Anda di halaman 1dari 28

PART 3

SUMBER DATA KEPENDUDUKAN


DAN KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN

NATTA SANJAYA

STIA BANTEN

Image source : 2008 world population datasheet


a. Sensus Penduduk
Sensus adalah pencatatan seluruh
penduduk secara serentak
dengan tujuan utama untuk
mengetahui jumlah penduduk,
persebaran, dan karakteristik
penduduk.
Sensus memiliki 3 dimensi,
yaitu :
a.Pencatatan yang menyeluruh
terhadap semua orang
b.Dilaksanakan pada jangka
waktu tertentu
c.Mencakup suatu wilayah
tertentu
a. Jenis2 Sensus Penduduk
Informasi yang harus ada dalam sensus
penduduk ?
-Geografi dan migrasi penduduk

-Kondisi rumah tangga

-Kelahiran dan kematian

-Karakteristik pendidikan

-Karakteristik ekonomi
Faktor lain yang menentukan kualitas sensus
penduduk :
Kerja sama / partisipasi masyarakat

Kondisi geografis dan topografis

Kualitas pangan

Kualitas penduduk sebagai responden sensus

Perencanaan dan pelaksanaan

Jenis – jenis kesalahan sensus :


- kesalahan cakupan
- kesalahan isi pelaporan
- kesalahan ketepatan laporan
b. Survei
metode pengumpulan data yang dilakukan melalui
pencacahan sampel/hanya memecah sebagian
penduduk.
Contoh : SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi
Nasional) dan SUPAS (Survei Penduduk Antar
Sensus).
Kelemahan?
Tidak mewakili semua penduduk
Kelebihan ?
-dapat dilakukan kapan saja
-data diambil sesuai kebutuhan survey
-data yang diambil lebih lengkap dan rinci
-hemat waktu, biaya dan tenaga
c. Registrasi Penduduk
Registrasi (pencatatan) yaitu kumpulan
keterangan mengenai kelahiran, kematian, dan
segala kejadian penting manusia.
Registrasi penduduk berbeda dengan sensus,
karena registrasi penduduk bersifat pasif.
Untuk memperoleh data registrasi yang baik dan
benar, PBB mensyaratkan beberapa aturan, yaitu:
a.Ada peraturan yang memaksa penduduk untuk
melapor
b.Dilaksanakan oleh badan pemerintah

c.Ada sanksi hukum

d.Ada petugas yang melaksanakan pendaftaran

e.Keterangan yang dilaporkan

f.Khusus untuk pelaporan kelahiran dan kematian


Definisi Kelebihan Kelemahan

Regis- Pendataan penduduk yang


dilakukan secara aktif oleh si
Diperoleh data
kependudukan setiap
Banyak penduduk yang
tidak melapor
trasi pelaku (orang yang mengalami saat Dapat terjadi kartu
kejadian kependudukan) setiap penduduk ganda
saat
Contoh: data/akte kelahiran, surat
keterangan pindah/meninggal

Sensus Pencacahan yang dilakukan secara


menyeluruh (semua populasi) dan
Data diperoleh secara
keseluruhan pada saat
Biaya tinggi, variabel
yang ditanya sedikit,
serentak (bersamaan) yang sama petugas harus dilatih
Dilakukan secara de facto (dimana
dia berada, di sana dia dicatat),
atau de yure (berdasarkan hukum)

Survey Pencacahan yang dilakukan


berdasarkan sampel, yang
Variabel yang ditanya
banyak
Seringkali tidak mewakili
keseluruhan populasi
diharapkan mewakili populasi
keseluruhan
2
 H.T. Eldrige dalam Agus Dwiyanto (1995) mendefenisikan
kebijaksanaan kependudukan sebagai keputusan legislatif,
program administrasi dan berbagai usaha pemerintah lainnya
yang dimaksudkan untuk merobah kecenderungan penduduk
yang ada demi kepentingan kehidupan dan kesejahteraan
nasional.

 Suatu kebijaksanaan yang mempengaruhi variabel kependudukan


dapat bersifat langsung dan tidak langsung. Kebijaksanaan
langsung antara lain ialah program pelayanan kontrasepsi yang
langsung mempengaruhi besarnya penduduk akibat penurunan
banyaknya kelahiran. Kebijaksanaan yang bersifat tidak langsung
misalnya melalui ketentuan peraturan pencabutan subsidi pada
keluarga yang mempunyai anak lebih dari jumlah tertentu.
 Kebijaksanaan untuk mempengaruhi Tingkat
Fertilitas :
 Kebijaksanaan Pronatalis
• Propaganda pronatalis,
• Program-program yang mendorong keluarga, sistim perpajakan, dan
insentif untuk seorang ibu, dan
• Pembatasan terhadap distribusi dan penggunaan kontrasepsi dan aborsi.
 Kebijaksanaan Antinatalis
• Program Keluarga Berencana Nasional
• Program Non KB (Modernisasi, Pajak, peningkatan partisipasi Tenaga
Kerja Wanita, dan Pendidikan Kependudukan)
 Kebijaksanaan untuk mempengaruhi Tingkat
Mortalitas :
 Kebijaksanaan yang Menurunkan Mortalitas
 Kebijaksanaan yang Meningkatkan Angka Mortalitas
 Kebijaksanaan Emigrasi :
 Sejumlah negara mencoba menghambat emigrasi
melalui restriksi atau hambatan hukum, sosial, dan
ekonomi.
 Maroko, Tunisia, dan Algeria telah berani mendorong
emigrasi sebagai bagian dari usaha untuk memecahkan
masalah pengangguran dalam negeri. Emigrasi juga
disetujui pemerintah, bila terjadi perbedaan agama dan
budaya.
Berdasarkan pasal 23 Undang Undang Republik Indonesia nomor 12 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia, seseorang kehilangan
kewarganegaraannya, jika yang bersangkutan:
1.Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauan sendiri;

2.Tidak menolak atau tidak melepas kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang
bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu;
3.Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh presiden atas permohonan sendiri,
sudah berusia 18 tahun, bertempat tinggal di luar negeri;
4.Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahuludari Presiden;

5.Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing;

6.Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara
asing;
7.Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing;
8.Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 tahun
terus menerus bukan dalam rangka dinas negara.
 Kebijaksanaan Imigrasi :
 Kebijakan immigrasi biasanya berubah sebagai respons
terhadap faktor-faktor demografis, ekonomi, dan
politik nasional. Negara-negara yang menginginkan
jumlah immigrasi yang besar pada suatu waktu
apabila mereka memiliki tanah kosong yang tersedia
untuk dihuni, tetapi mereka tidak menginginkan
immigrasi apabila tenaga kerja mereka sudah kurang
mampu mengabsorpsi immigran baru.
Di indonesia warganegara asing dapat menjadi warganegara Indonesia melalui proses
pewarganegaraan yang di atur dalam Undang Undang Republik Indonesia nomor 12 tahun
2006, bab III pasal 9 yang menyatakan permohonan kewarganegaraan dapat diajukan oleh
pemohon jika memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1.Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin;

2.Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara


Republik Indonesia paling sinkat 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut;
3.Sehat jasmani dan rohani;

4.Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang Undang
dasar negara Republik Indonesia tahun 1945;
5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan
pidana penjara 1 tahun atau lebih;
6. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda;
7.Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan

8.Membayar uang pewarganegaraan ke kas negara.

9.Kebijaksanaan Migrasi Internal


SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai