Anda di halaman 1dari 38

PEMBANGUNAN KESEHATAN

DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA:


PERSPEKTIF AKADEMISI

OLEH

Dr. YUSUF SABILU, M.Si


DEKAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
04/08/2016 RAKERKESDA SULTRA 1
PENDAHULUAN
JENIS TENAGA
FASILITAS KESEHATAN

meningkatkan
derajat
NAKESMAS KOLABORASI kesehatan
masyarakat
setinggi-
tingginya.

SARANA DAN
PENYEBARAN
PRASARANA

04/08/2016 RAKERKESDA SULTRA 2


PENDAHULUAN
UU NO.36/2014 TTG TENAGA KESEHATAN
Ketentuan mengenai Perlu dibentuk undang-
tenaga kesehatan masih undang tersendiri yang
tersebar dalam berbagai mengatur tenaga
peraturan PerUU kesehatan secara
komprehensif

UU KESEHATAN
Pengelompokkan Nakes : 13 KELOMPOK NAKES  terdapat perubahan nomenklatur
untuk perawat gigi menjadi terapis gigi dan mulut, serta perawat anestesi menjadi penata
anestesi. Selain itu juga masuknya tenaga kesehatan tradisional yaitu tenaga kesehatan
ramuan (ex:jamu) dan tenaga kesehatan tradisional ketrampilan (ex:akupuntur)
KELOMPOK DAN JENIS
TENAGA KESEHATAN

1. Tenaga medis 8. Tenaga Gizi


2. Tenaga Psikologi Klinis 9. Tenaga Keterapian Fisik
3. Tenaga Keperawatan 10. Tenaga Keteknisian
Medis
4. Tenaga Kebidanan 11. Tenaga Teknik
5. Tenaga Kefarmasian Biomedika
6. Tenaga Kesehatan 12. Tenaga Kesehatan
Masyarakat Tradisional
7. Tenaga Kesehatan 13. Tenaga Kesehatan
Lingkungan Lainnya
04/08/2016 RAKERKESDA SULTRA 4
PENDAHULUAN
FILOSOFI, SOSIOLOGI, DAN
YURIDIS
TUJUAN PENGATURAN
• Tenaga kesehatan memiliki • memenuhi kebutuhan masyarakat akan Tenaga
peranan penting. Kesehatan;
• Kesehatan sebagai hak asasi • mendayagunakan Tenaga Kesehatan sesuai dengan
manusia. kebutuhan masyarakat;
• Penyelenggaraan upaya • memberikan pelindungan kepada masyarakat dalam
kesehatan harus dilakukan menerima penyelenggaraan Upaya Kesehatan;
oleh tenaga kesehatan yang
bertanggung jawab, • mempertahankan dan meningkatkan mutu
• Ketentuan mengenai penyelenggaraan Upaya Kesehatan yang diberikan
tenaga kesehatan masih oleh Tenaga Kesehatan; dan
belum menampung • memberikan kepastian hukum kepada masyarakat
kebutuhan
04/08/2016
hukum danRAKERKESDA
Tenaga Kesehatan.
SULTRA 5
KUALIFIKASI
(UU No. 36/2014 : Tenaga Kesehatan)

TENAGA DI BIDANG KESEHATAN

TENAGA KESEHATAN
• Kualifikasi minimum
• Kualifikasi minimum pendidikan menengah di
bidang kesehatan
diploma tiga
• Hanya dapat bekerja di
• Kecuali tenaga medis. bawah supervisi Tenaga
04/08/2016
Kesehatan.
RAKERKESDA SULTRA 6
KELOMPOK DAN JENIS
TENAGA KESEHATAN

1. Tenaga medis 8. Tenaga Gizi A T


A K dan
A
Tenaga R aKeterapian
t a n Fisik
2. Tenaga Psikologi Klinis 9.
S Y seh naga
M A si ke . Te istik
N 10.mTenaga
o a , Keteknisian
a t
3. Tenaga Keperawatan T A
A aga atMedis p ro ke rj
b i o st
d an
H an a k si
E S E e n e h te n a g
o d u
4. Tenaga Kebidanan K a n , t ke s
a ,
n n re
Tenaga
p r
Teknik
G A seh mbi seh hata
a t n g a
11.t
5. Tenaga N A g Ke mbi n ke ese
Kefarmasian
TE miolo ku, pe bijaka aga k . Biomedika
de ri la k e t en r a
g12.
6. Tenaga
Ep i
u Pe Kesehatan
d an e rt a
el u a Tenaga Kesehatan
ilm istrasi kan, s k
Tradisional
Masyarakati n u d u
adm pend
7. Tenagadan Kesehatan 13. Tenaga Kesehatan
Lingkungan Lainnya
04/08/2016 RAKERKESDA SULTRA 7
PENGADAAN
PENYELENGGARAAN
TENAGA KESEHATAN

• Dilaksanakan sesuai • memperhatikan keseimbangan antara

MENGHASILKAN NAKES
dengan perencanaan dan kebutuhan penyelenggaraan Upaya
pendayagunaan Tenaga Kesehatan dan dinamika kesempatan kerja,

BERMUTU
Kesehatan, dilakukan • keseimbangan antara kemampuan produksi
melalui pendidikan tinggi Tenaga Kesehatan dan sumber daya yang
tersedia; dan perkembangan ilmu
• Pendidikan tinggi bidang
pengetahuan dan teknologi.
kesehatan diarahkan untuk
menghasilkan Tenaga • Dalam rangka penjaminan mutu lulusan,
Kesehatan yang bermutu sesuai penyelenggara pendidikan tinggi bidang
dengan Standar Profesi dan kesehatan hanya dapat menerima
mahasiswa sesuai dengan kuota nasional.
Standar Pelayanan Profesi
04/08/2016 RAKERKESDA SULTRA 8
PENDIDIKAN
TENAGA KESEHATAN

Spesialis
Doktor
Profesi
(S3)
Magister
Diploma Sarjana (S2)
(S1)

= Pendidikan
= Pendidikan = Pendidikan
Vokasi
Akademik Profesi
04/08/2016 RAKERKESDA SULTRA 9
S3 S3 (Terapan)
9
S2 S2 (Terapan)
8
PROFESI
7
S1 D IV 6
D III 5
D II
4
DI
3
SMA Sekolah Menengah Kejuruan (3)
(3)
2
9 Tahun Pendidikan Dasar (6+3)
Pendidikan Pra Sekolah (1-2) 1
Penyelenggaraan Program Pendidikan Formal
sesuai Jenis dan Stratanya
Doktor
Doktor
Terapan (S3)
(S3) Fokus pada
pengembangan dan
peningkatan keahlian
Magister Magister kerja yang spesifik
(S2) Terapan (S2)

Profesi

Diploma 4
Sarjana (D4)
(S1)

Fokus pada Diploma 3 (D3)


pengembangan
filosofis keilmuan Diploma 2 (D2)

Diploma 1 (D1)

Sekolah Menegah Atas/ Kejuruan/ Madrasah Alyah


SERTIFIKASI, REGISTRASI
DAN LISENSI NAKES
SERTIFIKASI REGISTRASI LISENSI
• Mahasiswa bidang kesehatan pada akhir  Untuk meningkatkan mutu • Setiap Tenaga Kesehatan yang
masa pendidikan vokasi dan profesi Praktik Tenaga Kesehatan, menjalankan praktik di
harus mengikuti Uji Kompetensi secara
memberikan perlindungan bidang pelayanan kesehatan
hukumRAN
nasional.
serta kepastian wajib memiliki izin yang
• Uji Kompetensi diselenggarakan oleh kepada Tenaga Kesehatan / PE
Perguruan Tinggi bekerja sama dengan A SI diberikan dalam bentuk SIP.
dan masyarakat di
N D bentuk
E SI
Organisasi Profesi, lembaga pelatihan,
KTKI. M E O F
atau lembaga sertifikasi yang
K O I P R •
terakreditasi.  KTKI R E
terdiri A S
atas konsil
SIP diberikan oleh
A N N I S pemerintah daerah
• Uji Kompetensi ditujukan untuk HK G A
masing-masing jenis
mencapai standar kompetensi lulusan TU tenaga O Rkesehatan termasuk kabupaten/kota atas
U I
IB DKonsil
yang memenuhi standar kompetensi D AR Kedokteran dan rekomendasi pejabat
kerja. kesehatan yang berwenang
Konsil Kedokteran Gigi
• Standar kompetensi kerja disusun oleh
 KTKI di kabupaten/kota tempat
Organisasi Profesi dan konsil masing-
bertanggungjawab
kepada Presiden melalui Tenaga Kesehatan
masing Tenaga Kesehatan dan
ditetapkan Menteri. menjalankan praktiknya.
04/08/2016 oleh Menteri. RAKERKESDA SULTRA 12
PROFESIONALISME NAKES MELALUI PROSES
SERTIFIKASI, REGISTRASI & LISENSI

INSTITUSI
MTKI
=
PENDIDIKAN
MTKP & OP

SERTIFIKASI KKI/MTKI/KFN
KTKI
KAB/KOTA
Lulus Pendidikan
REGISTRASI
Uji LISENSI
Kompetensi

Sertifikat STR  SIP


Kompetensi  SIK
04/08/2016 RAKERKESDA SULTRA 13
STRUKTUR
ORGANISASI KTKI

04/08/2016 RAKERKESDA SULTRA 14


ORGANISASI PROFESI
TENAGA KESEHATAN

UNDANG-UNDANG 36/2014
TENAGA KESEHATAN ku,
e ril a ta n,
KA T u P seha n
Y ARA a n i l m an k e s i d a
M AS tan d bijak roduk
T A N seha n ke re p
S E HA si ke asi da hatan
A KE romo inistr kese
E N AG aga p adm naga
N I S T n, ten naga rta te
JE at a , . T e
n , se a .
se h erj a k a rg
K e n k d u lu a
io log hata pendu ke
id em kese dan
Ep bing s tik
bi m st ati
e m
p aga b io
ten .? ?
M I…
M I….
IAK AK
PE RS

04/08/2016 RAKERKESDA SULTRA 15


 memperhatikan keseimbangan
• sesuai HASILKAN
dengan
antara kebutuhan NAKES
penyelenggaraan Upaya BERMUTU
perencanaan
dan Kesehatan dan dinamika
pendayagun kesempatan kerja,
aan Tenaga  keseimbangan antara
Kesehatan. kemampuan produksi Tenaga Dalam rangka
Kesehatan dan sumber daya penjaminan mutu
• dilakukan lulusan, penyelenggara
melalui yang tersedia; dan pendidikan tinggi bidang
pendidikan perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan hanya dapat
tinggi dan teknologi. menerima mahasiswa
sesuai dengan kuota
nasional.
04/08/2016 RAKERKESDA SULTRA 16
PENDAYAGUNAAN
TENAGA KESEHATAN

1. Pengangkatan
sebagai Pegawai
Negeri Sipil;
2. Pengangkatan
sebagai Pegawai
Pemerintah
dengan Perjanjian
Kerja;
3. Pengangkatan
Anggota
TNI/POLRI
4. Penugasan khusus
04/08/2016 RAKERKESDA SULTRA 17
Penugasan Khusus adalah
pendayagunaan secara khusus
DEFINISI

tenaga kesehatan dalam kurun


waktu tertentu guna meningkatkan
akses dan mutu pelayanan
kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan milik pemerintah dan
pemerintah daerah.

04/08/2016 RAKERKESDA SULTRA 18


TUJUAN

menjamin
keberlanjutan
pelayanan
kesehatan pada
fasilitas
pelayanan
kesehatan yang
bersangkutan

04/08/2016 RAKERKESDA SULTRA 19


WAJIB KERJA SARJANA
DAN IKATAN DINAS

WKS IKATAN DINAS

Pemerintah Dalam keadaan


tertentu Pemerintah dapat
memberlakukan ketentuan Pemerintah/Pemda
wajib kerja kepada Tenaga dapat menetapkan Memenuhi
Kesehatan untuk
melaksanakan tugas sebagai pola ikantan dinas bagi kepentingan
calon tenaga kesehatan pembangunan
Tenaga Kesehatan di daerah
kesehatan
khusus di wilayah NKRI untuk memenuhi
kepentingan kesehatan

04/08/2016 RAKERKESDA SULTRA 20


PENDAYAGUNAAN
NAKES LULUS LN DAN NAKES WNA

WNI LULUSAN LUAR NEGERI TKWNA


dilakukan dengan
 dapat dilakukan dengan mempertimbangkan:
mempertimbangkan •alih teknologi dan ilmu
keseimbangan antara pengetahuan;
kebutuhan Tenaga Kesehatan •ketersediaan Tenaga
di Indonesia dan peluang kerja Kesehatan setempat.
bagi Tenaga Kesehatan Warga
Negara Indonesia di luar negeri.
 melakukan praktik di Indonesia
harus mengikuti proses
evaluasi kompetensi.
04/08/2016 RAKERKESDA SULTRA 21
PERAN SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

144 SKS

101 SKS (70%) 43 SKS


Kesehatan masyarakat Peminatan

85 SKS* (85%) 16 SKS


Kesmas nasional Kesmas lokal
04/08/2016 RAKERKESDA SULTRA 22
NASKAH AKADEMIK PROFIL &
PENDIDIKAN KESMAS
INDONESIA 8 KOMPETENSI KESMAS

KURIKULUM DAN PROSES BELAJAR


MENGAJAR

NASKAH AKADEMIKI DAN UJI KOMPETENSI LULUSAN


BLUE PRINT UKSKMI
SKM
MIRACLE
PROFIL LULUSAN KESMAS
Kompetensi SKM Sesuai Naskah Akademik
Pendidikan Kesmas
1. Kemampuan mengkaji dan menganalisis situasi kesehatan
masyarakat
2. Kemampuan mengembangkan perencanaan program dan
kebijakan kesehatan masyarakat
3. Kemampuan berkomunikasi secara efektif
4. Kemampuan memahami budaya setempat
5. Kemampuan memberdayakan masyarakat
6. Menguasai dasar ilmu kesehatan masyarakat
7. Kemampuan merencanakan keuangan dan memiliki
keterampilan manajerial dana kesehatan
8. Kemampuan memimpin dan berpikir sistem
25
ISU STRATEGIS DAN KEGIATAN STRATEGIS
WILAYAH SULTRA
1. Penyediaan infrastruktur dasar untuk menunjang peningkatan kesejahteraan dengan
kegiatan strategis Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana wilayah ;
2. Peningkatan pengelolaan dan nilai tambah sumberdaya alam dengan kegiatan
strategis Peningkatan pengelolaan dan nilai tambah sumberdaya alam;
3. Percepatan pencapaian Millenium Development Goals dengan kegiatan strategis
Percepatan pencapaian Millenium Development Goals;
4. Peningkatan Nilai Tambah Industri Unggulan Pariwisata dengan kegiatan strategis
Pengembangan Destinasi Wisata dan Pengembangan Ekonomi Kreatif Pendukung
Pariwisata;
5. Peningkatan Kompetensi dan Profesionalisme Sumber Daya Manusia dengan kegiatan
strategis Peningkatan kompetensi dan profesionalisme Sumber Daya Manusia;
(Sumber RKP, 2014)

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN 2030/ SUSTAINABLE


DEVELOPMENT GOALS (SDGs)
04/08/2016 RAKERKESDA SULTRA 26
TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN 2030/ SUSTAINABLE
DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

04/08/2016 RAKERKESDA SULTRA 27


INDIKATOR PENILAIAN KESEHATAN (Bappenas 2015)
 Angka Kematian ibu per 100.000 kelahiran
 Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup
 Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita
 Prevalensi Stunting (pendek dan sangat pendek) anak balita
 Prevalensi tuberkulosis (TB) per 100.000 penduduk
 Prevalensi HIV
 Persentase tekanan darah tinggi
 Persentase obesitas pada penduduk usia 18+ tahun
 Persentase merokok penduduk usia 15-19 tahun
 Jumlah Kecamatan yang memiliki minimal 1 Puskesmas terakreditasi
 Persentase Kab/Kota yg mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap
pada bayi
 Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki lima Jenis tenaga Kesehatan
04/08/2016 RAKERKESDA SULTRA 28
PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN

PENGUATAN
DUKUNGAN
PENINGKATAN PENINGKATAN REGIONALISASI DINKES
LINTAS
AKSES MUTU RUJUKAN KAB/KOTA,
SEKTOR
PROVINSI

a) Pemenuhan
a) Pemenuhan tenaga a) Penyediaan a) Sistem Rujukan a) Sosialisasi a) Dukungan
tenaga NSPK/SOP Regional Regulasi
b) Advokasi
b) Peningk sarana b) b)Peningkatan
Peningkatan dan Provinsi b) Dukungan
pelayanan primer kemampuan
kemampuan c) Capacity Infrastruktur
nakes
nakes b) Sistem Rujukan Building (transportasi,
c) Pemenuhan prasarana
pendukung c) c)Program
Program
Dokter Nasional listrik, air,
Dokter Primer
Layanan komunikasi)
d) Inovasi Layanan c) Dukungan
pelayanan di Primer pendanaan
terpencil &
sangat d) Program
Terpencil Akreditasi

Menkes utk Rakerkeswil Barat 15


SDM Kesehatan di Indonesia
dalam Peta Global
Perbandingan Rasio Dokter
Who Report Year 2006 Per 1.000 Penduduk Antar Negara Asean
Singapura : 1.9

Brunei 1.36
Vietnam 1.22
Malaysia 1.2
Filipina 1.15
Myanmar 0.50
Thailand 0.41
Indonesia 0.38
Kamboja 0.23
Laos 0.19

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50

Sumber: Kemenkes 2013 dan WHO Global Health Observatory Data Repository

Indonesia termasuk negara yg mengalami krisis Nakes, dengan rasio dibawah minimal
threshold 2,3 nakes (dokter, perawat, bidan) per 1000 penduduk
TREND KENAIKAN RASIO NAKES
PER 1000 PENDUDUK
3.5

3
2.92

2.5
2.39
2.25
2 2.06

1.5

1.19
1 0.95

0.5

0
2006 2011 2012 2013 2014 2015
PERMASALAHAN TENAGA KESEHATAN
Sumber : Koordinasi Pengelola Pendidikan Tenaga Kesehatan, 2015

Jumlah & Jenis Tenaga Kesehatan masih kurang

Mutu atau kualitas yang belum memadai

Mis-match/ketidak sesuaian antara supply &


demand

Distribusi Tenaga Kesehatan yang tidak


merata

Pemberdayaan belum optimal

Tingkat kebetahan/retensi tenaga kesehatan rendah


terutama di daerah DTPK
ISU TERKAIT SDM KESEHATAN
1.Jumlah Tenaga masih kurang, dari 9.655 Nakes per 100.000 penduduk
Puskesmas: Jenis
Status Target 2019
• 804 puskesmas tanpa dokter
Dokter Umum 39,5 45
• 2.850 puskesmas tanpa tenaga gizi
• 4.233 puskesmas tanpa tenaga asisten Dokter Gigi 4,3 13
apoteker
5.244 puskesmas tanpa tenaga analis Perawat 89,9 180

2.Distribusi tidak merata, daerah-daerah tertentu Bidan 49,9 120
akan tetap sulit memenuhi kebutuhan nakes
3.Mutu belum memadai (November 2013) 4. Sebaran SDM Kesehatan Tahun 2013
D3 D3
Ners Keperawatan Kebidanan dr drg

Rata2 48.0 43.0 41.1 65.8

Tertinggi 77.8 73.3 72.2

Terendah 13.3 10.0 7.8

Skor
kelulusan 44.0 37.5 40.1 62.0 53.8
19
Lulus 63.0 % 67.5 % 53.5% 71.3 % 76.0%
SINKRONISASI SUPPLY-DEMAND
SDMK

SUPPLY Pasar tenaga


Demand
tenaga kesehatan kesehatan
tenaga kesehatan

Penyediaan tenaga Penyediaan


kesehatan melalui proses pelayanan kesehatan
Sistem Sistem
pendidikan
Pendidikan Kesehatan
Demand tenaga Demand pelayanan
kesehatan
kesehatan

Kebutuhan pelayanan
Kebutuhan tenaga kesehatan
kesehatan
Masyarakat

Note: Modifikasi dari Lancet 2012


HARMONISASI SISTEM PENDIDIKAN
& PELAYANAN KESEHATAN Memperbaiki Derajat
Kesehatan Masyarakat

KONTEKS NASIONAL

Sistem Pendidikan dan Memperkuat Sistem Sistem kesehatan yang


terintegrasi dengan sistem
Kesehatan
Sistem Kesehatan pendidikan

Pelayanan
Kesiapan Kolaborasi
Kolaborasi Kesehatan
Pelayanan
Pelayanan yang Optimal

Tenaga
Tenaga Kesehatan Kesehatan

Saat Ini dan Akan


Datang
Pendidikan
Inter-Profesi

KEBUTUHAN
Sistem kesehatan
terfragmentasi dari sistem
pendidikan
NASIONAL
Arah Kebijakan Program Strategi Program
NAKES NAKES

 Penguatan perencanaan  Peningkatan distribusi tenaga yang terintegrasi, mengikat dan


lokal spesifik.
 Pengembangan jenis Nakes
 Peningkatan produksi SDM Kesehatan yang bermutu

 Penyesuaian kurikulum
 Penerapan mekanisme registrasi dan lisensi tenaga dengan uji
kompetensi pada seluruh nakes
 Pengembangan kapasitas SDM Kesehatan

 Peningkatan mutu pelatihan melalui akreditasi pelatihan


 Kebijakan afirmasi

 Ikatan kerja  Pengendalian peserta pendidikan dan hasil pendidikan

 Strategi insentif  Peningkatan pendidikan dan pelatihan jarak jauh


 Uji kompetensi (sertifikasi) untuk semua tenaga
 Peningkatan pelatihan yang berbasis kompetensi dan
kesehatan
persyaratan jabatan
 Mekanisme registrasi dan lisensi
 Peningkatan Implementasi Manajemen kinerja
 Akreditasi pelatihan
 Pengembangan insentif baik material dan non material untuk
nakes dan SDMK
Isu Pokok Pendidikan Tenaga
Kesehatan
1. Integrasi PT- Wahana Pendidikan
2. Pembiayaan pendidikan
3. Seleksi mahasiswa
4. Kuota mahasiswa
5. Uji kompetensi
6. Sistem penjaminan mutu
7. Standar nasional pendidikan tinggi
8. Afirmasi (untuk mendukung pemerataan distribusi
Nakes)
ema

04/08/2016 RAKERKESDA SULTRA 38

Anda mungkin juga menyukai