Pertemuan Keenam - Rahma Fadhila
Pertemuan Keenam - Rahma Fadhila
Penelitian
Sosiologi Sastra
Rahma Fadhila
F1011181038
IV B/2018
2
XI
Penelitian
Sosiologi
Sastra
A. Teater Mengubah Kehidupan Sosial
Teater mengangkat kehidupan sosial untuk menyedot perhatian penonton. Oleh sebab itu, kajian
sosiologi teater perlu memperhatikan dunia sosial yang mengitari pertunjukan. Teater adalah wajah
kehidupan yang diimajinasikan dengan berbagai perangkat seni. Kajian sosiologi teater tentu perlu
merambah aspek penonton, naskah, pemain, dan daya dukung lain. Bahkan secara sosiologis, teater
akan melibatkan unsur produksi yang patut dipertimbangkan.
4
C. Antara Realitas Sosial dalam Teater
Teater merupakan bentuk estetika campuran dari situasi-situasi sosial tertentu. Teater secara
serempak juga sering ingin keluar dari konflik sosial dan konflik-konflik paradoks atau dialek
teater yang sebagian besar dialeknya ambigu. Teater adalah gambaran masyarakat atau kelompok
yang melihat dirinya sendiri dari berbagai refleksi.
5
E. Teater dan Eksperimen Sosiologis
Pada hakikatnya, penggunaan kinerja teater sebagai sarana eksperimen sosiologis sesuai dengan
kebutuhan yang mendalam dari sosiologi, yang sekarang berada pada fase kritis. Hubungan
tersebut belum ditetapkan berhasil antara sosiologi teoritis dan sosiologi pengamatan pasif fakta
akumulasi mekanis, tanpa kesadaran akan kebutuhan vital untuk mengintegrasikan mereka dengan
totalitas fenomena sosial.
B. Sastra Hegemoni
Sastra hegemoni adalah karya sastra yang dijadikan wahana kekuasaan.
Karya sastra demikian, sering membuat karya sastra kurang bebas
berekspresi. Pembaca pun sering mudah tergilas oleh pesan-pesan yang
termuat di dalamnya. Pilar hegemoni telah mengorganisir sastra ke depan
menjadi semakin akrab dengan msyarakat. Hanya saja hegemoni sering
menciptakan keberpihakan sosial.
8
C. Sastra Common Sense
Sastra common sense adalah karya yang bermuatan akal sehat.
Sastra yang tergolong ke dalam kategori common sense akan
mudah dipahami oleh audiens, sebab logika memainkan
peranan penting. Common sense, bagi Gramsci, merupakan
konsepsi tentang dunia yang paling pervasif tetapi tidak
sistematik.
9
D. Sastra Feminis
Berdasarkan mitos dan fakta perempuan. Beauvoir memandang
sastra perempuan berada dalam dua bentuk transisi eksistensial-
sosial. Pertama adalah fase transisi kebudayaan ketika artikulasi
sastrawan yang menuliskan karya sastra berada di antara hierarki
kebudayaan simbolik patriarki dengan kebudayaan modern. Kedua
adalah dalam transisi masyarakat yang terstruktur dalam sistem
ekonomi, dalam bentuk modus-modus produksi, dalam bentuk
feodalisme, kapitalisme, dan komunisme dengan pengalaman-
pengalaman dinamik yang berkembang secara eksistensial.
10
○ Metode analisis kritik feminis, menurut
Kolodny (1985:71), harus menemukan
"suasana feminisme" (mood of feminism) yang
terdapat dalam tulisan-tulisan karya
“
pengarang perempuan. Metode kritik feminis
yang dikemukakan Kolodny adalah kritik
feminis komparatif yang bersifat induktif
dengan langkah metodik, pertama,
menempatkan pengarang perempuan secara
individual, kemudian melakukan pembacaan
teks untuk menemukan aspek-aspek yang
berulang sebagai suasana feminis yang spesifik.
11
Terima kasih!
Ada pertanyaan?
Kontak
○ +62 896 7125 1113
○ rhmfdhila@student.untan,.ac.id
12