Anda di halaman 1dari 17

Jakarta History Museum/Fatahillah Museum

Raya Kathina
Indische Neoklasik
• Era ini dibangun gedung-gedung megah bergaya Neo-Klasik,
• Gaya Klasik Museum Fatahilah : A. Lantern B. Semicircular
arch (lengkung ½ lingkaran). C. Pediment D. Gable roof
(attic/loteng) E. Kolom klasik (Tuscan) F. Detail arsitektural
(entablatur, cornice, architrave, list profile, Gaya Tropis
Lokal : • Jendela & pintu berukuran besar & tinggi. Daun
pintu/jendela menggunakan kepyak (jalusi utk sirkulasi udara
& cahaya)
Indische Neoklasik
• “Indische”, secara harfiah berarti “Indies” atau Hindia.
“Indischgast” atau “Indischman”, dalam bahasa Belanda
berarti orang Belanda yang dulu tinggal lama di
Indonesia. “Hij is Indisch” (berarti dia mempunyai darah
Indonesia). Kebudayaan “Indisch”, adalah percampuran
antara kebudayaan Eropa, Indonesia & sedikit
kebudayaan tertentu dari orang Cina peranakan
• Museum Fatahillah campuran Betawi dengan kolonial
Acuan Desain
• Berdasarkan Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 9 Tahun 1999 Bab IV, dijabarkan tolok ukur kriteria
sebuah bangunan cagar budaya adalah :
• 1. Nilai sejarah, dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa perjuangan, ketokohan, politik, sosial, budaya
yang menjadi simbol nilai kesejarahan pada tingkat nasional dan atau Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
• 2. Usia, dikaitkan dengan usia sekurang-kurangnya 50 tahun.
• 3. Keaslian, dikaitkan dengan keutuhan baik sarana dan prasarana lingkungan maupun struktur,
material, tapak bangunan dan bangunan di dalamnya.
• 4. Landmark, dikaitkan dengan keberadaaan sebuah bangunan tunggal monument atau bentang
alam yang dijadikan symbol dan wakil dari suatu lingkungan sehingga merupakan tanda atau
tengeran lingkungan tersebut.
• 5. Arsitektur, dikaitkan dengan estetika dan rancangan yang menggambarkan suatu zaman dan gaya
tertentu.
Acuan Desain
• Dari kriteria dan tolok ukur di atas lingkungan cagar budaya
diklasifikasikan dalam 3 golongan, yakni:
• 1. Golongan I: lingkungan yang memenuhi seluruh kriteria, termasuk
yang mengalami sedikit perubahan tetapi masih memiliki tingkat
keaslian yang utuh.
• 2. Golongan II: lingkungan yang hanya memenuhi 3 kriteria, telah
mengalami perubahan namun masih memiliki beberapa unsur keaslian.
• 3. Golongan III: lingkungan yang hanya memenuhi 3 kriteria, yang
telah banyak perubahan dan kurang mempunyai keaslian.
Acuan Desain
• Berdasarkan Perda No. 9 Tahun 1999 Tentang Pelestarian dan Pemanfaatan
Lingkungan dan Cagar Budaya, bangunan cagar budaya dari segi arsitektur maupun
sejarahnya dibagi dalam 3 (tiga) golongan, yaitu :
• 1. Bangunan cagar budaya Golongan A (Utama), yaitu bangunan cagar budaya yang
memenuhi 4 (empat) kriteria, dan harus dipertahankan dengan cara preservasi
• 2. Bangunan cagar budaya Golongan B (Madya), yaitu bangunan cagar budaya
yang memenuhi 3 (tiga) kriteria dan bangunan cagar budaya ini dapat dilakukan
pemugaran dengan cara restorasi/rehabilitasi atau rekonstruksi
• 3. Bangunan cagar budaya Golongan C (Pratama), yaitu bangunan cagar budaya yang
memenuhi 2 (dua) kriteria dan bangunan cagar budaya ini dapat dilakukan
pemugaran dengan cara revitalisasi/adaptasi.
Preseden

Mural & furniture


Lukisan Mooi Indie
Mooi Indie adalah aliran
seni lukis yg berkembang
di Hindia Belanda abad ke-
19. Seniman Belanda &
Eropa saat itu hanya
melukis lukisan-lukisan yg
menggambarkan
keindahan alam Hindia
Belanda dgn tujuan
menggencarkan daya tarik
pariwisata.
clayxible
• Clayxible, dipakai di
belakang, dimural,
Tidak mengganggu
dinding asli
Inspirasi Warna
LED

Lampu badai
dan kolonial
Kursi Tapal Kuda
Pertimbangan

AC duduk

Anda mungkin juga menyukai