Anda di halaman 1dari 16

PERENCANAAN PENDIDIKAN DAN

ASSESSMENT PEMBELAJARAN
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Assesmen Kebutuhan dan Perencanaan Pendidikan
Dosen Pengampu :
H. M. Shodiq Abd. Wahid, M.Pd.

Harianto NIM. 190100024 Nur Komariyah NIM. 190100006


Suma’iyah NIM. 190100004 Isyarini Tri A. NIM. 190100026

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS GRESIK
2020
PENDAHULUAN
• LATAR BELAKANG
• Perencanaan dalam arti yang sederhana dapat disimpulkan sebagai suatu proses untuk
mempersiapkan hal-hal yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Maka perencaan pendidikan adalah suatu
proses yang dilakukan oleh tenaga kependidikan dan tenaga pendidik dalam rangka
mempersiapkan hal-hal yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang untuk mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan terlebih dahulu oleh lembaga.
• Adapun perencanaan dalam menentukan kebijakan yang akan diambil oleh suatu lembaga.
Untuk memberikan hasil keputusan yang terbaik dari berbagai prosedur perencanaan yang
akan ditempuh dalam rangka meningkatkan fungsi dan hasil pendidikan yang akan dicapai
oleh peserta didik. Baik orang tua, guru, masyarakat dan lembaga sekolah sebagai peran
utama dalam pembelajaran siswa.
PROSEDUR PERENCANAAN
• PROSEDUR PERENCANAAN
• Prosedur adalah langkah – langkah yang ditempuh dalam proses perencanaan. Prosedur
dalam perencanaan adalah cara yang ditempuh oleh para perencana untuk merealisasi
usahanya agar dapat terwujud suatu konsep perencanaan. Dalam bab ini aka membahas
tentang perencanaan parsipatori yaitu perencanaan yang dikerjakan bersama oleh wakil-
wakil peminat pendidikan baik dari kalangan lembaga pendidikan maupun kalangan masyar
• PERENCANAAN PARTISIPATORI (PARTISIPASI)
• Perencanaan parsipatori merupakan perencanaan yang melibatkan beberapa orang yang
berkepentingan dalam merencanakan sesuatu yang dipertentangkan dengan perencanaan
yang hanya dibuat oleh seseorang atau beberapa orang atas dasar wewenang kedudukan.
Seperti perencanaan ditingkat pusat kepala-kepala kantor pendidikan daerah dan para
kepala sekolah.
HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIDKAN DENGAN MASYARAKAT
• Hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat harus menjalin kerjasama, saling
memberi dan menerima. Lembaga pendidikan merupakan suatu system yang tertanam
dalam suprasistemnya. Lembaga pendidikan tidak lagi berfungsi sebagai penerang dan
pembaruan masyarakat bila keduannya tanpa ada kerjasama.
Made Pidarta (1988) mengatakan bahwa bentuk-bentuk hubungan yang dialakukan
sebagai berikut :
• Rencanakan hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat dan monitor. Hubungan itu
dilakukan oleh suatu tim. Tim tersebut terdiri dari wakil-wakil pengajar, orang tua, dan
siswa/mahasiswa.
• Tentukan frekuensi dan efektifitas komunikasi dapat dipilih satu atau beberapa dari (1) barang
cetakan (20 audiovisual (3) media cetakan identitas lembaga seperti kartu,uniform dll. (4) surat
kabar (5) kejadian-kejadian kampus/sekolah (6) menghadirkan ahli pidato untuk mempopulerkan
lembaga (7) layanan telpon umum, dan (8) kontak perseorangan.
• Personalia sekolah perlu dimotivasi tinggi untuk berpartisipasi dan didasarkan akan pentingnya
kondisi rumah dan tetangga bagi kemajuan para mahasiswa.
• Memotivasi para orang tua/masyarakat untuk berpartisipasi dalam program hubungan dengan
lembaga pendidikan dan masyarakat kepada mereka untuk mengambil keputusan.
• Libatkan para orang tua dalam perencanaan tentang keinginan pendidikan putra-putri mereka.
• Libatkan para orang tua/masyarakat dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan informasi
putra-putri mereka.
• Beri dorongan kepada orang tua agar ikut mendidik putra-putri mereka, seperti belajar dengan
teratur.
• Lembaga pendidikan harus melaporkan kemajuan para siswa/mahasiswa kepada orang tua secara
PERLUKAH PRENCANAAN PARTISIPASI ?

• Tugas utama ahli perencanaan adalah membina perencanaan-perencanaan ditingkat local


atau daerahnya masing-masing dengan baik. Merekalah yang mengetahui cita-cita
masyarakat dan kemampuan masyarakat serta lembaga yang menghayati keadaan itu.
• Perencanaan sekarang tidak lagi memakai pendekatan tradisional yang kebutuhan
pendidikannya ditentukan dari luar seperti konsultan atau administrator tertinggi.
ADAPUN PERBEDAAN ANTARA PERENCANAAN TRADISIONAL DENGAN
PARTISIPATORI SEBAGAI BERIKUT :

Perencanaan tradisional
• Peranan perencanaan pendidikan dibawah arahan pengembangan ekonomi
• Penilaian kuantitatif pada input-output sebagai tenaga kerja
• Perencanaan tingkat nasional

Perencanaan parsipatori
• Perencanaan terintegritas dalam proses pengambilan keputusan seccara menyeluruh
• Penilaian pada program dan tujuan system pendidikan
• Perncanaan desentralisasi
ADAPUN KEUNGGUALAN PERENCANAAN PARSIPATORI ADALAH :
• Parsipatori yang besar/kuat tanpa memandang tingkat ekonomi, memajukan komunikasi
dalam perencanaan pendidikan.
• Menemukan sendiri kondisi dan nilai yang berubah akan merupakan dasar yang berarti bagi
perencanaan pendidikan.

Perencanaan pendidikan meliputi para guru-guru/dosen-dosen-dosen, para


manajer, para wakil siswa mahasiswa, personalia lembaga pendidikan, para orang
tua, wakil masyarakat. Kaufman mengatakan dengan istilah tiga dimensi penilaian
kebutuhan pendidik yaitu :
1. Pendidik
2. Masyarakat, dan
Siswa/mahasiswa

Made Pidarta (1988) mengatakan bahwa ada beberapa teknik


kerjakelompok yaitu (1) pertemuan kelompok (2) proses kelompok
nominal (nominal group process) (3) teknik Delphi.
PENGERTIAN ASESSMENT

• Assessment adalah sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang
digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para siswa. Linn dan
Gronlund menyatakan bahwa assessment (penilaian) adalah suatu istilah umum yang
meliputi prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang belajar siswa
(observasi, rata-rata pelaksanaan tes tertulis) dan format penilaian kemajuan belajar.
Adapun Popham dalam Hamzah B. Uno dan Satria Koni (2012) mengemukakan bahwa
sessment dalam pembelajaran adalah suatu proses atau upaya format pengumpulan
informasi yang berkaitan dengan variable-variabel dalam pengambilan keputusan oleh guru
untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa assessment adalah sebagai proses untuk
mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar
pengambilan keputusan tentang siswa, baik yang menyangkut kurikulum, program
pembelajaran, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah.
Dalam hal ini guru dihadapkan dengan 3 istilah yang sering digunakan bersama yaitu istilah
pengukuran, penilaian dan tes.

PENGUKURAN
• Pengukuran adalah kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala, peristiwa atau
benda sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka yang mencerminkan capaian dan proses dari hasil belajar
tersebut dan bersifat kuantitatif dan belum dapat memberikan makna apa-apa karena belum menyatakan tingkat kualitas
dari apa yang diukur. Hasil pengukuran disebut skor mentah. Baru punya makna apabila dibandingkan dengan kriteri atau
patokan tertentu.
PENILAIAN (EVALUASI)
• Penilaian adalah suatu proses pemberian makna atau ketetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan
angkaa hasil pengukuran tersebut dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu.
Kriteria sebagai pembanding dari proses pengukuran atau dapat pula ditetapkan sesudah pelaksanaan pengukuran.
TES
• Tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta
didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaan terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan
sesuai dengan tujuan pengajaran.
TUJUAN DAN FUNGSI ASESSMENT
Menurut Buchori (1980) ada dua tujuan yaitu :
• Untuk mengetahui kemajuan anak atau siswa setelah siswa tersebut menyadari pendidikan selama
jangka waktu tertentu.
• Untuk mengetahui tingkat efisiensi metode-metode pendidikan yang dipergunakan dipendidikan
selama waktujangka tertentu.
Sementara Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa tujuan atau fungsi evaluasi ada 4 yaitu :
• Penilaian fungsi selektif
• Penilaian berfungsi diagnostic
• Penilaian berfungsi sebagai penempatan, dan
• Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan.
Adapun Anas Sudijono mengatakan bahwa penilaian sebagai suatu tindakan atau proses setidak-
tidaknya memiliki 3 fungsi, yaitu :
• Mengukur kemajuan
• Menunjang penyusunan rencana, dan
• Memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.
SELANJUTNYA, THOHA MENGATAKAN FUNGSI EVALUASI PENDIDIKAN DILIHAT DARI KEPENTINGAN
MASING-MASING PIHAK MEMPUNYAI 5 FUNGSI YAITU :
FUNGSI PENILAIAN PENDIDIKAN BAGI GURU

