Anda di halaman 1dari 16

KLIMAKTERIUM

NAMA KELOMPOK
1. ACU SAMSUDIN
2. ALDY WAHYU
3. ASTRI RAHMA S
4. BELLA EVITASARI
5. DINI SUCI F
 
DEFINISI KLIMAKTERIUM

Klimakterium adalah masa peralihan


seorang wanita dari periode
reproduksi ke periode non
reproduksi. Fase terakhir dalam
kehidupan wanita setelah masa
reproduksi berakhir ( kasde 2002).
Kalimakterium mengacu pada • Kalimakterium merupakan masa
periode kehidupan seorang wanita periode peralihan fase reproduksi
saat berpindah dari tahap reproduksi menuju fase usia tua yang terjadi
ke tahap tidak reproduksi disertai akibat penurunan fungsi
regresi fungsi ovarium ( babak 2005) generative ataupu endrokinoligik
dari ovarium (baziad 2003 )
• Kalimakterium waktu ketika siklus
haid berhenti dan berkurangnya
sekresi hormon estogren dan
progesteron ovarium ( nelson
2008).
• Disimpulkan bahwa kalimakterium
adalah berhentinya haid dan
berkahirnya wanita untuk
reproduksi
MASA KLIMAKTERIUM
• Menurut kasdu ( 2002), tahap pertama yaitu
sebelum haid berlangsung sejak usia bayi sampai
pubertas, pada usia 12-13 tahun umumnya wanita
akan mendapatkan menarche. Pada masa ini
disebut masa pubertas dan wanita mulai
mengalami masa yang disebut fase reproduksi.
Fase reproduksi atau periode fertil berlangsung
sampai usia 45 tahun. Fase terkahir reroduksi
wanita disebut klimakterium yaitu terjadi pada
usia kurang lebih 46-55 tahun. Tanda gejala yang
timbul akibat dari masa peralihan ini disebut
tanda premenopouse.
3 TAHAP KLIMAKTERIUM
Menurut kasdu 2002 ada 3 tahapan
1. premenopouse, masa sebelum berlansung periode
perimenopouse yaitu sejak fungsi reproduksinya mulai menurun
samapi timbulnya gejala menopouse. Mulai pada usia 40 tahun,
pendarahan terjai karena menurunnya kadar hormo estrogen
dan progesteron, kegagalan proses ovulasi sehingga bentuk
kelainan haid dapat bermanifestasi seperti amenorrhae.
2. Perimenopouse, periode dengan keluhan memuncak 1-2 tahun
sebelum dan 1-2 tahun sesudah menopouse. Wanita mengalami
akhir dari datang nya haid sampai berhentinya haid sama sekali,
diperiode ini keluhan yang sering dijumpai adalah gejolak panas,
berkeringat banyak, depresi dan perasaan mudah tersinggung.
3. post menopouse, masa setelah menopouse berlangsung kurang
lebih 3-5 tahun setelah menopouse, biasanya keluhan yang
timbul adalah nyeri saat sengama.
LANJUTAN
Setalah periode kalimakterium selesai, wanita akan
mengalami masa periode post menopouse yang
selanjutnya periode senilis . Kasdu ( 2002).
Pascamenopouse dalah fase dimana ovarium tidak
berfungsi sama sekali. Haid tidak akan muncul lagi
pada masa kalimakterium yang mencakup seluruh
proses perubahan hormonal dari mulai saat hormon
estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh
dinidng sel telur mulai menurun biasanya sebelum
kalimakterium yang sesungguhnya terjadi sampai
beberapa tahun setelah menstruasi terkhir terjadi.
PROSES
KLIMAKTERIUM
Secara endokrinoligis wanita
mengalami proses menua sejak dalam
kandungan, sejumlah 7.000.000 sel
telur terdapat pada kedua ovarium
janin yang berusia 20-24 minggu dan
berkurang akibat penghancuran.
Sehingga waktu dilahirkan volikel bayi Pada usia produktif ovarium wanita
wanita tinggal 2.000.000 buah. Jumlah mengandung 200.000-400.000
tersebut menjadi 2.000.000 saat kantong kecil yang berisi bhan bahan
terdapat menstruasi pertamanya pada yang diperlukan untuk pembentukan
masa pubertas. Menstruasi adalah sel telur matang. Indung telur juga
perdarahan pervagina akibat kerja menghasilkan 2 jenis hormon yaitu
ovulasi namun sel telur tidak dapat estrogen dan progesteron.
dibuahi sperma sehingga terjadi Klimakterium terjadi apabila
pelepasan selaput lendir rahim, untuk pembentukan sel telur pada foliche
keteraturan menstruasi diperlukan telah dihentikan juga ditandai
keseimbangan hormon FSH dan LH. dengan berhentinya sekresi estrogen
dan progesteron. ( siagian 2010).
Jumlah folikel yang mengalami
atresia semakin meningkat, produksi
estrogen pun berkurang dan tidak
terjadi haid lagi.
BATASAN USIA
KALIMAKTERIUM
Periode akhir dari kalimakterium pada wanita
terjadi pada usia antara 40-58 tahun . Usia
memasuki masa menopouse seorang wanita
berbeda beda ada yang di antarnya 40 tahun dan
ada juga yang dibawahnya. Fertilisasi wanita pada
usia 20-24 tahun adalah 100%, sedangkan pada
usia 35-39 tahun hanya 60% dan pada usia 45-49
hanya 5% saja. Pada rata rata umumnya seorang
wanita mmengalami masa menopouse pada usia
46-55 tahun, dimana fungsi endokrin reproduksi
mulai menurun pada rentan usia tersebut yang
merupakan awal terjadinya kalimakterium.
Sedangkan masa pascamenopouse terjadi pada
usia 51-55 tahun yang merupakan akhir dari
PERUBAHAN FISIK PADA MASA
KLIMAKTERIUM
Penurunan dratis kadar hormon
estrogen dan progesteron pada
sebagian wanita kan
mempengaruhi perubahan fisik
di antaranya adanya kulit yang
mengendur, gangguan kontrol Perubahan pada reproduksi
berkemih, jantung berdebar saat 1. Rahim : dinding rahim menipis,leher
aktivitas, dalam jangka panjang rahim menyusut tidak menonjol ke
rendahnya hormon estrogen dalam vagina.
akan menimbulkan ancaman 2. Sel telur : lipatan saluran jadi lebih
osteoporosis. Osteoporosis pendek dan mengkerut, rambut getar
pada ujung fibria menhilang, produksi
merupakan penyakit kerangka indung elur berangsur angsur
yang paling umum dan paling menurun,.
bnayka menyerang wanita yang 3. Servik dan vagina : servik mengalami
telah kalimakterium. pengerutan, lebar vagina mengalami
pengecilan, atropi vagina berangsur
menghilang
PERUBAHAN HORMON DAN
KELUHAN KALIMAKTERIUM
PERUBAHAN HORMON KELUHAN
Menurunnya kadar 1. Gejala panas
progesteron menyebabkan
terjadinya perubahan haid
2. Jantung berdebar
karena disebabkan oleh 3. Gangguan tidur
hormon estrogen yang 4. Depresi
rendah. Beberapa perubahan
yang terjadi karena 5. Mudah tersinggung
kekuranagn hormon estrogen 6. Sakit kepala cepat
adalah penyempitan lelah
pembuluh darah, nyeri
tulang, keputihan sakit saat
7. BB bertambah
sengama, gangguan haid 8. Nyeri otot
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KALIMAKTERIUM
1. Awal mentruasi
2. Beban pekerjaan
3. Jumlah anak
4. Usia melahirkan anak terakhir
5. Pemakain kontrasepsi
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
(KLIMAKTERIUM)

A. Pengkajian
1. Identitas klien (Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, status perkawinan, alamat)
2. Riwayat Kesehatan Saat Ini (Keluhan Utama)
3. Riwayat Penyakit
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
5. Klien pertama kali haid (menarche)
6. Riwayat Obstetrik dan abortus
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
8. Riwayat Psikospritual (kecemasan, harapan, hubungan dengan
keluarga, keagamaaan, hubungan dengan masyarakat)
9. Kebutuhan dasar
10. Pola sehari hari (pola makan, tidur, eliminasi)
B. Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : TTV
• Kulit: mulai keriput, tidak ada lesi, kemerahan.
• Kepala: simetris tegak lurus dengan garis tengah tubuh, kulit kepala
bersih, rambut mulai beruban.
• Muka: tampak cemas, kemerahan, hangat, tumbuh bercak-bercak
kecoklatan.
• Mata: ikterus (-), pupil isokhor kiri dan kanan, anemis (-), palpebra hitam
• Telinga: bentuk simetris kiri dan kanan, pendengaran tidak terganggu.
• Hidung: bentuk simetris, fungsi penciuman baik, polip (-) tidak ditemukan
darah/cairan keluar dari hidung.
• Mulut: bibir agak kering, sianosis (-), lidah dapat dijulurkan dengan
maksimal dan dapat bergerak bebas.
• Leher: tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, dapat digerakkan dengan
bebas.
• Dada: bentuk dan gerakan simetris, tidak ada nyeri tekan.
• Abdomen: tidak ada pembesaran hati, limpa
• Tungkai/ekstremitas: simetris kiri dan kanan, dapat melakukan aktivitas
dengan baik
• Kuku: pendek, bersih
C. Diagnosa Keperawatan
• Disfungsi seksual berhubungan dengan
perubahan struktur/fungsi seksual
• Gangguan pola tidur berhubungan dengan hot
flash
• Kecemasan berhubungan dengan stres
psikologis, perjalanan proses penyakit
Intervensi 1
Diagnosa tujuan intervensi rasional
keperawatan
Disfungsi Setelah Mandiri: 1. Kebanyakan
seksual diberikan 1. Ciptakan klien kesulitan
berhubungan tindakan lingkungan untuk
saling percaya berbicara
dengan keperawatan
dan beri dengan subjek
perubahan diharapkan kesempatan sensitive
struktur/fungsi klien kepada klien 2. Informasi akan
seksual mengungkapka untuk membantu
n disfungsi mengungkapk klien
seksual teratasi an memahami
Hasil: masalahnya situasinya
1. Nyeri hilang 2. Beri informasi sendiri
tentang
2. Klien tidak kondisi klien
menolak bila Kolaborasi:
diajak 3. Beri obat
berhubungan sesuai indikasi 3. Memulihkan
3. Vagina (misalnya: atrofi
lembab dan estrogen genetalia,
elastis pengganti kekeringan
fagina dan
uretra
Intervensi 2
Diagnosa tujuan intervensi rasional
keperawatan
Gangguan pola Klien Mandiri: 1. Tingkat
tidur menunjukan 1. Evaluasi ansietas dapat
berhubungan tindakan santai keluhan nyeri mempengaruh
atau i persepsi atau
dengan hot dan mampu
ketidaknyama reaksi
flash berpartisipasi nan, terhadap nyeri
dalam perhatikan 2. Mempertahan
beraktivitas dan intensitas kan kekuatan
tidur dengan nyeri dari atau mobilitas
tepat skala 1 – 10 otot yang sakit
Hasil: 2. Lakukan dan
1. Nyeri awasi aktivitas
ROM aktif dan 3. Pemberian
terkontrol pasif rutin ADP
mempertahan
Kolaborasi: kan kadar
3. Kolaborasi analgetik
pemberian darah
analgetik yang adekuat,
dikontrol (ADP mencegah
fluktuasi dan
penghilang
Intervensi 3
Diagnosa tujuan intervensi rasional
keperawatan
Kecemasan Setelah 1. Ciptakan 1. Meminimalisir
berhubungan diberikan lingkungan terjadinya
dengan stres tindakan aman pada cedera/jatuh
lingkungan 2. Memudahkan
psikologis, keperawatan
yang sering klien
perjalanan diharapkan dijangkau menjangkau
proses penyakit klien terhindar klien tempat
dari keadaan – 2. Upayakan tidurnya dan
keadaan yang tempat tidur mencegah
dapat agar tidak jatuh
mengakibatkan terlalu tinggi 3. Mencegah
cedera 3. Beritahukan terjadinya
cara fraktur/cedera.
Hasil: mengangkat
1. Klien tidak barang yang
mengalami baik
cedera

Anda mungkin juga menyukai