Anda di halaman 1dari 14

STRATEGI AUDIT

KESELURUHAN DAN
PROGRAM AUDIT
Afnenda Kaffah 1118 30250
Maria Ade Sukma Purba 1118 30354
Anggi Permatasari 1118 30487
TAHAPAN DALAM
PERENCANAAN
AUDIT
Standar audit 300 tentang “Perencanaan Suatu Audit Atas Laporan Keuangan,” menyatakan bahwa tujuan
auditor adalah untuk merencanakan audit agar audit dapat dilaksanakan dengan efektif. Perencanaan
suatu audit mencakup penetapan strategi audit secara keseluruhan untuk perikatan audit dan
pengembangan rencana audit.
Ada delapan tahapan dalam proses perencanaan audit:
1. Penerimaan klien dan pembuatan rencana audit awal
2. Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien
3. Menilai risiko bisnis klien
4. Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan
5. Menetapkan materialitas dan menilai risiko audit yang dapat diterima dan risiko inheren
6. Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian
7. Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan
8. Menyusun strategi audit keseluruhan dan program audit
PROSEDUR-PROSEDUR
PENILAIAN RESIKO
Prosedur-prosedur untuk memperoleh pemahaman mengenai bisnis dan
lingkungannya, termasuk pengendalian internal, mencerminkan prosedur-
prosedur penilaian risiko yang dilakukan auditor untuk menilai kesalahan
penyajian material dalam laporan keuangan.

Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam standar audit (SA 315.5) yang
berbunyi sebagai berikut:
“Auditor harus melaksanakan prosedur penilaian risiko untuk menyediakan suatu
dasar bagi pengidentifikasian dan penilaian risiko kesalahan penyajian material
pada tingkat laporan keuangan dan asersi. Namun, prosedur penilaian risiko
semata tidak menyediakan bukti audit yang cukup dan tepat sebagai dasar opini
audit”.
PROSEDUR
AUDIT LEBIH
LANJUT
Prosedur audit lebih lanjut pada dasarnya adalah prosedur audit untuk
menguji pengendalian dan nilai-nilai rupiah transaksi dan akun. Ada istilah
“lebih lanjut” karena auditor sudah melakukan berbagai prosedur dalam
perencanaan audit sejak proses penerimaan klien.

Prosedur audit lebih lanjut meliputi:

 Prosedur audit untuk pengujian pengendalian


 Prosedur analitis substantif
 Prosedur audit untuk pengujian substantif transaksi
 Prosedur audit untuk pengujian saldo akun
Dalam merancang prosedur audit lebih lanjut, standar audit (SA 30.7) menetapkan bahwa auditor harus:

a. Mempertimbangkan dasar penilaian yang dilakukan atas risiko kesalahan penyajian material pada
tingkat asersi untuk setiap golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan, termasuk:

i. Kemungkinan kesalahan penyajian material yang disebabkan oleh karakteristik tertentu yang
relevan dengan golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan (contoh risiko inheren), dan\
ii. Apakah penilaian risiko memperhitungkan pengendalian yang relevan (contoh, risiko
pengendalian), dan dengan demikian menuntut auditor untuk memperoleh bukti audit untuk
menentukan apakah pengendalian berjalan efektif (contoh, auditor bermaksud untuk
mengendalikan efektivitas operasi pengendalian dalam menentukan sifat, saat dan luas prosedur
substantif)
b. Memperoleh bukti yang lebih meyakinkan Ketika auditor menilai risiko yang lebih tinggi
JENIS-JENIS
PENGUJIAN DALAM
PROSEDUR AUDIT
LEBIH LANJUT

Dalam mengembangkan rencana audit keseluruhan, auditor menggunakan lima jenis pengujian untuk
menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Auditor menggunakan prosedur
pengukuran risiko untuk menilai risiko salah saji material, yang digambarkan oleh gabungan antara
risiko bawaan dan risiko pengendalian. Empat jenis pengujian audit lainnya menggambarkan prosedur
audit lanjutan yang dilakukan untuk menghadapi risiko-risiko yang teridentifikasi. Prosedur Penilaian
Risiko terdiri dari: 1) Pengujian Pengendalian, 2) Pengujian Substantif Golongan Transaksi, 3) Prosedur
Analitis Substantif, 4) Pengujian Rinci Saldo.
1. PENGUJIAN PENGENDALIAN

Pemahaman auditor terhadap pengendalian internal digunakan untuk mengukur risiko pengendalian untuk
setiap tujuan audit transaksi. Pengujian pengendalian, baik secara manual atau pun secara otomatis, mencakup
jenis-jenis bukti berikut:
JUPITER is a gas giant and the
a. Mengajukan pertanyaan kepada personel klien yang sesuai biggest planet in our Solar System
b. Memeriksa dokumen, catatan, dan laporan
c. Melakukan pengamatan aktivitas pengendalian terkait
d. Melakukan-ulang prosedur-prosedur klien VENUS has a beautiful name and is
the second planet from the Sun
Auditor melakukan transaction walkthrough (mengikuti jejak transaksi) sebagai bagian dari prosedur untuk
memperoleh pemahaman yang dapat membantunya dalam menentukan apakah pengendalian telah dijalankan.
MERCURY is the smallest
Pengujian pengendalian juga digunakan untuk menentukan apakah pengendalian-pengendalian tersebutplanet in
efektif
our Solar System
yang biasanya mencakup suatu sampel transaksi.
Prosedur yang diterapkan auditor untuk menentukan apakah pengendalian otomatis telah
diterapkan bisa juga merupakan suatu pengujian pengendalian, apabila auditor memastikan
hanya terdapat risiko minimal bahwa pengendalian otomatis telah diubah sejak pemahaman
diperoleh. Selanjutnya tidak ada tambahan pengujian pengendalian yang diperlukan. Jumlah
bukti tambahan untuk pengujian pengendalian tergantung pada dua hal:
a. Banyaknya bukti yang diperoleh dalam memperoleh pemahaman tentang pengendalian
internal
b. Rencana pengurangan risiko pengendalian

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik
2. PENGUJIAN
SUBSTANTIF GOLONGAN
TRANSAKSI
Pengujian substantif adalah suatu prosedur audit yang dirancang untuk mendeteksi kesalahan penyajian material
pada tingkat asersi. Prosedur pengujian substantif terdiri dari:1.Pengujian substantif golongan transaksi,
2.prosedur analitis substantif, 3.pengujian rinci saldo akun.
 
Pengujian substantif golongan transaksi digunakan untuk menentukan apakah keenam tujuan audit transaksi telah
terpenuhi untuk setiap golongan transaksi. Apabila auditor yakin bahwa semua transaksi telah dicatat dengan
benar dalam jurnal dan telah diposting dengan benar, dikaitkan dengan keenam tujuan audit transaksi, maka bisa
diyakini bahwa jumlah total buku besar adalah benar. Auditor dapat melakukan pengujian pengendalian secara
terpisah dari pengujian-pengujian lainnya, tapi biasanya akan lebih efisien apabila hal tersebut dilakukan secara
bersamaan dengan pengujian substantif golongan transaksi.
3. PROSEDUR ANALITIS
SUBSTANTIF
Prosedur Analitis merupakan pengevaluasian terhadap informasi keuangan yang
dilakukan melalui analisis hubungan antara data keuangan dan data nonkeuangan.
Prosedur analitis meliputi perbandingan antara jumlah yang tercantum dalam
pembukuan dengan ekspektasi yang dikembangkan auditor. Prosedur analitis dilakukan
untuk tujuan sebagai berikut:

a. Perencanaan: Memahami bisnis klien dan mengidentifikasi kemungkinan salah saji.


b. Tahap Uji Substantif: Mengindikasikan kemungkinan terjadinya salah saji dalam
laporan keuangan dan
mendapatkan bukti audit yang nyata tentang asersi terkait saldo akun atau transaksi.
c. Tahap Penyelesaian Audit: Mengidentifikasi kenaikan atau penurunan tidak biasa
yang tidak terdeteksi dalam tahap sebelumnya dan untuk memastikan bahwa laporan
keuangan telah disajikan secara wajar.
Prosedur analitis tahap perencanaan biasanya berbeda dengan prosedur analitis tahap
penyelesaian. Sebagai contoh, pada tahap perencanaan, auditor menghitung rasio dengan
menggunakan data interim. Sedangkan, tahap penyelesaian atau pengujian saldo akhir,
auditor akan menghitung kembali rasio tersebut dengan menggunakan data setahun penuh.

Jika auditor percaya bahwa prosedur analitis yang dilakukan mengindikasikan


kemungkinan terjadinya salah saji, maka prosedur analitis tambahan dapat dilakukan atau
auditor memutuskan untuk memodifikasi pengujian terinci atas saldo. Sedangkan jika
auditor mengembangkan ekspektasi dengan menggunakan prosedur analitis dan
menyimpulkan bahwa saldo akhir akun tertentu auditan layak, maka pengujian rincian
saldo tertentu mungkin diabaikan atau mengurangi ukuran sampel yang dibutuhkan.
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik
4. PENGUJIAN
RINCI SALDO

Pengujian rinci saldo berfokus pada saldo akhir akun-akun buku besar, baik akun
neraca maupun akun laba-rugi. Pengujian saldo akhir sangat penting karena
biasanya bukti diperoleh dari sumber independen terhadap klien dengan tingkat
keyakinan yang lebih tinggi. Pengujian rinci saldo berguna bagi auditor dalam
menetapkan kebenaran jumlah uang dalam akun-akun untuk setiap jenis asersi.
Contohnya: Pengujian saldo-saldo akun piutang usaha (saldo akun per kostumer
dalam buku pembantu dan buku besar).
RINGKASAN JENIS-JENIS
PENGAUDITAN
• Pengujian Pengendalian membantu auditor dalam mengevaluasi apakah pengendalian
atas transaksi sudah cukup efektif untuk mendukung pengurangan penilaian risiko
pengendalian, sehingga memungkinkan untuk mengurangi pengujian substantif.
• Pengujian Substantif Atas Transaksi digunakan untuk memastikan bahwa transaksi yang
dicatat dalam jurnal telah sesuai dengan apa yang diposting di buku besar.
• Prosedur Analitis digunakan untuk meyakini kelayakan transaksi dan saldo buku besar
secara keseluruhan.
• Pengujian Rinci Saldo dilakukan untuk meyakini kebenaran atas saldo akun yang
diperiksa.

Dengan menggabungkan keseluruhan pengujian tersebut, auditor akan memperoleh tingkat


keyakinan yang lebih tinggi secara keseluruhan menyangkut transaksi dan akun-akun dalam
suatu siklus tertentu.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai