Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH RUTINITAS SENAM REMATIK TERHADAP

PENURUNAN TINGKAT NYERI PADA LANSIA


YANG MENDERITA REMATIK

KARYA ILMIAH KEPERAWATAN

MOESBIN ALI, S. Kep


NPM. 719630506

Pembimbing
 
(Zakiyah Yasin, S.Kep., Ns., M.Kep)
NIDN. 0720108501

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP
2020
Latar Belakang

Menurut WHO (2016) lansia dibagi 3 kategori yaitu usia lanjut 60 –


70 tahun, usia tua 75 – 89 tahun, usia sangat lanjut > 90 tahun
(Bandiyah, 2009).

Depkes RI membagi lansia menjadi 3 bagian yaitu kelompok menjelang


usia lanjut (45 – 54 tahun) sebagai masa vibrilitas, kelompok usia
lanjut (55 – 64 tahun) sebagai masa senium, dan kelompok usia lanjut
(›65 tahun) masa senium (Siregar, E 2015)
 Rematik merupakan penyakit yang menyerang sendi dan tulang atau
jaringan penunjang sekitar sendi. Bagian tubuh yang sering
diserang biasanya persendian pada jari, lutut, pinggul, dan tulang
punggung.
 Cara mudah untuk meringankan rasa nyeri serta mencegah
terjadinya penyakit rematik dengan sebuah metode gerak tubuh
atau latihan pergerakan sendi yang sering disebut dengan senam
rematik. Senam rematik merupakan latihan gerak untuk mencegah
dan memberikan efek terapi terhadap gejala penyakit rematik.
METODE
 Strategi pencarian artikel penelitian adalah menggunakan artikel
yang sesuai dengan topik yang diinginkan dengan menggunakan
data base yang mudah diakses dan diakui kualitasnya antara lain:
JKI (Jurnal Keperawatan Indonesia), Google Scholar, dan Portal
Garuda. Literature review ini mengambil lima artikel antara
tahun 2009 sampai dengan tahun 2018.
 Setelah dilakukan pemilahan didapat 10 artikel yang mendekati
topik yang dibahas. Selanjutnya, artikel dipilih kembali
berdasarkan kriteria yang ditentukan penulis. Kriteria tersebut
meliputi: jenis senam rematik, manfaat senam rematik pada
pasien lansia dengan diagnosa rematik.
Artikel penelitian yang ditelaah RINGAKASAN HASIL
berjumlah lima dan seluruhnya STUDI
Penelitian yang di ambil untuk
menggunakan kelompok kontrol
penyusunan Karya Ilmiah
dan berfokus pada
Keperawatan
pembandingan intervensi.

1. Erna Elfrida Simanjuntak


(2018)

2. Vivi Meliana Sitinjak


(2016)

3. Tri Susilowati (2017) 4. Erris serigar (2015)

5. Ridhyalla Afnuhazi
(2018)
ERNA ELFRIDA SIMANJUNTAK (2018)
bertujuan Untuk mengetahui pengaruh rutinitas senam rematik
terhadap penurunan tingkat nyeri pada lansia.
 Penelitian ini Yang menderita rematik sebanyak 40 lansia dan
pengambilan sampel berdasarkan keteria inklusi dan eksklusi
Sebanyak 20 lansia, melakukan latihan Senam rematik Yang
dianjurkan 3-5 kali seminggu, latihan berlangsung selama 30
menit dengan pengulangan 3-5 kali.

