Anda di halaman 1dari 27

ANESTHESIA PEDIATRI

C Y N D I N ATA L I A S U S A N T O

Dosen Pembimbing : dr. Widuri Astuti,Sp.An


BAB I
PENDAHULUAN
• Anestesi dan reanimasi berkembang semenjak
ditemukan pertama kali oleh Morton tahun 1846.
• Anestesi dan reanimasi berkembang sesuai
dengan tuntutan kebutuhan kelompok umur
pediatri.
• Empat kelompok umur yaitu neonatus, bayi, anak
dan remaja.
• Dari segi anatomi, jalan nafas anak-anak terlebih
neonatus dan bayi jauh lebih kecil daripada orang
dewasa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI DAN FISIOLOGI RESPIRASI
PEDIATRI
PERBEDAAN JALAN NAPAS BAYI

1. Ukuran lidah bayi relatif besar


2. Posisi glottis pada level korpus vertebrae C4
sedangkan dewasa pada level C6.
3. Epiglotis neonatus dan bayi lebih panjang,
selain itu leher dan trakea pendek.
4. Posisi laring lebih anterior dan sefalad. Laring
bayi berbentuk corong, bagian tersempit terjadi
pada tulang rawan krikoid.
FISIOLOGI RESPIRASI

• Kontrol pernapasan berasal dari medula


ventrolateral & dimodulasi oleh kemoreseptor
sentral yang memberikan respons terhadap CO2
pH darah arteri dan cairan serebrospinal, dan
PaO2.
• Respons ventilasi terhadap hipoksia tergantung
pada CO2
• Pada awalnya hipoksia meningkatkan ventilasi.
Jika hipoksia berkepanjangan maka terjadi
penurunan rangsang ventilasi
SISTEM SIRKULASI NEONATUS & BAYI

• Estimasi volume darah adalah sekitar 85 mL/kg


dan lebih tinggi pada bayi prematur (95 mL/kg)
• Nilai hematokrit berisar antara 45-65%.
• Komposisi cairan adalah 75- 80% dari berat
badan dimana sebanyak 30% berada di
ekstraselular, 40% di intraselular, dan sekitar 5%
di plasma.
• Semakin bertambah umur, komposisi semakin
menyerupai orang dewasa dimana komposisi
cairan sekitar 60% dari berat badan.
SISTEM SIRKULASI NEONATUS & BAYI

• Pada neonatus dan bayi reaksi pembuluh darah


masih sangat kurang, sehingga keadaan
kehilangan darah, dehidrasi dan kelebihan
volume juga sangat kurang ditoleransi
• Tekanan sistolik merupakan indikator yang baik
untuk menilai sirkulasi volume darah dan
dipergunakan sebagai parameter yang adekuat
terhadap penggantian volume.
PARAMETER TANDA VITAL

Umur Frekuensi Frekuensi Sistol Diastol


Napas Jantung (mmHg) (mmHg)

Neonatus 40-60 120-160 60-80 40-60

Bayi 30-40 100-140 70- 90 50-70

Anak 2-5 th 25-30 80-120 80-100 60-75

> 6 th 18-25 70-110 90-110 70-80


ANATOMI & FISIOLOGI
KARDIOVASKULAR

• Volume sekuncup neonatus dan bayi tidak dapat


meningkat karena ventrikel kiri yang imatur dan
kaku, oleh sebab itu curah jantung tergantung
pada frekuensi denyut jantung.
• Sistem saraf simpatis dan reflex baroreseptor
masih imatur.
• Jantung yang masih imatur sensitif terhadap
pengaruh depresi obat anestesi inhalasi dan
golongan opioid.
SISTEM EKSKRESI & ELEKTROLIT

• Filtrasi glomerulus hanya sekitar 30% dibanding


orang dewasa akibat belum matangnya ginjal
neonatus.
• Karena rendahnya filtrasi flomerulus, kemampuan
mengekskresi obat-obatan juga menjadi
diperpanjang.
• Perhitungan kebutuhan cairan per jam pada
pasien pediari menggunakan aturan “4 - 2 - 1” ,

4 ml/kgBB/jam untuk 10 kg pertama, ditambah 2 ml/kgBB/jam


untuk 10 kg kedua, dan ditambah 1 ml/kgBB/jam untuk sisa
berat badan.
SISTEM SARAF

• Myelinisasi pada neonatus belum sempurna dan


akan matang dan lengkap pada usia 3-4 tahun.
• Jadi saat neonatus, otak sangat sensitif terhadap
keadaan keadaan hipoksia.
• Saraf simpatis belum berkembang dengan baik
sehingga aktivitas parasimpatis lebih dominan,
yang mengakibatkan kecenderungan terjadinya
reflex vagal.
ANESTESI PEDIATRI
JENIS – JENIS ANESTESI UMUM

1. ANESTESI INHALASI
OBAT : N2O, halotan, enfluran, isofluran, desfluran, sevofluran.
2. ANESTESI INTRAVENA
OBAT :
- Barbiturate pentothal atau sodium thiopenthon
- Propofol  Dosis induksi 2,5 mg/kgBB tanpa premedikasi.
- Ketamin  Dosis bolus untuk induksi intravena ialah 1-2
mg/kg dan untuk intramuscular 3-10 mg.
- Opiod  morfin, petidin, fentanil, sufentanil

Fentanil  induksi 20-50 mg/kg


rumatan 0,3-1 mg/kg/menit
- Benzodiazepin  diazepam, lorazepam, dan midazolam.
TATALAKSANA ANESTESI
PASIEN PEDIATRI
EVALUASI DAN PERSIAPAN

• Heteroanamnesis  penilaian keadaan umum dan fisik, serta


menilai masalah anestesi yang akan dialami juga harus
dilakukan.
• Pemeriksaan tambahan yang rutin dilakukan adalah darah
lengkap dan faal hemostatis,
• Transportasi neonatus dari RR ke kamar bedah  menggunakan
incubator yang telah dihangatkan

PUASA
 <6 bulan  stop susu 4 jam & pemberian air gula 2 jam
sebelum anestesi
 6-36 bulan  susu 6 jam dan pemberian air gula 3 jam sebelum
anestesi
 >36  stop susu 8 jam & pemberian air gula 3 jam sebelum
anestesi
 Anak yang lebih besar & dewasa  6-8 jam.
PREMEDIKASI

• Sulfas Atropine  Dosis atropine 0,02 mg/kg,


minimal 0,1 mg dan maksimal 0,5 mg.
• Penenang  Tidak dianjurkan pada neonatus
dan bayi, karena SSP belum berkembang, mudah
terjadi depresi.
INDUKSI PADA PASIEN PEDIATRI

• tergantung pada umur, status fisik, dan tipe


operasi yang akan dilakukan.
• Induksi dapat dikerjakan secara inhalasi atau
intravena
• Induksi inhalasi  Diberikan halotan dengan
oksigen atau campuran N2O dalam oksigen 50%.
• Induksi intravena  propofol 2-3 mg/kg diikuti
dengan pemberian pelumpuh otot non
depolarizing seperti atrakurium 0,3 -0,6 mg/kg.
INTUBASI PASIEN PEDIATRI

• Intubasi neonatus dan bayi lebih sulit karena


mulut kecil, lidah besar-tebal, epiglottis tinggi
dengan bentuk “U”.
• Sebaiknya menggunakan laringoskop bilah lurus-
lebar dengan lampu di ujungnya
• Pipa trachea yang dianjurkan adalah dari bahan
plastik, tembus pandang dan tanpa cuff.
- Premature  diameter 2-3 mm
- Bayi aterm  2,5-3,5 mm.

Pipa yang digunakan juga jenis pipa non kinking


atau yang tidak mudah tertekuk.
PEMELIHARAAN ANESTESI PEDIATRI

• Gas anestetika yang umum digunakan adalah


N2O dicampur dengan 02 perbandingan 50:50
untuk neonatus, 60:40 untuk bayi, dan 70:30
untuk anak-anak.
• Banyaknya cairan yang harus diberikan per infus
disesuaikan dengan banyaknya cairan yang
hilang.
PERAKHIRAN ANESTESI PEDIATRI

• Setelah pembedahan selesai, obat anestetika


dihentikan pemberiannya.
• Berikan oksigen murni 5-15 menit. Bersihkan
rongga hidung dan mulut dari lendir kalau perlu.
• Jika menggunakan pelumpuh otot, dapat
dinetralkan dengan prostigmin (0,04 mg/kg)
atau neostigmine (0,05 mg/kg) dan atropin (0,02
mg/kg).
• Ekstubasi  kalau bayi sudah sadar benar,
anggota badan. bergerak-gerak, mata terbuka,
nafas spontan adekuat.
ANESTHESIA REGIONAL
P E D I AT R I K
ANESTESI REGIONAL PADA PEDIATRIK

• Obat-obatan anestesi regional berikatan dengan


AAG di plasma.
• Kadar AAG pada neonatus lebih rendah sekitar
30-40% dari orang dewasa  peningkatan kadar
obat bebas dalam plasma  toksik
• Proses myelinisasi selesai usia 1 tahun.
Muelinisasi tidak sempurna  memudahkan
penetrasi obat  meningkatkan onset obat
anestesi
• Jumlah LCS anak > dewasa  dosis obat
cenderung lebih tinggi.
PERBEDAAN ANATOMI TULANG
BELAKANG PADA ANAK

Umur End spinal End dural sac Intercristal


cord line
Neonatus L3 S4 L5-S1
1 th L1 S2 L4-L5
dewasa L1 S2 L3-L3
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN

• Perbedaan anatomi dalam jalan nafas pada bayi


membuat teknik jalan napas menjadi lebih sulit
dibandingkan remaja atau orang dewasa.
• Anestesi pediatri memerlukan perhatian dan
kebutuhan khusus dimana anak-anak bukan
merupakan miniatur dari orang dewasa
• Namun merupakan kelompok individu yang
mempunyai anatomi, fisiologi, psikologi dan
biokimia yang berbeda dari orang dewasa.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai