINITY BOOSTER
P2 ALKALINITY (CaCO3) in ppm Min 2,5 x SILIKA KONTROL PEMAKAIAN BAHAN KIMIA ALKALINITY BOOSTER
T. ALKALINITY (CaCO3) in ppm Max 700 KONTROL PERLAKUAN BLOWDOWN
T. HARDNESS (CaCO3) in ppm Trace KONTROL DI EKSTERNAL TREATMENT (SOFTENER/DEMINPLANT)
CHLORIDE (Cl) in ppm Max 300 KONTROL BLOWDOWN
SILIKA (SiO2) in ppm Max 150 KONTROL BLOWDOWN DAN BAHAN KIMIA ALKALINITY BOOSTER
IRON (Fe) in ppm Max. 1,0 KONTROL BLOWDOWN DAN EKSTERNAL TREATMENT
(PENJERNIHAN DAN KONDISI FEED TANK)
SULFITE (SO3) in ppm 40 – 80 KONTROL DI DEAERATOR DAN BAHAN KIMIA SULFITE
PHOSPHATE (PO4) in ppm 30 – 80 KONTROL DI DEMINERALISASI DAN BAHAN KIMIA PHOSPHATE
TDS in ppm Max 1500 KONTROL DI BLOWDOWN
CONCENTRATION FACTOR 20 – 30 KONTROL DI EKSTERNAL TREATMENT DAN BLOWDOWN

------000000------ 85