PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Sinusitis merupakan Di amerika, terdapat 10-15% peradangan dari satu atau lebih kasus sinusitis odontogenik dari sinus paranasal seluruh kasus sinusitis Sinusitis odontogenik adalah Di RI, sinus merupakan urutan sinusitis yang disebabkan oleh ke 25 dari 50 penyakit utama kelainan pada gigi JOURNAL READING KONTEKS Gigi bertanggung jawab atas 10-12% kasus sinusitis maksilaris Telah banyak penelitian yang membahas tentang gejala dan etiologi dari sinusitis maksilaris odontogenik, tetapi tidak membahas pengobatan umumnya Hampir semua penelitian tentang sinusitis maksilaris odontogenik memiliki bias publikasi dan heterogenitas karena peneliti cenderung memilih penelitian dengan hasil yang signifikan Penelitian ini merupakan penelitian meta analisis yang bertujuan untuk memberikan tinjauan yang sistematis tentang etiologi dan rencana perawatan pada sinusitis maksilaris odontogenik PENGAMBILAN STUDI Sumber data Seleksi studi Science direct Pencarian Review Inklusi Cochrane library artikel Artikel artikel oPenelitian diambil dengan kriteria pencarian “sinusitis Inklusi: odontogenik” Uji Klinis yang menyelidiki sinusitis oPenelitian diambil antara tahun maksilaris bukan pan sinusitis, membandingkan etiologi sinusitis 2001-2014 odontogenik dengan yang lain, serta menilai diagnosis, pengobatan dan agen mikrobiologi DIAGRAM ALUR PENELITIAN Racic et al. (2006) Mereka menyimpulkan bahwa sinusitis odontogenik adalah komplikasi pada 85% pasien dengan operasi rongga mulut, ARTIKEL YANG DI INKLUSI yang harus dipertimbangkan untuk pencegahan. Costa et al. (2007) Pendekatan endoskopi untuk Referensi Fitur utama sinusitis maksilaris kronis Charfi et al. (2007) Mereka menyimpulkan bahwa dengan sumber gigi adalah penyebab sinusitis metode yang dapat diandalkan odontogenik didominasi oleh terkait dengan morbiditas dan kista para-apikal (29%). insiden komplikasi yang lebih Chemli et al. (2012) Endoskopi hidung rendah. meningkatkan keberhasilan Lee et al. (2010) Implan gigi dan pencabutan manajemen bedah sinusitis gigi adalah faktor etiologi yang odontogenik. Prosedur ini paling umum terkait dengan dapat diandalkan dan memiliki pengembangan sinusitis tingkat komplikasi yang odontogenik. rendah. Puglisi et al. (2011) Mereka membuktikan bahwa di Longhini et al. (2011) Abses periapikal yang tidak antara flora anaerob, spesies dideteksi adalah penyebab Peptostreptococcus dan kegagalan ESS, dan Prevotella adalah yang paling pemeriksaan radiologis sering umum pada sinusitis gagal dalam mendeteksi odontogenik kronis. infeksi periapikal. Beaumont et al. (2005) Hasil mereka memperkuat Bomeli et al. (2009) Penebalan mukosa pentingnya proses anamnesis menunjukkan hubungan yang cermat dan terperinci, dengan sumber gigi, sehingga evaluasi klinis menyeluruh dan sinus yang memiliki > 2/3 radiografi sebelum melakukan penebalan cairan dan augmentasi sinus. penebalan mukosa sedang Brook et al. (2005 Mereka membuktikan bahwa di 86% pada kedua sinus antara flora aerob, berkemungkinan tinggi streptokokus alfa-hemolitik memiliki sumber infeksi dari adalah yang paling umum gigi yang dapat diidentifikasi pada sinusitis odontogenik CONT’D Kondrashev et al. (2010) Mereka menunjukkan bahwa flora anaerob adalah penyebab paling umum dari sinusitis odontogenik kronis. Andric et al. (2010) Mereka menyimpulkan bahwa FESS yang dikombinasikan dengan penutupan OAF oleh buccal flap, dapat menjadi pilihan yang efektif dan aman untuk mengobati kasus sinusitis odontogenik kronis yang diakibatkan OAF. Khudaibergenov et al. (2011) Mereka menyarankan sinusotomi osteoplastik sebagai pendekatan sederhana untuk pengobatan kasus sinusitis Selmani et al. (2006) Sinusitis maksilaris iatrogenik harus dianggap sebagai infeksi serius. Pendekatan Caldwell-Luc adalah pengobatan yang cocok dalam kasus ini. Huang et al. (2011) Pendekatan Caldwell-Luc adalah pengobatan yang cocok dalam kasus sinusitis terkait dengan benda asing. Ippolitov et al. (2004) Mereka membuktikan bahwa ESS mungkin merupakan pengobatan sinusitis odontogenik yang tepat. Nurbakhsh et al. (2011) Mereka menyimpulkan bahwa perawatan endodontik dapat mengurangi mucositis sinus dengan sumber odontogenik. ETIOLOGI SINUSITIS MAKSILARIS Penulis dan tahun Etiologi Gagasan publikasi Charfi et al. (2007) Periodontitis Kista periapikal adalah faktor apical kronis yang paling umum. Chemli et al. (2012) Periodontitis Selain kebocoran apikal, etiologi apical kronis lainnya adalah gigi yang tidak pada posisinya dan OAF. Longhini et al. (2011) Periodontitis Patologi gigi ditemukan dalam apical kronis biofilm gigi. Bomeli et al. (2009) OAF Sumber gigi OAF diidentifikasi sebagai faktor paling umum ketika cairan pada sinus lebih Fistula oroantral (OAF) dari dua pertiga. Ugincius et al. (2006) OAF OAF