 Hasil penelitian menunjukkan Rekapitulasi pada penggolongan


tingkat nyeri menunjukkan bahwa terjadinya perubahan yang
sangat kecil sekali namun bila dilihat dari selisih nilai pada
beda nyeri pretest dan postest akan tampak perubahan yang
berarti pada tingkat nyeri. Penurunan nyeri rematik yang
dialami oleh lansia tergolong ringan berdasarkan skala nyeri.
Pelatihan bagi para lansia sangat efektif untuk menghindari
nyeri radang, sendi akibat gejala rematik.
VIVI MELIANA SITINJAK (2016)
penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui pengaruh senam rematik
terhadap perubahan skala nyeri pada lansia dengan osteoarthritis lutut.
 Penelitian ini yang menderita rematik Populasi sebanyak 35 orang
dibagi menjadi dua populasi terjangkau. Pada penelitian ini jumlah
responden yang digunakan sebanyak 24 orang responden yang dibagi
menjadi 12 orang responden kelompok perlakuan dan 12 orang
responden kelompok kontrol.
 Latihan atau olahraga yang dilakukan Senam rematik , pada kelompok
perlakuan dilakukan enam tahapan senam rematik selama 30 menit
sebanyak 3 kali dalam seminggu selama 2 minggu penelitian sedangkan
pada kelompok kontrol hanya dilakukan pengkajian skala nyeri sendi.
NEXT
 Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perubahan skala nyeri
sendi pada kedua kelompok berupa penurunan skala nyeri
sendi, meskipun tidak diberikan senam rematik tetapi skala
nyeri sendi kelompok control juga menurun dengan nilai
penurunan yang lebih rendah dibangdingkan kelompok
perlakuan. Terapi fisik dapat meningkatkan level beta endorvin
dalam tubuh. Istrahat mungkin meredakan nyeri tetapi hanya
menurunkan skala nyeri dengan rentang penurunan yang kecil
karena istrahat seperti tidur atau duduk diam tanpa
pergerakan tidak merangsang pelepasan endorvin. Penurunan
skala nyeri sendi diduga sebagai efek istrahat yang dilakukan.
TRI SUSILOWATI (2017)
Penelitian ini bertujuan untuk pengaruh senam rematik terhadap
kemandirian lansia dengan nyeri sendi dalam melakukan Activity Daily
Living (ADL).
 Penelitian ini terdiri dari 36 sampel yang memenuhi kriteria untuk
dijadikan responden, dibagi menjadi dua kelompok perlakuan dan
kelompok control. Latihan atau olahraga Pemberian senam rematik,
minimal 30 menit dan diberikan selama 3 kali dalam seminggu yaitu
hari senin, rabu dan jumat.
 Hasil penelitian Pada kelompok perlakuan mempunyai pengaruh
kemandirian terhadap lansia,beda dengan kelompok kontrol yang tidak
memiliki pengaruh kemandirian. Lansia yang mengikuti senam rematik
akan melakukan gerakan-gerakan yang meliputi kecepatan gerak sendi,
luas lingkup gerak sendi, dan kekuatan yang dihasilkan dari
pemanjangan dan pemendekan otot yang dapat meningkatkan
kemampuan gerak, fungsi, kekuatan dan daya tahan otot ( endurance),
kapasitas aerobik, keseimbangan, biomekanik sendi dan rasa posisi
sendi sehingga akan meningkatkan kemampuan dalam beraktivitas pada
lansia.
ERRIS SERIGAR (2015)
penelitian ini bertujuan Mengetahui atau melihat terhadap penurunan
tingkat nyeri pada lansia yang menderita rematik.
 Penelitian ini terdiri Seluruh lansia yang mengalami nyeri rematik yang
berjumlah 40 lansia. Latihan atau olahraga Senam rematik selama 30
menit sebanyak 3-5 kali dalam seminggu.

Hasil penelitian Latihan senam rematik mempunyai pengaruh yang


signifikan antara sebelum dan sesudah latihan. Selain dengan menggunakan
senam rematik, nyeri rematik juga bisa menurun dari daya koping lansia
yang mempengaruhi penurunan tingkat nyeri. Lansia dapat melakukan
kompres hangat didaerah yang nyeri atau juga bisa melakukan tekhnik
relaksasi atau menarik nafas dalam agar nyeri yang dirasakan lansia dapat
berkurang, tehnik menarik nafas dalam ini dilakukan saat lansia mengalami
nyeri lansia menutup mata dan berfokus pada daerah yang nyeri kemudian
tarik nafas dari hidup kelarkan dari mulut secara perlahan-lahan, ulangi
tehnik ini sampai nyeri yang dirasakan berkurang.
RIDHYALLA AFNUHAZI (2018)
 penelitian ini bertujuan Mengetahui atau melihat pengaruh
senam lansia terhadap perubahan nyeri persendian. Latihan
atau olahraga senam rematik minimal 30 menit dan diberikan
selama 3-5 kali. Penelitian ini terdiri Sejumlah 20 orang.
 Hasil penelitian Pada kelompok perlakukan mengalami
perubahan pada nyeri persendian pada besifat sangan subyektif
yang mempunyai manifestasi unik bagi masing-masing
individu. Nyeri berrat mengakibatkan terganggunya aktifitas
sehingga para lansia enggan melakukan aktivitas dan sering
untuk berdiam yang mengakibatkan penurunan kapasitas
fungsional tubuh sehingga para lanjut usia enggan mengikuti
senam lansia yang menyebabkan kekakuan tulang dan nyeri
sendi pada usia lanjut.
IMPLIKASI TERHADAP PRAKTIK KEPERAWATAN
 Latihan Senam Rematik di lakukan secara teratur
3 x dalam seminggu.

Kompres dengan air hangat daerah nyeri

 Tehnik relaksasi atau menarik nafas dalam agar


nyeri yang dirasakan lansia dapat berkurang
KESIMPULAN
 Kesimpulan yang dapat diambil dari artikel literature review ini
bahwa rutinitas senam rematik pada lansia yang menderita
rematik menunjukkan terdapat pengaruh Yang signifikan dalam
pemberian senam rematik terhadap pengurangan rasa nyaman
nyeri. Selain itu pasien rematik harus banyak melakukan
aktivitas seperti jalan santai, membersihkan rumah dan aktivitas
lainnya. Selain aktivitas pola makan juga penting untuk
diperhatikan agar kalsium dalam tubuh terpenuhi dan
melakukan olahraga ringan seperti senam agar otot-otot
didaerah persendia tidak kaku dan tidak mudah sakit.
SARAN
Menganjurkan pasien rematik untuk tetap melakukan aktivitas
fisik sesuai dengan tingkat kemampuannya

Berbagai macam latihan fisik yang dijelaskan seperti


pemanfaatan senam, berjalan selama 30 menit dapat
dimasukkan dalam intervensi keperawatan pada pasien rematik.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data dasar dan


acuan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian
tentang latihan fisik dengan sarana air di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai