Anda di halaman 1dari 58

KEMAMPUAN

INTERPRETASI DAN
PENGELOLAAN
TINGKAH LAKU PADA
ANAK
Natanael Adi Susanto
160112150015
Radiografi
Jenis radiografi
Syarat Khusus pada Pasien
Anak dan Pasien dengan
Keterbatasan
Kedua kelompok pasien ini dapat menimbulkan kesulitan saat proses radiografi, di antaranya:
•Tidak kooperatif
•Kesulitan karena kelainan anatomi, seperti:
• Makroglosia
• Mikrostomia • Prinsip radiografi pada anak:
• Otot yang padat
MINIMAL EXPOSURE
• Keterbatasan pergerakan leher
• Lengkung rahang sempit • Bila informasi yang
• Palatum dalam didapatkan dari radiografi
•Kelainan saraf, seperti: tidak mempengaruhi
• Keterbatasan berbicara
pengambilan keputusan
• Tremor
• Palsy dari perawatan, maka
lebih baik tidak dilakukan
Penanganan
BITEWING
• Radiografi dengan teknik bitewing berasal dari teknik
asalnya yaitu pasien menggigit (bite) sebuah sayap
(wing) kecil yang diletakkan pada film intraoral
BITEWING
Radiografi periapikal

Paket film
diletakkan
sedekat Film
mungkin diletakkan
dengan pada
gigi holder
Indikasi klinis utama
PERIAPIKAL

Sinus
maksilaris
OKLUSAL
• Teknik foto intraoral yang menggunakan sinar-X dengan paket film
(5,7 x 7.6 cm) atau film intraoral yang diletakkan pada bidang oklusal.

Proyeksi oklusal rahang atas


Upper standard occlusal (standard occlusal)
Upper oblique occlusal (oblique occlusal)
Vertex occlusal (vertex occlusal)
 
Proyeksi oklusal rahang bawah
Lower 900 occlusal (true occlusal)
Lower 450 occlusal (standard occlusal)
Lower oblique occlusal (oblique occlusal)
INTERPRETASI
PERIKSA SETIAP GIGI YANG ADA • Keberadaan :
PADA FOTO RADIOGRAFIS • Pulpa
• Pengisian akar
• Resorpsi internal
• Resorpsi eksternal
• Fraktur akar
MAHKOTA JARINGAN APIKAL
Catat :
Catat :
• Keutuhan, keberlanjutan dan ketebalan dari:
•Adanya karies • Garis radiolusen dari rongga ligamen periodontal
•Tambalan yang masih ada • Garis radiopak dari lamina dura
• Semua daerah radiolusen yang tampak penting
• Semua daerah radiopak yang tampak penting
AKAR • Pola tulang trabekula
Catat : JARINGAN PERIODONTAL
Catat :
•Panjang akar • Lebar ligamen periodontal
•Jumlah akar • Tinggi dan kualitas crestal bone
• Semua kehilangan tulang secara vertikal dan
•Morfologisnya
horisontal
•Ukuran dan bentuk saluran akar • Semua deposit kalkulus
• Semua furkasi
Karies pada permukaan proksimal pada
sebelum perbatasan email
 

Karies pada permukaan proksimal meluas


pada DEJ
 

 
Karies pada permukaan proksimal meluas
sampai dentin
 

Karies pada permukaan oklusal meluas


sampai dentin, tidak terlihat pada bayangan
email
 

Karies pada bukal/lingual


 

Karies pada akar Diagram ilustrasi


  radiografi gejala dan
  bayangan lesi karies.
DEJ dentino-enamel
Karies sekunder junction.
Contoh lembaran interpretasi
PANORAMIK
Bagian section atau focal trough diatur
sedemikian rupa agar kurang lebih mirip
bentuk tapal kuda, yang sesuai dengan bentuk
lengkung gigi. Sayangnya, kualitas gambar
yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan
radiografi intraoral (periapikal dan bitewing)
dan interpretasinya lebih sulit

Panoramik tomography pada umumnya dianggap tidak sesuai untuk anak dibawah usia 5 tahun,
karena lamanya waktu pemaparan dan pentingnya pasien untuk tetap diam.
1. Coronoid Process 14. Zygomatic Arch 25. Malar Process 26. Hyoid Bone
2. Sigmoid Notch 15. Pterygoid Plates 27. Cervical Vertebrae 1- 4
3. Mandibular Condyle 16. Pterygomaxillary Fissure 28. Epiglottis
4. Condylar Neck 17. Orbit 29. Soft Tissues of Neck (Look
5. Mandibular Ramus
18. Inferior Orbital Rim Vertically For Corotid Artery
6. Angle of Mandible
19. Infraorbital Canal Calcifications Here)
7. Inferior Border of Mandible
8. Lingula 20. Nasal Septum 30. Auricle
9. Mandibular Canal 21. Inferior Turbinate 31. Styloid Process
10. Mastoid Process 22. Medial Wall of Max. Sinus 32. Oropharyngeal Air Space
11. External Auditory Meatus 23. Inferior Border of Max. Sinus 33. Nasal Air Space
12. Glenoid Fossa 24. Posterolateral Wall of Max. Sinus 34. Mental Foramen
13. Articular Eminence 35. Hard Palate
Analisis Model Studi
ANALISIS GELIGI CAMPURAN
Analisis Gambaran Radiografi
• Pada umumnya, gigi yang dijadikan tolak ukur adalah molar sulung.
• Perbandingan sederhana untuk mengetahui ukuran gigi sebenarnya
yang belum erupsi adalah sebagai berikut :
Lebar molar sulung sebenarnya lebar premolar tetap yang belum erupsi
Ukuran gigi pada gambaran radiografi lebar premolar pada gambaran radiografi

• Ketepatan pengukuran bergantung pada kualitas radiografi dan kedudukan


gigi di dalam lengkung. Teknik ini juga dapat digunakan untuk gigi lain baik
pada maksila maupun mandibula.
Perkiraan Ukuran Gigi Menggunakan Tabel
Probabilitas
Mengukur lebar mesial distal terbesar keempat insisif rahang bawah satu per satu, lalu
menggunakan jumlah keseluruhan angka tersebut untuk melihat kemungkinan ukuran gigi
kaninus, premolar pertama, dan ke-dua yang akan erupsi untuk masing-masing rahang
berdasarkan tabel probabilitas dari Moyers sebesar 75%.

Tabel probabilitas Moyers digunakan untuk memperkirakan ukuran 3, 4, 5 yang


akan erupsi, baik pada rahang atas maupun rahang bawah.
Droschl membedakan ukuran 3, 4, 5 berdasarkan jenis kelamin
Tanaka-Johnston
Pengelolaan Tingkah Laku
anak
Pendahuluan
Tingkah laku
• Tingkah laku seorang anak jika berada pada saat perawatan gigi:
1.Tipe yang bekerja sama (kooperatif)
2.Tipe tidak bekerjasama (tidak kooperatif)
3.Tipe histerik (tidak terkontrol)
4.Tipe keras kepala
5.Tipe pemalu
6.Tipe kooperatif tegang
7.Tipe pasien cengeng
1. Tipe yang bekerja sama
(kooperatif)
2. Tipe tidak bekerjasama (tidak
kooperatif)
3. Tipe histerik (tidak terkontrol)
4. Tipe keras kepala
5. Tipe pemalu
6. Tipe kooperatif tegang
7. Tipe pasien cengeng
Penanganan Tingkah Laku
Anak secara Non-
Farmakologis
1. Modelling
• Tujuan modelling adalah untuk mengurangi rasa cemas yang tinggi.
• Agar terjadi proses peniruan, maka model harus mempunyai syarat
sebagai berikut:
- Model harus memperihatkan kelebihan atau kekurangan
- Tingkah laku model terbukti memberi kepuasan
-Ada hubungan yang hangat antara model dan pengamat
• Ada empat komponen dalam proses belajar melalui model (Bandura,
1969), yaitu:
- Memperhatikan  mencamkan  ulangan penguatan dan motivasi proses
meniru
• Seorang dokter gigi dapat pula bertindak sebagai model yaitu dengan sikap
yang tenang, santai dan penuh percaya diri, tidak boleh memperlihatkan
keragu-raguan, sehingga anak juga akan tenang
• Penggunaannya paling sering pada anak yang cemas terhadap
pemeriksaan mulut di kursi perawatan gigi
• Orang tua, atau lebih baik anak lain diminta untuk bertindak sebagai model
untuk dilakukan pemeriksaan dan profilaksis; diharapkan tingkah laku yang
kooperatif dan relaks dari model, dikemudian hari akan ditiru oleh anak
yang cemas tersebut
• Tell- Show-Do harus digunakan untuk melengkapi prosedur modelling,
bersama dengan desensitasi
2. Desensitisasi
• Suatu cara untuk mengurangi rasa takut dan cemas seorang anak dengan
jaian memberikan rangsang yang membuat cemas hilang sedikit demi
sedikit
• Cara ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu :
1.Pertama, pasien dilatih agar santai atau relaks
2.Kedua, Menyusun secara berurutan hal-hal yang membuat pasien cemas
atau takut, dari hal yang paling menakutkan sampai ke hal yang tidak
begitu menakutkan
3.Ketiga memberi rangsang dari hal yang tidak begitu menakutkan sampai
anak tidak merasa takut lagi dan rangsang ini dtingkatkan menurut ukuran
yang telah disusun tersebut.
• Cara desentisasi dapat diterapkan di klinik gigi, yaitu dengan
memperkenalkan anak/ sekelompok anak dengan atau tanpa
didampingi orang tuanya pada hal-hal yang menimbulkan rasa takut
(ruang tunggu, dokter gigi dan perawat, alat kedokteran gigi, kursi
gigi, pemeriksaan gigi, pembersihan gigi dan fluoridasi, pengeboran)
3. Behaviour Shaping
• Suatu cara yang dilakukan secara bertahap untuk mencapai tingkah
laku yang diinginkan oleh dokter gigi selama perawatan.
• Indikasi behaviour shaping adalah untuk anak yang kurang
dipersiapkan pada kunjungan pertama, anak yang mepunyai
pengalaman yang tidak menyenangkan terhadap dokter gigi pada
perawatan sebelumnya dan anak yang takut terhadap perawatan gigi
akibat informasi orang tuanya.
• Penanggulangan behaviour shaping adalah Tell Show Do.
• Menurut Adellson (1959), cara Tell Show Do ini dibagi dalam tiga
tingkatan:
1.Tell, dimana dokter gigi menerangkan mengenai perawatan yang
akan dilakukan pada anak dan bagaimana seharusnya anak tersebut
bersikap (singkat, padat, jelas)
2.Show, yaitu menunjukkan/ mendemonstrasikan kepada anak yang
akan dilakukan terhadap dirinya (modelling, pakai alat peraga)
3.Do, yaitu anak dilakukan perawatan gigi sesuai dengan yang telah
dijelaskan sebelumnya.
4. Reinforcement
• Tindakan untuk menghargai prestasi yang telah dicapai agar prestasi
tersebut diulang, biasanya pada anak penderita cacat fisik dan
psikososial yang cenderung merasa terabaikan oleh lingkungan
sosialnya.
• Penghargaan dapat berbentuk materi atau social (hadiah, pujian,
senyuman)
5. Retraining
• Cara ini sebenarnya sama dengan cara behaviour shaping, tetapi
retraining terutama dilakukan pada anak yang menunjukkan rasa
cemas atau tingkah laku negatif yang cukup tinggi
• Pengalaman yang tidak menyenangkan pada waktu dilakukan
perawatan pertama kali terhadap giginya ataupun akibat dari
keterangan mengenai perawatan negatif dari orang tua atau
temannya
• Cara menanggulanginya dengan mmberi perhatian dan kepercayaan
yang lebih besar (re-emphasized), atau mengalihkan perhatian
(distraksi)
6. Kontrol suara
• Greenbaum et al., (1990)  kontrol suara sebagai prosedur hukuman
terapeutik, dan apabila digunakan pada pola perilaku yang tepat
merupakan suatu kontrol perilaku yang efektif, dalam waktu dua
detik, dan efeknya akan berlangsung selama periode dua menit
selama pengamatan.
• Kontrol suara dapat dengan cepat membangun kembali hubungan
antara dokter gigi dan anak terhadap pola kerja sama yang diinginkan
7. Hipnosis
• Metode efektif dari pengaturan mengenai kecemasan dan ketakutan
kedokteran gigi pada anak-anak.
• Keuntungan hypnosis adalah memberikan rasa nyaman, tidak mahal,
dan bisa digunakan kapan saja dan dimana saja.
• Menyebabkan relax, menimbulkan amnesia dan analgesia, mencegah
penyumbatan dan nausea.
Merencanakan Ruang
Praktek untuk Pasien Anak
Pendahuluan
• Faktor kecemasan membuat anak kurang berminat untuk datang ke
dokter gigi (perlu perhatian khusus)  keberhasilan perawatan.
• Manifestasi dari kecemasan anak dapat berupa tingkah laku kurang
kooperatif terhadap perawatan gigi sehingga anak menolak untuk
dilakukan perawatan gigi, misalnya
- mendorong instrumen agar menjauh darinya,
- menolak membuka mulut,
- menangis, sampai meronta-ronta,
- membantah
• Membuat ruangan menjadi menarik dapat merubah psikologis anak.
Ruang Tunggu
• Ruang tunggu merupakan faktor utama timbulnya rasa cemas
(bayangan lebih menakutkan).
• Pamflet dan poster di dalam ruang tunggu dapat memberikan efek
negatif pada pasien kerena gambar monster yang aneh digunakan
dalam pamflet atau poster.
• Susunan alat-alat, alat bor, dan instrumen lain yang dapat menakuti
pasien harus dijauhkan dari pandangan pasien.
• Suara juga dapat menimbulkan rasa takut pasien.
• Ruang praktik diusahakan tidak terlalu dekat dengan ruang tunggu.
• Dekorasi ruangan
• Musik yang lembut
• Bahan-bahan bacaan (anak dan
orang tuanya)
• Kursi dan meja kecil bagi anak
untuk duduk dan membaca
• Buku aktivitas (mewarnai,
menempel, dll)
• Mainan sederhana
• Memberi banyak gambar di
dinding
Ruang Perawatan
• Tempat praktik yang tidak terbatas hanya untuk pasien anak-anak,
salah satu metoda yang efektif di antaranya adalah dengan
pembuatan ruang perawatan yang dibuat sedemikian rupa sehingga
anak merasa berada di lingkungan rumahnya sendiri.
• Ruang penerimaan dibuat nyaman dan hangat sehingga anak merasa
tidak asing Ketika memasukinya, oleh karena itu dekorasi ruangan
sangat memegang peranan penting dan erat kaitannya dengan
kondisi psikologis mereka, sehingga banyak kecurigaan dari anak akan
menjadi hilang.
• Menempatkan beberapa
gambar-gambar di atas dinding
• Dekorasi ruangan dapat diatur
berdasarkan setting tertentu
(sirkus, luar angkasa, atau serial
dan tokoh kartun)
• Akuarium yang dapat terlihat
oleh anak saat berada di kursi
gigi
• Gambar anak-anak yang sedang
bermain (dapat memberikan
sugesti positif)
• Warna-warna yang lembut dan
cerah akan memberikan efek
menenangkan (dinding, kursi
gigi, perlengkapan)
• Ruang perawatan dapat
dipisahkan dengan ruang
konsultasi.
• Selama anak dalam perawatan
gigi, orang tua dapat menunggu
di ruang konsultasi.
• Ruang ini tidak dipisahkan oleh
pintu yang tertutup sehingga
anak dapat tetap merasakan
kehadiran orang tuanya.
Ruang Penyuluhan
• Tempat anak dan orang tuanya
mendapatkan instruksi prosedur
pencegahan
• Ruangan ini dapat dilengkapi oleh
- gambar-gambar cara perawatan gigi,
- model,
- slide,
- pamflet,
- tata warna ruang harus dipilih warna
cerah dengan pencahayaan yang baik
Daftar Pustaka
• Whaites, E. Essential of dental radiography and radiology. 3 th ed. Philadelphia: Elsevier.
2002
• Cameron AC, Widmer RP. Handbook of pediatric dentistry. 2nd ed. Sydney: CV. Mosby:
2003
• Rakosi, T., dkk. Color Atlas of Dental Medicine, Orthodontic-Diagnosis. Edisi I. Germany:
Thieme Medical Publishers. 1993. hal. 3-4, 207-235
• Moyers, R.E. Handbook of Orthodontics. Edisi IV. Chicago : Year Book Medical Publisher.
1988. hal 221-246.
• Proffit, W.R., dkk. Contemporary Orthodontic. Edisi III. St. Louis : Mosby, Inc. 2000. hal.
163-170.
• Herdiyati, Y., Sasmita, I. S., Pendekatan Ideal Pada Anak. Perpustakaan Nasional: Katalog
dalam Terbitan. 2015. hal 323-332
• Pertiwi, A. S. P., dkk. Disain Ruang Praktik bagi Pasien Anak. Bagian Kedokteran Gigi
Anak. Universitas Padjadjaran.

Anda mungkin juga menyukai