Mengetahui kemajuan belajar peserta didik


• Mengetahui kedudukan masing-masing individu
• Mengetahui kelemahan-kelemahan cara belajar mengajar dalam PBM
• Memperbaiki proses belajar mengajar
• Menentukan kelulusan murid
Fungsi penilaian pendidikan bagi murid
• Untuk mengetahui kemampuan dan hasil belajar
• Memprnbaiki cara belajar
• Menumbuhkan motivasi dalam belajar
Fungsi penilaian pendidikan bagi sekolah
• Mengukur suatu hasil pendidikan
• Mengetahui kemajuan atau kemunduran sekolah
• Membuat keputusan kepada peserta didik
• Mengadakan perbaikan kurikulum
Fungsi penilaian pendidikan bagi orang tua murid
• Mengetahui hasil belajar anaknya
• Meningkatkan pengawasan dan bimbingan serta bantuan kepada anaknya dalam usaha belajar, dan
• Mengarahkan pilihan jurusan atau jenis sekolah pendidikan lanjutan bagi anaknya
• Fungsi penilaian pendidikan bagi masyarakat
• Mengetahui kemajuan sekolah
• Ikut mengadakan kritik dan saran perbaikan bagi kurikulum pendidikan pada sekolah tersebut
• Lebih meningkatkan partisipasi masyarakat dalam usahanya membantu lembaga pendidikan.
OBJEK ASESSMENT

Suharsini dalam Hamzah B. Uno dan Satria Koni (2014) mengemukakan bahwa objek penilaian meliputi
tiga segi, yaitu :
• Input
• Input (murid) dianggap sebagai bahan mentah yang akan diolah
• Transformasi
• Transformasi dianggap sebagai dapur tempat pengolahan bahan mentah
• Output
• Output dianggap sebagai hasil pengolahan yang dilakukan didapur dan siap untuk dipakai.
Adapun tinjauan dari segi input diatas, objek dari evaluasi pendidikan meliputi 3 aspek, yaitu :
• Aspek kemampuan
• Aspek kepribadian
• Aspek sikap
Sedangkan usur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian yaitu :
• Kurikulum/materi
• Metode dan cara penilaian
• Sarana pendidikan/media
• System administrasi
• Guru dan personal lainnya.

TUJUAN PENILAIAN BERBASIS KELAS


• Memberikan informasi mengenai orientasi baru dalam penilaian hasil belajar peserta didik
• Memberikan wawasan tentang konsep penilaian hasil belajar yang dilaksanakan pada tingkat
kelasoleh pendidik
• Memberikan rambu-rambu penilaian hasil belajar
• Memeberikan prinsip-prinsip perencanaan, pengolahan dan pelaporan hasil penilaian.
KESIMPULAN
• Dalam peningkatan hasil belajar siswa dan motivasi siswa dibutuhkan peran dari orang tua,
guru, masyarakat dan lembaga sekolah
• Pembaharuan kurikulum setelah melakukan analisa dan evaluasi melalui peran guru, orang
tua, masyarakat dan lembaga sekolah.
• Prosedur dan perenacaan yang matang dalam mengobservasi hasil belajar siswa mulai dari
hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat, perencanaan partisipasi, melakukan
assessment hingga menghasilkan output yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai