Anda di halaman 1dari 38

GLAUKOMA

Oleh: Luciana Lorenza, S.Ked (G1A218100)


Pembimbing: dr. Djarizal, Sp.M

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN MATA RSUD RADEN MATTAHER JAMBI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020
ANATOMI

 Mata dalam menjalankan fungsi


sebagai indera penglihatan,
memerlukan cairan intraokular yang
berfungsi untuk mempertahankan
tekanan bola mata dan menjaga
distensinya.
 Cairan intraokular ini dibagi menjadi
dua yaitu humor vitreus dan humor
aqueous.
 Struktur mata yang terlibat dalam
regulasi dari cairan humor aqueous:
korpus siliaris atau badan siliar
sebagai pembentuk humor aqueous,
dan sudut bilik mata depan sebagai
aliran keluarnya humor aqueous .
HUMOR AQUEOUS

 Humor aqueous merupakan cairan jernih yang mengisi kamera okuli


anterior dan posterior.
 Humor aqueous dibentuk oleh prosesus siliaris dengan rata-rata 1,5-2 µL/
menit. Volume dari humor aqueous ini sekitar 250 µL.
 Humor aqueous memiliki komposisi ion yang serupa dengan komposisi
plasma tetapi mengandung <0,1% protein dimana plasma mengandung 7%
protein.
 Tekanan osmotik humor aqueous lebih tinggi dibandingkan dengan plasma.
Aliran Aqueous Humor
Glaukoma
Kumpulan beberapa penyakit dengan tanda utama tekanan intraokuler yang tinggi
dengan segala akibatnya yaitu penggaungan dan atrofi saraf optik serta defek
lapang pandangan yang khas.
Epidemiologi Etiologi

Glaukoma merupakan penyebab


kebutaan nomor dua di Indonesia Penyebab glaukoma tidak diketahui
setelah katarak. Penyakit mata ini secara pasti, bisa juga karena
biasanya terjadi pada usia 40 tahun trauma/benturan, atau karena
ke atas. penyakit mata lain seperti katarak
hipermatur, uveitis, dan pengaruh
obat-obatan.
KEADAAN YANG MENIMBULKAN GLAUKOM
A

Saluran keluar sempit (eksresi sedikit), sedangkan produksi humor


aqueous normal sehingga TIO meningkat

Saluran keluar normal, tetapi produksi humor aqueous berlebihan


dengan segala penyebab sehingga menimbulkan TIO meningkat

Paling banyak glaukoma disebabkan oleh sempitnya / tersumbatnya


saluran keluar.
Patofisiologi
Mekanisme utama penurunan penglihatan pada
glaukoma:
 Apoptosis dari sel ganglion retina yang
disebabkan oleh peningkatan TIO →
penipisan lapisan serat saraf dan inti bagian
dalam retina menyebabkan pencekungan dari
diskus optikus, berkurangnya akson di saraf
optikus, iris dan korpus siliar juga menjadi
atrofi, dan prosesus siliaris memperlihatkan
degenerasi hialin → hilangnya
penglihatan yang permanen.
Klasifikasi Glaukoma

Primer Sekunder Kongenital Absolut


• Sudut terbuka • Kelainan pada lensa • Glaukoma kongenital primer
• Sudut tertutup • Kelainan uvea • Glaukoma yang berkaitan
• Trauma dengan kelainan
• Pembedahan perkembangan mata lain
• Rubeosis • Glaukoma yang berkaitan
• Akibat steroid dengan kelainan
perkembangan ekstraokular
GLAUKOMA PRIMER

• Glaukoma primer adalah glaukoma yang penyebabnya tidak pasti karena


tidak didapatkan kelainan lain yang menyebabkan glaukoma.
• Didapatkan pada orang yang memiliki bakat bawaan glaukoma, seperti:
- Gangguan fasilitas pengeluaran cairan mata atau susunan anatomis bilik
mata yang menyempit.
- Goniodisgenesis (kelainan pertumbuhan pada sudut bilik mata depan),
berupa trabekulodisgenesis, iridodisgenesis, dan korneodisgenesis.
• Terdiri dari: glaukoma sudut terbuka (glaukoma simpleks) dan glaukoma
sudut tertutup.
• Glaukoma primer bersifat bilateral, yang tidak selalu simetris.
GLAUKOMA PRIMER
GLAUKOMA PRIMER SUDUT
TERBUKA

 Jaringan trabekula sebagai saluran keluar humor aqueous tersumbat dan


menyebabkan TIO meningkat secara perlahan lahan  kerusakan papil
saraf mata (ekskavasi)
 Penurunan visus dan lapang pandang terjadi perlahan-lahan dan tanpa
terasa sakit  penderita tidak menyadari kondisi matanya  kebutaan
 Faktor risiko: riwayat keluarga glaukoma, miopia, hipertensi, DM.
 Paling sering ditemukan pada usia > 40 th
 TIO tinggi atau lebih dari 20 mmHg → terbentuk atrofi papil disertai
dengan ekskavasio glaukomatosa
Glaukoma Primer Sudut Terbuka
GLAUKOMA PRIMER
GLAUKOMA PRIMER SUDUT
T E RT U T U P

 Terdiri dari:
- glaukoma sudut tertutup akut
- glaukoma sudut tertutup subakut
- glaukoma sudut tertutup kronik
- iris plateau
 Sudut bilik mata tertutup secara mendadak dan menyumbat aliran humor aqueous
 TIO tinggi mendadak
 Gejala: Mata merah, visus menurun, tampak pelangi (halo) bila melihat lampu,
mata terasa nyeri, mual bahkan sampai muntah/sakit kepala
Glaukoma sudut tertutup akut

 Merupakan kegawatdaruratan mata


 Terjadi apabila terdapat oklusi sudut bilik mata depan oleh iris perifer
yang disebabkan terbentuknya iris bombe → menyumbat aliran humor
aqueous dan TIO meningkat dengan cepat
 Terjadi pada mata yang sudah mengalami penyempitan anatomik
sudut bilik mata depan
 Ketika diperiksa, biasanya terdapat kenaikan tekanan intraokular
yang drastis, bilik mata depan yang dangkal, kornea yang berkabut,
pupil berdilatasi yang terfiksasi,dan injeksi siliar.
Glaukoma Primer Sudut Tertutup
GLAUKOMA
SEKUNDER
• Glaukoma yang terjadi akibat penyakit mata yang lain, seperti :
- Kelainan pada lensa (luksasi lensa, intumesensi lensa, glaukoma fakolitik)
- Kelainan uvea (uveitis anterior, tumor)
- Trauma (hifema, kontusio bulbi, perforasi bola mata)
- Pembedahan (pertumbuhan epitel konjungtiva, gagalnya pembentukan
bilik mata depan post-operasi katarak, blok pupil post operasi katarak).
- Rubeosis iridis (kelainan retina)
- Akibat pemakaian kortikosteroid sistemik atau topikal dalam jangka
waktu yang lama.
GLAUKOMA
KONGENITAL

• Kelainan perkembangan sudut bilik mata depan


• Penyebabnya adalah suatu membran yang menutupi jaringan trabekulum sehingga
menghambat penyaluran keluar humor aqueous.
• Dapat timbul pada saat dilahirkan sampai umur 3 tahun.
• Tanda yang paling dini adalah lakrimasi dan fotofobia. Kornea mata tampak tidak
jernih, bufthalmos/bola mata tampak lebih besar dari normal.
• Pengobatan: pembedahan (goniotomi). Pembedahan ini membuka membrane yang
berada didepan jaringan trabekulum.
GONIOTOMI
Klasifiksasi Glaukoma Kongenital

 Glaukoma kongenital primer


 Glaukoma yg berkaitan dengan kelainan perkembangan mata lainnya
- Sindroma axenfeld
- Sindroma Reiger
- Sindroma Peter
- Aniridia
 Glaukoma yg berkaitan dengan perkembangan ektraokular
- Sindroma Sturge-Weber
- Sindroma Marfan
- Neurofibromatosis
GLAUKOMA
ABSOLUT
• Merupakan stadium terakhir glaukoma dimana sudah terjadi kebutaan total.
• Tanda dan gejala: kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi
dengan ekskavasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa
sakit.
• Penyulit: Neovaskularisasi pada iris → menimbulkan nyeri hebat akibat
glaukoma hemoragik.
• Pengobatan: apabila disertai nyeri yang tidak tertahan dapat dilakukan
Cycloryotherapy untuk mengurangi nyeri atau melakukan pengangkatan
bola mata.
PEMERIKSAAN GLAUKOMA
TONOMETRI
 Untuk mengukur tekanan
intraokular (Normal: 10–21
mmHg).
 Jenis tonometer:
1. tonometer aplanasi Goldmann
2. tonometer Schiotz
3. tonometer non-contact (air-puff)
 Kontraindikasi:
 Relatif: infeksi mata dan luka
tembus
 Absolut: jaringan parut kornea
CARA PEMERIKSAAN

• Penderita berbaring, melihat lurus ke depan.


• Mata ditetes dengan zat anestesi topikal (pantocain 1-2 %).
• Pemeriksa berdiri disisi kanan penderita.
• Kelopak mata dibuka dengan ibu jari tangan kiri, tangan kanan
memegang tonometer schiotz yang sudah dibersihkan dengan
alkohol 70 %.
• Perlahan-lahan tonometer diletakkan pada kornea.
• Jarum pada tonometer akan menunjukkan angka pada skala hasil
tonometer.
PEMERIKSAAN GLAUKOMA
OPTHALMOSKOP
1. Kelainan papil saraf optik
(ekskavasi): rasio C/D > 0,5 atau
adanya asimetri bermakna antara
kedua mata, cekungan bean-pot,
dan tanda Hoyt (atrofi lapisan
serat saraf).
2. Kelainan serabut retina, serat
yang pucat atau atrofi akan
berwarna hijau.
3. Tanda lainnya seperti perdarahan
peripapilar.
Optic disc yang normal: rasio C/D 0,2 Optic disc abnormal pada glaukoma:
rasio C/D > 0,5
PEMERIKSAAN GLAUKOMA
GONIOSKOPI

1. Mengevaluasi anatomi sudut


mata, appositional closure,
adanya sinekia anterior perifer.
2. Konfigurasi sudut: bentuk
kornea, pembesaran lensa.
3. Menentukan apakah sudut
terbuka, sempit, tertutup dan
untuk menyingkirkan kondisi lain
yang dapat menyebabkan
peningkatan TIO.
PEMERIKSAAN GLAUKOMA
PEMERIKSAAN LAPANG PANDANG

 Dinilai menggunakan perimeter.


Tatalaksana

MEDIKAMENTOSA:

1. Supresi pembentukan humor aqueous


- Beta-Blockers / β-adrenergic antagonists
o Produksi aqueous humor ↓
o Efek yang merugikan akibat absorpsi sistemik : cardiac output ↓, konstriksi bronkus,
bradikardi, blok jantung, dan hipotensi. Pada pemberian bentuk tetes mata dapat
menyebabkan oklusi punctal
o Contohnya timolol maleate, levobunolol, betaxolol, dan karteolol
- Alpha-adrenergic agonists
o Produksi dan resistensi aliran aqueous humor ↓
o Efek yang merugikan : mulut kering dan alergi
o Topikal (brimonidin dan apraklonidin) : mencegah peningkatan TIO kembali setelah
prosedur laser intraokular
Tatalaksana

MEDIKAMENTOSA:

1. Supresi pembentukan humor aqueous


- Carbonic Anhydrase Inhibitors
o Sekresi aqueous humor ↓
o Menghambat anhidrase karbonat di badan siliaris
o Bentuk oral (asetazolamid): cukup efektif menurunkan tekanan, tetapi memiliki efek
samping sistemik seperti malaise, parestesia, dan batu ginjal
o Topikal (dorzolamid or brinzolamid): kurang efektif dan durasi kerja lebih pendek
o Efek samping bentuk topikal: keratitis pungtata, asidosis, parestesia, mual, dan malaise
Tatalaksana

MEDIKAMENTOSA:

2. Fasilitasi aliran keluar humor aqueous


- Miotics / cholinergic agonists
o Pengeluaran aqueous humor ↑
o Kontraksi otot siliaris dan pengketatan jalinan trabekular
o Sfingter pupil  miosis.
o Efek merugikan: rasa sakit, menginduksi miopia, dan menurunkan penglihatan terhadap
cahaya redup.
o Contohnya pilokarpin, karbakol, phospholine iodide
- Epinephrines / adrenergic agonists
o Pengeluaran aqueous humor ↑
o Contohnya adrenalin, dipivefrin, brimonidine, dan apraklonidine
Tatalaksana

MEDIKAMENTOSA:

3. Penurunan volume korpus vitreus


- Hyperosmotic agents
o Gliserol, isosorbid, dan manitol
o Menurunkan TIO yang sangat tinggi dalam keadaan gawat darurat

4. Prostaglandin Analogs
 Pengeluaran aqueous humor ↑
 Melalui jalur drainase sekunder (jalur uveoskleral)
 Induksi metalloproteinase dalam badan siliaris  memecahkan matrik ekstraselular 
resistensi aliran melalui badan siliaris ↓
 Contohnya: latanoprost
Tatalaksana
LASER DAN PEMBEDAHAN:

1. Iridotomi laser
• Indikasi:
1. Blok pupil
2. Mencegah blok pupil pada mata kontralateral.
• Membentuk hubungan permanen antara bilik mata depan dan bilik mata belakang 
kekambuhan iris bombe dapat dicegah.
• KI:
1. Rubeosis iridis
2. Pasien yang mengkonsumsi antikoagulan sistemik.
• Komplikasi:
1. kerusakan kornea atau lensa,
2. ablasio retina,
3. perdarahan,
4. gejala visual.
Tatalaksana
LASER DAN PEMBEDAHAN:

2. Iridektomi
Tatalaksana
LASER DAN PEMBEDAHAN:

3. Trabekulektomi
Urutan Tatalaksana
Menurunkan TIO:
• Asetazolamid IV / oral
• Obat hiperosmotik & beta blocker topikal, kemudian pilokarpin 4% (1 tetes/15 menit selama 1-2 jam)
• Steroid topikal dosis tinggi  menurunkan kerusakan iris & jalinan trabekular
TIO terkontrol  iridotomi laser
Tidak berhasil  iridektomi
TIO tidak terkontrol  trabekulektomi

Glaukoma yang tidak diobati akan menyebabkan kebutaan


KOMPLIKASI
yang irreversibel.

Glaukoma sudut tertutup akut primer mempunyai


PROGNOSIS prognosis yang cukup baik jika dapat dideteksi dan
ditatalaksana secara dini.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai