Anda di halaman 1dari 12

Metodologi

Penelitian
Sosiologi Sastra
Rahma Fadhila
F1011181038
IV B/2018

2
XI
Penelitian
Sosiologi
Sastra
A. Teater Mengubah Kehidupan Sosial
Teater mengangkat kehidupan sosial untuk menyedot perhatian penonton. Oleh sebab itu, kajian
sosiologi teater perlu memperhatikan dunia sosial yang mengitari pertunjukan. Teater adalah wajah
kehidupan yang diimajinasikan dengan berbagai perangkat seni. Kajian sosiologi teater tentu perlu
merambah aspek penonton, naskah, pemain, dan daya dukung lain. Bahkan secara sosiologis, teater
akan melibatkan unsur produksi yang patut dipertimbangkan.

B. Teater dan Upacara Sosial


Teater sering terkait dengan berbagai upacara (ritual) sosial. Ritual sosial sering memanfaatkan
teater sebagai pertunjukan yang memuat hiburan. Dalam upacara-upacara sosial, teatrikal adalah
hal yang paling terkemuka. Pada demonstrasi-demonstrasi, pertemuan-pertemuan umum,
pernikahan-pernikahan, atau pemakaman, acara-acara gereja, tarian-tarian keramat/magis, dan
seterusnya, bahkan sebuah resepsi yang sederhana atau pertemuan ramah-tamah yang memuat
upacara-upacara eksplisit atau implisit, dan beberapa unsur teatrikal seterusnya.

4
C. Antara Realitas Sosial dalam Teater
Teater merupakan bentuk estetika campuran dari situasi-situasi sosial tertentu. Teater secara
serempak juga sering ingin keluar dari konflik sosial dan konflik-konflik paradoks atau dialek
teater yang sebagian besar dialeknya ambigu. Teater adalah gambaran masyarakat atau kelompok
yang melihat dirinya sendiri dari berbagai refleksi.

D. Cabang-cabang dari Sosiologi Teater


Cabang-cabang sosiologi teater berkaitan dengan apa saja yang hendak diungkap lewat jalur
sosiologis. Hingga sekarang sebagian besar yang telah dipelajari adalah teater publik dan penting
untuk mengetahui bahwa itu bukan hanya objek dari proses menginvestigasi dengan sama. Untuk
penelitian ini, peneliti tidak boleh menggunakan metode-metode yang mencegah konsiderasi dari
keragaman penonton, perbedaan derajat dari homogenitas dan kohesi, dan pentingnya transformasi
yang betpotensi ke kelompok sosial yang benar, yaitu ke kelompok properti yang struktural dan
mungkin untuk memakmurkan unik struktural yang bisa memperluas organisasi penonton.

5
E. Teater dan Eksperimen Sosiologis
Pada hakikatnya, penggunaan kinerja teater sebagai sarana eksperimen sosiologis sesuai dengan
kebutuhan yang mendalam dari sosiologi, yang sekarang berada pada fase kritis. Hubungan
tersebut belum ditetapkan berhasil antara sosiologi teoritis dan sosiologi pengamatan pasif fakta
akumulasi mekanis, tanpa kesadaran akan kebutuhan vital untuk mengintegrasikan mereka dengan
totalitas fenomena sosial.

F. Teater dalam Masyarakat dan Masyarakat


dalam Teater
Teater pada awalnya terkait dengan ritual. Segala penataan artistik akan membantu adat/upacara.
Teater yang menyangkut kekhidmatan tempat, separasi antara suatu gerakan, tetap mampu
menerangi dunia. Kehidupan sosial memajang berbagai aspek yang serupa dengan upacara,
mengasumsikan tentang arti penting pentas drama dipertimbangkan di dalam hidup kolektif.
Tonggak teater adalah kehidupan kolektif.
6
XI
Penelitian
Sosiologi
Sastra
A. Sastra Ideologi dan Tendensius
Sastra ideologis biasanya bersifat tendensius. Sastra semacam ini
memliki kecenderungan untuk propaganda sesuatu. Tugas peneliti
adalah menangkap tendensi-tendensi di balik realitas itu. Kajian
sosiologi sastra seharusnya mampu menangkap ide-ide besar dalam
sastra. Ide-ide sosial pun tidak kalah menarik, sehingga perlu
diungkap secara jernih.

B. Sastra Hegemoni
Sastra hegemoni adalah karya sastra yang dijadikan wahana kekuasaan.
Karya sastra demikian, sering membuat karya sastra kurang bebas
berekspresi. Pembaca pun sering mudah tergilas oleh pesan-pesan yang
termuat di dalamnya. Pilar hegemoni telah mengorganisir sastra ke depan
menjadi semakin akrab dengan msyarakat. Hanya saja hegemoni sering
menciptakan keberpihakan sosial.
8
C. Sastra Common Sense
Sastra common sense adalah karya yang bermuatan akal sehat.
Sastra yang tergolong ke dalam kategori common sense akan
mudah dipahami oleh audiens, sebab logika memainkan
peranan penting. Common sense, bagi Gramsci, merupakan
konsepsi tentang dunia yang paling pervasif tetapi tidak
sistematik.

9
D. Sastra Feminis
Berdasarkan mitos dan fakta perempuan. Beauvoir memandang
sastra perempuan berada dalam dua bentuk transisi eksistensial-
sosial. Pertama adalah fase transisi kebudayaan ketika artikulasi
sastrawan yang menuliskan karya sastra berada di antara hierarki
kebudayaan simbolik patriarki dengan kebudayaan modern. Kedua
adalah dalam transisi masyarakat yang terstruktur dalam sistem
ekonomi, dalam bentuk modus-modus produksi, dalam bentuk
feodalisme, kapitalisme, dan komunisme dengan pengalaman-
pengalaman dinamik yang berkembang secara eksistensial.

10
○ Metode analisis kritik feminis, menurut
Kolodny (1985:71), harus menemukan
"suasana feminisme" (mood of feminism) yang
terdapat dalam tulisan-tulisan karya


pengarang perempuan. Metode kritik feminis
yang dikemukakan Kolodny adalah kritik
feminis komparatif yang bersifat induktif
dengan langkah metodik, pertama,
menempatkan pengarang perempuan secara
individual, kemudian melakukan pembacaan
teks untuk menemukan aspek-aspek yang
berulang sebagai suasana feminis yang spesifik.

11
Terima kasih!
Ada pertanyaan?
Kontak
○ +62 896 7125 1113
○ rhmfdhila@student.untan,.ac.id

12

Anda mungkin juga menyukai