adalah faktor terpenting merupakan penyebab paling dalam sinusitis kronis. umum sinusitis maksilaris Racic et al. (2006) OAF OAF setelah ekstraksi molar pertama atas adalah faktor yang paling umum. Costa et al. (2007) OAF OAF adalah penyebab sinusitis maksilaris kronis yang paling sering. Lee et al. (2010) Iatrogenik implan gigi dan pencabutan gigi, adalah penyebab iatrogenik yang paling umum. Puglisi et al. (2011) Iatrogenik pengangkatan sinus adalah faktor etiologi iatrogenik yang paling umum. Beaumont et al. Periodontitis Infeksi periodontal adalah (2005) kronis penyebab paling umum dari AGEN MIKROBIOLOGIS Referensi Sinusitis Akut Sinusitis Kronis Referen Sinusitis Akut Sinusitis Kronis d Aerobik Anaerobik Aerobik Anaerobik si Aerobik Anaerobi Campura Aerobik Anaerobi Campura k n k n Brook et Alpha- Gram- Alpha- Gram- Brook et 2% 10% 8% 3% 11% 14% al. (2007) hemolytic negative hemolytic negative al. streptococ bacilli, streptococ bacilli, (2005) ci, Peptostrep ci, Peptostrep Brook et 2% 7% 9% Microaerop tococcus, microaerop tococcus, al. hilic dan hilic and (2007) streptococ Fusobacter streptococ Fusobacter Kandras 13% 25% ci, dan ium spp ci, dan ium spp Staphyloco Staphyloco hev et
ccus ccus al. aureus aureus (2010) Puglisi 15% 25% Puglisi et Alpha- Gram- et al. al. (2011) hemolytic negative (2011) streptococ bacilli, • Bakteri anaerob penyebab tersering sinusitis ci, Peptostrep kronis Microaerop tococcus hilic spp, • Bakteri campuran penyebab tersering streptococ Fusobacter sinusitis akut ci, ium spp, Streptococ and • Pada sinusitis akut bakteri tersering adalah cus Propioniba peptostreptococcus, dan fusobacterium spp pyogenes cterium and acnes • Pada sinusitis tidak ada agen bakteri yang Staphyloco spesifik ccus RENCANA PENGOBATAN Referensi Etiologi Rencana Tingkat Keberhasilan Pengobatan Andric et al. OAF FESS + FESS yang dikombinasikan (2010) penutupan dengan penutupan OAF OAF merupakan pengobatan yang efektif untuk sinuskitis odontogenik kronik dengan OAF. Khudalbergen OAF Sinusotomi Mereka menyarankan ov et al. osteoplastic rencana perawatan ini (2011) sebagai pendekatan sederhana dalam kasus sinusitis dengan OAF. Selmani et al. Displaced Caldwell-luc Dengan pendekatan ini, (2006) tooth sinus bersih secara radiografi satu bulan setelah benda asing dan mukosa yang terinfeksi dikeluarkan. Costa et al. Displaced ESS Pendekatan endoskopi (2007) tooth untuk mengeringkan CONT’D Huant et al. Displaced tooth Caldwell-luc Rencana perawatan ini aman, (2011) sederhana, dan cepat. Memiliki komplikasi minimal untuk menghilangkan displaced tooth. Chemli et al. Displaced tooth Caldwell luc + Ditemukan 2 kasus sinusitis (2012) penutupan OAF berulang Ippolitov et al. Infeksi periapical Endoskopi Metode perawatan ini memiliki (2004) hasil penyembuhan yang stabil. Longhini et al. Infeksi periapical Ekstraksi gigi + Metode ESS tidak berhasil (2010) ESS seblum dilakukan ekstraksi gigi Norbakhsh et al. Infeksi periapical RCT Pengobatan gigi tanpa (2011) tambahan lain tidak memberikan pengobatan absolut untuk sinusitis maksilaris. Chemli et al. Infeksi periapical RCT + Endoskopi nasal merupakan (2012) Endoskopi metode yang dapat dipercaya dan memiliki tingkat komplikasi yang rendah KESIMPULAN Fistula oroantral (OAF) penyebab paling umum sinusitis kronis Bakteri aerobik yang paling umum pada sinusitis maksilaris Staphylococcus aureus Streptokokus alfa hemolitikus Mikroaerofilik spp.
Bakteri anaerob yang paling umum pada sinusitis maksilaris
Peptostreptokokus Bakteri basil gram negatif anaerob CONT’D Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bakteri etiologi sinusitis odontogenik sangat mirip dengan flora normal mulut (Staphylococcus aureus dan pneumococcus). Bakteri ini dapat merusak batas inferior sinus maksilaris dan menyebabkan peradangan Rencana pengobatan yang direkomendasikan Caldwell Luc merupakan rencana pengobatan yang paling sederhana dan aman dalam kasus sinusitis akibat displaced tooth Endoscopic Sinus Surgery merupakan metode yang terbaik untuk membersihkan membrane mukosa sinus, tetapi metode ini memiliki resiko mengenai struktur anatomis sektiar sinus (saraf orbital, arteri karotis interna dan saraf mata) dan metode ini sukar menghilangkan sumbatan dengan ukuran besar CONT’D Penutupan OAF merupakan hal yang penting untuk mencegah rekurensi sinusitis maksilaris odontogenik oPada penelitian ini dilakukan peminimalisiran bias publikasi dan heterogenitas dengan menggunakan tes “roshental file drawers” dan pada penelitian ini angka tes tersebut adalah 58,6 oDalam topik sinusitis maksilaris odontogenik, perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut dalam proses diagnosis, penatalaksanaan, dan agen mikrobiologisnya terkait dengan tingginya prevalensi kasus sinusitis maksilaris odontogenik (10-40%) TERIMA KASIH