Anda di halaman 1dari 28

Hifema merupakan keadaan dimana terjadi perdarahan

pada bilik mata depan dapat terjadi akibat trauma tumpul


pada mata. Darah ini berasal dari iris atau badan siliar yang
robek. Menurut Duke Elder (1954), hifema disebabkan
oleh robekan pada segmen anterior bola mata yang
kemudian dengan cepat akan berhenti dan darah akan
diabsorbsi dengan cepat.
Hal ini disebut dengan hifema primer. Bila oleh karena
sesuatu sebab misalnya adanya gerakan badan yang
berlebihan, maka timbul perdarahan sekunder atau hifema
sekunder yang pengaruhnya akan lebih hebat karena
perdarahan lebih sukar hilang.
Anatomi Mata
DEFINISI

Hifema merupakan keadaan dimana terdapat darah di


dalam bilik mata depan, yaitu daerah di antara kornea dan
iris, yang dapat terjadi akibat trauma tumpul yang merobek
pembuluh darah iris atau badan siliar dan bercampur
dengan humor aqueus (cairan mata) yang jernih.
Grade Hifema
ETIOLOGI

Hifema biasanya disebabkan oleh trauma tumpul


pada mata seperti terkena bola, batu, peluru
senapan angin, dan lain-lain. Selain itu, hifema
juga dapat terjadi karena kesalahan prosedur
operasi mata. Keadaan lain yang dapat
menyebabkan hifema namun jarang terjadi
adalah adanya tumor mata (contohnya
retinoblastoma), dan kelainan pembuluh darah
(contohnya juvenile xanthogranuloma).
Mekanisme Perdarahan akibat Trauma
Tumpul Mata
DIAGNOSIS

• Adanya riwayat trauma


• Nyeri pada mata

• Mata yang berair


• Penglihatan pasien akan sangat menurun
Pemeriksaan Penunjang

– Pemeriksaan ketajaman penglihatan


– Lapangan pandang
– Pengukuran tonografi
– Slit Lamp Biomicroscopy
– Pemeriksaan oftalmoskopi
– Tes provokatif
PENGOBATAN
• Perawatan Konservatif/Tanpa Operasi
1. Tirah baring (bed rest total)
2. Bebat mata
3. Pemakaian obat-obatan (koagulansia, miotika/midriatika,
Ocular Hypotensive Drug, Kortikosteroid dan Antibiotika

• Perawatan Operasi
1.Parasentesis
2.Melakukan irigasi di bilik depan bola mata dengan larutan
fisiologik.
3.Dengan cara seperti melakukan ekstraksi katarak dengan
membuka korneoscleranya sebesar 1200
Komplikasi

1. Perdarahan sekunder
2. Glaukoma sekunder
3. Hemosiderosis kornea
4. Sinekia Posterior
5. Atrofi optik
6. Uveitis
LAPORAN KASUS
Identifikasi
Nama : Tn. SB
Umur : 26 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Alamat : Mess PT Pulau Sambu
MRS : 30 November 2019
Pekerjaan : Wiraswasta
No RM : 00-43-29-11
Keluhan Utama:
Mata kanan sakit karena tertusuk paku
Riwayat penyakit

Pasien datang ke IGD dengan keluhan mata kanan


terasa sakit dan merah serta berair. Satu hari yang lalu
mata kanan pasien tertusuk paku. Saat ini pasien masih
bisa melihat dengan jelas, hanya tampak sedikit kabur.
Lalu di matanya tampak merah diseluruh mata, mata
tampak terisi darah dan terasa nyeri, nyeri kepala sebelah
kanan. Keluhan mual, muntah dan nyeri kepala sisi kiri
disangkal pasien. Mata kiri pasien tidak ada keluhan.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat penyakit yang serupa : Disangkal
Riwayat penyakit hipertensi : Disangkal
Riwayat penyakit DM : Disangkal
Riwayat penyakit jantung : Disangkal
Riwayat penggunaan obat-obat : Disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :


Riwayat penyakit yang serupa : Disangkal
Riwayat penyakit hipertensi : Disangkal
Riwayat penyakit DM : Disangkal
Riwayat penyakit jantung : Disangkal
Riwayat Pengobatan
Tidak ada riwayat pengobatan
 
Riwayat Alergi
Os tidak memiliki alergi terhadap makanan, cuaca
lingkungan maupun obat-obatan
Status Generalis

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Compos mentis
Pernafasan : 16 x/menit
Nadi : 81 x/menit
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Suhu : 37 ºC
3.5 Diagnosis
Hifema Oculi Dextra
 
3.6 Penatalaksanaan
Bed Rest Head Up 30o
Pasien tdur setengah duduk
Tidak boleh sujud atau terlentang
Mata ditutup verban (dibuka setiap pemberian obat tetes mata)
Gaforin ED 8 x gtt I OD
P-Pred ED 8 x gtt I OD
Cyclon ED 3 x gtt I OD
C. Lyters 6 x gtt I OD
Timol 0,5 % 2 x gtt I OD
Metilprednisolon 1x32mg / PO (1-0-0)
 

3.7 Prognosis
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad functionam : Bonam
ANALISA KASUS
• Diagnosa pada pasien ini dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, dan
pemeriksaan fisik opthalmologis. Pada anamnesis pasien mengeluhkan
pandangan kabur pada mata kanan sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit
setelah tertusuk paku. Keluhan tersebut diikuti dengan nyeri, hiperemis,
dan lakrimasi pada mata, juga disertai nyeri pada kepala. Ditemukan juga
darah di dalam bilik mata yang terlihat dengan mata telanjang yang
jumlahnya cukup banyak.
• Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum didapatkan pasien tampak sakit
sedang. Dari status oftalmologi, pada mata kanan dan mata kiri didapatkan
visus 6/6, visus dapat menurun akibat kerusakan kornea, aqueous humor,
iris dan retina.
• Penatalaksanaan dari hifema bertujuan untuk menghentikan
perdarahan atau menghindarkan timbulnya perdarahan
sekunder, mengeliminasi darah dari bilik depan bola mata,
merawat dan mengobati jaringan sekitarnya, dan
meminimalisasi kerusakan lebih lanjut lagi.

• Tidur dengan posisi kepala dielevasi 30o– 45o dimaksudkan


untuk melokalisir darah dibilik mata depan bawah, supaya
pupil tidak terhalang oleh darah dan untuk memperkecil lokasi
hemosiderosis. Mata perlu ditutup dengan kasa steril untuk
mengistirahatkan dan melindungi mata. Perawatan perlu
dilakukan setiap hari dimana kasa steril perlu diganti dan
penderita tidak boleh menggosok mata yang sakit.
KESIMPULAN
• Hifema merupakan keadaan dimana terdapat darah di dalam bilik mata
depan, yaitu daerah di antara kornea dan iris, yang dapat terjadi akibat
trauma tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar dan
bercampur dengan humor aqueus yang jernih.
• Penegakan diagnosis hifema berdsarkan adanya riwayat trauma, terutama
mengenai matanya dapat memastikan adanya hifema.
• Penatalaksanaan hifema pada prinsipnya dibagi dalam 2 golongan besar
yaitu perawatan dengan cara konservatif/tanpa operasi, dan perawatan
yang disertai dengan tindakan operasi.

Anda mungkin juga menyukai