Anda di halaman 1dari 67

● Visual Analog Scale = Alat yang digunakan untuk mengukur pengalaman

subjektif, seperti intensitas rasa sakit

Skala 0 = tidak terjadi nyeri

Skala 1-3 = seperti gatal, tersentrum, terpukul

Skala 4-6 = seperti kram, kaku, tertekan

Skala 7-9 = sangat nyeri tapimasih dapat dikontrol

Skala 10 = nyeri yang sangat berat dan tidak dapat dikontrol

● Palpable defect : nyeri tekan


● Weight Bearing : Pembebanan pada kaki yang cedera

✔ Non
️ – Weight Bearing (NWB) : Tidak memberikan beban pada kaki yang cedera
(Kaki tidak menyentuh lantai)
✔ Touch
️ Down Weight Bearing (TDWB) : Pada saat berdiri / berjalan kaki dapat
menyentuh lantai (Hanya untuk keseimbangan)
✔ Partial Weight Bearing (PWB) : Saat beridiri / berjalan dapat menempatkan 30-
50% beban tubuh pada kaki yang cedera
✔ Weight Bearing as Tolerated (WBAT) : Saat berdiri / berjalan dapat
meningkatkann beban jika merasa sanggup melakukannya pada kaki yang cedera
✔ Full Weight Bearing (FWB) : Dapat sepenuhnya menempatkan beban tubuh pada
kaki yang cedera saat berjalan / berdirir
● Test Thompson (Tes Simmond) : Tes yang dilakukan untuk mengetahui
kelainan tendo yang terjadi di tulang calcaneus
● Pre-Achilles Fat Pad / Kager’s Fat Pad : Massa Jaringan adiposa yang
menempati segitiga kager (Kager’s Triangle)
Kompleks yang terdapat pada ankle joint

● art. Talocruraris
● art. Subtalaris
● art. Tibiofibularis distal
● art. Tarsal transversal
Tendon Achilles

MATRIKS FIBROSA : SEL:


- KOLAGEN TIPE I (95%) - TENOSIT

- ELASTIN (1-2%) - TENOBLAST

- KOLAGEN TIPE III & V


Biomekanika
Ankle Joint
Gerakan Ankle Bidang Sagital
Total ROM : 50 - 75 °
0 - 10 atau 20 °
Dorsofleksi
0 - 40 atau 55 °
Plantarfleksi
Terjadi pada Tibiotalar
joint.
Gerakan Ankle Bidang frontal
Total ROM : 35 °
0 - 23 ° Inversi
0 - 12 ° Eversi
ROM sehari-hari
30 untuk berjalan 37 untuk naik, 56 untuk
turun
Mekanika Ankle pada Gait Cycle

● PERIODE STANCE
1. Initial Contact / Heel Strike = Calcaneus menyentuh landasan pertama kali.
2. Loading Response / Foot Flat = Seluruh telapak kaki menyentuh landasan.
3. Midstance = Saat heel sebelum meninggalkan landasan, kaki berada sejajar
dengan kaki bawah bagian depan.
4. Terminal Stance / Heel Off = Saat heel satu meninggi dan heel satu lagi mau
mengenai landasan.
5. Pre Swing / Toe Off = Kaki satu melakukan Heel strike, kaki satu berada
pada posisi meninggalkan landasan untuk melakukan gerakan mengayun.
Mekanika Ankle pada Gait Cycle

● PERIODE SWING
1. Initial Swing (Acceleration) = Salah satu telapak kaki mulai diangkat.
2. Mid Swing = Akhir initial swing, dilanjutkan sampai kaki mengayun
maju berada di depan anggota badan sebelum mengenai landasan.
3. Terminal Swing = Akhir gait cycle, dimana kaki mengalami
perpanjangan maksimum dan kembali ke posisi saat akan mengalawali
gait.
https://gupea.ub.gu.se/handle/2077/32386

9kN 12,5
DEFINISI ✔ Ruptur tendon Achilles
adalah robek atau putusnya
hubungan tendon (jaringan
penyambung) yang disebabkan
oleh cedera dari perubahan
posisi kaki secara tiba-tiba atau
mendadak.
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.ums.ac.id/32427/2/BA
B%25201.pdf&ved=2ahUKEwjCv-
XGuNznAhVWWH0KHaP0C4QQFjAIegQIAxAB&usg=AOvVaw2
M4JGV2adorGVE8eRC744S
ETIOLOGI
1. Obesitas

2.cedera olahraga

3. Kortikosteroid

4. Penyakit sistemik seperti gout,lupus erythematosus, dan RA.

5. Degenerasi tendon
EPIDEMIOLOGI
● Insidensi tertinggi pada 30 - 39 tahun
● Puncak insidensi pada usia 53 tahun
● Rasio pria : wanita = 10 : 1
FAKTOR RESIKO
● usia
● Jenis kelamin
● Olahraga
● Beberapa antibiotik: Antibiotik Fluoroquinolone, seperti
Ciprofloxacin (Cipro) atau Levofloxacin (levaquin).
● Steroid injection

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/achilles-tendon-rupture/symptoms-causes/syc-20353234
KLASIFIKASI
Muscle strain adalah kerusakan serabut otot atau tendo karena overuse
ataupun stres berlebihan. Berdasarkan berat ringannya diklasifikasikan
menjadi:
– Strain tingkat 1: terjadi regangan hebat tetapi belum
sampai terjadi robekan pada jaringan muskulotendinosus
– Strain tingkat 2: terdapat robekan parsial pada unit
muskulotendinosus, menimbulkan nyeri sehingga kekuatan berkurang
– Strain tingkat 3: terdapat robekan total pada unit
muskulotendinosus. Biasa harus dibedah.
Patogenesis dan Patofisiologi
Gejala klinis
1) Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian
belakang pergelangan kaki atau betis

2) Bengkak, kaku dan memar

3) Terlihat depresi di tendon 3-5 cm diatas tulang tumit

4) Tumit tidak bisa digerakan turun naik


Komplikasi
Pada pembedahan mau pun non-pembedahan:

1. Infeksi sekitar ruptur


2. Kerusakan saraf sekitar ruptur tendo Achilles
Pemeriksaan
penunjang
1. USG

USG biasanya digunakan.


untuk mengkonfirmasi
diagnosis robekan tendon
Achilles, untuk membedakan
antar robekan dan untuk
memperkirakan ukuran
kesenjangan

https://www.mdedge.com/emergencymedicine/article/136825/imaging/emergency-ultrasound-tendon-evaluation-ultrasonography
Pemeriksaan penunjang
2. Rontgen

Diperlukan untuk menemukan dan


memeriksa cedera serta penyakit seperti
patah tulang dan pergeseran

Tampilan lateral pergelangan kaki


menunjukkan x Achilles. Tendon
muncul sebagai garis kepadatan
jaringan lunak (panah). Kager’s fat
pad muncul dengan perbedaan kontras
dengan sebagai jaringan yang kurang
padat (panah melengkung).
https://www.ajronline.org/doi/10.2214/ajr.175.3.1750613
Pemeriksaan penunjang
3. MRI

Magnetic Resonance Imaging


(MRI) bisa memberikan
gambaran yang jelas untuk
mengetahui cedera jaringan
lunak atau kelainan pada unit
alat gerak (ligamen, tendon dan
bantal sendi).

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/853/719&ved=2ahUKEwic8qXa-
9vnAhWVcn0KHfRsCDAQFjABegQIAxAB&usg=AOvVaw0ZIIK2RnE6PuNYQ8kEgpWk
Pemeriksaan Penunjang
4. Test Thompson

Posisi pasien pronasi dengan kedua kaki


diletakkan di bagian ujung meja
pemeriksaan.

Betis pasien diremas, dan apabila tendon


achiles intak, maka kaki akan bergerak
dengan gerakan plantarfleksi.

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/853/719&ved=2ahUKEwic8qXa-
9vnAhWVcn0KHfRsCDAQFjABegQIAxAB&usg=AOvVaw0ZIIK2RnE6PuNYQ8kEgpWk
Pemeriksaan penunjang

5. Test Matles
posisi pasien pronasi, lutut fleksi
90°pada ankle yang tendon achilesnya
ruptur, maka posisinya akan lebih
dorsofleksi dibanding sisi yang normal

https://www.semanticscholar.org/paper/Diagnosing-Achilles-tendon-injuries-in-the-Gibbons/337c60e9fc68b94cf8e2300996774766d3f37c48
Pemeriksaan penunjang
6. Test Copeland

Dilakukan dengan sphygmomanometer. Pasien


yang berbaring pronasi. Manset di pompa
hingga 100 mmHg dengan kaki plantar fleksi.

Kaki didorsofleksikan oleh pemeriksa. Jika


terjadi intak tekanan meningkat hingga 140
mmHg.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2499219/?page=1
Pemeriksaan
penunjang

Jika Tendo Achilles mengalami


ruptur, ketika kaki di
dorsoflexikan tekanan akan
mengalami penurunan

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2499219/?page=1
Penatalaksanaan Non Farmakologi
(1) Strain / sprain tingkat 1, cukup diberikan istirahat saja karena cedera ini akan
sembuh dengan sendirinya;
(2) Strain/ sprain tingkat 2, diberikan pertolongan dengan metode RICE (Rest
atau beristirahat, Ice atau kompres dingin, Compression atau pembebatan,
Elevation atau pengangkatan cedera diatas level jantung). Disamping itu
kita harus memberikan istirahat yang lebih lama yaitu sekitar 3-6 minggu
pada bagian yang cedera, diberi balut tekan, spalk maupun gibs;
(3) Sprain/strain tingkat 3, tetap diberikan metode RICE sesuai dengan
urutannya kemudian dikirim ke rumah sakit untuk dijahit atau disambung
kembali.

Wibowo, Hardianto. (1995). Pencegahan dan Penatalaksanaan Cedera Olahraga. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.
Penatalaksanaan Non Farmakologi
1. Tatalaksana konservatif
2. Tatalaksana operatif

Ruptur Tendon Achilles Akut: Antara Tata Laksana Konservatif atau Operatif
Terdapat perbedaan pendapat mengenai pilihan tatalaksana pada pasien ruptur
tendon Achilles akut. Klinisi harus memilih antara tatalaksana konservatif atau
operatif. Dua tatalaksana ini dapat dilakukan pada ruptur akut, namun masih
terjadi kontroversi mengenai regimen yang optimal. Tatalaksana konservatif
meliputi pemasangan cast, cast-boot, atau splint dengan kaki pada posisi plantar
fleksi dengan atau tanpa fisioterapi dini. Tatalaksana operatif terdiri dari operasi
terbuka, minimal invasif dan operasi perkutan

Ruptur Tendon Achilles Akut: Antara Tata Laksana Konservatif atau Operatif
Tatalaksana operatif
● Terdiri dari percutaneous, open repair dan minimal invasive.
Walaupun prosedur operatif bervariasi, namun teknik jahitan end to
end memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi.
● Tatalaksana operatif menurunkan risiko ruptur ulang secara
signifikan, namun meningkatkan komplikasi yang berhubungan
dengan tindakan operatif yang dilakukan, seperti infeksi luka,
nekrosis akibat diseksi yang berlebihan dan kontraktur tendon
Achilles.

Ruptur Tendon Achilles Akut: Antara Tata Laksana Konservatif atau Operatif
Tatalaksana konservatif
● Tujuan: mengembalikan dan
mempertahankan kontak dari ujung
tendon yang ruptur untuk memulai proses
penyembuhan.
● imobilisasi dengan menggunakan casting
rigid atau functional bracing. Posisi kaki
pada awalnya dipertahankan pada posisi
equinus penuh (30 derajat plantar fleksi),
kemudian diganti secara perlahan
menjadi posisi netral dalam jangka waktu
Ruptur Tendon Achilles Akut: Antara Tata Laksana
8-12 minggu. Konservatif atau Operatif
Penatalaksanaan Farmakologi
R/ celecoxib tab 200 mg No. X

S 2 dd tab I pc prn

——————————————————— *

R/ meloxicam tab 7,5 mg No. X

S 1 dd tab II pc prn

——————————————————— *
Pencegahan

1. Regangkan dan Perkuat Otot Betis


● Regangkan betis sampai dirasakan tarikan, tetapi tidak sakit
● Jangan terpental saat melakukan peregangan
● Latihan penguatan betis dapat membantu otot dan tendon menyerap
lebih banyak kekuatan dan mencegah cedera
Pencegahan (lanjutan)
2. Variasikan Latihan

● Olah raga alternatif berdampak tinggi (berlari)


● Olah raga alternatif berdampak rendah (berjalan, bersepeda atau
berenang)
● Hindari aktivitas yang memberikan tekanan berlebihan pada tendo
Achilles (berlari di bukit dan aktivitas melompat)
Pencegahan (lanjutan)
3. Pilih Permukaan Jalanan yang akan Dilalui Aman dengan Hati-Hati

● Hindari atau batasi berlari di permukaan yang keras atau licin


● Pakaian yang layak untuk pelatihan cuaca dingin, dan kenakan sepatu
atletik yang pas dengan bantalan yang tepat di tumit
● Pilihlah permukaan yang digunakan untuk berjalan dengan hati-hati
Pencegahan (lanjutan)
4. Tingkatkan Intensitas Latihan secara Perlahan

● Cedera tendon Achilles umumnya terjadi setelah peningkatan intensitas


latihan yang tiba-tiba
● Tingkatkan jarak, durasi, dan frekuensi pelatihan dengan tidak lebih 10%
setiap minggu
Prognosis
● Quo ad vitam: ad bonam (tanda-tanda vital baik-baik saja => tekanan
darah, nadi, dll DBN)
● Quo ad functionam: dubia ad bonam (bersifat akut, terdapat ruptur
parsial pada tendon dan ROM aktif & pasif terbatas dan setelah
pembedahan biasanya fungsi membaik)
● Quo ad sanationam: dubia ad bonam (PRICE atau pembedahan, fungsi
tendo tidak seperti semula
Tuan H (insidensi, pria : wanita 10:1) 65 tahun (suspek degenerasi tendo achilles)
(insidensi ke 2)

KU : nyeri (dolor) di pergelangan kaki kiri

● Nyeri VAS (9) pada bagian belakang pergelangan kaki kiri sejak 1 hari yg lalu
(akut) setelah tergelincir ke lubang di jalan (ec trauma) (etiologi)
● Saat terantuk tidak terdengar suara “letupan” dari belakang pergelangan kaki
kiri. ( x ruptur complete)
● Pergelangan kaki kiri bengkak (tumor) , memerah (rubor) , dan terasa nyeri
(dolor) bila digerakkan, makin digerakkan makin nyeri (dolor) (tanda inflamasi)

RPD : hipertensi (+) minum obat teratur, DM (-) , penyakit jantung (-) , stroke (-),
maag (+)
R. Kebiasaan : tidak merokok, tidak konsumsi obat sembarangan (menurunkan
faktor risiko)

P. Fisik :

KU : CM, kesan sakit : sedang

TV : T : 130/85 mmHg (pre hipertensi) N : 100x/ menit

R : 16x/ menit S : 36,8C

Mobilisasi : non-weight bearing tungkai kiri

Berjalan menggunakan walker dengan kaki kiri tidak menginjak


lantai
Pem. Muskuloskeletal

Inspeksi : oedem (+), rubor (+) , calor (+) (tanda-tanda inflamasi)terlokalisir


pada bagian belakang pergelangan kaki, krepitasi (-) ( x fraktur tulang)

Palpasi : palpable defect (+) 4 cm prox calcaneus (GK)

Pergerakan (move) : ROM aktif terbatas (fungsiolesa) (nyeri) , ROM pasif


tidak dilakukan

Tes Provokasi : Thompson test (+) (suspek ruptur) tidak terjadi plantarflexi
Hasil Pemeriksaan Penunjang
Foto Rontgen Ankle Sinistra AP/Lat

Tampak pembengkakan soft


tissue dan hilangnya pre-Achilles
fat pad.

Tidak tampak tanda-tanda


kalsifikasi. Tidak tampak tanda-
tanda fraktur.

Kesan : pertimbangkan adanya


ruptur tendon Achilles
Hasil Pemeriksaan Penunjang
USG MSK tendon Achilles : ruptur parsial tendon Achilles sinistra sisi
medial diameter 1,6 x 0,5 cm.
DIAGNOSIS BANDING

http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/achilles-tendinitis/basics/symptoms/con-20024518
http://emedicine.medscape.com/article/309393-overview%23aw2aab6b2b4
http://www.bupa.co.uk/running/injury-prevention-and-recovery/injuries/partial-tear-of-achilles-tendon/
Diagnosis Kerja

Ruptur Parsial Tendon Achilles Sinistra


Dasar Diagnosis
Menurut American Academy Of Orthopaedic Surgeons (AAOS)

1. Tes Thompson positif (penekanan otot betis pada supine tidak menimbulkan
plantar flexi (pasif).
2. Pengurangan kekuatan plantarflexi.
3. Defek pada saat palpasi distal dari lokasi insersio.
4. Peningkatan kekuatan dorsoflexi pada keadaan istirahat (Matles Test).

Positif bila ditemukan 2 atau lebih dari gejala diatas.

J Indon Med Assoc, Volum: 69, Nomor: 4, April 2019

Anda mungkin juga menyukai