✔ Non
️ – Weight Bearing (NWB) : Tidak memberikan beban pada kaki yang cedera
(Kaki tidak menyentuh lantai)
✔ Touch
️ Down Weight Bearing (TDWB) : Pada saat berdiri / berjalan kaki dapat
menyentuh lantai (Hanya untuk keseimbangan)
✔ Partial Weight Bearing (PWB) : Saat beridiri / berjalan dapat menempatkan 30-
50% beban tubuh pada kaki yang cedera
✔ Weight Bearing as Tolerated (WBAT) : Saat berdiri / berjalan dapat
meningkatkann beban jika merasa sanggup melakukannya pada kaki yang cedera
✔ Full Weight Bearing (FWB) : Dapat sepenuhnya menempatkan beban tubuh pada
kaki yang cedera saat berjalan / berdirir
● Test Thompson (Tes Simmond) : Tes yang dilakukan untuk mengetahui
kelainan tendo yang terjadi di tulang calcaneus
● Pre-Achilles Fat Pad / Kager’s Fat Pad : Massa Jaringan adiposa yang
menempati segitiga kager (Kager’s Triangle)
Kompleks yang terdapat pada ankle joint
● art. Talocruraris
● art. Subtalaris
● art. Tibiofibularis distal
● art. Tarsal transversal
Tendon Achilles
● PERIODE STANCE
1. Initial Contact / Heel Strike = Calcaneus menyentuh landasan pertama kali.
2. Loading Response / Foot Flat = Seluruh telapak kaki menyentuh landasan.
3. Midstance = Saat heel sebelum meninggalkan landasan, kaki berada sejajar
dengan kaki bawah bagian depan.
4. Terminal Stance / Heel Off = Saat heel satu meninggi dan heel satu lagi mau
mengenai landasan.
5. Pre Swing / Toe Off = Kaki satu melakukan Heel strike, kaki satu berada
pada posisi meninggalkan landasan untuk melakukan gerakan mengayun.
Mekanika Ankle pada Gait Cycle
● PERIODE SWING
1. Initial Swing (Acceleration) = Salah satu telapak kaki mulai diangkat.
2. Mid Swing = Akhir initial swing, dilanjutkan sampai kaki mengayun
maju berada di depan anggota badan sebelum mengenai landasan.
3. Terminal Swing = Akhir gait cycle, dimana kaki mengalami
perpanjangan maksimum dan kembali ke posisi saat akan mengalawali
gait.
https://gupea.ub.gu.se/handle/2077/32386
9kN 12,5
DEFINISI ✔ Ruptur tendon Achilles
adalah robek atau putusnya
hubungan tendon (jaringan
penyambung) yang disebabkan
oleh cedera dari perubahan
posisi kaki secara tiba-tiba atau
mendadak.
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.ums.ac.id/32427/2/BA
B%25201.pdf&ved=2ahUKEwjCv-
XGuNznAhVWWH0KHaP0C4QQFjAIegQIAxAB&usg=AOvVaw2
M4JGV2adorGVE8eRC744S
ETIOLOGI
1. Obesitas
2.cedera olahraga
3. Kortikosteroid
5. Degenerasi tendon
EPIDEMIOLOGI
● Insidensi tertinggi pada 30 - 39 tahun
● Puncak insidensi pada usia 53 tahun
● Rasio pria : wanita = 10 : 1
FAKTOR RESIKO
● usia
● Jenis kelamin
● Olahraga
● Beberapa antibiotik: Antibiotik Fluoroquinolone, seperti
Ciprofloxacin (Cipro) atau Levofloxacin (levaquin).
● Steroid injection
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/achilles-tendon-rupture/symptoms-causes/syc-20353234
KLASIFIKASI
Muscle strain adalah kerusakan serabut otot atau tendo karena overuse
ataupun stres berlebihan. Berdasarkan berat ringannya diklasifikasikan
menjadi:
– Strain tingkat 1: terjadi regangan hebat tetapi belum
sampai terjadi robekan pada jaringan muskulotendinosus
– Strain tingkat 2: terdapat robekan parsial pada unit
muskulotendinosus, menimbulkan nyeri sehingga kekuatan berkurang
– Strain tingkat 3: terdapat robekan total pada unit
muskulotendinosus. Biasa harus dibedah.
Patogenesis dan Patofisiologi
Gejala klinis
1) Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian
belakang pergelangan kaki atau betis
https://www.mdedge.com/emergencymedicine/article/136825/imaging/emergency-ultrasound-tendon-evaluation-ultrasonography
Pemeriksaan penunjang
2. Rontgen
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/853/719&ved=2ahUKEwic8qXa-
9vnAhWVcn0KHfRsCDAQFjABegQIAxAB&usg=AOvVaw0ZIIK2RnE6PuNYQ8kEgpWk
Pemeriksaan Penunjang
4. Test Thompson
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/853/719&ved=2ahUKEwic8qXa-
9vnAhWVcn0KHfRsCDAQFjABegQIAxAB&usg=AOvVaw0ZIIK2RnE6PuNYQ8kEgpWk
Pemeriksaan penunjang
5. Test Matles
posisi pasien pronasi, lutut fleksi
90°pada ankle yang tendon achilesnya
ruptur, maka posisinya akan lebih
dorsofleksi dibanding sisi yang normal
https://www.semanticscholar.org/paper/Diagnosing-Achilles-tendon-injuries-in-the-Gibbons/337c60e9fc68b94cf8e2300996774766d3f37c48
Pemeriksaan penunjang
6. Test Copeland
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2499219/?page=1
Pemeriksaan
penunjang
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2499219/?page=1
Penatalaksanaan Non Farmakologi
(1) Strain / sprain tingkat 1, cukup diberikan istirahat saja karena cedera ini akan
sembuh dengan sendirinya;
(2) Strain/ sprain tingkat 2, diberikan pertolongan dengan metode RICE (Rest
atau beristirahat, Ice atau kompres dingin, Compression atau pembebatan,
Elevation atau pengangkatan cedera diatas level jantung). Disamping itu
kita harus memberikan istirahat yang lebih lama yaitu sekitar 3-6 minggu
pada bagian yang cedera, diberi balut tekan, spalk maupun gibs;
(3) Sprain/strain tingkat 3, tetap diberikan metode RICE sesuai dengan
urutannya kemudian dikirim ke rumah sakit untuk dijahit atau disambung
kembali.
Wibowo, Hardianto. (1995). Pencegahan dan Penatalaksanaan Cedera Olahraga. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.
Penatalaksanaan Non Farmakologi
1. Tatalaksana konservatif
2. Tatalaksana operatif
Ruptur Tendon Achilles Akut: Antara Tata Laksana Konservatif atau Operatif
Terdapat perbedaan pendapat mengenai pilihan tatalaksana pada pasien ruptur
tendon Achilles akut. Klinisi harus memilih antara tatalaksana konservatif atau
operatif. Dua tatalaksana ini dapat dilakukan pada ruptur akut, namun masih
terjadi kontroversi mengenai regimen yang optimal. Tatalaksana konservatif
meliputi pemasangan cast, cast-boot, atau splint dengan kaki pada posisi plantar
fleksi dengan atau tanpa fisioterapi dini. Tatalaksana operatif terdiri dari operasi
terbuka, minimal invasif dan operasi perkutan
Ruptur Tendon Achilles Akut: Antara Tata Laksana Konservatif atau Operatif
Tatalaksana operatif
● Terdiri dari percutaneous, open repair dan minimal invasive.
Walaupun prosedur operatif bervariasi, namun teknik jahitan end to
end memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi.
● Tatalaksana operatif menurunkan risiko ruptur ulang secara
signifikan, namun meningkatkan komplikasi yang berhubungan
dengan tindakan operatif yang dilakukan, seperti infeksi luka,
nekrosis akibat diseksi yang berlebihan dan kontraktur tendon
Achilles.
Ruptur Tendon Achilles Akut: Antara Tata Laksana Konservatif atau Operatif
Tatalaksana konservatif
● Tujuan: mengembalikan dan
mempertahankan kontak dari ujung
tendon yang ruptur untuk memulai proses
penyembuhan.
● imobilisasi dengan menggunakan casting
rigid atau functional bracing. Posisi kaki
pada awalnya dipertahankan pada posisi
equinus penuh (30 derajat plantar fleksi),
kemudian diganti secara perlahan
menjadi posisi netral dalam jangka waktu
Ruptur Tendon Achilles Akut: Antara Tata Laksana
8-12 minggu. Konservatif atau Operatif
Penatalaksanaan Farmakologi
R/ celecoxib tab 200 mg No. X
S 2 dd tab I pc prn
——————————————————— *
S 1 dd tab II pc prn
——————————————————— *
Pencegahan
● Nyeri VAS (9) pada bagian belakang pergelangan kaki kiri sejak 1 hari yg lalu
(akut) setelah tergelincir ke lubang di jalan (ec trauma) (etiologi)
● Saat terantuk tidak terdengar suara “letupan” dari belakang pergelangan kaki
kiri. ( x ruptur complete)
● Pergelangan kaki kiri bengkak (tumor) , memerah (rubor) , dan terasa nyeri
(dolor) bila digerakkan, makin digerakkan makin nyeri (dolor) (tanda inflamasi)
RPD : hipertensi (+) minum obat teratur, DM (-) , penyakit jantung (-) , stroke (-),
maag (+)
R. Kebiasaan : tidak merokok, tidak konsumsi obat sembarangan (menurunkan
faktor risiko)
P. Fisik :
Tes Provokasi : Thompson test (+) (suspek ruptur) tidak terjadi plantarflexi
Hasil Pemeriksaan Penunjang
Foto Rontgen Ankle Sinistra AP/Lat
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/achilles-tendinitis/basics/symptoms/con-20024518
http://emedicine.medscape.com/article/309393-overview%23aw2aab6b2b4
http://www.bupa.co.uk/running/injury-prevention-and-recovery/injuries/partial-tear-of-achilles-tendon/
Diagnosis Kerja
1. Tes Thompson positif (penekanan otot betis pada supine tidak menimbulkan
plantar flexi (pasif).
2. Pengurangan kekuatan plantarflexi.
3. Defek pada saat palpasi distal dari lokasi insersio.
4. Peningkatan kekuatan dorsoflexi pada keadaan istirahat (Matles Test).